Anda di halaman 1dari 8

BAB 11

PEMBAHASAN

A. Urutan Prodesur pemeriksaan Perawatan


Langkah 1 : Instruksi Control Plak Dan Bio Film
Kontrol plak atau biofilm merupakan komponen penting dari terapi
periodontal yang berhasil, dan instruksi harus dimulai pada janji temu perawatan
pertama. Sebelum instruksi kebersihan mulut, pasien harus memahami alasan bahwa dia
harus berpartisipasi aktif dalam terapi. Penjelasan tentang etiologi penyakit harus
disampaikan kepada pasien. Setelah pasien memahami sifat penyakit periodontal dan
etiologinya, akan lebih mudah untuk mengajarkan kebersihan yang harus dia praktikkan.
Pasien harus diinstruksikan tentang teknik yang benar untuk menghilangkan plak atau
biofilm; ini berarti berfokus pada penerapan bulu pada sepertiga gingiva dari mahkota
klinis, di mana gigi bertemu dengan margin gingiva. Teknik ini terkadang disebut sebagai
target kebersihan mulut (Takei H: Personal communication, 2009) dan identik dengan
teknik Bass.

Langkah 2 : Penghapusan Plak Supragingival dan Subgingival atau Biofilm dan


Kalkulus
Penghapusan kalkulus dilakukan dengan menggunakan skaler, kuret,
instrumentasi ultrasonik, atau kombinasi dari perangkat ini selama satu atau lebih
pertemuan. Bukti menunjukkan bahwa hasil perawatan untuk periodontitis kronis serupa
untuk semua instrumen, yang dapat berupa instrumentasi tangan atau instrumen mekanis
lainnya, seperti skaler ultrasonik.1213 Sebagian besar klinisi menyarankan kombinasi
instrumen tangan (skaler, kuret) dan perangkat ultrasonik.
Perawatan laser juga dianjurkan untuk terapi periodontal oleh beberapa dokter. Namun,
beberapa ulasan menunjukkan bahwa studi yang dirancang lebih baik diperlukan untuk
mengkonfirmasi hasilnya. Selain itu, kuretase gingiva, yaitu penghilangan jaringan lunak
yang melapisi poket secara sistematis, belum terbukti memperbaiki hasil perawatan.

Langkah 3 : Mengkontrol Ulang Restorasi Cacat Dan Mahkota Koreksi


cacat restoratif, yang merupakan area tertentu plak atau biofilm, dapat
dilakukan dengan menghaluskan permukaan kasar dan menghilangkan overhang dari
restorasi yang rusak dengan bur atau instrumen tangan, atau penggantian lengkap
restorasi yang gagal mungkin diperlukan. Semua langkah ini penting untuk
menghilangkan faktor risiko yang melanggengkan proses inflamasi. Prosedur ini dapat
diselesaikan bersamaan dengan prosedur fase lainnya.

Langkah 4: Pengelolaan Lesi Karies


Penghapusan lesi karies dan penempatan restorasi sementara atau
permanen diindikasikan dalam terapi fase I karena proses karies bersifat menular.
Penyembuhan jaringan periodontal dimaksimalkan dengan menghilangkan reservoir
bakteri pada lesi ini sehingga tidak dapat mengisi kembali plak mikroba.

Langkah 5: Evaluasi Ulang Jaringan


Setelah scaling, root planing, dan prosedur fase I lainnya, jaringan
periodontal membutuhkan sekitar 4 minggu untuk sembuh. Kali ini memungkinkan
jaringan ikat untuk sembuh, dan kedalaman probe yang akurat dapat diukur. Pasien juga
akan memiliki kesempatan untuk meningkatkan keterampilan perawatan di rumah
mereka untuk mengurangi peradangan gingiva dan menerapkan kebiasaan baru yang akan
memastikan keberhasilan pengobatan. Pada pertemuan evaluasi ulang, jaringan
periodontal diperiksa, dan semua kondisi anatomi terkait dievaluasi secara hati-hati untuk
menentukan apakah perawatan lebih lanjut, termasuk pembedahan periodontal,
diindikasikan.

Hasil
Terapi scaling dan root planing telah dipelajari secara ekstensif untuk mengevaluasi
pengaruhnya terhadap penyakit periodontal. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa
perawatan ini efektif dan dapat diandalkan.
B. Tahapan Terapi Periodontal

1. Fase Darurat

 Pasien gingiva akut → NUG, herpetic gingivostomatitis, perikoronitis.


 Abses periodontal akut

2. Terapi Inisial

 DHE
 Scaling dan Root Planing.
 Koreksi restorasi.
 Restorasi karies.
 Terapi antimikroba.
 OA.
 Splinting sementara.

3. Terapi Pemeliharaan

 Cek OHIS
 Cek kondisi gingiva.
 Cek oklusi dan kegoyangan gigi.
 Cek apakah ada perubahan patologis lain.

4. Fase Bedah

 Kuret, gingivektomi, flap.


 Implan.
 Terapi endodontik.

5. Fase Rekonstruksi

 Restorasi akhir.
 Perawatan prostodontik.

C. Sebelum Melakukan Perawata Pada DM Ada Beberapa Hal Yang Harus


Diperhatikan

Sebelum melaksanakan perawatan gigi dan mulut pada pasien DM perlu


diperhatikan tipe perawatan menurut Sonis dkk (1995) berikut:
• Tipe I : pemeriksaan atau radiografi, instruksi OH dan pencetakan untuk model studi
• Tipe II : penambalan gigi sederhana, profilaksis dan perawatan orthodonsia
• Tipe III : penambalan lanjutan, perawatan endodontik, scaling dan root planning
• Tipe IV : pencabutan gigi sederhana, kuretase, dan gingivoplasti
• Tipe V : pencabutan serial, bedah flap dan gingivektomi
• Tipe VI : bedah besar dan reseksi gingiva
D. Perawatan Bedah Pembukaan Flap

Berdasarkan anamnesis, pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik. Pada


pemeriksaan ektra oral tidak terdapat kelainan. Pada pemeriksaan klinis (Gambar 1)

Pasien mengeluh sulit mengunyah. Pasien tidak pernah periksa rutin ke dokter gigi. Pada
pemeriksaan radiografis (Gambar 2) terlihat adanya kerusakan tulang alveolar arah
vertikal pada gigi 31,32,41,42.

Perawatan pertama yang dilakukan yaitu skeling rahang atas dan rahang bawah,
dilakukan perlahan-lahan dengan menahan gigi tersebut (Gambar 3).

Dua minggu setelah dilakukan skeling, kemudian dilanjutkan dengan pembedahan flap
periodontal dengan insisi horizontal dan vertical pada bagian distal gigi 34 dan 44.
(Gambar 4).
Pasien dirawat dengan membuka flap untuk melakukan debridement dibawah anestesi
lokal. Semua kalkulus subgingiva dihilangkan dengan kuretase. Flap yang telah dibuat
kemudian ditraksi dengan menggunakan elevator periodontal (Gambar 5).

Kemudian dilakukan kuretase dan root planning pada gigi anterior rahang bawah
(Gambar 6).

Setelah dilakukan kuretase dan root planning, serta dipastikan sudah tidak terdapat lagi
kalkulus baik di supragingiva maupun subgingiva, maka dilakukan irigasi dengan larutan
NaCl. Jaringan bekas insisi kemudian dijahit dan menutup daerah operasi dengan
menggunakan pack periodontal (Gambar 7 dan gambar 8).
Kegoyangan gigi juga berkurang menjadi °1. Kontrol post operasi (Gambar 9) dari hari
ke hari terlihat dengan jelas perubahan-perubahan yang terjadi mulai dari warna gingiva
yang sudah normal tidak hiperemi dan terlihat perlekatan margin gingiva yang baik ke
permukaan gigi. Gambar 10
DAFTAR PUSTAKA

Carranza's. (2019). Clinical Periodontology (Thirteenth edition ed.). Elsevier.

soeprapto, A. (2017). buku pedoman tata laksana kedokteran gigi . Yogyakarta: STPI bina insan mulia.

Sri , O., & Lilies , A. A. (2014, juli). PERAWATAN BEDAH FLAP PERIODONTAL PADA PERIODONTITIS
KRONIS:. Perawatan Bedah Flap Periodontal Pada Periodontitis Kronis: Sebuah Laporan Kasu,
Vol 06 (01) :, 101-108.

Victoria , D. A., & Nabila , P. (2019). Penatalaksanaan Periodontitis Kronik Pada Penderita Diabetes
Mellitus. Stomatognatic (J.K.G Unej), Vol. 16 No. 2 , 61.

Anda mungkin juga menyukai