Anda di halaman 1dari 13

DEPARTEMEN PERIODONSIA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS HASANUDDIN

FASE II TERAPI PERIODONTAL

HALAMA

N SAMPUL

OLEH:

NAMA : TRISHYA AZZAHRA RUSNADI


NIM : J014192009
PEMBIMBING : DRG. SUPIATY, M.KES
HARI, TANGGAL BACA : SENIN, 18 MEI 2020
SUMBER : Newman T, Carranza K. Carranza’s Clinical
Periodontology. 13th edition. China: Elsevier Saunder.
2019. P 585-9

DIBAWAKAN SEBAGAI TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


DEPARTEMEN PERIODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
Terapi untuk penyakit periodontal meliputi banyak teknik dan prosedur, tergantung pada
tingkat keparahan penyakit dan tujuan dari perawatan. Masalah awal dapat diberikan
perawatan dengan terapi fase I yang berhasil yaitu penghilangan biofilm oleh pasien setiap
hari, scalling, dan root planning bila perlu. Banyak kasus sedang hingga lanjut tidak dapat
diselesaikan tanpa pembedahan yang membutuhkan akses ke permukaan akar untuk root
planning dan mengurangi atau mengeliminasi kedalaman poket sehingga memungkinkan
pasien menghilangkan biofilm. Fase terapi bedah juga disebut sebagai terapi fase II. Bab ini
menjelaskan teknik bedah yang digunakan untuk tujuan berikut:
1. Mengontrol atau menghilangkan penyakit periodontal.
2. Memperbaiki kondisi anatomi yang menyebabkan penyakit periodontal, gangguan
estetika, atau yang dapat mengganggu pemasangan protesa.
3. Menempatkan implan untuk menggantikan gigi yang hilang dan memperbaiki daerah
penempatan implan.
Banyak kasus yang berhasil dirawat dengan terapi fase I. Bab-bab dalam Bagian V
membahas teknik dan konsep yang digunakan untuk merawat penyakit periodontal yang
memerlukan pembedahan untuk mengurangi atau menghilangkan poket dan memperoleh
akses ke permukaan akar.

Tujuan Fase Pembedahan


Fase bedah terapi periodontal memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Meningkatkan prognosis untuk gigi dan penggantiannya
2. Meningkatkan estetika
Teknik bedah digunakan untuk terapi poket dan untuk koreksi masalah morfologis
(misalnya kerusakan mukogingiva). Dalam beberapa kasus, terapi digabungkan untuk
memberikan satu intervensi bedah yang memenuhi kedua tujuan.
Teknik bedah (1) mendapatkan akses ke permukaan akar, memungkinkan dokter
untuk menghilangkan iritan; (2) mengurangi atau menghilangkan kedalaman poket,; dan (3)
membentuk kembali jaringan lunak dan jaringan keras. Bedah resektif atau regeneratif, atau
keduanya, yang digunakan untuk mengurangi kedalaman poket (Kotak 57.1).
Tujuan kedua dari terapi fase II adalah untuk memperbaiki kerusakan anatomi yang
menyebabkan akumulasi plak atau biofilm dan poket yang rekuren atau mengganggu estetika.
Tujuan dari memperbaiki anatomi adalah untuk memperbaiki kerusakan jaringan gingiva dan
mukosa yang menjadi faktor predisposisi terjadinya penyakit. Tiga jenis teknik dilakukan
pada jaringan non-inflamasi dan tanpa adanya poket periodontal (lihat Kotak 57.1):
1. Teknik bedah plastik digunakan untuk membuat atau memperlebar attached
keratinized gingiva dengan menempatkan berbagai jenis graft.
2. Teknik bedah estetika digunakan untuk menutupi permukaan akar akibat resesi dan
untuk menciptakan kembali papilla yang hilang
3. Teknik pra-prostetik digunakan untuk memodifikasi periodontal dan jaringan sekitar
untuk menerima penggantian prostetik. Meliputi pemanjangan mahkota, ridge
augmentation, dan vestibular deepening.
Gambar. 57.1 memberikan klasifikasi tiga tingkat prosedur bedah yang digunakan dalam
periodonsia: bedah reduksi poket, bedah plastik periodontal, dan bedah pra-prostetik. Bedah
reduksi poket terdiri dari prosedur resektif dan regeneratif, dan bedah plastik periodontal
meliputi prosedur estetika dan augmentasi gingiva.
Prosedur bedah periodontal juga termasuk penempatan implan gigi. Meliputi teknik
penempatan implan dan berbagai prosedur bedah yang memodifikasi jaringan sekitar untuk
penempatan implan. Augmentasi tulang dari lantai sinus atau untuk ridge edentulous yang
sempit adalah contohnya (lihat Kotak 57.1).

KOTAK 57.1 Bedah Periodontal


Bedah Reduksi Poket
 Resektif (contoh: gingivektomi, apically displaced flap,
undisplaced flap dengan/tanpa reseksi tulang)
 Regeneratif (contoh: flap dengan graft)
Perbaikan Kerusakan Anatomi atau Morfologi
 Bedah plastik digunakan untuk memperlebar attached
gingiva
 Bedah estetika (contoh: penutupan akar, pembentukan
papilla gingiva)
 Teknik pra-prostetik (contoh: pemanjangan mahkota, ridge
augmentation, vestibular deepening)
 Penempatan implant

Terapi Bedah Poket


Terapi bedah poket dapat digunakan untuk mendapat akses ke permukaan akar yang
mengalami kelainan untuk memastikan pengangkatan kalkulus yang terletak secara
subgingiva sebelum dilakukan bedah dan untuk menghilangkan atau mengurangi kedalaman
poket periodontal.
Terapi periodontal yang berhasil menghilangkan kalkulus, plak atau biofilm, dan
sementum yang mengalami kelainan dari permukaan gigi secara optimal. Beberapa
investigasi telah menunjukkan bahwa tingkat kesulitan dari bedah ini adalah terbentuknya
poket yang semakin dalam. Permukaan akar juga dapat menjadi lebih kasar, hal ini dapat
mengakibatkan kesulitan dalam perawatan permukaan akar. Furkasi juga dapat menyebabkan
masalah untuk scalling dan root planning pada daerah tersebut. Sebagian besar masalah ini
dapat diatasi dengan pemindahan dinding jaringan lunak dari poket, yang dapat
meningkatkan visibilitas dan aksesibilitas permukaan akar. Teknik bedah flap memungkinkan
dokter untuk mengatasi masalah terkait akses ke permukaan akar.
Eliminasi poket merupakan pertimbangan penting lainnya. meliputi pengurangan
kedalaman poket periodontal sehingga sulkus fisiologis dapat dibersihkan oleh pasien.
Dengan pemilihan kasus yang tepat, teknik resektif dan regeneratif dapat dilakukan untuk
mencapai tujuan ini. Poket tidak memungkinkan bagi pasien untuk menghilangkan biofilm,
yang merupakan bagian dari siklus yang digambarkan pada Gambar. 57.2.

Gambar 57.1 Klasifikasi bedah periodontal. Prosedur bedah yang dilakukan dalam periodonsia diatur sebagai
bedah reduksi poket, bedah plastik periodontal, dan bedah pra-prostetik
Gambar 57.2 Akumulasi plak menyebabkan inflamasi gingiva dan menambah kedalaman poket, yang
menambah daerah akumulasi plak

Hasil dari Terapi Poket


Poket periodontal bisa dalam keadaan aktif, periode tidak aktif, atau tenang. Pada saat
poket aktif, tulang di bawahnya hilang (Gbr. 57.3, kiri atas). Seringkali didiagnosis secara
klinis dengan perdarahan yang terjadi secara spontan atau sebagai respons terhadap probing.
Setelah terapi fase I, inflamasi pada dinding poket mereda, menjadikan poket tidak aktif dan
mengurangi kedalamannya (lihat Gambar 57.3, tengah atas). Pengurangan ini tergantung
pada kedalaman sebelum perawatan dan sejauh mana kedalaman merupakan hasil inflamasi
dari dinding poket (misalnya pseudopocket).
Apakah poket tetap tidak aktif tergantung pada kedalaman, karakteristik dari
komponen plak atau biofilm, dan respons inang.
Poket yang tidak aktif terkadang sembuh dengan long junctional epithelium (lihat
Gambar 57.3, kanan atas). Kondisi ini bisa menjadi tidak stabil, dan kemungkinan rekurensi
dan pembentukan kembali poket karena penyatuan antara epitel dengan gigi tidak adekuat.
Namun, satu penelitian pada monyet menunjukkan bahwa penyatuan long junctional
epithelium dapat menjadi kebal terhadap infeksi biofilm karena kuatnya perlekatan jaringan
ikat.
Beberapa penelitian melaporkan bahwa poket yang tidak aktif dapat dipertahankan
untuk waktu yang lama dengan sedikit kehilangan perlekatan melalui terapi dan dengan
pembersihan plak atau biofilm oleh pasien setiap hari. Hasil yang lebih dapat diandalkan dan
stabil diperoleh dengan mengubah poket menjadi sulkus yang sehat. Dasar sulkus sehat dapat
berada pada dasar poket atau di atas poket. Dalam kasus pertama (lihat Gbr. 57.3, kiri
bawah), tidak ada perlekatan, dan daerah akar yang sebelumnya merupakan dinding poket
menjadi terekspos. Perawatan periodontal tidak menutup resesi yang sebelumnya disebabkan
oleh penyakit.
Sulkus yang sehat dapat berada di atas hingga dasar poket yang sudah ada
sebelumnya (lihat Gambar 57.3, tengah bawah dan kanan). Hal ini kondusif untuk
mengembalikan margin periodonsium; hasilnya adalah sulkus dengan kedalaman normal dan
diperolehnya perlekatan. Pembentukan sulkus yang sehat dan perbaikan periodonsium
memerlukan pemulihan total sebelum penyakit periodontal dimulai, yang merupakan hasil
perawatan yang ideal. Diagram regenerasi tulang pada Gbr. 57.3 (tengah dan kanan bawah)
hanya untuk tujuan ilustrasi.

Gambar 57.3 Kemungkinan hasil terapi poket ditunjukkan. Poket aktif dapat menjadi tidak aktif dan sembuh
dengan epitel junctional yang panjang. Terapi poket bedah dapat menghasilkan sulkus yang sehat, dengan atau
tanpa perlekatan. Peningkatan perlekatan gingiva meningkatkan pemulihan tinggi tulang, dengan pembentukan
kembali ligamen periodontal dan lapisan sementum.

Eliminasi Poket dan Pemeliharaan Poket


Eliminasi poket (mis., Reduksi kedalaman sulkus gingiva) telah dianggap sebagai
jenis terapi periodontal. Hal dianggap penting karena kebutuhan untuk meningkatkan akses
ke permukaan akar untuk terapis selama perawatan dan untuk pasien setelah penyembuhan.
Pendapat yang lain menganggap poket yang dalam setelah perawatan menunjukkan risiko
yang lebih besar dari perkembangan penyakit. Kedalaman probing tidak digunakan untuk
melihat apakah nantinya akan terjadi kehilangan perlekatan atau tidak. Sebaliknya, tidak
adanya poket yang dalam pada pasien yang dirawat memungkinkan adanya periodonsium
yang baik dan stabil.
Penelitian longitudinal dari modalitas terapi yang berbeda selama 30 tahun terakhir
telah menghasilkan hasil yang berbeda, kemungkinan karena masalah yang diciptakan oleh
desain split-mouth. Setelah terapi bedah, poket yang pulih pada kedalaman yang dangkal atau
sedang dapat dipertahankan dalam keadaan sehat dan tanpa bukti radiografi mengurangi
resorpsi tulang dengan kunjungan pemeliharaan yang terdiri dari scalling dan root planning
dan kebersihan mulut dilakukan secara berkala setiap 3 bulan atau kurang. Pada pasien-
pasien ini, poket residual dapat diperiksa dengan probe periodontal yang tipis tanpa rasa
sakit, eksudat, atau perdarahan. Ini menunjukkan bahwa biofilm belum terbentuk pada
permukaan akar subgingiva.
Temuan ini tidak mengubah indikasi dan kebutuhan untuk bedah periodontal karena
hasilnya didasarkan pada bedah permukaan akar yang terekspos untuk menghilangkan iritan
secara menyeluruh. Namun, temuan ini juga menekankan pentingnya fase perawatan dan
pemantauan pada perlekatan dan kedalaman poket bersama dengan tanda klinis lainnya (mis.
Perdarahan, pemeriksaan, mobilitas gigi). Perubahan dari kedalaman awal, poket aktif
menjadi poket yang lebih dangkal, tidak aktif, dan poket yang perlu pemeliharaan
membutuhkan beberapa bentuk terapi poket definitif dan pengawasan konstan setelahnya.
Kedalaman poket adalah penentuan klinis yang sangat berguna dan banyak
digunakan, tetapi harus dievaluasi bersama dengan tingkat perlekatan dan tingkat perdarahan,
eksudasi, dan nyeri. Hal yang paling penting untuk mengevaluasi apakah terdapat perubahan
pada poket adalah tingkat perlekatan, yang diukur dalam milimeter dari cementum enamel
junction. Perpindahan apikal dari tingkat perlekatan menempatkan gigi dalam bahaya, bukan
peningkatan kedalaman poket, yang mungkin disebabkan oleh perpindahan koronal dari
margin gingiva.
Kedalaman poket tetap menjadi variabel klinis penting dalam pemilihan perawatan.
Lindhe dkk membandingkan efek root planning sendiri atau menggunakan Widman flap yang
dimodifikasi dengan tingkat perlekatan yang dihasilkan dan dalam kaitannya dengan
kedalaman poket awal. Mereka melaporkan bahwa prosedur scalling dan root planning
menginduksi kehilangan perlekatan jika dilakukan di poket lebih dangkal dari 2,9 mm,
sedangkan perolehan perlekatan terjadi di poket yang lebih dalam. Widman flap yang
dimodifikasi menginduksi kehilangan perlekatan jika dilakukan dalam poket lebih dangkal
dari 4,2 mm tetapi menghasilkan perlekatan yang lebih besar dari pada root planing pada
poket yang lebih dalam dari 4,2 mm. Hilangnya adalah kehilangan perlekatan jaringan ikat,
sedangkan perlekatan kembali dapat dianggap sebagai perlekatan palsu karena berkurangnya
penetrasi jaringan ikat apikal ke bagian bawah poket setelah perawatan.
Kedalaman probing ditetapkan sekitar 6 bulan setelah terapi aktif dan penyembuhan
dapat dipertahankan, tetap tidak berubah, atau dikurangi selama periode pemeliharaan yang
melibatkan evaluasi ulang, penghilangan plak atau biofilm, dan terapi akar sebagaimana
diperlukan setiap 3 bulan.
Ramfjord dan Rosling dan rekan-rekan mereka melaporkan bahwa kedalaman poket
tertentu berulang tanpa memandang teknik bedah yang digunakan untuk terapi poket.
Menjaga kedalaman ini tanpa kehilangan perlekatan menjadi tujuannya.

Evaluasi Setelah Terapi Fase I


Penelitian longitudinal menemukan bahwa semua pasien harus dirawat diawali
dengan scalling, root planning, dan kontrol plak atau biofilm dan penentuan akhir tentang
perlunya bedah periodontal dilakukan hanya setelah evaluasi menyeluruh dari efek terapi fase
I. Penilaian biasanya dibuat tidak kurang dari 1 hingga 3 bulan dan kadang-kadang selama 9
bulan setelah selesainya terapi fase I. Evaluasi ulang kondisi periodontal termasuk probing
kembali seluruh mulut. Kalkulus, karies akar, restorasi yang rusak, dan tanda-tanda inflamasi
juga harus dievaluasi.

Zona Kritis pada Bedah Poket


Kriteria pemilihan teknik bedah untuk terapi poket didasarkan pada temuan klinis
pada dinding poket jaringan lunak, permukaan gigi, tulang di bawahnya, dan attached
gingiva.

Zona 1: Dinding Poket Jaringan Lunak


Dokter harus menentukan struktur morfologis, ketebalan, dan topografi dari dinding poket
jaringan lunak dan inflamasi di dinding poket.

Zona 2: Permukaan Gigi


Dokter harus mengidentifikasi deposit dan perubahan permukaan sementum dan menentukan
aksesibilitas permukaan akar hingga instrumentasi. Terapi fase I seharusnya bisa mengatasi
banyak atau semua masalah pada permukaan gigi. Evaluasi hasil terapi fase I dapat
menentukan kebutuhan akan terapi lebih lanjut dan metode yang akan digunakan.
Zona 3: Tulang di Bawahnya
Dokter harus menetapkan bentuk dan tinggi tulang alveolar di sebelah dinding poket melalui
pemeriksaan klinis dan radiografi. Jumlah dinding tulang — satu, dua, atau tiga — membantu
menentukan apakah terapi resektif atau regeneratif dapat digunakan. Osseus crater,
kehilangan tulang horizontal, dan kelainan bentuk tulang lainnya juga merupakan kriteria
penting dalam pemilihan teknik perawatan.

Zona 4: Attached Gingiva


Dokter harus mempertimbangkan ada atau tidak adanya pita jaringan berkeratin yang
adekuat, attached gingiva saat menentukan metode perawatan poket. Attached gingiva yang
tidak adekuat dapat disebabkan oleh perlekatan frenulum yang tinggi, resesi gingiva, atau
poket yang dalam yang mencapai mucogingival junction. Keadaan-keadaan tersebut perlu
ditinjau kembali dan mempertimbangkan pengaruhnya terhadap terapi poket.

Indikasi Bedah Periodontal


Hal-hal di bawah ini menjadi indikasi dari fase bedah terapi periodontal:
1. Area dengan kontur tulang tidak teratur, kawah dalam, dan cacat lainnya biasanya
memerlukan bedah.
2. Poket di sekitar gigi di mana akses ke permukaan akar untuk penghilangan iritan pada
akar tidak memungkinkan secara klinis merupakan indikasi untuk pembedahan. Hal
ini sering terjadi di sekitar molar dan premolar.
3. Furcation involvement grade II atau III kemungkinan memerlukan bedah untuk
memastikan penghilangan iritan di sekitar permukaan akar. Jika reseksi akar atau
hemiseksi diperlukan, intervensi bedah akan diperlukan.
4. Poket infraboni distal ke molar terakhir, yang dalam banyak kasus dipersulit oleh
masalah mukogingival, sering membutuhkan pembedahan.
5. Inflamasi di daerah setelah dilakukan prosedur sebelumnya yang memiliki poket
sedang hingga dalam mungkin memerlukan pembedahan. Biasanya area di mana
semua kalkulus subgingiva tidak dapat dihilangkan. Kasus dengan poket yang
dangkal dan kebersihan yang baik tetapi terjadi pendarahan saat probing dapat
disebabkan oleh masalah mukogingiva di daerah yang tidak ada jaringan berkeratin.
Trauma pada daerah ini dapat menyebabkan perdarahan.

Metode Terapi Poket


Metode untuk terapi poket dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Teknik pelekatan baru memberikan hasil yang ideal karena mereka menghilangkan
kedalaman poket dengan menyatukan kembali gingiva dengan gigi pada posisi
koronal ke dasar poket yang sudah ada sebelumnya. Perlekatan baru melibatkan
regenerasi tulang, jaringan ikat, ligamentum periodontal, dan sementum.
2. Penghilangan dinding poket adalah metode yang paling umum. Dinding poket terdiri
dari jaringan lunak dan dapat melibatkan tulang dalam kasus poket infraboni. Hal ini
dapat dihilangkan dengan metode berikut:
• Retraksi atau penyusutan, di mana pengangkatan plak atau biofilm oleh pasien dan
scaling dan root planning menghentikan proses inflamasi, dapat terjadi. Jaringan
gingiva menyusut, mengurangi kedalaman poket.
• Pengangkatan poket secara pembedahan dilakukan dengan gingivektomi atau
undisplaced flap.
• Penempatan flap kea rah apikal dilakukan dengan apically displaced flap.
3. Pengangkatan sisi gigi dari poket, yang dilakukan dengan pencabutan gigi atau
pencabutan gigi sebagian dalam kasus furcation involvement (mis., Hemiseksi atau
reseksi akar).

Kriteria untuk Pemilihan Metode Terapi Bedah


Kriteria ilmiah untuk menetapkan indikasi untuk penggunaan setiap teknik sulit untuk
ditentukan. Kriteria didasarkan pada studi yang mengikuti sejumlah besar kasus selama
beberapa tahun, dan pengalaman klinis jangka panjang. Pemilihan teknik untuk merawat lesi
periodontal tertentu didasarkan pada pertimbangan berikut:
1. Karakteristik poket: kedalaman, hubungan dengan tulang, dan konfigurasi
2. Aksesibilitas instrumentasi, termasuk keterlibatan furkasi.
3. Adanya masalah mukogingiva
4. Respon terhadap terapi fase I
5. Kerjasama pasien, termasuk kemampuan menjaga kebersihan mulut dan berhenti
merokok
6. Usia dan kesehatan umum pasien
7. Diagnosis keseluruhan kasus: berbagai jenis pembesaran gingiva dan jenis
periodontitis (mis., periodontitis marginal kronis, localized aggressive periodontitis,
generalized aggressive periodontitis)
8. Pertimbangan estetika
9. Perawatan periodontal sebelumnya
Setiap variabel dianalisis sehubungan dengan teknik terapi poket. Teknik tertentu
kemudian dipilih. Yang paling mungkin berhasil menyelesaikan masalah dengan efek yang
paling tidak diinginkan harus dipilih.

Metode untuk Kelainan Poket Tertentu


Terapi untuk Poket Gingiva
Poket gingiva tidak memiliki komponen tulang (mis., Tidak ada kehilangan
perlekatan) dan biasanya memiliki jaringan gingiva bersifat edematous atau fibrotik. Dua
faktor dipertimbangkan: karakter dinding poket dan aksesibilitas poket.
Dinding poket bisa bersifat edematous atau fibrotik. Jaringan edematous menyusut setelah
faktor-faktor lokal dihilangkan, mengurangi atau menghilangkan kedalaman poket. Scalling
dan root planning adalah teknik pilihan untuk kasus-kasus ini.
Poket dengan dinding yang bersifat fibrotik tidak berkurang kedalamannya setelah
dilakukan scaling dan root planning. Poket ini dihilangkan atau dikurangi dengan terapi
bedah. Dulu, gingivektomi sering digunakan untuk mengurangi poket ini. Hal ini
menyelesaikan masalah, tetapi dalam beberapa kasus pembesaran gingiva (mis., Pembesaran
terkait fenitoin), perawatan dapat meninggalkan luka yang besar dan terbuka, dan pasien
harus menjalani proses penyembuhan yang menyakitkan dan berkepanjangan. Saat ini, teknik
flap yang dimodifikasi digunakan, dan lebih sedikit masalah pasca operasi yang terkait
dengan penutupan primer luka (lihat Bab 61). Beberapa dokter telah menganjurkan
penggunaan terapi laser untuk mengatasi pembesaran gingiva (lihat Bab 68)

Terapi untuk Incipient Periodontitis


Pada pasien dengan periodontitis ringan dengan perlekatan minimal dan kehilangan
tulang, poket memiliki kedalaman yang tidak dalam atau sedang. Pada pasien-pasien ini,
kebersihan mulut yang baik, scaling, dan root planning bila perlu biasanya cukup untuk
mengatasi kelainan ini. Incipient periodontitis yang rekuren di lokasi yang sebelumnya
dirawat dengan kebersihan mulut yang baik mungkin memerlukan analisis menyeluruh, yang
mungkin disebabkan oleh sisa-sisa kalkulus yang tidak dibersihkan selama perawatan
sebelumnya atau faktor-faktor lain seperti restorasi yang terletak secara subgingiva. Kadang-
kadang, pembedahan mungkin diperlukan untuk memperbaiki masalah ini.

Terapi untuk Moderate hingga Severe Periodontitis di Daerah Anterior


Karena gigi anterior rahang atas penting secara estetika, teknik yang menyebabkan
paling sedikit akar terekspos secara visual harus dipertimbangkan. Namun, setiap pasien
memiliki harapan yang berbeda mengenai hasil akhir terapi. Dokter harus menjelaskan bahwa
terapi tersebut dapat berupa antara eliminasi poket menyeluruh dan mencapai hasil estetika
yang dapat diterima oleh pasien. Pasien harus diberi edukasi sebelum terapi bahwa setelah
dilakukan perawatan akan terjadi beberapa derajat resesi gingiva dan beberapa kehilangan
papilla interdental.
Gigi anterior memiliki dua keuntungan untuk menggunakan pendekatan konservatif
(non-bedah): (1) semua gigi berakar tunggal dan mudah diakses untuk scaling subgingiva dan
root planning, dan (2) kepatuhan pasien dan ketelitian dalam kontrol plak atau biofilm lebih
mudah. Oleh karena itu terapi non-bedah adalah pilihan untuk gigi-geligi anterior rahang atas.
Dalam beberapa situasi, terapi bedah mungkin diperlukan untuk meningkatkan
aksesibilitas untuk root planning, atau terapi regeneratif mungkin dilakukan papilla
preservation flap atau modified papilla preservation flap dapat digunakan untuk kedua tujuan
dan menawarkan hasil pasca operasi yang lebih baik dengan resesi yang lebih sedikit dan
mengurangi pembentukan kawah jaringan lunak secara interproksimal.
Ketika ruang interdental minimal, teknik papilla preservation mungkin tidak layak.
Sebaliknya, teknik yang membagi papilla dan mempertahankan sebanyak mungkin papilla
adalah teknik bedah yang tepat.
Ketika hasil estetika bukan pertimbangan utama dan prosedur flap diperlukan untuk
akses permukaan akar, flap Widman yang dimodifikasi dapat dipilih. Teknik ini
menggunakan insisi bevel internal sekitar 1 hingga 2 mm dari margin gingiva tanpa
menipiskan flap. Prosedur ini dapat menyebabkan resesi minor pada jaringan gingiva
sekitarnya.
Dalam kasus dengan keterlibatan tulang, kontur tulang mungkin diperlukan meskipun
dihasilkan akar yang terkspos. Teknik pilihannya adalah apically displaced flap dengan
pembentukan tulang. Dokter harus mengedukasi pasien sebelum terapi tentang kemungkinan
kesulitan estetika karena resesi yang diharapkan dari jaringan gingiva.

Terapi untuk Moderate hingga Severe Periodontitis di Daerah Posterior


Perawatan untuk molar dan premolar rahang atas dan bawah tidak memerlukan
masalah estetika tetapi seringkali melibatkan akses yang sulit untuk terapi akar. Cacat tulang
terjadi lebih sering di daerah posterior daripada anterior, dengan banyak daerah memiliki lesi
infraboni yang dalam dan masalah akar anatomis dengan cekung, seperti permukaan mesial
premolar pertama rahang atas. Masalah yang sulit ditemui di daerah posterior adalah lesi
furkasi. Karena daerah ini dapat menimbulkan masalah yang tidak dapat diatasi untuk
instrumentasi kecuali jika flap dihubungkan, diindikasikan untuk melakukan tindakan bedah.
Pembedahan dilakukan di daerah posterior untuk meningkatkan akses ke permukaan
akar atau untuk pengurangan poket definitif yang membutuhkan pembedahan. Akses dapat
diperoleh dengan flap yang tidak diletakkan atau terlepas secara apikal.
Sebagian besar pasien dengan moderate hingga severe periodontitis mengalami cacat tulang
yang memerlukan beberapa tingkat rekonstruksi tulang. Untuk cacat tulang yang dapat
diterima untuk rekonstruksi, papilla preservation flap atau modified papilla preservation flap
adalah teknik pilihan karena lebih baik melindungi daerah interproksimal di mana cacat
sering terjadi. Pilihan kedua dan ketiga adalah sulcular flap dan modified Widman flap,
mempertahankan sebanyak mungkin papilla.
Untuk cacat tulang tanpa kemungkinan terapi rekonstruktif, seperti cekungan pada
interdental, teknik pilihannya adalah apically displaced flap with osseus contouring.

Teknik Bedah untuk Perbaikan Kerusakan Struktur Morfologi


Tujuan untuk teknik yang dilakukan untuk memperbaiki kerusakan morfologis (yaitu,
mucogingival, estetika, dan pra-prostetik) dijelaskan dalam Bab 60 dan 62.

Teknik Bedah untuk Implan dan yang Menyangkut Masalah Tersebut


Tujuan untuk teknik yang dilakukan untuk penempatan implan dan yang menyangkut
masalah tersebut dijelaskan dalam Bab 78 hingga 80.

Kesimpulan
Banyak langkah diperlukan untuk mencapai dan mempertahankan keadaan
periodontal yang sehat. Setelah menyelesaikan terapi fase I, yang terdiri dari edukasi pasien,
kontrol biofilm, dan peawatan akar, daerah periodontal yang terlibat dievaluasi kembali.
Perlunya terapi fase II, yang merupakan fase perawatan bedah, tergantung pada keberhasilan
fase awal dan keparahan kondisi periodontal. Pembedahan periodontal, yang meliputi
prosedur plastik, estetika, resektif, dan regeneratif, menjadi perlu ketika akses untuk terapi
akar diperlukan atau koreksi defek anatomi atau morfologis diperlukan. Penempatan implan
gigi dapat menjadi bagian dari terapi ini.

Anda mungkin juga menyukai