Anda di halaman 1dari 8

A.

LESI ORAL KRONIS

Pemphigus Vulgaris
Pemphigus Vulgaris adalah suatu penyakit vesikulobulosa yang berpotensi fatal
pada kulit dan mukosa. Pemphigus Vulgaris merupakan tipe paling umum dari
pemphigus intraoral namun jarang ditemukan, biasanya terjadi antara usia 30 dan
50 tahun. Dapat dijumpai pada pasien lebih muda atau lebih tua, tetapi jarang
terjadi pada pasien di atas usia 60 tahun.
Etiologi
Mekanisme terjadinya lesi pada pemphigus vulgaris berkaitkan dengan antibodi
klas IgG dan juga kerusakan desmosome, dimana antibodi tubuh bertindak
melawan DSG3 (mukosa), DSG 3 dan DSG 1 (mukosa dan kulit).
Gambaran Klinis
1. Lesi pada mulut dimulai dengan suatu bula dengan dasar yang tidak
meradang, cepat pecah. Sering ditemukan pada mukosa bukal, palatum dan
gingival.
2. Lesinya terjadi akibat destruksi dalam lapisan sel spinosum.
3. Lesi berbentuk bula berdinding tipis pada kulit atau mukosa normal. Bula
ini dengan cepat akan pecah dan terus meluas di bagian perifernya dan
akhirnya akan menghasilkan suatu daerah yang luas dan terkelupas dari
kulit tersebut.
4. Tanda khas nicolsky positif.

Oral Finding
lesi oral adalah tanda pertama lesi mulai pada mukosa bukal, sering di daerah
trauma. Mukosa palatal dan gingiva adalah tempat keterlibatan umum lainnya
dapat juga terjadi pada lidah. Umumnya untuk lesi oral terjadi selama berbulan-
bulan sebelum lesi kulit muncul.

Diagnosis Banding
 Erythema multiforme
 Pemphigoid Membran Mukosa (Cicatrical)
 Erosive lichen planus
 Reaksi obat
 Paraneoplasik pemphigus

Figure 1 Pemphigus Vulgaris

Pemphigus Vegetans
Merupakan varian yang relatif jinak daripada pemphigus vulgaris, dimana pasien
menunjukkan kemampuan sembuhnya pada daerah yang sudah mengalami
denudasi. Etiologi dari Pemphigus Vegetan yaitu penyakit autoimun. Ada 2
bentuk pemphigus vegetan yang sudah dikenal yaitu :

a. Jenis Neumann
Jenis Neumann lebih sering terjadi dan lesi yang dini akan terlihat mirip dengan
lesi yang dijumpai pada pemphigus vulgaris dengan bula yang besar dan daerah
yang mengalami denudasi. Daerah tersebut akan berusaha untuk sembuh dengan
membentuk vegetasi dari jaringan granulasi heperplastik.
b. Jenis hallopeau.
Pada jenis haallpeau, lesi dininya berbentuk pustula bukan bula. Pustula ini
disusul dengan verukosa, vegetasi hiperplastik.

Gambaran Klinis
1. Lesi mulut sering dijumpai pada kedua bentuk dari pemphigus vegetan.
2. Lesi gingival digambarkan sebagai ulser seperti kisi-kisi dengan permukaan
purulen dengan dasar yang merah. Lesi gingivanya memiliki gambaran
granular atau batu kerikil.
3. Lesinya dapat juga terdapat pada mukosa bukal dan sublingual.
4. Lesi gingival memiliki dasar kemerahan dan memiliki suatu permukaan
yang kusut dengan bercak-bercak putih

Figure 2 Pemphigus Vegetans

Paraneoplastik Pemphigus
Etiologi
antibodi menghancurkan desmogleins (sel-sel yang membentuk struktur
terbentuknya kulit), plakins (bagian cari desmosome), dan α-macroglobulin-like-
protein.
Gambaran Klinis
 Blister dan erosi yang parah pada kulit dan mukosa
 Lesi dapat melibatkan sampai epitel pernafasan
 Lesi terus berlanjut dari minggu ke bulan

Oral Findings
 Ulkus oral dan eritema
 menyakitkan.
 Lesi sering meradang dan nekrotik
 Lesi dapat terjadi pada: bibir, lidah, dan palatum mole
 Hemoragik krusta pada bibir adalah

Diagnosis Banding
 Linchen planus
 Erythematous Multiform
 TEN

Figure 3 Paraneoplastik Pemphigus

Cycatrical Pemphigoid
Pemphigoid membran mukosa adalah penyakit subepithelial autoimmune kronik
yang mempengaruhi membran mukosa dari pasien di atas usia 50 tahun,
menyebabkan ulserasi pada mukosa dan jaringan parut. Lesi mulut merupakan
tanda yang paling sering ditemukan dan mulut mungkin merupakan satu-satunya
tempat yang terserang. Diawali dengan erosi non spesifik yang mirip dengan
pemphigus atau sebagai vesikel yang utuh. Tidak jarang dijumpai erosi pada pipi
dan vesikel pada palatum. Merupakan penyakit yang terjadi lebih lambat
dibanding pemphigus dan lesinya lebih kecil dan jarang yang meluas. Lesi
gingival digambarkan sebagai suatu bentuk gingivitis deskuamatif.

Etiologi
Autoantibodi melawan protein di zona membran basalis , bertindak dengan
menghancurkan komplemen (C3) yaitu glikoprotein.

Manifestasi Klinis
 Pasiem lebih dari 50 th
 Wanita lebih sering dari pada pria
 80% terjadi pada mukosa oral
 Dapat terjadi pada konjungtiva
 Pada kornea juga dapat terjadi dan bisa menyebabkan kebutaan 15%
 Lesi dapat terjadi pula pada genita dan menyebabkan rasa sakit serta disfungsi
seksual
 Dapat terjadi pada laring dan mengakibatkan: rasa sakit, suara serak dan
kesulitan bernafas
 Dapat pula terjadi pada esophagus yang menyebabkan disfangia
 Lesi kulit biasanya pada daerah kepala dan leher 20-30%

Oral Findings
Pada lesi oral biasanya tidak disertai dengan adanya jaringan parut. Dapat terjadi
pada palatum, mukosa bukal dan lidah.

Figure 4 Cicatrical Pemphigoid

Gingivitis deskuamatif adalah manisfestasi yang paling umum dengan gambaran:


 Lesi berwarna merah cerah (eritema)
 Lesi menyerupai erosi pada linchen planus dan phempigus vulgaris
 Dan terdapat vesikel
Treatment
Perawatan pemphigoid membran mukosa tergantung berat dari gejalanya. Ketika
lesi terbatas pada mukosa oral, kortikosteroid sistemik akan menekan
pembentukannya, tetapi klinisi harus mempertimbangkan manfaat dan bahaya
dari efek yang ditimbulkan obat tersebut. Pasien dengan penyakit yang ringan
harus dirawat dengan steroid topikal dan intralesional.

Ketika terapi topical atau intralesional tidak berhasil, terapi dapsone mungkin
dibutuhkan. Dalam kasus yang berat steroid sistemik mungkin dibutuhkan 40-60
mg prednisone untuk mengontrol penyakit dan dosisnya harus dikurangi secara
perlahan-lahan sampai mencapai dosis terendah untuk mengontrol gejala-
gejalanya.
B. Lesi Tunggal
 Ulkus Traumatikus

Ulkus Traumatikus
Ulkus traumatikus merupakan lesi ulserasi yag terbentuk karena destruksi
jaringan epitel disebabkan karena trauma. Trauma dapat bersifat kronis ataupun akut
yang menyebabkan kerusakan pada epitel dan jaringan di bawahnya. Jenis trauma
dapat berasal dari mekanis, kimiawi, dan termal.

Figure 5 Ulkus traumatikus


1) Trauma Mekanis/Fisik, yang termasuk antara lain:
- Tergigit saat makan atau mengunyah
- Pemakaian alat prosthodontics (cangkolan gigi tiruan yang tajam,
sayap protesa terlalu panjang, serta ujung protesa yang tajam)
- Mukosa berkontak dengan tepi gigi yang tajam, sisa akar yang
tajam, malposisi gigi yang ekstrim
- Penggunaan alat orthodonti (kawat yang menusuk, bracket yang
menonjol)
- Iatrogenic (penekanan saliva ejector yangterlalu keras dan lama,
injeksi anestesi local yang menimbulkan trauma jaringan lunak)
2) Trauma Kimiawi
- Pemakaian obat-obatan yang bersifat kaustik yang digunakan di
rongga mulut.
- Medikasi perawatan endodontic, misalnya formokresol, eugenol,
fenol, silvet nitrat, fosfor, dll.
3) Trauma Termal
- Merokok
- Penggunaan instrument dental yang dipanaskan
- Makanan atau minuman yang terlalu panas
- Electrical burns

Gambaran Klinis:

Ulkus traumatikus tunggal merupakan variasi yang paling sering terjadi


dengan diameter mulai dari beberapa millimeter sampai dengan beberapa sentimeter
tergantung jenis paparan dan traumanya. Bentuk ulser bervariasi dari bulat, oval,
memanjang, atau bentuk tidak beraturan. Region mulut yang terkena sangat
bervariasi, yang paling sering yaitu pada mukosa bukal, lidah, mukosa labial,
muccobucofold, gingiva, dan palatum. Derajat keparahan ulkus traumatikussangat
tergantung dari penyebab, force, infeksi sekunder, daya tahan tubuh, dan penyakit
sistemik.

Histopatologi:

Kondisi histopatologis pada dasar ulkus memperlihatkan ketebalan yang


bervariasi, terdapat jaringan granulasi, dan inflamasi limfosit, serta neutrophil dan
plasma sel. Pada inflamasi akut terdapat banyak sel PMN di jaringan ikat, pada
inflamasi kronis akan terlihat lebih banyak sel makrofag, limfosit, plasma sel. Pada
fase penyembuhan terlihat lebih banyak jaringan granulasi, dan proliferasi fibrolast,
lebih sedikit makrofag, limfosit, dan plasma sel yang terlibat.

Diagnosis:

Ditegakkan dengan anamnesis yang cermat.

Penatalaksanaan:

Pada dasarnya ulkus traumatikus akan sembuh sendiri dengan berjalannya waktu
setelah penyebab dihilangkan, karena faktor terpenting dalam penatalaksanaannya
adalah menghilangkan etiologi trauma.

Untuk mengurangi nyeri dapat diberikan obat kumur yang mengandung anestesi,
misalnya:

1) Viscous lidocaine
2) Dyclonin HCL
3) Hydroxypropille cellulose

untuk mencegah infeksi sekunder diberikan antiseptic berupa Chlorhexidine gluconate


0,2%

Anda mungkin juga menyukai