APHTOSA &
HERPETIKA
Stomatitis
• Stomatitis merupakan peradangan pada lapisan
mukosa mulut, diantaranya termasuk gusi, lidah,
bibir, dan atap ataupun dinding mulut.
• Disebabkan oleh kondisi yang terjadi pada mulut
itu sendiri seperti kebersihan mulut buruk, luka
bakar karena makanan & minuman yang panas,
atau karena kondisi yang mempengaruhi seluruh
tubuh, seperti pengobatan, reaksi alergi, atau
infeksi
STOMATITIS APHTOSA
Definisi
• Stomatitis aphtosa, atau recurrent aphthous stomatitis
(RAS), atau canker sores merupakan suatu kondisi mukosa
mulut dengan 1 atau lebih ulkus yang dilapisi eksudasi
fibrin berwarna abu-abu dan dikelilingi oleh halo berwarna
merah.
• “Aphthous” berasal dari bahasa Yunani “apththa” yang
berarti ulserasi.
• RAS bisa muncul sebagai ulkus berulang, multipel, kecil,
bulat atau ovoid, dengan batas melingkar, dan memiliki
dasar kuning atau abu-abu yang dikelilingi halo berwarna
merah.
Etiologi
• Reaksi imunologi yang dimediasi T cell (T lymphocyte-
mediated cytotoxicity)
• Mekanisme:
• Imunodisregulasi
• Penunurunan barrier mukosa
• Peningkatan eksposure antigen
Faktor Predisposisi
• Genetik
• Trauma
• Merokok
• Obat-obatan: captopril, nicorandil, phenindione, sodium hipoklorid,
NSAID
• Defisiensi zat besi, vitamin B12. dan folate
• Pasta gigi yang mengandung sodium lauryl sulfate
• Perubahan hormonal saat onset menstruasi atau saat fase luteal dari
siklus menstruasi
• Autoimun
• Stress
Mikroorganisme yang Berperan
• Streptococcus
• Streptococcus dicurigai terlibat secara langsung dalam pathogenesis RAS
dengan berperan sebagai antigen stimulus menyebabkan produksi
antibodi cross-react dengan mukosa mulut
• Organisme penyebabnya: S. mitis
• Helicobacter pylori
• H. pylori dilaporakan terdapat dalam jumlah banyak pada dental plaque
• Level IgG antibodi terhadap H. pylori meningkat pada pasien RAS
• Virus
• Human cytomegalovirus (HCMV) dan Epstein-barr virus (EBV) mungkin
berperan dalam terjadinya RAS
Manifestasi Klinis
Awalnya timbul rasa sedikit gatal atau seperti terbakar pada 1-2 hari di
daerah yang akan menjadi SA yang timbul sebelum luka dapat terlihat di
rongga mulut
Dimulai dengan adanya luka seperti melepuh di jaringan mulut yang
terkena, berbentuk bulat atau oval
Setelah beberapa hari, luka seperti melepuh tersebut pecah dan menjadi
berwarna putih ditengahnya, dibatasi dengan daerah kemerahan
Bila berkontak dengan makanan dengan rasa yang tajam seperti pedas
atau asam, daerah ini akan terasa sakit dan perih, dan aliran saliva (air liur)
menjadi meningkat.
Klasifikasi
• Minor RAS
• Disebut juga Miculiz’s aphthae atau ulkus aphthosa ringan
• Jenis paling sering 80% RAS
• Ukuran: 8 – 10 mm
• Paling sering di permukaan nonkeratinized mucosal: mukosa
labial, bukal, dan dasar mulut
• Lesi berbentuk bulat dengan gambaran hiperemis disekitar lesi
• Sembuh dalam 10-14 hari tanpa sikatrik
• Major RAS
• Disebut juga periadenitis mucosa necrotica recurrens atau
Sutton’s disease
• 10 – 15% kasus
• Ukuran > 1 cm diameternya
• Jenis ini lebih jarang terjadi dimana lesi dapat menyerupai
lesi ganas.
• Ulkus dapat bertahan hingga beberapa bulan
• Dapat terjadi di seluruh bagian mulut, namum paling sering
terjadi pada daerah mukosa yang terlibat dalam proses
mengunyah seperti dorsum lidah dan gusi.
• Pada saat sembuh akan terbentuk jaringan parut.
• Ulserasi Herpetiform
• Jumlahnya multipel dan bisa mencapai 100
• Ukurannya kecil: 2 – 3 mm diameternya
• Lesi bisa menyatu menjadi satu ulkus besar irreguler
• Bentuk lesi ini ditandai dengan ulkus-ulkus kecil, berbentuk
bulat, sakit, penyebarannya luas dan dapat menyebar di rongga
mulut
• Bertahan 10 – 14 hari dan sembuh tanpa sikatrik
• Tidak seperti ulkus herpetik, ulkus ini tidak didahuli dengan
vesikel dan tidak mengandung sel yang terinfeksi virus
• Lebih sering pada perempuan dan onset pada umur yang lebih
tua dibanding jenis RAS yang lain
Minor aphthae Major aphthae Herpeticform aphthae
Ulcers are shallow, rounded, 5- Sometimes mimic a malignant Ulcers are 1-2 mm across
7 mm across, with an ulcers
erythematous margin and
yellowish floor
One or several ulcers may be Ulcers persist for several Dozens or hundred may be
present months present
2. Ekstraoral
• Adenitis servikal
• Demam tinggi (38-40,6oC)
• Malaise
3. Histopatologi
• Sel target : sel epitel : Terbentuk Tzanck Cells, yaitu ballooning
degeneration (terdiri dari akantolisis, nuclear clearing, dan
perbesaran nukleus sel)
• Sel-sel yang terinfeksi akan bergabung membentuk
multinucleated cells
DIAGNOSIS
1. History taking
2. Gejala klinis
3. Pemeriksaan penunjang : kultur virus, antibodi monoklonal,
hibridisasi DNA
DIAGNOSIS BANDING
DIAGNOSIS BANDING
1. Necrotizing Ulcerative Gingivitis (NUG)
2. Eritema multiforme (vesikel lebih ekstensif, ketika pecah terbentuk
membran semu)
3. Stevens Johnson syndrome (vesikel hemoragik)
4. Bullous lichen planus (blister besar pada lidah dan mukosa pipi)
5. Gingivitis deskuamatis (keterlibatan gusi secara difus disertai
pengelupasan sel epitel)
6. Stomatitis aphtosa rekuren (tidak ada gejala sistemik, tidak ada
kemerahan difus pada gusi, pernah mengalami gejala yang sama
sebelumnya)
TATA LAKSANA
• Terapi suportif, karena penyakit ini self-limiting pada pasien
yang tidak ada kelainan imun.
• Pemberian antipiretik apabila ada demam.
• Pengobatan simtomatis.
• Membatasi kontak dengan lesi yang aktif.
• Penggunaan acyclovir Jika diberikan dalam fase prodormal
mengurangi jumlah lesi yang timbul.
Terima Kasih