Anda di halaman 1dari 13

Ulkus mulut

A. Definisi
Ulkus adalah defek lokal atau ekskavasi permukaan jaringan atau organ yang lebih dalam dari
epitel
B. Etiologi
- Infeksi
- Gangguan Sistemik : kelainan darah, saluran pencernaan, kulit
- neoplasma
- Trauma : seperti luka bakar
- Obat-obatan
C. Epidemiologi
Sering mengenai wanita usia dibawah 45 tahun
D. Diagnosis
a. Anamnesis
a. Sejak kapan ulkus tersebut muncul (onset)?
b. Apakah ulkus tunggal atau multiple (jumlah)?
c. Dimanakah lokasi ulkus tersebut? (Pada ulkus akibat trauma, umumnya pada lateral
lidah, mukosa bibir, atau pipi pada daerah oklusal)
d. Berapa lama durasi dari ulkus tersebut? (Pada ulkus dengan kausa lokal, durasinya lebih
singkat, sekitar 7-14 hari)
e. Apakah ulkus tersebut setelah diobati dapat muncul kembali (rekuren atau tidak)?
f. Apakah terdapat rasa nyeri pada ulkus tersebut?
g. Apakah terdapat gejala-gejala lain seperti demam, malaise, nyeri kepala, anorexia,
penurunan berat badan, diare, dan sebagainya?

Kemudian, untuk mengetahui penyebab dari ulkus tersebut perlu ditanyakan riwayat
pasien sebelum dan selama timbulnya ulkus, sebagai berikut:
1. Riwayat trauma:
a. Tergigit secara tidak sengaja Pada pasien yang mengalami trauma kronis, ulkus yang
terbentuk berbatas tegas dengan whitish keratotic halo
b. Kekerasan
c. Paparan dengan benda panas (makanan atau cairan panas), bahan kimia (menahan
obat kumur di dalam mulut dalam waktu yang lama), dan radiasi
2. Penggunaan obat-obatan, baik topikal maupun sistemik
3. Kebiasaan membersihkan mulut secara benar atau tidak
4. Penggunaan aplikasi orthodontis, paling sering gigi palsu , terutama yang baru
5. Riwayat merokok
6. Sensitifitas terhadap suatu jenis makanan tertentu
7. Riwayat penyakit saluran pencernaan (Chron’s disease, kolitis ulseratif, anemia
pernisiosa, atau penyakit celiac)
8. Riwayat penyakit sistemik (seperti diabetes mellitus dan hipertensi)
9. Riwayat penyakit immunocompromised atau penggunaan obat-obatan imunosupresan
10. Riwayat keganasan:
a. Gejala menetap lebih dari 3 minggu
b. Terdapat rasa nyeri disertai bengkak kemerahan atau bercak putih
c. Perdarahan dari mulut yang tidak diketahui asalnya secara pasti
d. Riwayat masalah psikologis
11. Apakah ditemukan pada bagian tubuh yang lain seperti kulit atau genital?

E. Klasifikasi
Waktu
a. Akut : < 3 minggu, mengalami regresi spontan
b. Kronis : berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan

Bentuk
a. Soliter : Lesi ulseratif tunggal. dapat terjadi akibat trauma, infeksi atau karsinoma.
b. Multipel : Beberapa ulserasi. dapat terlihat pada infeksi virus atau penyakit autoimun

Ukuran : bervariasi (mm-cm)

Karakteristik Klinis Ulkus Oral Akut


a. Ulkus traumatikus
- Ulkus hingga lamina propria akibat trauma
Predileksi : Mukosa pipi, bibir, tepi lidah, palatum
Etiologi :
Kimia ,
mekanik (contoh terkena sikat gigi, makanan kasar dan tajam, tergigit), pada awalnya daerah
eritematous di jumpai di perifer, yang perlahan lahan menjadi muda karena proses keratinisasi,
bagian tengah ulkus biasanya kuning kelabu.
thermal/elektrik : sengatan listrik, makanan minuman panas

b. Acute Necrotizing Ulcerative Gingivitis (ANUG)


- Infeksi akut gingiva
Dintandai dengan ulserasi “punched-out”, dan nekrosis pada papiler dan marginal gingiva serta
nyeri dan perdarahan gingiva yang parah.
Predisposisi : merokok, kebersihan mulut yang buruk, gingivitis yang sudah ada sebelumnya,
malnutrisi, stres psikologis, dan infeksi HIV
Diagnosis NUG didasarkan pada tiga gejala penting: gusi sakit, gusi berdarah, dan kriteria yang
paling diagnostik, ulserasi dan nekrosis papila interdental
Pengobatan didasarkan pada penghilangan karang gigi secara mekanis dengan pemberian agen
antimikroba lokal (klorheksidin, 0,12% dua kali sehari) dan sistemik (amoksisilin 250 mg dan
metronidazol 250 mg, tiga kali sehari selama 7 hari).

C. Eritema Multiformis
- Reaksi hipersensitivitas mukokutan
ditandai dengan makula merah tidak teratur, papula, dan vesikel yang menyatu satu sama lain
untuk tumbuh lebih besar dan membuat plak pada kulit yang disebut lesi target.
. Lesi oral : makula eritematosa pada bibir dan mukosa bukal, diikuti oleh bula dan ulserasi
dengan batas tidak teratur dan lingkaran inflamasi. Kerak berdarah dapat diamati pada bibir,
yang merupakan fitur diagnostik.
EM dapat dipicu oleh obat-obatan seperti sulfonamid, penisilin, sefalosporin, kuinolon,
analgesik, dan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) atau beberapa infeksi (virus herpes
simpleks, Virus Epstein-barr, Cytomegalovirus, Virus Varicella Zoster, agen jamur, dan parasit).
Tanda prodromal bisa ada satu minggu sebelum timbul onset

D. Stomatitis Alergika
- Alergi terhadap berbagai substansi seperti gigi tiruan dari bahan krom, kobalt, restorasi inlay,
bahan soft lining gigi tiruan, permen karet, tambalan amalgam, gigi tiruan dari akrilik, jembatan
cekat sementara, pasta gigi, dan elastik orthodontis
Gambaran kliniknya meliputi pembengkakan, pecah-pecah, dan fisura di bibir, deskuamasi
perioral serta edema, cheilitis angular, pembengkakan dari gusi, dan ulkus di mulut.
Gambaran klinisnya sulit dibedakan dari trauma, eritema, edema, dan kasus-kasus berat. Tetapi,
tanda khas dari penyakit ini adalah ulserasi di lokasi kontak. Keluhan yang khas yang terjadi
pada kulit adalah gatal-gatal. Sedangkan pada mukosa mulut keluhan yang biasa dirasakan
adalah rasa terbakar
E. Stomatitis Viral Akut
a. Infeksi Herpes Simpleks Primer
- Terdapat gejala prodromal
Terdapat riwayat perilaku seksual
Kira-kira dalam waktu 1 sampai 2 hari setelah gejala prodormal, vesikel kecil akan muncul
pada mukosa mulut. Vesikel ini cepat pecah dan menghasilkan suatu ulkus diskret yang bulat
dan dangkal yang dikelilingi oleh peradangan. Seiring dengan berkembangnya penyakit,
beberapa lesi akan berkumpul, membentuk beberapa lesi iregular yang lebih besar. Suatu
kriteria penting adalah gambaran gingivitis marginal akut diseluruh mulut. Seluruh gingiva mulut
edematous dan meradang.
b. Infeksi virus coxsackie
- Terkait penyakit herpangina
Lesi vesikel kecil, diskret, dan bilateral yang kebanyakan menyerang daerah faring posterior,
tonsil, pilar pilar fausia, dan palatum lunak.
Dalam waktu 24 - 48 jam vesikel akan pecah, membentuk ulkus kecil berdiameter 1- 2 mm.
Penyakit ini biasanya ringan dan akan sembuh tanpa diberi terapi dalam waktu 1 minggu.
c. Infeksi Varisella Zoster
- Ada Manifestasi klinik ditandai dengan suatu erupsi yang sangat gatal di seluruh tubuh dan
akan berkembang dengan cepat menjadi vesikel dengan dasar kemerahan yang dengan cepat
pula mengalami ulserasi. Lesi varicella zoster mungkin hanya terbatas pada daerah mulut dan
wajah. Semua daerah pada mukosa mulut dapat terkena. Lesi tidak terasa sakit. Periode
prodormal selama 2-4 hari.

Karakteristik Klinis dari Ulkus Oral Kronik :

a. Ulkus Kronik Soliter


1. Eosinofilik ulcer
- granuloma ulseratif traumatis
- >> pada usia 40 dan 60 tahun
- Situs yang sering terkena : lidah. Lalu mukosa bukal, daerah retromolar, dasar mulut, dan bibir.
- ulkus dengan penyembuhan lambat dengan tepi tergulung atau meninggi yang menyerupai
karsinoma sel skuamosa
- Lesi asimtomatik
- Terapi eksisi bedah, kortikosteroid, antibiotic, krioterapi

2. Ulkus Squamous Cell Carcinoma


- lesi merah, putih, merah-putih, eksofitik, atau ulseratif
- SCC ulseratif klasik dideskripsikan sebagai lesi seperti kawah yang memiliki tepi
bergelombang, berlekuk, dan dasar seperti beludru
Tempat yang paling sering terkena di rongga mulut adalah bibir bawah, dasar mulut, dan batas
ventral dan lateral lidah.
Lesi biasanya soliter,
3. Ulkus Sifilis
- terjadi sebagai akibat kontak orogenital atau oroanal dengan lesi infeksi.
Hampir satu sampai tiga minggu setelah akuisisi, chancre berkembang sebagai ulkus soliter
biasanya di bibir atau jarang di lidah, faring, atau amandel.
Ulserasi biasanya dalam, dengan dasar merah ungu atau coklat, tepi bergulung kasar, dan
biasanya disertai limfadenopati servikal.

b. Ulkus Kronik Multipel


1. Pemfigus Vulgaris
- Penyakit bulosa pada kulit dan mukosa
Lesi pada mulut dimulai dengan suatu bula dengan dasar yang tidak meradang, cepat pecah.
Sering ditemukan pada mukosa bukal, palatum, dan gingival.

2. Pemfigoid Bullosa
- >> Anak-anak
- Manifestasi mulut jarang terjadi pada pemphigoid bulosa. Lesi mulut paling
sering terjadi pada mukosa bukal. Lesinya lebih kecil, terbentuk lebih lambat, dan tidak
begitu sakit dibandingkan dengan lesi yang dijumpai dalam pemphigus vulgaris. Lesi
gingivanya terdiri dari edema yang menyeluruh, peradangan dan deskuamasi disertai
dengan pembentukan vesikel yang diskret.

3. Pemfigoid membrane mukosa jinak


- Erosi non spesifik
Lesi gingival digambarkan sebagai suatu bentuk gingivitis deskuamatif.

4. Liken Planus
- Penyakit inflamasi tipe autoimun
Lesi liken planus planus di oral dapat disertai disertai dengan lesi vulvovaginal vulvovaginal
yang disebut disebut dengan lesi vulvovaginal vulvovaginal-gingival sindroma

5. Linear IgA Dermatitis


Keterlibatan oral yaitu vesikel, ulserasi atau erosi yang menyakitkan, dan gingivitis/keilitis
erosive
C. Ulkus Rekuren (soliter/multiple)
1. Recurrent Aphtous Stomatitis
a. aphtae minor berdiameter kurang dari 1 cm dan sembuh tanpa disertai pembentukan
jaringan parut.
b. Aphtae mayor berdiameter lebih dari 1 cm dan membentuk jaringan parut jika sembuh
c. Ulkus herpetik formis bermanifestasi sebagai suatu kumpulan ulkus kecil rekuren
yang banyak yang timbul di seluruh mulut.

Manifestasi: prodromal ada, rasa terbakar setiap waktu mulai dari 2 - 48 jam sebelum munculnya
ulkus. Setelah itu diikuti sakit hebat selama beberapa hari.

2. Rekuren Herpes Stomatitis


Virus herpes simpleks dapat membentuk latensi di ganglia trigeminal dan secara berkala aktif
kembali menyebabkan stomatitis herpetik rekuren (RHS).
- Ini dimulai sebagai vesikel yang segera pecah, yang meninggalkan borok berkrusta superfisial
dan sembuh tanpa jaringan parut.
Self limiting, pengobatan simtomatik

3. Behcet Disease
1. Ulkus di mulut yang berulang
2. Ditambah dua atau lebih kriteria dibawah ini :
a. Ulkus berulang pada genital
b. Lesi pada mata
c. Lesi pada kulit
d. Pathergy

DIAGNOSIS
1. Uji Mikrobiologi
- Mikroskop lapang gelap
PCR
2. Tes Hematologi
3. Bio-Assay
4. Apusan Sitologi
5. Histopatologi
6. Test Spesialistik

TATALAKSANA
Ulkus Traumatik awalnya dapat diobati dengan menghilangkan agen etiologi dan diamati
tanda-tanda adanya remisi. Untuk ulkus yang menyakitkan, permukannya dapat diobati
dengan triamcinolone acetonide dalam basis emolien setelah makan dan sebelum waktu
tidur.
Biasanya untuk mengurangi rasa sakit dan mengurangi durasi penyembuhan. Setiap ulkus
yang tidak menunjukkan tanda-tanda penyembuhan selama 2 minggu memerlukan tindakan
biopsi untuk menyingkirkan keganasan dengan biopsi.
Pada kasus ringan dari ulkus rekuren dapat diobati dengan emolien pelindung seperti Orabase,
gel anestesi topikal untuk menghilangkan rasa sakit.
Untuk kasus yang parah beberapa obat sistemik sudah digunakan untuk pengobatan, termasuk
penggunaan kortikosteroid sistemik seperti prednisone 20-40mg/hari selama 7 hari dan lakukan
tappering off
Bentuk ringan dari eritema multiform dapat dikelola dengan analgesik topikal untuk nyeri,
kortikosteroid, obat kumur antiseptik, diet lunak atau cair, rehidrasi intravena dan antipiretik
serta adanya perawatan suportif. Penyakit ini sembuh sendiri dan sembuh dalam beberapa
minggu
Lesi bulosa vesikulo seperti pemfigus dan pemfigoid diobati dengan kortikosteroid topikal dan
sistemik tergantung pada keparahan gejala atau lokasi dan luasnya keterlibatan
KANDIDIASIS ORAL

- infeksi pada mukosa rongga mulut yang disebabkan oleh jamur Candida Albicans.
- Prevalensi kandidiasis di Indonesia sekitar 20-25%,
- Etiologi : species Candida, terutama Candida Albicans
- Faktor Predisposisi
o kekurangan gizi, usia ekstrim (anak-anak dan orang tua), penyakit metabolik, kondisi
immunocompromising, infeksi penyerta, terapi radiasi, transplantasi organ,
pengobatan steroid jangka panjang, pengobatan antibiotik, dan hipofungsi kelenjar
ludah.

- Klasifikasi
1. Oral Candidiasis akut
a. Kandidiasis Pseudomembranous akut.
- paling sering ditemui
Biasanya muncul dengan bercak putih meluas yang dapat dengan mudah dihilangkan
dengan kain kasa, meninggalkan permukaan mukosa yang eritematosa. (Fazel, N, 2016)
Pseudomembran dibentuk oleh sel epitel deskuamasi, fibrin, dan hifa jamur. Lesi biasanya
asimtomatik dan muncul di lidah, mukosa labial dan bukal, jaringan gingiva, palatum keras
dan lunak, dan orofaring. (Akpan A, 2002) Jika bergejala, pasien merasakan sensasi terbakar
di mulut, pendarahan mulut, dan perubahan persepsi rasa

b. Kandidiasi Atropik Akut


antibiotic sore tongue atau kandidiasis eritematus biasa dijumpai pada mukosa bukal,
palatum, dan bagian dorsal lidah dengan daerah permukaan mukosa oral mengelupas dan
tampak sebagai bercak-bercak merah difus yang rata. Infeksi ini terjadi karena pemakaian
antibiotik spektrum luas, terutama Tetrasiklin,

2 Oral Kandidiasis Kronik


a. Kandidiasis atropik kronik
- denture stomatitis
eritema lokal dari mukosa mulut di bawah gigi palsu
Lesi biasanya berupa edema dan eritematosa dan terbatas pada area yang kontak dengan
gigi tiruan
Berdasarkan gambaran klinis yang terlihat pada mukosa yang terinflamasi di bawah gigi tiruan
rahang atas, denture stomatitis ini dapat diklasifikasikan atas tiga yaitu :
Tipe I : tahap awal dengan adanya pin point hiperemi yang terlokalisir
Tipe II : tampak eritema difus pada mukosa yang berkontak dengan gigi tiruan
Tipe III : tipe granular (inflammatory papillary hyperplasia) yang biasanya tampak pada
bagian tengah palatum keras

b. Kandidiasis Hiperplastik kronik


Infeksi jamur timbul pada mukosa bukal atau tepi lateral lidah berupa bintik-bintik putih
yang tepinya menimbul tegas dengan beberapa daerah merah. Kondisi ini dapat
berkembang menjadi displasia berat atau keganasan, dan kadang disebut sebagai Kandida
leukoplakia. Bintik-bintikputih tersebut tidak dapat dihapus, sehingga diagnosa harus
ditentukan dengan biopsi. Kandidiasis ini paling sering diderita oleh perokok.

C. Median Rhomboid Glossitis


- Jarang
- patch eritematosa berbentuk rhomboid di tengah anterior dorsum lidah ke papila
sirkumvalata. Munculnya hasil lesi dari atrofi papila filiform

d. kelitis angularis’
Keilitis angularis merupakan infeksi Kandida albikan pada sudut mulut, dapat bilateral
maupun unilateral. Sudut mulut yang terkena infeksi tampak merah dan pecah-pecah, dan
terasa sakit ketika membuka mulut. Keilitis angularis ini dapat terjadi pada penderita
defisiensi vitamin B12 dan anemia defisiensi besi.

DIAGNOSIS
Diagnosis dibuat setelah menemukan ciri khas lesi dan menilai respons lesi terhadap
pengobatan antijamur
Pemeriksaan Pen unjang : Kultur dan tes sensitivitas

DIAGNOSA BANDING
mukositis oral, eritroplakia, luka bakar termal, eritema migrans, dan anemia. Kandidiasis
hiperplastik kronis dapat dikacaukan dengan leukoplakia, (Mueller SW, 2021) pemfigoid,
dermatitis perioral, pemfigus, dan karsinoma sel skuamosa oral.

TATALAKSANA
- Antijamur topical
- Kebersihan Mulut
- Penyakit refrakter: antifungal sistemik
- konseling tentang penurunan kondisi imunosupresif seperti diabetes mellitus yang tidak
terkontrol, merokok, dan kekurangan gizi.
-
Prognosis Baik bila pengobatan tepat dan efektif
LEUKOPLAKIA

- lesi putih keratosis berupa bercak atau plak pada mukosa mulut yang tidak dapat diangkat
dari mukosa mulut secara usapan atau kikisan
- Etiologi
o Faktor Lokal : Trauma, Bahan kimia atau termal seperti tembakau, alcohol, infeksi
vakteri
o Sistemik : penyakit sistemik : sifilis tertier, anemia sidrofenik, dan xeroftalmia yang
disebabkan pleh penyakit kelenjar saliva.
o Malnutrisi Vitamin : Defisiensi Vitamin A
- Tanda dan Gejala :
o Lesi awal dapat berupa warna kelabu atau sedikit putih yang agak transparan,
berfisura atau keriput dan secara khas lunak dan datar. Biasanya batasnya tegas
tetapi dapat juga berbatas tidak tegas.Lesi dapat berkembanga dalam minggu
sampai bulan menjadi tebal, sedikit meninggi dengan tekstur kasar dan keras. Lesi
ini biasanya tidak sakit, tetapi sensitif terhadap sentuhan, panas, makanan pedas
dan iritan lainnya.
o Selanjutnya leukoplakia dapat berkembang menjadi granular atau nodular
leukoplakia. Leukoplakia juga dapat berkembang dan berubah bentuk menjadi
eritroplakia
- Klasifikasi
o Acute Leukoplakia : Hari-bulan
o Chronic Leukoplakia : tahunan
o Sub Akut

Tipe
Homogen : Pada tipe homogen berupa lesi putih yang datar dan tipis. Lesi ini dapat terlihat sebagai
retakan yang dangkal dengan permukaan yang halus atau berkerut. Teksturnya konsisten dan
biasanya asimptomatik.
Non Homogen : Simtomatik, bervariasi yaitu
a. Proliferative verrucous leukoplakia (PVL): lesi progresif multifokal yang sering ditemukan pada
wanita

b. Oral eritroplakia : lesi non-homogen dengan warna campuran putih dan merah
c. Sublingual Keratosis : plak putih lembut di daeraqh sublingual dengan permukaan keriput, tidak
beraturan namun terdefinisi dengan baik garis besar dan kadang berbentuk kupu-kupu

d. Candidal leukoplakia : leukoplakia dengan gambaran lesi yang luas, putih pekat, keras dan kasar
pada permukannya
e. Oral Hairy leukoplakia : bercak putih bergelombang dimana terdapat rambut- rambut yang
tumbuh pada permukaan lesi dan sering terdapat pada lidah. Sering disebabkan oleh reaktivasi dari
Epstein Barr-Virus14

DIAGNOSA
Diagnosis definitif leukoplakia dari penemuan lesi putih di area mukosa oral pada saat pemeriksaan
fisik tanpa ditemukannya etiologi seperti riwayat merokok, infeksi, riwayat keganasan pada
anamnesis atau pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang seperti biopsi sangat direkomendasikan
untuk melihat perubahan histologis yang terjadi. Biopsi dilakukan pada area yang paling tampak
perubahannya.

Diagnosis Banding : likhen planus, jamur, sifilis, leukoplakia berambut, atau karsinom

TATALAKSANA
1) Non Bedah : pada pasien dengan lesi yang luas, dengan riwayat masalah kesehetah yang beresiko
tinggi terhadap tindakan pembedahan, atau pada pasien yang menolak dilakukan tindakan
pembedahan. Terapi non bedah 12

antar lain: farmakologis (bleomycin, asam retinoat, karotenoid), cryotherapy, terapi fotodinamik

2) Bedah
- untuk mencegah perkembangan yang menuju ke arah kanker sel skuamos

Anda mungkin juga menyukai