Oleh:
Izaratul Haque
Silvi Ahmada Chasya
Calysta Citra Sekar Sari
112011101045
122011101095
122011101067
Pembimbing :
dr. Alif Mardijana, Sp.KJ
BAB I. PENDAHULUAN
Anoreksia nervosa ditandai sebagai gangguan yaitu orang menolak untuk
mempertahankan berat badan normal minimal, rasa takut yang hebat akan
kenaikan berat badan, dan kesalahan menginterpretasikan tubuh dan bentuknya
yang signifikan. Lebih lanjut, anoreksia nervosa ditandai dengan gangguan citra
tubuh yang menonjol dan terus menerus mengejar kekurusan, sering sampai titik
kelaparan. Kira-kira sebagian orang-orang ini kehilangan berat badan drastis
dengan mengurangi asupan total makanan, dan beberapa diantara mereka
mengikuti program olahraga yang berlebihan. Sebagiannya lagi juga berusaha
melakukan diet berlebihan tetapi kehilangan kendali. Gangguan ini jauh lebih
menonjol pada wanita dibandingkan laki-laki dan biasanya memiliki onset selama
remaja. Hasil akhir dari anoreksia nervosa adalah bervariasi dan terentang dari
pemulihan spontan sampai perjalanan yang hilang dan timbul sampai ke kematian.
(1)
jangka pendek, tapi anoreksia biasanya merupakan penyakit kronis yang datang
dan menghilang atau memburuk seiring waktu.
Gangguan anoreksia nervosa biasanya berkembang di masa dewasa ataupun
dewasa akhir, gangguan ini umumnya mulai muncul pada masa remaja dan
dewasa awal ketika tuntutan untuk menjadi kurus sangat kuat. Seiring dengan
meningkatnya tekanan sosial semakin meningkat pula tingkat gangguan makan.
Kira kira 0,5% (1:200) wanita di lingkungan kita mengidap anoreksia nervosa.
Penelitian terhadap mahasiswi menunjukkan bahwa mungkin 1 diantara 2 dari
mereka makan berlebih dan memuntahkannya setidaknya satu kali. Jumlah
penderita anoreksia pada pria sekitar sepersepuluh jumlah wanitanya.
DEFINISI
Anoreksia (anorexia) berasal dari bahasa Yunani an-, yang artinya tanpa
dan orexis artinya hasrat untuk. Anoreksia memiliki arti tidak memiliki hasrat
untuk (makan).
Anoreksia nervosa adalah gangguan makan yang mengancam jiwa yang
ditandai dengan penolakan klien untuk mempertahankan berat badan normal yang
minimal, gangguan persepsi yang bermakna tentang bentuk atau ukuran tubuh
atau menolak untuk mengakui bahwa ada masalah. Anoreksia nervosa merupakan
EPIDEMIOLOGI
Gangguan makan dalam berbagai bentuk telah dilaporkan pada sampai 4
persen pelajar remaja dan dewasa muda. Anoreksia nervosa telah dilaporkan lebih
sering terjadi pada beberapa decade belakangan ini dibandingkan di masa lalu,
dengan meningkatnya laporan gangguan pada anak perempuan prapubertas dan
pada laki-laki. Usia yang tersering untuk onset gangguan adalah pada awal 20
tahun. Anoreksia nervosa diperkirakan terjadi pada kira-kira 0,5 sampai 1 persen
gadis remaja. Gangguan ini terjadi 10 sampai 20 kali lebih sering pada wanita
disbanding laki-laki. Prevalensi wanita muda yang memiliki beberapa gejala
anoreksia nervosa tetapi tidak memenuhi kriteria diagnostik diperkirakan adalah
mendekati 5 persen. Walaupun gangguan awalnya dilaporkan paling sering terjadi
pada kelompok kelas yang tinggi, survey epidemiologi terakhir tidak
menunjukkan distribusi tersebut. Tampaknya gangguan ini paling sering pada
negara yang maju, dan mungkin ditemukan dengan frekuensi tertinggi pada
wanita muda yang profesinya memerlukan kekurusan, seperti model dan penari
balet.(1,2)
C.
ETIOLOGI
Faktor biologis, sosial, dan psikologis adalah yang terlibat dalam penyebab
b. Faktor sosial
Pasien anoreksia nervosa mendapat dukungan atas perbuatan mereka
melalui tekanan masyarakat akan olahraga dan kekurusan. Tidak ada kelompok
keluarga yang spesifik untuk anoreksia nervosa, tetapi beberapa bukti
menunjukkan bahwa pasien ini memiliki hubungan yang dekat tetapi bermasalah
dengan orang tuanya. Didalam keluarganya dengan anak yang memiliki gangguan
makan, terutama makan berlebihan atau subtipe mengeluarkan kembali, mungkin
terdapat tingkat permusuhan, kekacauan, dan isolasi yang tinggi, serta tingkat
empati dan pengasuhan yang rendah. Seorang remaja dengan dengan gangguan
makan berat mungkin cenderung menjauhkan perhatian dari hubungan
perkawinan yang tidak nyaman.
c. Faktor psikologis
Anoreksia nervosa tampak sebagai reaksi terhadap tuntutan yang
mengharuskan remaja untuk berperilaku lebih mandiri dan meningkatkan fungsi
sosial serta seksualnya. Pasien dengan gangguan ini mengganti preokupasi
mereka, yang menyerupai obsesi, terhadap makan dan kenaikan berat badan untuk
mengejar kesetaraan dengan remaja normal lainnya. Pasien seperti ini khasnya
tidak memiliki rasa autonomi dan kemandirian. Banyak yang merasa tubuh
mereka berada dibawah kendali orang tua mereka, sehingga melaparkan diri
mungkin menjadi suatu upaya mendapatkan predikat sebagai orang yang unik dan
special. Hanya melalui tindakan disiplin diri yang luar biasa, pasien anorektik
mengembangkan rasa autonomi dan kemandirian.
D.
atau
perilaku
mengeluarkan
kembali
makanannya
sedikitnya
tiga
bulan
perempuan
dianggap
mengalami
berturut-turut.
amenore
(seorang
jika
periode
spesifik
dimana
ketakutan
gemuk
terus
menerus
endokrin
yang
meluas,
melibatkan
merasakan
interpretasi
awal
seolah-olah
seseorang
2) FARMAKOTERAPI
Studi farmakologi belum belum berhasil menemukan obat yang
menghasilkan perbaikan yang pasti untuk gejala inti anoreksia nervosa.
Sejumlah laporan mendukung penggunaan cyproheptadine (periactin),
suatu obat dengan antihistaminic dan antiserotonergik, untuk pasien
dengan tipe anoreksia nervosa yang membatasi. Amitriptyline juga telah
dilaporkan memberikan manfaat. Obat lain yang telah dicobakan kepada
pasien anoreksia nervosa dengan beragam hasil seperti clomipramine
(anafranil), pimozide (orap), dan chlorpromazine (thorazine). Percobaan
fluoxetine (Prozac) dalam beberapa laporan menyebabkan kenaikan berat
badan, dan serotonergik memberikan respon positif di masa mendatang.
Pada pasien anoreksia nervosa dengan gangguan depresif yang juga ada,
keadaan depresif harus diterapi. Terdapat kekhawatiran mengenai
pengguanaan obat trisiklik pada pasien depresi dengan berat badan rendah
dan anoreksia nervosa, yang mungkin rentan terhadap hipotensi, aritmia
jantung, dan dehidrasi. Jika status gizi yang adekuat telah diperoleh, risiko
efek samping serius obat trisiklik mungkin berkurang. Pada beberapa
kasus, depresi membaik disertai penambahan berat badan dan status gizi
normal.
G. PROGNOSIS
Perjalanan gangguan anoreksia nervosa sangat beragam pemulihan
spontan tanpa terapi, pemulihan setelah berbagai terapi, perjalanan kenaikan berat
badan yang berfluktuasi disertai kekambuhan, perjalanan gangguan yang secara
bertahap memburuk sehingga terjadi kematian yang disebabkan komplikasi
kelaparan. Sebuah studi terkini yang meninjau ulang subtipe pasien anorektik
menemukan bahwa pasien anorektik tipe membatasi tampak lebih kecil
kemungkinannya untuk pulih daripada mereka yang memiliki tipe makan
berlebihan. Terdapat respon jangka pendek yang baik pada pasien yang menjalani
hampir semua program terapi rumah sakit. Meskipun demikian, pada mereka yang
kembali mendapatkan berat badan yang cukup, preokupasi terhadap makanan dan
berat badan sering berlanjut, hubungan sosial sering buruk, dan depresi sering
terjadi. Umumnya prognosis tidak baik. Studi menunjukkan suatu kisaran angka
mortalitas dari 5 hingga 18 persen.(2)
Studi hasil 10 tahun di Amerika Seikat menunjukkan bahwa kira-kira
seperempat dari pasien pulih sempurna dan setengah lainnya sangat membaik dan
berfungsi dengan baik. Seperempat lainnya mencakup angka mortalitas
keseluruhan 7 persen dan mereka berfungsi buruk dengan keadaan kronis berat
badan kurang.(2)
H. KOMPLIKASI
Berhubungan dengan penurunan berat badan :
Kaheksia : hilangnya lemak, massa otot, penurunan metabolisme tiroid
(sindrom T3 rendah), intoleransi dingin, dan sulit mempertahankan temperatur
inti tubuh.
Jantung : hilangnya otot jantung, jantung kecil, aritmia jantung, termasuk
kontraksi premature atrium dan ventrikel, perpanjangan transmisi berkas HIS
(perpanjangan interval QT, bradikardia, takikardia ventricular, kematian
mendadak.
Pencernaan-gastrointestinal: perlambatan pengosongan lambung, kembunng,
konstiopasi, nyeri abdomen.
Reproduktif : Amenore, kadar leutenizing hormone (LH) dan follicle
stimulating hormone (FSH) yang rendah.
Dermatologis: lanugo (rambut halus tumbuh di seluruh tubuh), edema.
Hematologys : leucopenia.
Neuropsikiatri : sensasi kecap yng abnormal ( mungkin karena defesiensi dari
seng ), depresi apatetik, gangguan kognitif ringan.
Rangka osteoporosis. Berhubungan dengan mencahar ( muntah dan
penyalahgunaan laksatif).
Metabolisme : kelainan
elektrolit,
terutama
alkalosis
hipokalemik,
DAFTAR PUSTAKA
1. M.D.Sadock, James Benyamin; Sadock Virginia Alcott, Gangguan Makanan,
Kaplan & Sadock Sinopsis of psychiatric, Edisi VII, Lippincott Williams and
Wilkins, New York, 2002
2. Kaplan H.I, Saddock B. J, Virgina, A. Buku Ajar Psikiatri Klinis Edisi 2,
Penerbit Buku Kedokteran : EGC, Jakarta, 2010
3. American Psychiatric Association. Diagnostic and Statiscical Manual of
Mental Disorder, 4th ed. Text rev.Washington, DC: American Psychiatric
Association 2000
4. http://www.medscape.com/anorexia/viewarticle/768838_2
5. Maslim, Rusdi. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III,
Penerbit Bagian Ilmu Penyakit Jiwa FK-Unika Atmajaya, Jakarta : 2003
6. Maslim, Rusdi. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik (Psychotropic
Medication);2003