Anda di halaman 1dari 12

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MULUT

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS HASANUDDIN

REFARAT

TRAUMATIC ULCER GRANULOMA WITH STROMAL EOSINOPHILIA

HALAMA

N SAMPUL

OLEH:

NAMA : TRISHYA AZZAHRA RUSNADI


NIM : J014192009
PEMBIMBING : DRG. A. ANGGUN MAULIANA P, SP.PM
HARI, TANGGAL BACA : JUMAT, 6 MARET 2020
TEMPAT : RSGM KANDEA

DIBAWAKAN SEBAGAI TUGAS KEPANITRAAN KLINIK


DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MULUT
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ulkus atau ulser merupakan salah satu lesi pada rongga mulut yang sering

ditemukan. Ulser merupakaan kerusakan jaringan epitel yang sering berdampak dan

memiliki batas tegas. Berdasarkan durasinya ulser dapat dibedakan menjadi ulser akut

dan ulser kronik. Ulser akut muncul dalam jangka waktu yang pendek biasanya tidak

lebih dari 3 minggu, contohnya adalah traumatik ulser, aphthous ulser, dan herpetik

ulser. Sedangkan ulser kronik muncul dalam jangka waktu yang cenderung lebih lama

bahkan sampai berbulan-bulan, contoh ulser kronik adalah aphthous ulser mayor, ulser

akibat infeksi odontogenik, malignant ulser, dan granuloma ulser.1

Traumatic Ulcer Granuloma with Stromal Eosinophilia (TUGSE)atau biasa juga

disebut traumatik granulomaadalahkondisi self-limited pada mukosa oral yang jarang

terjadi dengan manifestasi klinis berupa ulserasi soliter dengan peninggian pada tepinya

dan indurasi, biasanya terjadi pada daerah lateral lidah. Pada beberapa kasus, TUGSE

juga dapat terjadi pada mukosa bukal atau bibir dengan patogenesis yang tidak jelas,

namun dapat menyerupai keganasan, traumatik ulser, dan beberapa infeksi seperti

infeksi jamur, tuberkulosis, dan sifilis primer. TUGSE memiliki gambaran histopatologi

yang sangat berkarakteristik dan terdiri dari kaya eosinofil bercampur dengan infiltrasi

populasi sel mononuklear besar yang asal-usulnya masih diperdebatkan, sebagian besar

diperkirakan histiosit, miofibroblas, atau sel limfosit yang diaktifkan.2


1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi Traumatic Ulcer Granuloma with Stromal Eosinophilia (TUGSE)?

2. Apa saja faktor predisposisi Traumatic Ulcer Granuloma with Stromal

Eosinophilia?

3. Bagaimana cara menegakkan diagnosis?

4. Bagaimana patogenesis Traumatic Ulcer Granuloma with Stromal Eosinophilia?

5. Bagaimana diferensiasi antara Traumatic Ulcer Granuloma with Stromal

Eosinophilia, Traumatic Ulcer, dan Malignant Ulcer?

6. Apa saja diagnosis banding Traumatic Ulcer Granuloma with Stromal

Eosinophilia?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa definisi Traumatic Ulcer Granuloma with Stromal

Eosinophilia.

2. Untuk mengetahui faktor predisposisi Traumatic Ulcer Granuloma with

Stromal Eosinophilia.

3. Untuk mengetahui cara menegakkan diagnosis.

4. Untuk mengetahui patogenesis Traumatic Ulcer Granuloma with Stromal

Eosinophilia.

5. Untuk mengetahui diferensiasi antara Traumatic Ulcer Granuloma with

Stromal Eosinophilia, Traumatic Ulcer, dan Malignant Ulcer.

6. Untuk mengetahui diagnosis banding Traumatic Ulcer Granuloma with

Stromal Eosinophilia.
1.4 Manfaat Penulisan

1. Bagi akademik

Tulisan ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan dan kajian untuk

pengembangan ilmu kedokteran gigi khususnya mengenai Traumatic Ulcer

Granuloma with Stromal Eosinophilia.

2. Bagi peneliti

Dapat meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu

penyakit mulut khususnya mengenai Traumatic Ulcer Granuloma with Stromal

Eosinophilia.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Traumatic Ulcer Granuloma with Stromal Eosinophilia

Traumatic Ulcer Granuloma with Stromal Eosinophilia (TUGSE) adalah

salah satu jenis lesi yang langka dan unik dengan etiologi yang belum diketahui.

TUGSE dianggap jinak, reaktif, dan merupakan ulser kronik yang dapat sembuh

sendiri dalam mukosa rongga mulut. TUGSE pada awalnya dideskripsikan

secara klinis pada tahun 1881 oleh Riga dan dideskripsikan secara histologis

pada tahun 1890 oleh Fede, lalu istilah TUGSE diciptakan oleh Elzay pada

tahun 1983. Lesi ini biasa juga disebut granuloma sublingual, granuloma

traumatik, granuloma eosinofilik, ulkus eosinofilik, dan granuloma eosinofilik

ulseratif.3

Gambar 2.1Traumatic Ulcer Granuloma with Stromal Eosinophilia


Sumber: Setti dkk (2019)

Umumnya TUGSE muncul dengan tepi yang lebih tinggi daripada

jaringan sekitar, kadang dikelilingi tepi pucat indurasi, dan secara klinis dapat

dicurigai keganasan. Lesi dapat timbul selama berminggu-minggu dan kadang

disertai rasa sakit. Multipel ulser dapat terjadi, baik secara bersamaan atau
rekuren (berulang). Etiologinya belum diketahui tetapi kadang berhubungan

dengan trauma. Secara histologi, TUGSE menunjukkan epitel ulserasi dengan

infiltrat sel inflamasi polimorfik yang didominasi oleh eosinofil. Infiltrat

memengaruhi jaringan otot dan menembus ke kelenjar saliva.1

Secara histopatologi, TUGSE ditutupi oleh pseudomembran

fibrinopurulen dan dasar ulser terdiri dari jaringan granulasi dengan infiltrat

neutrofil, limfosit, dan sel plasma serta tingkat infiltrasi eosinofilik yang

berbeda. Pemeriksaan secara mikroskopis menunjukkan perluasan dari ulser, dan

semua bagian menunjukkan gambaran karakteristik histologi yang sama. Sekitar

epitelium masih utuh dan berdiferensiasi baik dengan sedikit hiperplasia.2

Gambar 2.2 Gambaran Histopatologi TUGSE


Sumber:Dhanrajani dkk (2015)

2.2. Faktor Predisposisi Traumatic Ulcer Granuloma with Stromal Eosinophilia

Penyebab dari TUGSE belum diketahui secara pasti, namun dianggap

bahwa trauma merupakan salah satu pemicu khas terjadinya lesi ini. Trauma

dapat menjadi faktor pendukung dalam perkembangan lesi ini yang

menyebabkan infeksi mikroba diikuti oleh respon inflamasi yang intens.

Dicurigai bahwa keberadaan eosinofil berhubungan dengan penyisipan antigen

ke dalam mukosa mulut karena ulser pada mukosa tidak mengandung


eosinofilik. Antigen-antigen ini termasuk mikroorganisme, endogen produk

degradasi, atau protein asing. Selain itu keberadaan limfosit CD30+ tidak

diisolaasi gangguan limfoproliferatif. Sel CD30+ ditemukan dalam reaksi

gigitan arthropoda, dermatitis atopik, rekasi obat, moluskum kontagiosum, dan

kudis.4

2.3. Penegakan Diagnosis

Secara klinis, TUGSE timbul sebagai ulser soliter, terasa sakit,

kecenderungan untuk sembuh secara spontan, muncul di beberapa daerah pada

mukosa rongga mulut terlebih pada lidah, berbatas jelas dan terelevasi, dan

dalam beberapa kasus dapat timbul secara rekuren.11

Biasanya, pemeriksaan histopatologis menunjukkan infiltrat inflamasi

yang mengandung eosinofil. Terdapat jumlah limfosit T yang bervariasi. Sel T

antigen spesifik lebih banyak daripada yang tidak mempresentasikan antigen,

menunjukkan bahwa imunitas yang diperantarai sel dapat memainkan peran

penting dalam patogenesis TUGSE.11

Untuk mengetahui lebih pasti, dapat dilakukan biopsi. Terlepas dari

penggunaan biopsi untuk diagnosis TUGSE yang tepat, biopsi merupakan

perawatan terbaik untuk ulser ini karena dapat mempercepat proses

penyembuhan.11

2.4. Patogenesis Traumatic Ulcer Granuloma with Stromal Eosinophilia

Patogenesis TUGSE masih tetap kontroversial. Di antara semua faktor

etiologi, trauma mukosa (fisik eksternal atau internal, kimia; termal atau listrik)

tampaknya menjadi faktor pemicu utama lesi ini. Literatur sebelumnya

menyatakan bahwa tidak semua lesi TUGSE diinduksi oleh trauma. Gambaran
klinis dan histologis adalah, sebagai lesi ulserasi dengan respons imun masif.

Infiltrat inflamasi dalam TUGSE menunjukkan lembaran sel mononuklear

atipikal (terutama populasi limfosit sel T), eosinofil, makrofag / histiosit, dan

beberapa sel plasma. Dalam studi sebelumnya, imunohistokimia

mengungkapkan sel-sel mononuklear atipikal ini menjadi makrofag dan

myofibroblast. Studi yang lebih baru menunjukkan fungsi limfosit T dari sel-sel

ini secara imunohistokimia, dengan positif terhadap semua antigen spesifik sel-

T. Saat ini, TUGSE disepakati sebagai lesi reaktif yang didominasi oleh populasi

sel T klon dominan. Namun lesi ini membutuhkan lebih banyak perhatian,

karena kecenderungannya untuk meniru keganasan. Berkaitan dengan berbagai

penelitian, hal ini tampak mirip dengan reaksi tipe hipersensitivitas (infiltrasi sel

T dominan yang menunjukkan tipe imunitas yang dimediasi sel yang tertunda).5

TUGSE pada sebagian besar kasus, disebabkan oleh trauma, di mana

makrofag dan histiosit yang ada berperan sebagai sel penyaji antigen. Berbagai

antigen termasuk racun, virus, mikroorganisme, produk degradasi endogen atau

protein asing. Pada pelepasan sitokin, sel-sel dominan eosinofil dan limfosit

masuk ke jaringan submukosa. Namun, penelitian sebelumnya menunjukkan

bahwa keberadaan eosinofil yang tepat masih kontroversial, karena sebagian

besar ulser traumatik tidak memiliki infiltrasi eosinofilik. Sebaliknya, beberapa

peneliti lain telah menyimpulkan bahwa ada peningkatan prevalensi histiosit dan

eosinofil dibandingkan limfosit yang menunjukkan agresivitas TUGSE. Proses

reaksi siklik ini berlanjut dengan peningkatan sel T yang berproliferasi dengan

melepaskan sitokin / produk toksik oleh eosinofil degranulasi. Akumulasi semua

sel-sel inflamasi ini bersama dengan spektrum berbagai sitokin menghasilkan


kerusakan jaringan.5 Dalam melakukan fungsi, eosinofil bergerak ke daerah yang

meradang, menangkap zat atau partikel asing yang berbahaya, membunuh sel-sel

jahat, antiparasit dan membunuh bakteri, berpartisipasi dalam reaksi alergi, dan

modulasi respon inflamasi.10

2.5. Diferensiasi Traumatic Ulcer Granuloma with Stromal Eosinophilia, Traumatic

Ulcer, dan Malignant Ulcer

Tabel 2.1 Diferensiasi TUGSE, Traumatic Ulcer, dan Malignant Ulcer6

Jenis Lesi
TUGSE Traumatic Ulcer Malignant Ulcer
Etiologi Tidak diketahui Trauma Tidak diketahui
Karakteristik Tunggal, sakit,

Bersifat soliter, berbatas permukan merah Ulser dalam dengan

tegas, jinak, dapat kekuningan, dan batas terelevasi, dan

sembuh dengan dikelilingi oleh asimptomatik pada

sendirinya, asimptomatik lapisan tipis tahap awal

eritematosa
Lokasi Lidah atau Mukosa Lidah atau mukosa
Sebagian besar di lidah
oral oral
Gambaran histologi Metastasis ke bawah,
Utuh, epitel dapat
Epitel squamosa perluasan dari
dibedakan karena adanya
berlapis, hiperplastik, submukosa hingga
hiperplasia, infiltrasi sel
dan hiperkeratosis jaringan ikat,
dan inflamasi yang intens
displasia sel
Perawatan Doxycycline, Penghilangan agen Operasi, radioterapi,

kortikosteroid traumatis kemoterapi


Sumber : Sah K dkk. Eosinophilic ulcer of the tongue masquerading as malignant ulcer: An
unexplored distinct pathology. J Oral Maxillofac Pathol.2017: 21 (1); 312.

2.6. Diagnosis BandingTraumatic Ulcer Granuloma with Stromal Eosinphilia

Diagnosis TUGSE biasanya ditegakkan dari anamnesis dan tampilan klinis.


1. Oral Tuberculosis

Ulser merupakan lesi yang sering timbul akibat manifestasi dari tuberkulosis.

Lesi paling sering timbul di lidah, setelah itu mukosa labial, palatum durum,

gingiva, dan mukosa bukal. Ulser yang timbul menyebabkan rasa sakit yang

hebat yang lama kelamaan dapat menyebabkan hipersalivasi. Ulser tuberkulosis

biasanya bersifat tunggal tetapi dalam beberapa kasus dapat terjadi perubahan.

Secara klinis, tampak ulser yang berbentuk oval atau memanjang, pada bagian

tengahnya tertutupi jaringan nekrotik, tepi lesi tidak teratur dan kasar.7

2. Lues Syphilis

Manifestasi oral dari lues syphilis sebagian besar lidah dan bibir. Penyakit ini

berhubungan dengan penyebaran mikroorganisme secara hematogen. Secara

klinis, tampak makula oval kemerahan yang ditutupi oleh pseudomembran

fibrinosa dan juga dapat berupa kondiloma latum ditandai dengan lesi nodular,

tegas atau peningkatan plak mukosa secara diskrit yang mungkin terkikis atau

mengalami ulserasi pada permukaannya.8

3. Lymphoma

Lymphoma yang bermanifestasi dalam rongga mulut dapat terjadi pada jaringan

lunak seperti lidah, palatum, dan vestibulum bukal. Lesi ini dapat berupa

pembengkakan yang disertai ulser, mobilitas gigi, nyeri gigi, abses periodontal,

atau hyperplasia reaktif jinak.9


BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Traumatic Ulcer Granuloma with Stromal Eosinophilic(TUGSE) biasa disebut

dengan traumatik granuloma umumnya terjadi pada orang dewasa namun juga

dapat terjadi pada semua usia termasuk anak-anak, dan dapat disertai dengan rasa

sakit. Biasanya muncul di daerah lateral lidah, tetapi juga dapat terjadi pada gingiva

dan daerah lain pada mukosa oral. Lesi dapat muncul selama berminggu-minggu

dan kadang disertai rasa sakit. Lesi ini kadang dapat sembuh sendiri tetapi

kebanyakan lesi bertahan selama berminggu-minggu atau lebih lama.


Daftar Pustaka

1) Sivapathasundharam B,Sundararamaan P, Kannan K.Oral ulcers – A Review.J


Dent and Oral Disord . 2018; 4(4): 1-8.
2) Dhanrajani P, Cropley P W. Oral eosinophilic or traumatic ulcer: a case report
and brief review. National Journal of Maxillofacial Surgery. 2015; 6(2): 237-40.
3) Sharma B, Koshy G, Kapoor S. Traumatic ulcerative granuloma with stromal
eosinophilia: a case report and review of pathogenesis. Journal of clinical and
diagnostic research. 2016; 10(10): 7-8.
4) Butler J N, Kobayashi TT. Trumatic ulcerative granuloma with stromal
eosinophilia: A malignant-appearing benign lesion. Cutis. 2017; 100: 28-31.
5) Sarangarajan R, Vedam V K V, Sivadas G, Sarangarajan A, Meera S. Traumatic
ulcerative granuloma with stromal eosinophilia – mystery of pathogenesis
revisited. J Pharm Bioallied Sci. 2015; 7(2): 421.
6) Sah K dkk. Eosinophilic ulcer of the tongue masquerading as malignant ulcer:
An unexplored distinct pathology. J Oral MaxillofacPathol. 2017: 21 (1); 312.
7) Krawiecka E, Szponar E. Tuberculosis of the oral cavity: an uncommon but still
a love issue. Postepy Dermatol Alergol. 2015; 32 (4): 304
8) Andrade RS, Freitas EM, Rocha BA, Gusmao EDS, Filho MRM, Junior HM.
Oral findings in secondary syphilis. Med Oral Patol Oral Cir Bucal. 2018; 23
(2): 138
9) Varun B R, Varghese N O, Sivakumar T T, Joseph A P. Extranodal non-
hodgkin’s lymphoma of the oral cavity: a case report. Iran J Med Sci. 2017;
42(4): 407-11.

10) Simon H U, Yousefi S, Germic N, Arnold I C, Haczku A, Karaulov A V, et al.


The cellular functions of eosinophils: collegium internationale allergologicum
(CIA). Int Arch Allergy Immunol. 2020; 181: 12.
11) Sugaya N, Martignago F, Pinto D, Migliari D. Recurrent oral eosinophilic ulcer
of the oral mucosa, a case report. Open Dent J. 2018; 12: 19-23.

Anda mungkin juga menyukai