JURNAL READING
Disusun oleh:
Ghuiranda Syabannur Ramadhan
122011101043
Pembimbing:
dr. Gogot Suharyanto, Sp.OG
Abstrak
Proses persalinan dan hasilnya dapat dipengaruhi oleh paritas ibu. Hal ini
dapat dibuktikan secara grafis menggunakan suatu alat pengukuran yang tidak
mahal, yaitu partograf WHO yang telah dimodifikasi. Plotting pada partograf
tersebut dapat digunakan untuk mengenali dan mencegah timbulnya komplikasi
selama persalinan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui serta
membandingkan perjalanan persalinan dan hasilnya pada ibu hamil primigravida
dengan multigravida. Alat pemantauan proses persalinan pada penelitian ini
adalah partograf WHO yang telah dimodifikasi.
Penelitian ini telah dilaksanakan di rumah sakit SSG, Baroda mulai bulan
Agustus 2012 hingga bulan Juli 2013. Sebanyak 124 ibu hamil primigravida dan
124 ibu hamil multigravida dimasukkan ke dalam subyek penelitian berdasarkan
kriteria inklusif dan eksklusif. Perjalanan persalinan dimulai dari kala 1 fase aktif
kemudian dinilai dan di catat dalam partograf WHO yang telah dimodifikasi.
Hasil dari penelitian ini mencakup: durasi kala 1 fase aktif dan kala 2, kecepatan
dilatasi servikal/progres cervicometric, angka kejadian induksi persalinan, angka
kejadian persalinan secara operasi, dan dampak persalinan terhadap neonatus
(skor APGAR, lama perawatan di NICU dan berat badan lahir).
Didapatkan hasil durasi kala 1 fase aktif (5.07 jam) dan kala 2 (33.57
menit) lebih lama pada primigravida dibanding pada ibu hamil multigravida (3.78
jam dan 22.86 menit) . Hal ini ditandai dengan proses persalinan yang lebih lama
berdasarkan ploting pada partograf WHO yang telah dimodifikasi. Kecepatan
dilatasi servikal pada primigravida adalah sebesar 1.22 + 0.287 cm/jam dimana
hal ini lebih lama dibanding dengan multigravida yaitu sebesar 1.65 + 0.408
cm/jam. Selain itu angka kejadian kelahiran melalui bedah sesar lebih banyak
terjadi pada primigravida dibanding pada multigravida (16.93% dibanding
3.22%).
Pendahuluan
Risiko selama persalinan terutama ditentukan oleh riwayat obstetri. Risiko
persalinan ini lebih banyak ditemukan pada ibu hamil primipara. Persalinan yang
memanjang dan terhambat merupakan salah satu penyebab mortalitas maternal
dan perinatal yang dapat dicegah. Pencegahan salah satunya diawali dengan
pengenalan awal tanda-tanda disproporsi cefalo-pelvis. Selain itu, untuk
mencegah timbulnya risiko persalinan tersebut, maka digunakan partograf untuk
membantu memantau persalinan dan menentukan waktu yang tepat untuk merujuk
pasien atau waktu memberikan intervensi. Partograf telah dimodifikasi oleh WHO
agar dapat digunakan di rumah sakit. Partograf ini tidak dapat digunakan untuk
memantau proses persalinan yang masih dalam fase laten. Selain itu, grafik
plotting dimulai dari dilatasi serviks sebesar 4 cm. Grafik plotting ini dimulai dari
dilatasi serviks sebesar 4 cm untuk mencegah adanya intervensi pada ibu hamil
multigravida dengan serviks patulous yang masih belum dalam persalinan. Pada
penelitian ini, kami menggunakan partograf WHO yang telah dimodifikasi untuk
mendeteksi perbedaan proses dan hasil persalinan pada ibu hamil primigravida
dibanding dengan ibu hamil multigravida.
Metode
Persetujuan Etik
Hasil
Rata- rata durasi fase aktif kala satu pada primigravida adalah 5.07 + 1.24
jam sedangkan rata-rata durasi fase aktif kala satu pada multigravida adalah 3.78
+ 1.16 jam. Rata-rata durasi kala 2 pada primigravida dalam penelitian ini adalah
33.57 + 9.50 menit, sedangkan rata--rata durasi kala 2 pada multigravida adalah
22.86 + 6.38 menit.
Tidak terdapat perbedaan berat badan lahir yang signifikan antara bayi
yang dilahirkan oleh ibu primigravida dengan bayi dari ibu multigravida.
Sebanyak 11 neonatus dari ibu primigravida dan sebanyak 2 neonatus dari
multigravida memiliki skor Apgar <7 pada menit ke-0,1 dan 5.
Persentase bayi dari ibu primigravida yang harus dirawat di NICU adalah
sebesar 14.51%, sedangkan pada multigravida adalah sebesar 3.22%. dari 18
neonatus dari ibu primigravida, 8 di antaranya dirawat di NICU hanya dalam
waktu 24 jam dan kemudian dipindah ke rawat gabung bersama ibu. Bayi tersebut
di rawat di NICU karena pada saat melahirkan, ketuban ibu mekoneum yang
disertai dengan skor Apgar yang rendah atau terdapat tanda-tanda distres nafas.
Diskusi
Penelitian oleh Kunal Shhinde et al. yang juga dilakukan pada populasi
yang mirip dengan penelitian ini menggunakan partograf WHO yang telah
dimodifikasi menunjukkan bahwa kecepatan dilatasi servikal pada ibu hamil
multigravida adalah sebesar 1.7cm/jam. Kecepatan dilatasi tersebut lebih besar
dibanding pada ibu hamil primigravida, yaitu sebesar 1.3cm/jam. Hasil penelitian
tersebut mirip dengan hasil pada penelitian ini. Pada penelitian lain, Aboyeji et al.
menunjukkan bahwa kecepatan dilatasi pada ibu hamil primigravida adalah
sebesar 1.76cm/jam, dimana hasil penelitian tersebut lebih besar dibanding pada
penelitian ini. Perbedaan tersebut mungkin karena adanya perbedaan ras antara
penelitian tersebut dengan penelitian ini, penelitian tersebut dilakukan pada
penduduk Afrika. Ibu hamil primigravida tersebut memiliki kecepatan dilatasi
servikal yang lebih rendah jika dibandingkan dengan multigravida.
Asfiksia neonatus lebih sering terjadi pada bayi dari ibu hamil
primigravida (8.87% dibanding 1.61% pada multigravida) tanpa memperhatikan
proses persalinan yang mengindikasikan bahwa pemantauan terhadap janin pada
ibu hamil primigravida harus dilakukan secara hati-hati di semua kala persalinan.
Pada penelitian ini, tingginya angka perawatan bayi di NICU dari ibu hamil
primigravida (14.51% dibanding 3.22% dari ibu multigravida) sesuai dengan hasil
penelitian oleh Malkiel et al. (15.7% dibanding 0% pada multigravida). Tingginya
angka perawatan bayi pada primigravida di NICU pada penelitian ini disebabkan
oleh tingginya angka kejadian asfiksia neonatus dan lambatnya proses persalinan.
Kesimpulan
Referensi
5. Shinde KK, Bangal VB, Singh RK. Study of course of labour by Modified
WHO partograph International Journal of Biomedical and advance research.
2012;03:391-6.
9. Ijaiya MA, Aboyeji AP, Fakeye OO, Balogun OR, Nwachukwu DC, Abiodun
MO. Pattern of cervical dilatation among parturients in Ilorin, Nigeria. Ann Afr
Med. 2009;8:181-4.
10. Avishay Malkiel, Pnina Mor RN, Haim Aloni, Efraim Gdansky, Sorina
Grisaru-Granovsky. Primiparity: A Traditional Intrapartum Obstetric Risk
Reconfirmed. Israel Medical Association Journal. 2008;10:508-11