Pembimbing
dr. Bambang Indra, Sp. THT
Anatomi Telinga
KELAINAN KONGENITAL
6
Eczema
Dermatitis pada telinga (epidermis dan dermis) yang
melibatkan liang telinga, canalis dan concha.
Impetigo
Infeksi kontagiosa yang mengenai lapisan epidermis
superfisial.
Sering terjadi pada anak-anak >>
Gambar 7. Impetigo(13)
13
Erysipelas
Selulitis akut yang terlokalisasi namun meluas secara
superfisial pada aurikula menginfeksi dermis
Komplikasi :
Limfangitis,abses,flegmon,nekrosis kulit
Vesikel (muka, sekitar liang telinga), otalgia, Gambar 9. Herpes Zoster Otikus(15)
Nyeri terbakar salah satu telinga, sakit kepala, malaise,
Komplikasi :
- pada ganglion genikulatum dapat muncul disertai
parese facialis atau paralisis komplit.
- Tuli sensorineural
SERUMEN OBTURAN
18
Definisi (1,4,6)
• Serumen adalah hasil produksi kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa, epitel kulit yang
terkelupas, dan kotoran/ debris yang ada pada bagian kortilaginosa liang telinga.
• Dalam keadaan normal serumen terdapat di 1/3 luar liang telinga karena kelenjar tersebut
hanya ditemukan didaerah ini dan keluar dengan sendirinya dari liang telinga akibat migrasi
epitel kulit yang bergerak dari arah membrane timpani menuju keluar serta dibantu oleh
gerakan rahang sewaktu mengunyah
Fungsi (1,4,6)
1. Fungsi proteksi
2. Pengangkut debris epitel dan kontaminan untuk dikeluarkan
3. Fungsi melumasi dan mencegah kekeringan
4. Efek bakterisidal (dari komponen asam lemak, lisozim, dan
imunoglobulin dalam serumen)
20
Etiologi (1,4,6)
• Salah satu faktor yang menyebabkan serumen terkumpul dan mengeras di liang telinga
sehingga menyumbat adalah serumen terdorong oleh jari tangan atau ujung handuk
setelah mandi atau kebiasaan mengorek telinga.
• Telinga kemasukan air saat berenang atau mandi, sehingga serumen yang belum
menyumbat kanalis akan mengembang dan menyumbat kanalis
Gejala (1,4,6)
penurunan intensitas pendengaran,
tinnitus (suara berdenging) bahkan vertigo.
Penatalaksanaan (1,4,6)
• Serumen dapat diambil langsung dengan hook extraction atau diirigasi lebih dahulu.
Pembersihan serumen Spooling Telinga (menggunakan air hangat atau H2O2)
bila tidak ada perforasi membran timpani
• Jika serumen keras dapat ditetesi dengan tetes karbogliserin 10% atau minyak zaitun
(oleum olivarum) , atau baby oil selama beberapa hari (3 hari sampai bisa beberapa
minggu) agar serumen melunak sehingga mudah diekstraksi
23
Komplikasi (1,4,6)
• Otitis eksterna (radang telinga luar)
• Laserasi kanalis
• Tuli Konduktif
• Kerusakan telinga tengah dan telinga dalam
24
Diagnosis (1,5)
Riwayat kejadian anamnesa
• Merasa tidak enak ditelinga
• Telinga terasa tersumbat
• Pendengaran terganggu
• Nyeri telinga (otalgia) Tanda berkembangnya komplikasi telinga akibat
benda asing
Penatalaksanaan (1,5)
Prinsip:
Mengeluarkan benda asing harus hati – hati dan melihat langsung
corpal,bila kurang hati – hati atau bila pasien tidak kooperatif,beresiko
trauma yang merusak membran timpani atau struktur telinga tengah.
Hewan (1,5)
Baterai (1,5)
Mainan (1,5)
OTITIS EKSTERNA
Inflamasi canalis auditorius eksterna akut maupun kronis yang
disebabkan oleh Bakteri (Staphylococcus aureus, Staphylococcus
albus, E. Coli), Jamur, Virus (1,4,6)
29
Patofisiologi (1,4,6)
Faktor Predisposisi
• Perubahan pH kanalis yang biasanya asam menjadi basa
proteksi terhadap infeksi menurun
• Peningkatan suhu dan kelembaban kuman dan jamur mudah
tumbuh
• Trauma ringan karena berenang atau membersihkan telinga
secara berlebihan
Klasifikasi (1,4,6)
Otitis eksterna
sirkumskripta
Otitis eksterna
Akut
difus
Otitis eksterna
Kronis
maligna
31
Otitis Eksterna
Sirkumkripta vs Difus
33
• Radang pada 1/3 liang telinga • Peradangan pada 2/3 bagian dalam
bagian luar yang terinfeksi pada liang telinga dan tidak terdapat
pilosebaseus sehingga membentuk furunkel
furunkel • Biasa disebut swimmer’s ear
• Etiologi • Etiologi:
• Staphylococcus aureus • Pseudomonas aeruginosa
• Staphylococcus albus • Epidemiologi:
• Pada cuaca panas dan lembap
34
Gambar 20. Otitis Eksterna Sirkumskripta (20) Gambar 21. Otitis Eksterna Difus (1)
35
Otomikosis
37
Terapi (1,17)
• Ear toilet Cara/keadaan ini paling baik dilakukan dengan alat pengisap (suction) atau
diirigasi jika membran timpani tidak perforasi.
• Larutan asam asetat 2 % dalam alkohol, dapat digunakan sebagai tetes telinga pada
penatalaksanaan otomikosis.
Pemeriksaan (1,17)
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang
Stadium III
Mastoiditis
Neuropati
Otitis Media Kronik
Tatalaksana (1,17)
Penatalaksanaan (1,17)
Pengobatan: memperbaiki imunosupresi, pengobatan lokal pada liang telinga, terapi sistemik
AB jangka panjang dan intervensi bedah
• MRS min 4-6 minggu
• Gentamisin sulfat IM / tobramisin IM: 3-5/kgBB dibagi tiap 8 jam (awasi kadar
kreatinin, urin & pendengaran diperiksa secara periodik o.k gentamisin & tobramisin
bersifat nefrotoksik & ototoksik )
• Karbenisilin IV: 4-5 mg setiap 4 jam
• AB parenteral diteruskan 2 minggu sampai infeksi teratasi .
ciprofloxasin, ticarcillin-clavulanat, piperacillin (dikombinasi dengan
aminoglikosida), ceftriaxone,ceftazidine, cefepim (maxipime), tobramicin (kombinasi
dengan aminoglikosida), gentamicin (kombinasi dengan golongan penicillin)
50
• Bersihkan telinga setiap hari & olesi salep gentamisin. Diantara waktu
membersihkan, beri obat tetes gentamisin tiap 4-6 jam.
• Setelah terapi diberikan & infeksi terkontrol pengangkatan jaringan granulasi
dengan anastesi lokal, kecuali perlu debrideman CAE
• Biasanya tak perlu pembedahan (mastoidektomi radikal) kecuali bila keadaan
pasien tak membaik walau diberi terapi medikamentosa
51
KERATOSIS OBTURANS
52
Definisi (1,6,7)
• Keratosis obturans, Ditandai dengan penumpukan deskuamasi epidermis di liang telinga, sehingga
membentuk gumpalan o.k terbentuknya sel epitel berlebihan dan tidak bermigrasi ke arah telinga luar
menimbulkan rasa penuh serta kurang dengar.
• Kolesteatoma eksterna lesi non-neoplastik dari tulang temporal yang secara bertahap dapat
memperluas dan menyebabkan komplikasi oleh erosi tulang dari struktur di dekatnya/kantung epitel
skuamosa yang terisi debris keratin dalam telinga tengah.yang biasanya disertai dengan rasa nyeri
hebat akibat peradangan setempat. Erosi dapat sangat progresif memasuki rongga mastoid dan cavum
timpani.
Perbedaan (1)
Keratosis obturans Kolesteatoma eksterna
Penatalaksaan (1,6,7)
• Kontrol dengan melakukan pembersihan liang telinga secara periodik,
• Obat tetes telinga dari campuran alkohol atau gliserin dalam peroksid 3% 3x seminggu.
• Bila pasien telah mengalami erosi tulang liang telinga tindakan bedah dengan
melakukan tandur jaringan ke bawah kulit untuk menghilangkan gaung di dinding liang
telinga.
• Indikasi operasi:
• Destruksi tulang meluas ke telinga tengah
• Erosi tulang pendengaran’
• Kelumpuhan saraf fasialis
• Fistel labirin
• Otore berkepanjangan
56
AURICULAR TRAUMA
57
Epidemiologi (1,4)
• 2/3 kasus terjadi pada usia 11 – 40 tahun
• Perbandingan L : P = 2 : 1
• Biasanya disebabkan :
1. Kecelakaan lalu lintas (43%)
2. Kecelakan dirumah (33%)
3. Perkelahian (14%)
• Pada anak-anak, sering dikarenakan abrasi
58
Patofisiologi (1,4)
• Perlukaan pada aurikular penggeseran
perikondirum dari kartilagonya
TERIMA KASIH
62
Daftar Pustaka
1. https://doktermuslim.com/wp-content/uploads/2016/07/otitis-eksterna-difusa.jpg
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8. https://id.scribd.com/doc/285098462/Anatomi-Telinga
9. https://www.kompasiana.com/harjo/kelainan-itu-bernama-fistula-preaurikular-
kongenital_55116898a333111e49ba7d38
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17. Kapita selekta
18.
63
19.
20. https://id.scribd.com/doc/285098462/Otitis-eksterna-sirkumskripta
21. http://wijaya.penyebabpenyakit.net/wp-
content/uploads/2016/09/Otomikosis.jpg
22. https://i2.wp.com/dokudok.com/wp-content/uploads/featured-
otomikosis.jpg?fit=320%2C248
23. https://dephicamunis.files.wordpress.com/2011/06/otomycosis_090601.jpg
24. https://image.slidesharecdn.com/malignantotitisexxterna-
160412171505/95/malignant-otitis-externa-14-638.jpg?cb=1460481384
25. https://www.omicsonline.org/articles-images/otolaryngology-Septic-
keratosis-obturans-6-283-g004.png
26. http://medicastore.com/image_penyakit/2016.05.131.cholesteatoma.jpg
27. https://www.lamedecinedusport.com/wp-content/uploads/2016/07/MDS123-
Figure-2-Othematome.jpg