Anda di halaman 1dari 4

ARTIKEL KEBAHASAAN

RISMA MARYANI
MATEMATIKA TINGKAT IB

TANAMKAN BAHASA IBU SEDINI MUNGKIN!!


Oleh : Risma Maryani

Anak merupakan anggota masyarakat yang merupakan generasi penerus bangsa, dan
dipersiapkan pendidikannya untuk kemajuan di masa depan. Sebagian orang mengatakan
bahwa anak ibarat kertas kosong, yang dapat diisi dan terisi oleh hal-hal yang berada
disekeliling lingkungan tempat tinggalnya dimana anak tumbuh dan berkembang. Oleh
karena itulah saya disini ingin mengungkapkan beberapa hal mengenai pendidikan bahasa
untuk anak-anak dari sejak dini. Seiring kemajuan jaman yang sudah semakin pesat dan
semakin terbukanya jalur-jalur komunikasi dapat memungkinkan kebudayaan Nasional
dengan mudahnya memudar, oleh sebab itu kita harus menanamkan kecintaan anak-anak
akan warisan nenek moyang kita, salah satunya yaitu terhadap bahasa leluhur atau bahasa ibu
yang sudah dipakai sejak lama.
Bahasa ibu (bahasa asli, bahasa pertama mother tongue dalam bahasa Inggris) adalah
bahasa pertama yang dipelajari oleh seseorang. Dan orangnya disebut penutur asli dari
bahasa tersebut. Biasanya seorang anak belajar dasar-dasar bahasa pertama mereka dari
keluarga mereka. Kepandaian dalam bahasa asli sangat penting untuk proses belajar
berikutnya, karena bahasa ibu dianggap sebagai dasar cara berpikir. Bahasa ibu sering
dianggap remeh oleh masyarakat karena tertinggal dan tidak modern. Padahal, bahasa ibu
merupakan alat yang ampuh dalam membuat anak memahami mata pelajaran serta menguasai
Bahasa Indonesia.
Kepandaian yang kurang dari bahasa pertama seringkali membuat proses belajar
bahasa lain menjadi sulit. Misalnya saja di tanah Pasundan bahasa daerahnya bahasa Sunda,
bahasa daerah yang ada di Indonesia seperti bahasa Jawa, bahasa Batak, bahasa Ambon,
bahasa Sunda dan bahasa-bahasa daerah lainnya. Karena saya berasal dai tanah sunda, maka
bahasa ibu atau bahasa daerah yang ingin diungkapkan disini adalah bahasa Sunda. Sebagai
orang Sunda saya merasa prihatin dengan keaadaan sekarang, orang Sunda jarang sekali
menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa Ibu. Apakah ini karena kemajuan jaman? atau
karena tidak adanya dukungan dari pemerintah dan masyarakatnya?
Oleh karena itulah sudah menjadi tugas kita semua untuk bisa mendidik anak atau
mengenalkan anak dengan bahasa ibunya, sehingga anak-anak tidak merasa aneh, heran dan
bahkan keberatan karena susah menggunakan bahasa ibu. Saya yakin ini memang merupakan
tugas yang berat dan tidak mudah, sehingga memerlukan dukungan dan dorongan dari semua
komponen masyarakat termasuk pemerintah daerah memperhatikan perkembangan bahasa
ibu atau bahasa daerahnya.
Pada tanggal 21 Februari UNESCO (United Nation Education Scientific and Curtural
Organization) menetapkan sebagai hari bahasa ibu Internasional. hal ini mencerminkan
bahwa bahasa-bahasa daerah di seluruh dunia telah mengalami kemunduran dan kepunahan.
Apakah kita yang sekarang masih bisa memelihara dan melestarikan bahasa daerah?
atau hanya akan diam saja tanpa melakukan apapun?
Tentunya kita harus merubah serta menanamkan bahasa ibu pada anak-anak, kerena
bahasa Ibu merupakan bahasa yang penting dan agar bahasa Ibu tidak punah. Jika dilihat dari
sudut pandang seorang ibu, tentunya seorang ibu harus mendidik anak sewaktu kecil dengan
bahasa Ibu dengan cara menggunakan bahasa daerah dimana anak itu tinggal suapaya anak
tersebut terbiasa dengan bahasa Ibu yang telah dipakai oleh ibunya sehari-hari. Orang-orang
disekeliling pun sangat mempengaruhi bahasa yang digunakan oleh anak. Selain keluarga,
tetangga dan sanak saudaran pun sangat berpengaruh pada bahasa yang digunakan seorang
anak. Dan jika dilihat dari sudut pandang sebagai guru yang mengajar disekolah, seorang
guru tentunya harus bisa menyesuaikan penggunaan bahasa yang digunakan di sekolah sesuai
dengan bahasa daerah sekolah tersebut, hingga dapat membantu anak untuk lebih menguasai
bahasa daerah. Karena dengan sendirinya akan membantu anak untuk mengerti mata
pelajaran bahasa Nasional atau bahasa Indonesia.
Inginkah bahasa Ibu punah? Jika tidak, mari kita semua mengutamakan bahasa ibu
kepada anak diusia sedini mungkin. Karena bahasa Ibu tidak menimbulkan kerugian bagi
anak.
No. Kesalahan Perbaikan Keterangan
1. TANAMKAN BAHASA Tanamkan Bahasa Ibu Judul artikel ditulis dengan
IBU SEDINI Sedini Mungkin!! huruf 3apital pada huruf
MUNGKIN!! paling depan di setiap
kata.
2. Disekeliling lingkungan Di sekeliling tempat  Setiap kata depan di-
tempat tinggalnya tinggalnya harus ditulis terpisah
jika menunjukkan
tempat.
 Kalimat tidak efektif.
3. dari sejak dini Sejak dini  Terdapat pemborosan
kata ‘dari’ yang sama
artinya dengan kata
‘sejak’.
4. Seiring kemajuan jaman Seiring kemajuan zaman  Jaman bukan kata
yang sudah semakin pesat yang semakin pesat baku, yang benar
adalah ‘zaman’.
 Kalimat tidak efektif
5. jalur-jalur komunikasi dapat jalur-jalur komunikasi Sebaiknya kata ‘dapat’
memungkinkan memungkinkan dihapuskan, karena
pemborosan kata.
6. bahasa pertama yang Bahasa pertama yang Konjungsi ‘dan’ tidak
dipelajari oleh seseorang. dipelajari oleh seseorang dapat digunakan pada awal
Dan orangnya disebut dan orangnya disebut kalimat.
penutur asli dari bahasa penutur asli dari bahasa
tersebut. tersebut.
7. bahasa daerah yang ingin bahasa daerah yang ingin Tanda yang digunakan
diungkapkan disini adalah diungkapkan disini adalah seharusnya tanda “koma”,
bahasa Sunda. Sebagai bahasa Sunda, sebagai bukan “titik”.
orang Sunda saya.... orang Sunda saya....
8. sehingga anak-anak tidak sehingga anak-anak tidak Sebaiknya kata ‘bahkan’
merasa aneh, heran dan merasa aneh, heran dan dihapuskan, karena
bahkan keberatan karena keberatan karena susah pemborosan kata.
susah menggunakan bahasa menggunakan bahasa ibu.
ibu.
9. tugas yang berat dan tidak Tugas yang berat Kata ‘berat’ dan kata
mudah, ‘tidak mudah’ memiliki
arti yang sama.
10. hal ini mencerminkan Hal ini mencerminkan Kata pada awal kalimat
bahwa bahasa-bahasa bahwa bahasa-bahasa harus menggunakan huruf
daerah di seluruh dunia daerah di seluruh dunia kapital.
telah mengalami telah mengalami
kemunduran dan kemunduran dan
kepunahan. kepunahan.
11. Apakah kita yang sekarang Apakah kita masih bisa Kata “yang sekarang”
masih bisa memelihara dan memelihara dan lebih baik dihapus, karena
melestarikan bahasa melestarikan bahasa pemborosan kata.
daerah? daerah?
12. atau hanya akan diam saja atau hanya akan diam Kata ‘diam’ memiliki arti
tanpa melakukan apapun? saja? yang sama dengan ‘tidak
melakukan apapun’
13. ....anak-anak, kerena bahasa ....anak-anak, karena  Kesalahan ejaan dalam
Ibu merupakan bahasa yang kata ‘kerena’, kata
bahasa Ibu merupakan
penting dan agar bahasa Ibu yang seharusnya adalah
tidak punah. bahasa yang penting ‘karena’
sehingga bahasa Ibu tidak  Kata “dan agar” kurang
tepat dalam kalimat.
punah.
14. suapaya anak tersebut Supaya anak tersebut  Kesalahan ejaan dalam
terbiasa kata ‘suapaya’, kata
terbiasa
yang seharusnya adalah
‘supaya’
15. Orang-orang disekeliling Orang-orang di sekeliling Setiap kata depan di- harus
ditulis terpisah jika
menunjukkan tempat.

16. Dan jika dilihat dari sudut dan jika dilihat dari sudut Konjungsi ‘dan’ tidak
pandang sebagai guru yang dapat digunakan pada awal
pandang sebagai guru
mengajar disekolah, kalimat.
yang mengajar disekolah,
17. hingga dapat membantu sehingga dapat membantu Kata ‘hingga’ kurang tepat
dalam kalimat.

Anda mungkin juga menyukai