Anda di halaman 1dari 21

STOMATITIS AFTOSA &

HERPETIKA
SOTHINATHEN DIPROSES
 Stomatitis merupakan radang yang terjadi pada mukosa mulut
yang biasanya berupa bercak putih kekuningan dengan permukaan
yang agak cekung.
Bercak itu dapat berupa bercak tunggal maupun kelompok.
Stomatitis yang terjadi berulang pada rongga mulut disebut Reccurent
Apthous Stomatitis (RAS).
Manifestasi klinis dari RAS adalah ulser tunggal atau multipel,
dangkal, bulat, lonjong dan sakit. Prevalensi pada populasi secara
umum berkisar 50-66%.
KLASIFIKASI STOMATITIS
1. Stomatitis apthous Reccurent
Stomatitis yang sifatnya berulang atau Reccurent Apthous Stomatitis dapat
diklasifikasikan berdasarkan karakteristik klinis yaitu ulser minor, ulser major, dan ulser
herpetiform:

Rekuren apthous stomatitis minor


Sebagian besar pasien (80%) yang menderita bentuk minor ditandai dengan ulser
berbentuk bulat atau oval dan dangkal dengan diameter yang kurang dari 5 mm serta
pada bagian tepinya terdiri dari eritematous.

Rekuren Apthous Stomatitis Major


Rekuren apthous stomatitis major diderita kira-kira 10% dari penderita RAS dan lebih
hebat dari bentuk minor. Secara klasik, ulser ini berdiameter kira-kira 1-3 cm dan
berlangsung selama empat minggu atau lebih dan dapat terjadi pada bagian mana
saja dari mukosa mulut termasuk daerah-daerah yang berkeratin
Herpetiformis apthous stomatitis
Herpertiformis apthous stomatitis menunjukkan lesi yang besar dan
frekuensi terjadinya berulang. Pada beberapa individu, lesi berbentuk
kecil dan berdiameter rata-rata 1-3 mm. Gambaran dari ulser ini
adalah erosi-erosi kelabu putih yang jumlahnya banyak, berukuran
sekepala jarum yang membesar, bergabung dan mnjadi tak jelas
batasnya
STOMATITIS AFTOSA
STOMATITIS AFTOSA
Karakteristik: satu/beberapa, terpisah (discrete), dangkal, nyeri
Biasanya sembuh sendiri  7-10 hari; lesi yang lebih besar
berlangsung beberapa minggu dan meningkalkan jaringan parut
Biasanya melibatkan mukosa oral yang tidak terkeratinisasi seperti:
mukosa bukal & labial, sulci mandibula & maksila, unattached
gingiva, soft palate, tonsilar fauces, dasar mulut, bagian ventral lidah
STOMATITIS AFTOSA
Stomatitis aphtosa ini mempunyai 2 jenis tipe penyakit, diantaranya:
1. Sariawan akut bisa disebabkan oleh trauma sikat gigi, tergigit, dan
sebagainya. Sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari.
2. Sariawan kronis akan sulit sembuh jika dibiarkan tanpa diberi tindakan
apa-apa.
Sariawan jenis ini disebabkan oleh xerostomia (mulut kering). Pada
keadaan mulut kering, kuantitas saliva atau air ludah berkurang. Akibatnya
kualitasnya pun juga akan berkurang. Penyebab dari xerostomia ini bisa
disebabkan gangguan psikologis (stress), perubahan hormonal, gangguan
pencernaan, sensitif terhadap makanan tertantu dan terlalu banyak
mengonsumsi antihistamin atau sedatif.
STOMATITIS AFTOSA
Adapun secara klinis stomatitis aphtosa ini dapat dibagi menjadi 3 subtipe,
diantaranya:
1. Stomatitis aphtosa minor (MiRAS)
luka (ulser) bulat atau oval, dangkal, dengan diameter kurang dari 5mm, dan
dikelilingi oleh pinggiran yang eritematus
cenderung mengenai daerah-daerah non-keratin, seperti mukosa labial, mukosa bukal
dan dasar mulut
Ulserasi bisa tunggal atau merupakan kelompok yang terdiri atas empat atau lima dan
akan sembuh dalam jangka waktu 10-14 hari tanpa meninggal bekas.
2. Stomatitis aphtosa major (MaRAS)
berdiameter kira-kira 1-3 cm, dan berlangsung selama 4minggu atau lebih
dapat terjadi pada bagian mana saja dari mukosa mulut, termasuk daerah-daerah
berkeratin dan tidak berkeratin
Terbentuk jaringan parut
3. Stomatitis Herpetiformis
dapat terdiri dari 100 ulser kecil-kecil pada satu waktu.
etiologinya bukan dari virus herpes, tetapi dinamakan demikian karena gambaran
klinisnya mirip dengan gingivostomatitis herpetik primer yang etiologinya berasal dari
virus herpes.
Recurrent ahthous ulcer Recurrent aphthous ulcer Herpeticform recurrent
minor maor aphthous ulcer

Paling sering Jarang Jarang

Dangkal, <1 cm, terpisah, Oval, besar dan dalam, Ulcers berukuran <1 mm,
tepi eritematus >1 cm, dapat bergabung, berklaster, dapat bergabung
tepi dapat ireguler
Recurrent ahthous ulcer Recurrent aphthous ulcer Herpeticform recurrent
minor maor aphthous ulcer

Jumlahnya satu atau Ulcer dapat bertahan Jumlahnya dapat puluhan


beberapa, bertahan 7-10 beberapa bulan hingga ratusan
hari

Mukosa mastikasi seperti Dapat terdistribusi di


dorsum lidah atau seluruh mukosa yang halus
terkadang gingivae dapat
terlibat

Setelah penyembuhan
dapat meninggalkan skar
TERAPI
Harus disertai dengan terapi penyakit penyebabnya
Kasus ringan  emolien topical, seperti orabase, pada kasus yang
ringan dengan 2-3 lesi ulserasi minor
Kasus yang lebih berat  diberikan kortikosteroid, seperti
triamsinolon atau fluosinolon topical, sebanyak 3 atau 4 kali sehari
setelah makan dan menjelang tidur.
Bismuth subsalicylate dapat melindungi mukosa yang rusak dan
mempercepat reepitelisasi
Multivitamin dengan zat besi terkadang direkomendasikan
STOMATITIS HERPETIKA
STOMATITIS HERPETIKA
Disebabkan oleh virus Herpes Simplex Virus (terutama
HSV1)
PERBEDAAN STOMATITIS AFTOSA DENGAN STOMATITIS
HERPETIKA
PATOGENESIS
Penularan melalui Replikasi dimulai
kontak langsung dan virus baru Menginfeksi sel-sel
diproduksi yang berdekatan
melalui mukosa

Berpindah melalui
akson menuju badan Menginfeksi ujung Kematian sel
sel di ganglion saraf sensori
perifer (fase laten)

Replikasi virus di Menginfeksi mukosa


Reaktivasi neuron sel yang berjauhan
dari tempat asal
MANIFESTASI KLINIS
Gejala prodromal (demam, sakit kepala, malaise, mual dan muntah) yang
mengawali lesi lokalnya selama 1-2 hari
Diikuti timbulnya vesikel-vesikel kecil berdiameter 1-3 mm yang berkelompok
sebesar 1-2 cm pada bibir
Gusi bengkak
Kesulitan menelan (disfagia)
Drooling
Lesi intra oral sama dengan lesi yang muncul pada bibir, tapi sangat cepat
pecah sehingga membentuk ulserasi
Lesi akan bertambah besar dan menyebar ke mukosa disekitarnya, pada
daerah yang mengandung sedikit keratin, seperti mukosa rongga mulut, mukosa
bibir, dan dasar rongga mulut
Lesi akan sembuh dalam 1-2 minggu.
TERAPI
Terapi suportif, karena penyakit ini self-limiting (10-14 hari)
pada pasien yang tidak ada kelainan imun
Antipiretik
Menjaga hidrasi
Membatasi kontak dengan lesi yang aktif
Penggunaan acyclovir 5 x 200 mg pada fase prodormal 
mengurangi jumlah lesi yang timbul dan mengurangi waktu
munculnya krusta
Penggunaan antibiotik tidak diperlukan dan kortikosteroid
adalah kontraindikasi
Untuk mengurangi nyeri pada penderita dewasa atau
anak yang lebih besar, bisa digunakan obat kumur
anestetik (misalnya lidokain)
Jangan mengonsumsi makanan yang mengandung bumbu-
bumbu dan asam, misalnya, jus jeruk, dan hindari
pemakaian obat kumur
Pada anak bisa diberikan petroleum jelly atau pasta
anastetikom yang dioleskan dengan kapas pada daerah
yang sakit
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai