Anda di halaman 1dari 63

1

KELAINAN TELINGA LUAR


Oleh
Aditha Fitrina Andiani
122011101049

Pembimbing
dr. Bambang Indra, Sp. THT

SMF/LAB ILMU KESEHATAN THT-KL


RSUD. Dr. Soebandi - Jember
2017
2

Anatomi Telinga Luar


3
Terdiri dari daun telinga (auricula) dan liang telinga
5
sampai membran timpani(1,2)
2
• Auricula terdiri atas tulang rawan elastin dan kulit.
4 7 1
• Liang telinga (canalis akustikus eksternus) berbentuk
huruf “S”
6
• 1/3 luar
(rangka tulang rawan/pars cartilagenous) 8
Folikel rambut, kelenjar sebasea, kelenjar serumenalis
• 2/3 dalam (rangka tulang) Gambar 1. Anatomi Telinga Luar (3)
Kelenjar keringat terdapat pada seluruh kulit liang telinga
1. Tragus
(CAE). 2. Krus heliks
3. Heliks
4. Krus anti heliks
5. Anti heliks
6. Anti tragus
7. Konka
8. Lobulus
3

Anatomi Telinga

Gambar 2. Anatomi Telinga (8)


4

Kelainan Daun Telinga Kelainan Liang Telinga


(Auricula) (CAE)
1. Kelainan Kongenital 1. Kelainan kongenital
• Fistula Preaurikular Atresia lubang telinga atau liang telinga
• Telinga Camplang (Bat’s Ear) tertutup oleh jaringan ikat
• Mikrotia 2. Serumen obsturans
2. Radang 3. Radang / otitis eksterna
• Eczema
• Sirkumskripta atau furunkel
• Impetigo
• Erisepelas • Difus
• Herpes zooster otikus, • Otomikosis
• Pseudo othematome/Pseudokista, • Otitis eksterna maligna
• Perikondritis • Herpes zooster otikus
3. Benjolan/Tumor
• Kista (penyakit Ramsay-Hunt)
• Keloid 4. Korpus alienum
5. Trauma (Othematome/Hematom)
5

KELAINAN KONGENITAL
6

Fistula Preaurikular (1)


• Kegagalan penggabungan tuberkel pertama&kedua.
• Sering ditemukan di depan tragus berbentuk bulat atau lonjong,
ukuran seujung pensil.
• Keluhan :
• Dari muara fistel sering keluar sekret dari kel.sebasea.
• Obstruksi atau infeksi  Pioderma / Selulitis fasial
• Menentukan panjang fistel  Fistulografi
• Terapi :
• Antibiotik
• Abses dilakukan insisi dan drainase.
• Pembedahan bila cairan keluar berkepanjangan, infeksi
Gambar 3. Fistula Preaurikular (9)
berulang  fistel diangkat seluruhnya  mencegah
kekambuhan

Gambar 2. Anatomi Telinga


7

Telinga Camplang (Bat’s Ear) (1)


• Bentuk abnormal daun telinga  kegagalan pelipatan antiheliks.
• Tampak daun telinga lebih lebar dan lebih berdiri.
• Secara fisiologik tidak terdapat gangguan pendengaran, tetapi dapat menyebabkan ganguan
psikis karena estetik.

Gambar 4. Telinga Camplang (10)


8

Mikrotia dan Atresia Liang Telinga(1)


• Mikrotiadaun telinga bentuknya lebih kecil dan tdk sempurna
• Sering disertai dgn atresia liang telinga, Jarang disertai kelainan telinga dalam.
• Etiologi : belum jelas faktor genetik, infeksi virus, intoksikasi kimia, obat teratogenik
• Biasanya unilateral, bila bilateral curiga sindroma kraniofasial
• Diagnostik : Pemeriksaan Fisik (Inspeksi)

Gambar 5. Grading Mikrotia dan Atresia Liang Telinga (11)


9

• Pemeriksaan Penunjang : Audiometrik dan Radiologik


• Tatalaksana:
• Tujuan operasi rekontruksi memperbaiki fungsi pendengaran, & kosmetik.
• Atresia liang telinga bilateral masalah utama ialah gangguan pendengaran dan
terlambatnya perkembangan berbahasa. Diagnosis tegak  pada pasien
dipasang alat bantu dengar sejak dini, baru setelah berusia 5 – 7 tahun
dilakukan operasi kanaloplasti.
• Atresia unilateral , dikerjakan setelah usia dewasa.
10

INFLAMASI PADA AURIKULA


Suatu reaksi tubuh terhadap invasi bahan infeksi, antigen atau
karena cedera fisik yang terdapat pada kulit, kartilago serta lapisan
jaringan ikat sekitarnya atau perikondrium aurikula.
11

Eczema
Dermatitis pada telinga (epidermis dan dermis) yang
melibatkan liang telinga, canalis dan concha.

1. stadium akut eritema, edema, vesikel atau bula


erosi dan eksudasi, tampak madidans.
2. Stadium subakut  edema dan eritema berkurang,
eksudat mengering menjadi krusta
3. stadium kronis  lesi tampak kering, skuama,
hiperpigmentasi, papul dan likenifikasi.

Bila aurikula terlibat cukup luas dan lesi tampaknya


meluas  kompres basah larutan solusio Burowi selama
24-48 jam, setelah itu gunakan salep dan solusio steroid.
Gambar 6. Eczema(12) bila curiga ada infeksi, dapat diberikan antibiotik topikal
12

Impetigo
Infeksi kontagiosa yang mengenai lapisan epidermis
superfisial.
Sering terjadi pada anak-anak >>

Penularan  jari yang kotor.


Lesi awal  bula kecil  ruptur atau pecah 
eksudat infektif berwarna kekuningan mengering
Komplikasi:
menjadi krusta keemasan.
Poststreptococcal glomerulonephritis (PSGN),
Cellulitis, dan infeksi Methicillin-resistant
Staphylococcus
Debridement aureus dengan salep antibiotik
 ditutup
(neomycin -anti-Stafilokokkus)

Gambar 7. Impetigo(13)
13

Erysipelas
Selulitis akut yang terlokalisasi namun meluas secara
superfisial pada aurikula  menginfeksi dermis

Nyeri dan pembengkakan


Lesi berupa penyebaran selulitis  warna merah iregular
dan berbatas tegas.

Komplikasi :
Limfangitis,abses,flegmon,nekrosis kulit

Gambar 8. Erysipelas(14) Tx : Antibiotik topikal dan sistemik.


Obat anti-streptokokkal dosis tinggi dapat dicoba,
Bila gagal  pemberian antibiotik intravena yang efektif
melawan β sterptokokkus
14

Herpes Zoster Otikus (1)


Infeksi virus pada telinga yang disebabkan oleh virus
varicella zoster.  menyerang satu/lebih dermatom saraf
kranial

Vesikel (muka, sekitar liang telinga), otalgia, Gambar 9. Herpes Zoster Otikus(15)
Nyeri terbakar salah satu telinga, sakit kepala, malaise,

Komplikasi :
- pada ganglion genikulatum dapat muncul disertai
parese facialis atau paralisis komplit.
- Tuli sensorineural

Oral steroid secara umum diberikan dan di tappering off


bila diberikan diatas 10-14 hari. Pengobatan dengan
acyclovir, famcyclovir dan valacyclovir telah ditunjukkan
keefektivannya dalam memperpendek fase penyebaran
virus dan mengurangi otalgia
Gambar 10. Herpes Zoster Otikus(16)
15

Pseudo othematome / Pseudokista (1)


• Timbunan cairan serous diantara perikondrium dan kondrium
• Etiologi belum diketahui , berisi serum
• Gejala klinis : bisa asimptomatis, benjolan di depan auricula dapat membesar 
dilakukan aspirasi insisi dan dibalut tekan agar perikondrium melekat kembali ke
tulang rawan. Jika perlekatan tidak sempurna dapat timbul kekambuhan

Gambar 11. Pseudo othematome(1)


16

Perikondritis (1, 17)


• Terjadi trauma / radang menyebabkan efusi serum/pus
diantara perikondrium dan kartilago telinga luar.
• Etiologi:
• Trauma akibat kecelakaan
• Operasi daun telinga yang terinfeksi
• Komplikasi pseudokista daun telinga
• Pseudomonas aeruginosa >>
• Gejala klinis:
• Aurikula membengkak, menjadi merah, terasa panas, nyeri tekan
• Terapi :
• insisi dan drainase cairan/pus dibawah perikondrium.
• Antibiotik parenteral dan topikal.
• Bila terjadi nekrosis tulang rawan, perlu eksisi dan drainase
dipertahankan
• Komplikasi,
• antibiotik gagal mengkerutnya auricula akibat hancurnya tulang
rawan menjadi kerangka auricula (Cauliflower Ear)

Gambar 17. Perikondritis (1)


17

SERUMEN OBTURAN
18

Definisi (1,4,6)
• Serumen adalah hasil produksi kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa, epitel kulit yang
terkelupas, dan kotoran/ debris yang ada pada bagian kortilaginosa liang telinga.

• Terdapat 2 tipe serumen, yaitu:


• Tipe Basah, tampak seperti madu dan dapat berubah warna menjadi lebih gelap karena
paparan.
• Tipe Kering, tampak bersisik.

• Dalam keadaan normal serumen terdapat di 1/3 luar liang telinga karena kelenjar tersebut
hanya ditemukan didaerah ini dan keluar dengan sendirinya dari liang telinga akibat migrasi
epitel kulit yang bergerak dari arah membrane timpani menuju keluar serta dibantu oleh
gerakan rahang sewaktu mengunyah

• Serumen obturans  Serumen yang menyumbat canalis auricula.


19

Fungsi (1,4,6)
1. Fungsi proteksi
2. Pengangkut debris epitel dan kontaminan untuk dikeluarkan
3. Fungsi melumasi dan mencegah kekeringan
4. Efek bakterisidal (dari komponen asam lemak, lisozim, dan
imunoglobulin dalam serumen)
20

Etiologi (1,4,6)
• Salah satu faktor yang menyebabkan serumen terkumpul dan mengeras di liang telinga
sehingga menyumbat adalah serumen terdorong oleh jari tangan atau ujung handuk
setelah mandi atau kebiasaan mengorek telinga.
• Telinga kemasukan air saat berenang atau mandi, sehingga serumen yang belum
menyumbat kanalis akan mengembang dan menyumbat kanalis

Gambar 18. Serumen (18)


21

Gejala (1,4,6)
penurunan intensitas pendengaran,
tinnitus (suara berdenging) bahkan vertigo.

Pemeriksaan Fisik (1,4,6)


Khusus pada serumen obturan, pemeriksaan otoskopi menunjukkan
adanya penyumbatan liang telinga (canalis acusticus eksterna) oleh
massa yang berwarna putih, kekuningan sampai hitam.
22

Penatalaksanaan (1,4,6)
• Serumen dapat diambil langsung dengan hook extraction atau diirigasi lebih dahulu.
Pembersihan serumen  Spooling Telinga (menggunakan air hangat atau H2O2)
bila tidak ada perforasi membran timpani

• Jika serumen keras dapat ditetesi dengan tetes karbogliserin 10% atau minyak zaitun
(oleum olivarum) , atau baby oil selama beberapa hari (3 hari sampai bisa beberapa
minggu) agar serumen melunak sehingga mudah diekstraksi
23

Komplikasi (1,4,6)
• Otitis eksterna (radang telinga luar)
• Laserasi kanalis
• Tuli Konduktif
• Kerusakan telinga tengah dan telinga dalam
24

KORPUS ALIENUM DI CAE


Benda asing yang ditemukan diliang telinga,bisa berupa benda mati ataupun
benda hidup (binatang,komponen tumbuh – tumbuhan/ mineral) (1,5)
25

Diagnosis (1,5)
Riwayat kejadian  anamnesa
• Merasa tidak enak ditelinga
• Telinga terasa tersumbat
• Pendengaran terganggu
• Nyeri telinga (otalgia) Tanda berkembangnya komplikasi telinga akibat
benda asing

Pemeriksaan fisik  otoskopi


• Benda asing ( mainan, serangga,dll)  terlihat jelas
• Khusus serumen obturan  pemeriksaan otoskopi  menunjukkan
penyumbatan liang telinga (canalis acusticus eksterna) oleh massa
berwarna kekuningan - hitam
26

Penatalaksanaan (1,5)
Prinsip:
Mengeluarkan benda asing harus hati – hati dan melihat langsung
corpal,bila kurang hati – hati atau bila pasien tidak kooperatif,beresiko
trauma yang merusak membran timpani atau struktur telinga tengah.

Gambar 19. Korpus Alienum di CAE (19)


27

Hewan (1,5)

• Bila hewan masih hidup diliang telinga,harus dimatikan dahulu dengan


meneteskan minyak kelapa/ minyak zaitun/ baby oil/ cairan (misalnya
larutan rivanol,atau obat anastesi lokal/lidokain) lebih kurang 10
menit,lalu kalau binatang mati,dikeluarkan dengan menggunakan
pinset atau diirigasi dengan air bersih yang hangat.
• Pada anak bila tidak kooperatif lebih baik dengan anastesi general

Baterai (1,5)

• Jangan dibasahi karena adanya efek korosif yang ditimbulkan.

Mainan (1,5)

• Mainan anak dapat tersangkut ke dalam CAE  Diekstraksi


hati-hati dengan small extraction hook. ( dilarang menggunakan
pinset/forceps telinga )
28

OTITIS EKSTERNA
Inflamasi canalis auditorius eksterna akut maupun kronis yang
disebabkan oleh Bakteri (Staphylococcus aureus, Staphylococcus
albus, E. Coli), Jamur, Virus (1,4,6)
29

Patofisiologi (1,4,6)
Faktor Predisposisi
• Perubahan pH kanalis yang biasanya asam menjadi basa
 proteksi terhadap infeksi menurun
• Peningkatan suhu dan kelembaban  kuman dan jamur mudah
tumbuh
• Trauma ringan karena berenang atau membersihkan telinga
secara berlebihan

Otitis eksterna eksematosa


• Akibat reaksi hipersensitivitas

Otitis eksterna seboroik


• Bagian dari dermatitis seboroik
30

Klasifikasi (1,4,6)
Otitis eksterna
sirkumskripta

Otitis eksterna
Akut
difus

Otitis Eksterna Otomikosis

Otitis eksterna
Kronis
maligna
31

• Manifestasi klinis: (1,4,6) • Diagnosis banding: (1,4,6)


• Nyeri telinga (otalgia) sedang-berat • Otitis media akut
• Pendengaran berkurang-hilang
• Miringitis bulosa
• Tinitus
• Demam
• Keluar discharge dari telinga (otorhea) • Penyulit: (1,4,6)
• Sakit saat mengunyah atau buka mulut • Perikondritis
• Dermatitis aurikularis
• Erisipelas
32

Otitis Eksterna
Sirkumkripta vs Difus
33

Otitis Eksterna Sirkumskripta (1,4,6) Otitis Eksterna Difus (1,4,6)

• Radang pada 1/3 liang telinga • Peradangan pada 2/3 bagian dalam
bagian luar yang terinfeksi pada liang telinga dan tidak terdapat
pilosebaseus sehingga membentuk furunkel
furunkel • Biasa disebut swimmer’s ear
• Etiologi • Etiologi:
• Staphylococcus aureus • Pseudomonas aeruginosa
• Staphylococcus albus • Epidemiologi:
• Pada cuaca panas dan lembap
34

Otitis Eksterna Sirkumskripta (1,4,6) Otitis Eksterna Difus (1,4,6)

• Manifestasi klinis: • Manifestasi klinis:


• Nyeri bertambah saat auricula digerakkan • Nyeri hebat
 khas • Nyeri tekan pada tragus
• Penurunan pendengaran(jika penuh) • Kulit liang telinga tampak hiperemis
• Nyeri lebih hebat • Sekret berbau dan tidak mengandung mucin
• Edema dengan batas tidak jelas

Gambar 20. Otitis Eksterna Sirkumskripta (20) Gambar 21. Otitis Eksterna Difus (1)
35

Otitis Eksterna Sirkumskripta (1,4,6) Otitis Eksterna Difus (1,4,6)

•Terapi tergantung kondisi penyakit: • Terapi:


• Jika abses, aspirasi steril • Pemberian tampon yang sudah
diberi antibiotik → kontak dengan
• Jika dinding furunkel tebal,
kulit telinga yang terinfeksi
insisi dan drainase
• Dan ditambah obat tetes telinga
• Juga diberikan antibiotik lokal :
• Jika tidak efektif diberi antibiotik
Polimixin B atau Bacitracin sistemik
• Sering perlu AB sistemik
• Analgetik
36

Otomikosis
37

Definisi (1,17) Etiologi (1,17)


Otomikosis (dikenal juga • Pityrosporum  menyebabkan
dengan Singapore Ear ), terbentuknya sisik yang menyerupai
ketombe dan merupakan predisposisi
infeksi telinga yang disebabkan otitis eksterna bakterialis.
oleh jamur, atau infeksi jamur, • Aspergillus
yang superficial pada kanalis • Kandida albikan
• Aktinomises
auditorius eksternus
Pertumbuhan dipermudah dengan
kelembaban yang tinggi.
Jamur ini tertahan terutama di stratum
korneum dan berproliferasi setelah fase
istirahat (dormant phase)
38

Gejala klinis (1,17)


• Rasa gatal keluhan yang sangat
menonjol bersama-sama dengan
• Rasa penuh di telinga dengan
penumpukan debris basah di
dalam liang telinga
• Otore (keluar cairan dari telinga),
Gambar 22. Otomikosis (21) • Otalgia (sakit pada telinga),
• Gangguan pendengaran dan
• Tinnitus

Gambar 23. Otomikosis di CAE (22)


39

Pemeriksaan fisik (1,17)


• Tampak massa putih keabu-abuan,
menyempit, lapisan seperti kertas
basah berbintik-bintik mengisi liang
telinga
• Konidiofor dari infeksi aspergilus
niger akan tampak sebagai bintik-
bintik hitam pada debris atau
sebagai filamen-filamen yang
menonjol di dinding liang telinga
Gambar 24. Otomikosis karena Aspergilus niger (23)
40

Terapi (1,17)
• Ear toilet  Cara/keadaan ini paling baik dilakukan dengan alat pengisap (suction) atau
diirigasi jika membran timpani tidak perforasi.

• Obat antifungal spesifik dapat dioleskan seperti


• Nistatin , efektif terhadap spesies kandida tapi kurang aktif melawan Aspergilus.
• Klotrimazol sangat efektif sebagai antifungal apabila dipakai sebagai krim 1% di liang telinga

• Larutan asam asetat 2 % dalam alkohol, dapat digunakan sebagai tetes telinga pada
penatalaksanaan otomikosis.

• Ioudium povidon 5% / Antibiotik + Steroid (tetes telinga)


41

Otitis Eksterna Maligna


42

Definisi (1,17) Epidemiologi (1,17)


Otitis eksterna maligna (otitis eksterna • Di Amerika serikat : > di daerah beriklim
nekrotikans) adalah infeksi difus di liang lembab dan basah
telinga luar dan struktur lain di • Laki-laki > perempuan
sekitarnya • Usia lanjut
• 99% mempunyai riwayat DM
• pH seruman lebih tinggi  lebih
mudah otitis eksterna
• Immunocompromize&mikroangiopati
 otitis eksterna berlanjut  otitis
eksterna berlanjut
• Jarang
43

Anamnesis (1,17) Gejala Klinis (1,17)


• Usia lanjut Gatal di liang telinga
• Keluhan: Otalgia menetap,meningkat
• Gatal di liang telinga
Sekret yang banyak
• Nyeri hebat (otalgia menetap,meningkat)
• Sekret banyak, otorea purulent menetap, granulasi.
• Sakit kepala dan trismus Pembengkakan liang telinga
• RPD : riwayat diabetes melitus Terkena saraf fasial 
• RPO: paresis/paralisis fasial
• Antibiotik dan obat tetes telinga
pada otitis eksterna tanpa
adanya perubahan gejala yang
bermakna
44

Pemeriksaan (1,17)
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang

• Laboratorium : Peningkatan jumlah leukosit, laju


• Kulit inflamasi, hiperemis, oedem, dan
endap darah, gula darah sewaktu.
tampak jaringan granulasi pada dasar
canalis akustikus eksternus. • Kultur sekret liang telinga: P. Aeruginosa (bakteri

• Sekret purulen di liang telinga aerob, gram negatif)

• Kelumpuhan saraf fasial • Radiologi : Dekstruksi tulang di sekitar dasar


tulang tengkorak dan meluas ke intrakranial.
• Histopatologi : Kartilago dikelilingi oleh jaringan
inflamasi dan tampak destruksi. , dinding
pembuluh darah : hialinisasi, tulang mastoid :
adanya sel – sel inflamasi akut
45

• Otitis eksterna maligna dengan tanda pus dari


nekrosis liang telinga dan osteomielitis progresif 
Pseudomonas Aeroginosa.
• Aurikula bengkak dan hilangnya arsitektur
tulang rawan yang merupakan karakteristik dari
chondritis
• DM  penebalan endotel, infeksi aktif  kesulitan
pengobatan adekuat

Gambar 25. Otitis Eksterna Maligna (24)


46

Stadium (17) Stadium I

Infeksi hanya terbatas pada jaringan lunak


berdasarkan luasnya dan kartilago.
kerusakan jaringan atau
tulang dan besarnya
Stadium II
komplikasi neurologik
yang terjadi Kerusakan jaringan lunak yang mulai meluas
dan terjadi destruksi tulang temporal.

Stadium III

Destruksi basis tengkorak yang ekstensif dan


meluas ke intrakranial.
47

Otitis Eksterna Maligna (1,17)


Diagnosis Banding Komplikasi

Herpes Zooster Otikus Abses Otak

Mastoiditis
Neuropati
Otitis Media Kronik

Tumor Ganas Tulang Meningitis


Temporal
48

Tatalaksana (1,17)

Diagnosis dini pada populasi resiko tinggi

Pemberian terapi antibiotik intravena jangka


panjang

Pembersihan liang telinga luar

Kontrol yang ketat terhadap DM & intervensi bedah


49

Penatalaksanaan (1,17)
Pengobatan: memperbaiki imunosupresi, pengobatan lokal pada liang telinga, terapi sistemik
AB jangka panjang dan intervensi bedah
• MRS min 4-6 minggu
• Gentamisin sulfat IM / tobramisin IM: 3-5/kgBB dibagi tiap 8 jam (awasi kadar
kreatinin, urin & pendengaran diperiksa secara periodik o.k gentamisin & tobramisin
bersifat nefrotoksik & ototoksik )
• Karbenisilin IV: 4-5 mg setiap 4 jam
• AB parenteral diteruskan 2 minggu sampai infeksi teratasi .
ciprofloxasin, ticarcillin-clavulanat, piperacillin (dikombinasi dengan
aminoglikosida), ceftriaxone,ceftazidine, cefepim (maxipime), tobramicin (kombinasi
dengan aminoglikosida), gentamicin (kombinasi dengan golongan penicillin)
50

• Bersihkan telinga setiap hari & olesi salep gentamisin. Diantara waktu
membersihkan, beri obat tetes gentamisin tiap 4-6 jam.
• Setelah terapi diberikan & infeksi terkontrol  pengangkatan jaringan granulasi
dengan anastesi lokal, kecuali perlu debrideman CAE
• Biasanya tak perlu pembedahan (mastoidektomi radikal) kecuali bila keadaan
pasien tak membaik walau diberi terapi medikamentosa
51

KERATOSIS OBTURANS
52

Definisi (1,6,7)
• Keratosis obturans, Ditandai dengan penumpukan deskuamasi epidermis di liang telinga, sehingga
membentuk gumpalan o.k terbentuknya sel epitel berlebihan dan tidak bermigrasi ke arah telinga luar 
menimbulkan rasa penuh serta kurang dengar.

• Kolesteatoma eksterna lesi non-neoplastik dari tulang temporal yang secara bertahap dapat
memperluas dan menyebabkan komplikasi oleh erosi tulang dari struktur di dekatnya/kantung epitel
skuamosa yang terisi debris keratin dalam telinga tengah.yang biasanya disertai dengan rasa nyeri
hebat akibat peradangan setempat. Erosi dapat sangat progresif memasuki rongga mastoid dan cavum
timpani.

Gambar 26. Keratosis Obturans (25) Gambar 27.Kolesteatoma eksterna (26)


53

Perbedaan (1)
Keratosis obturans Kolesteatoma eksterna

Umur Dewasa muda Tua


Penyakit terkait Sinusitis kronis (-)
Bronkieektasis
Nyeri Akut/Berat Kronis/nyeri tumpul
Gangguan Pendengaran Konduktif/sedang Tidak ada/ringan
Sisi telinga Bilateral Unilateral
Erosi tulang Sirkumferensial Terlokalisir di
posteroinferior
Kulit Telinga Utuh Ulserasi
Osteonekrosis Tidak ada Bisa ada
Otorea Jarang Sering/intermitter
54

Keratosis obturans (1,6,7) Kolesteatoma eksterna (1,6,7)

• Pemeriksaan : pelebaran liang • Sebab : migrasi epitel yang


telinga, hiperplasia dan radang salah dan invasi kolesteotoma
epitel, tidak ada erosi tulang ke tulang  periostitis.
• Terapi : • Terapi:
• pengangkatan gumpalan keratin • debridement tulang yang nekrosis
dan antiinflamasi bila perlu dilakukan kanalplasti dan
• Debris akibat radang dibersihkan timpanomastoidektomi untuk
berkala mencegah berlanjutnya erosi
tulang.
• Antibiotik
55

Penatalaksaan (1,6,7)
• Kontrol dengan melakukan pembersihan liang telinga secara periodik,
• Obat tetes telinga dari campuran alkohol atau gliserin dalam peroksid 3% 3x seminggu.
• Bila pasien telah mengalami erosi tulang liang telinga  tindakan bedah dengan
melakukan tandur jaringan ke bawah kulit untuk menghilangkan gaung di dinding liang
telinga.
• Indikasi operasi:
• Destruksi tulang meluas ke telinga tengah
• Erosi tulang pendengaran’
• Kelumpuhan saraf fasialis
• Fistel labirin
• Otore berkepanjangan
56

AURICULAR TRAUMA
57

Epidemiologi (1,4)
• 2/3 kasus terjadi pada usia 11 – 40 tahun
• Perbandingan L : P = 2 : 1
• Biasanya disebabkan :
1. Kecelakaan lalu lintas (43%)
2. Kecelakan dirumah (33%)
3. Perkelahian (14%)
• Pada anak-anak, sering dikarenakan abrasi
58

Othematome/ Hematoma Auricula (1,4)

• Perdarahan di antara kartilago dan


perikondriumnya.
• Jika trauma lebih dari 10 hari, hampir tdak bisa
kembali normal, karena jika darah yang
terkumpul banyak  membentuk jaringan
fibrosis  menarik jaringan sekitarnya dan
membentuk telinga bunga kol (cauliflower ear).

Gambar 28. Othematome (27)


59

Patofisiologi (1,4)
• Perlukaan pada aurikular penggeseran
perikondirum dari kartilagonya

• Merobek pembuluh darah di sekitar


perikondirum

• Iskemik  nekrosis dari kartilago

• Terakumulasinya darah di ruang


subperikondral  HEMATOM AURIKULAR
60

Tata Laksana (1,4)

Tujuan dari pengobatan aurikular hematom :


1. Evakuasi hematom pada ruang subperikondral dan
mencegah terakumulasinya darah kembali
2. Insisi dan drainase
3. Fiksasi, dapat dilakukan balut tekan pada telinga
61

TERIMA KASIH
62

Daftar Pustaka
1. https://doktermuslim.com/wp-content/uploads/2016/07/otitis-eksterna-difusa.jpg
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8. https://id.scribd.com/doc/285098462/Anatomi-Telinga
9. https://www.kompasiana.com/harjo/kelainan-itu-bernama-fistula-preaurikular-
kongenital_55116898a333111e49ba7d38
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17. Kapita selekta
18.
63

19.
20. https://id.scribd.com/doc/285098462/Otitis-eksterna-sirkumskripta
21. http://wijaya.penyebabpenyakit.net/wp-
content/uploads/2016/09/Otomikosis.jpg
22. https://i2.wp.com/dokudok.com/wp-content/uploads/featured-
otomikosis.jpg?fit=320%2C248
23. https://dephicamunis.files.wordpress.com/2011/06/otomycosis_090601.jpg
24. https://image.slidesharecdn.com/malignantotitisexxterna-
160412171505/95/malignant-otitis-externa-14-638.jpg?cb=1460481384
25. https://www.omicsonline.org/articles-images/otolaryngology-Septic-
keratosis-obturans-6-283-g004.png
26. http://medicastore.com/image_penyakit/2016.05.131.cholesteatoma.jpg
27. https://www.lamedecinedusport.com/wp-content/uploads/2016/07/MDS123-
Figure-2-Othematome.jpg

Anda mungkin juga menyukai