Anda di halaman 1dari 11

LO SKENARIO 1 Alasan ditentukannya kedalaman pocket 5

mm untuk dilakukan perawatan lanjutan


1. Mampu memahami dan menjelaskan adalah bahwa standar 5 mm telah umum
fase-fase perawatan periodontal digunakan sebagai pedoman untuk
7.1.1 Fase-fase perawatan periodontal mengidentifikasi pasien calon rujukan
antara lain: bedah didasarkan pada pemahaman bahwa
1. Fase Preliminary panjang akar rata-rata adalah sekitar 13
Fase Preliminary adalah fase yang mm dan puncak tulang alveolar berada
menjadikan tindakan pada kasus darurat kurang lebih 2 mm di apikal dasar pocket.
sebagai prioritas utama. Meliputi Ketika ada kehilangan perlekatan klinis
perawatan kasus darurat dari gigi atau sebesar 5 mm, puncak tulang alveolar
periapikal, periodontal, dan lain lain. adalah sekitar 7 mm dari cementoenamel
Selain itu, pada fase ini dilakukan junction, karena itu hanya ada sekitar
pencabutan gigi apabila gigi tersebut tidak setengah dukungan tulang untuk gigi
dapat dipertahankan (Khalid dan Bassel, tersebut. Bedah periodontal dapat
2014). membantu meningkatkan dukungan gigi
2. Fase I (Perawatan periodontal non- pada kasus ini melalui pengurangan poket
bedah) meliputi : dan prosedur regenerasi (Carranza, 2015).
a. Edukasi kontrol plak,
b. Edukasi mengenai kontrol
diet/kontrol makanan,
c. Scaling dan root planing,
d. Koreksi restorasi dan koreksi
faktor yang mengiritasi gigi
tiruan,
e. Terapi antimikroba, dapat
menggunakan obat kumur atau
antibiotik yang diberikan secara
langsung ke pocket periodontal,
f. Splinting (Khalid dan Bassel,
2014).
3. Evaluasi dari respon fase non bedah.
Pada fase ini dilakukan pengecekan
kembali dari :
a. Kedalaman pocket periodontal
dan keradangan gingiva,
b. Plak, kalkulus, dan karies
(Khalid dan Bassel, 2014).
4. Fase II (Perawatan periodontal
dengan bedah)
Fase ini dilakukan setelah evaluasi
dari fase I, dengan pertimbangan hasil
pemeriksaan seperti : 5. Fase III (Perawatan Restoratif)
a. Kedalaman pocket > 5 mm, meliputi :
b. Furcation involvement derajat 2 a. Pembuatan restorasi tetap,
dan 3, b. Gigi tiruan cekat dan lepasan,
c. Gingival enlargement. c. Evaluasi terhadap respon terapi
Maka dengan ini dapat dilakukan fase 3 (Khalid dan Bassel,
perawatan bedah periodontal dan flap 2014).
periodontal (Khalid dan Bassel, 2014). 6. Fase IV ( Fase pemeliharaan)
Fase pemeliharaan ini untuk kasus memulihkan dukungan
mempertahankan hasil perawatan yang tulang alveolar,
diperoleh dan mencegah kekambuhan c. Menciptakan lingkungan oral
penyakit (Khalid dan Bassel, 2014). pasien yang secara relatif
7.1.2 Prinsip perawatan periodontal mempermudah pasien untuk
Menegakkan diagnosis dengan menjaga agar tetap bebas dari
tujuan secara keseluruhan dapat plak (Laura et al, 2009).
disimpulkan sebagai usaha untuk c. Fase pemeliharaan (suportif)
menjadikan mulut sehat, dengan pasien bertujuan untuk memperkuat
mampu, dan mau, menjaga agar mulut motivasi pasien sehingga tingkat
tetap sehat (Laura et al, 2009). kebersihan mulutnya cukup baik
Prinsip perawatan periodontium untuk mencegah kekambuhan
dibagi ke dalam tiga fase: penyakit. Fase ini mendapatkan
a. Fase permulaan (menghilangkan perhatian yang tinggi karena relatif
faktor penyebab), tujuannya adalah mudah, yaitu aktivitas penyakit
mengontrol atau menghilangkan dapat dipantau dengan cara probing
gingivitis serta menahan dan berbagai cara pemeriksaan di
berkembangnya penyakit klinik (Laura et al, 2009).
periodontium dengan membuang 7.2 Mampu memahami dan
plak dan faktor predisposisinya. menjelaskan definisi, tahapan, dan
Penyakit periodontium adalah apa saja yang dilakukan pada
penyakit infeksi yang disebabkan perawatan periodontal fase I
oleh adanya plak, dengan demikian, Menurut American Academy of
mengontrol plak adalah merupakan Periodontology, Perawatan periodontal
kunci keberhasilan perawatan. fase I merupakan terapi permulaan untuk
Perawatan yang lebih kompleks akan mengontrol plak, penyakit periodontal
selalu gagal jika tanpa disertai yang berhubungan dengan sistemik dengan
tindakan mengontrol plak secara cara menghilangkan bakteri plak biofilm,
efektif (Laura et al, 2009). kalkulus supragingiva dan subgingiva
b. Fase kerektif dilakukan terutama dengan kemoterapi agen dan
untuk memperbaiki fungsi, dan jika menghilangkan faktor lokal seperti
memungkinkan, juga untuk medeteksi kerusakan restorasi dan
memperbaiki fungsi estetika. Teknik perawatan lesi karies. Perawatan
korektif meliputi bedah periodontal, periodontal fase I merupakan perawatan
bedah regeneratif, bedah penunjang keberhasilan perawatan
mukogingiva, penggunaan selektif berikutnya. Macam-macam perawatan
antibiotik secara lokal dan sistemik, periodontal fase I antara lain :
perawatan kerusakan area furkasi, a. Instruksi kontrol plak terbatas
pembuatan restorasi, perawatan Pada tahap ini pasien diajarkan
endodontik, serta penyesuaian oklusi mengenai cara pembersihan permukaan
(Laura et al, 2009). gigi yang licin dan rata. Tahap ini
Tujuan dari fase ini adalah: merupakan komponen penting untuk terapi
a. Menghilangkan poket periodontal dapat sukses. Pada sesi
periodontium patologis, atau pertama kepada pasien baru dapat
mendapatkan perlekatan epitel diajarkan cara pembersihan dengan sikat
yang erat di tempat poket gigi dan mulai menggunakan benang gigi
pernah terjadi, (dental floss). Pendekatan di beberapa fase
b. Menghentikan kehilangan I memungkinkan dokter gigi untuk
tulang, serta pada beberapa mengevaluasi, memperkuat, dan
meningkatkan keterampilan kebersihan menunjukkan splinting dapat
mulut pasien (Carranza, 2015). meningkatkan resistensi jaringan terhadap
b. Menghilangkan kalkulus secara kerusakan periodontal lebih lanjut dan
keseluruhan mempercepat respon penyembuhan
Pembersihan kalkulus supragingival (Trijani, 2010).
dan subgingival bisa dengan cara scaling. 7.3 Mampu memahami dan
Scaling ini dapat dilakukan dengan scaler menjelaskan definisi, dasar
ultrasonik, scaler manual, atau kuret pemikiran, serta tindakan dari
(Carranza, 2015). DHE
c. Koreksi restorasi Dental Health Education (DHE)
Keberadaan restorasi yang didefinisikan sebagai pendidikan
berlebihan/overhanging, kasar, kesehatan gigi yaitu proses pendidikan
overcontoured, lokasinya subgingival yang timbul atas dasar kebutuhan
meskipun halus akan diikuti oleh kesehatan gigi dan mulut yang bertujuan
penumpukan plak yang banyak, inflamasi untuk menghasilkan kesehatan gigi dan
gingiva, kehilangan tulang dan kehilangan mulut yang baik dan meningkatkan taraf
perlekatan. Seperti halnya kalkulus, hidup. (Notoadmojo, 2003 dalam
restorasi yang demikian menghalangi Afriansyah, 2016).
prosedur kontrol plak, sehingga harus Menurut (Muin, 2011) Dental Health
dikoreksi atau diganti dengan yang baru. Education merupakan suatu usaha
Koreksi restorasi yang cacat adalah sama terencana dan terarah dalam bentuk
pentingnya dengan penyingkiran kalkukus, pendidikan kesehatan gigi non formal yang
dan oleh karena itu penyingkirannya harus berkelanjutan. Pendidikan kesehatan gigi
dilakukan pada waktu yang bersamaan merupakan suatu proses belajar yang
dengan penyingkiran kalkulus (Carranza, timbul oleh karena adanya kebutuhan
2015). kesehatan sehingga menimbulkan aktifitas
d. Penumpatan lesi karies perseorangan/masyarakat dengan tujuan
Karies yang lokasinya dekat ke untuk menghasilkan kesehatan gigi yang
gingiva dapat mengganggu kesehatan baik.
periodonsium meskipun tanpa ada Dasar pemikiran dari Dental Health
kalkulus atau restorasi yang cacat di Education (DHE) antara lain :
sekitarnya. Hal ini disebabkan karies yang a. Meningkatkan oral hygiene pasien
letaknya demikian merupakan wadah yang (Carranza, 2015).
luas dan tersembunyi bagi bakteri plak. b. Memberikan informasi kepada
Oleh sebab itu penumpatan karies yang pasien bahwa plak pada gigi dan
berada dekat ke gingiva merupakan bagian daerah yang berbatasan dengan gusi
integral dari perawatan inisial (Carranza, merupakan “target hygiene”,
2015). sehingga pada daerah tersebut harus
e. Occlusal adjustment, dibersihkan untuk mencegah karies
f. Ekstraksi gigi yang tidak bisa dan penyakit periodontal (Carranza,
dipertahankan, 2015).
g. Penggunaan antibiotik c. Usaha secara emosional untuk
(Carranza, 2015). memperkenalkan pasien dengan
h. Splinting dunia kesehatan gigi dan mulut
Splinting adalah suatu alat yang sehingga mampu memelihara
bertujuan untuk imobilisasi atau stabilisasi kesehatan gigi dan mulut dengan
kegoyangan gigi. Splinting biasanya kemampuannya sehingga
dilakukan pada fase I sebelum fase bedah, mendapatkan kerjasama yang baik
baik berupa splinting sementara maupun antara pasien dengan dokter gigi
splinting permanen. Beberapa penelitian (Muin, 2011).
d. Meningkatkan pengertian dan Pasien dapat mengurangi jumlah
kesadaran masyarakat tentang plak biofilm dan gingivitis lebih efektif
pentingnya kesehatan gigi dan mulut dengan cara mengulang-ulang instruksi
(Muin, 2011). dan adanya dorongan untuk menjaga
e. Mengurangi penyakit gigi dan mulut kebersihan gigi dan mulut. Namun
(Muin, 2011). demikian, pemberian instruksi untuk
Tindakan dari Dental Health menjaga kebersihan gigi dan mulut harus
Education (DHE) antara lain : lebih singkat daripada demontrasi cara
1. Motivasi untuk Kontrol Plak yang menyikat gigi. Prosedur ini merupakan
Efektif prosedur yang harus dikerjakan dengan
Memotivasi pasien untuk melakukan telaten dan butuh kesabaran pasien,
kontrol plak yang efektif adalah salah satu pengawasan yang seksama dalam
elemen yang paling penting dan sulit, mengkoreksi kesalahan, penekanan untuk
untuk mencapai kesuksesan jangka rutin kontrol sampai pasien dirasa mampu
panjang pada terapi periodontal. menjaga kebersihan gigi dan mulutnya
Membutuhkan komitmen pasien yang baik (Carranza, 2015).
untuk dapat mengubah kebiasaan sehari- Pada kunjungan pertama, pasien
hari dan selalu datang kontrol rutin untuk seharusnya diberikan sikat gigi yang baru,
pemeliharaan. Mengadopsi kebiasaan baru alat pembersih bagian interdental dan
dan pasien dapat rutin kembali untuk disclosing agent. Disclosing agent
perawatan tidak mustahil. Memotivasi digunakan untuk melihat kondisi plak pada
dapat sukses bila: rongga mulut pasien (Carranza, 2015).
a) pasien menerima dan memahami Mendemonstrasikan cara menyikat
konsep patogenesis, pengobatan, gigi di rongga mulut pasien, sementara
dan pencegahan penyakit pasien memegang kaca untuk melihat apa
periodontal, yang dipraktekan dokter gigi. Kemudian
b) bersedia untuk mengubah pasien diinstruksikan untuk mengulangi
kebiasaannya seumur hidup, apa yang telah didemonstrasikan dokter
c) dapat menyesuaikan keyakinan gigi dan dikoreksi dokter gigi. Instruksi
pribadi, praktik, dan nilai-nilai dan demonstrasi tujuan penggunaan dental
untuk mengakomodasi kebiasaan floss dan cara menggunakan dental floss
baru, sesuai kebutuhan pasien. Anjurkan pasien
keterampilan pasien harus dikembangkan untuk membersihkan gigi dan mulut
untuk membangun kebiasaan kontrol plak minimal sehari sekali dan instruksi untuk
yang efektif. Di samping itu, pasien harus kontrol plak periodik (Carranza,2015).
memahami peran penting dokter gigi 3. Kontrol plak
dalam mengobati dan menjaga kesehatan Pengunyahan makanan dalam bentuk
periodontalnya (Carranza, 2015). kasar dan banyak tidak dapat mencegah
2. Intruksi dan demontrasi pembentukan plak. Oleh karena itu
Menurut Nakre (2013) bahwa pencegahan dan pengontrolan terhadap
instruksi disertai dengan demonstrasi pembentukan plak gigi harus didasarkan
memiliki efektifitas yang lebih baik atas usaha pemeliharaan hygiene oral
daripada instruksi hanya dengan perkataan. secara aktif. Keberadaan karbohidrat
Menurut Carramza (2015) bahwa instruksi menjadi sumber bakteri menghasilkan
bagaimana cara membersihkan gigi Polisakarida Ekstra Selular (PES).
membutuhkan partisipasi pasien, Bersama dengan protein saliva dan
mengamati, mengoreksi bila ada aktivitas bakteri dapat terbentu plak gigi.
kesalahan, dan penguatan selama kontrol Polisakarida Ekstra Selular (PES) menjadi
sampai pasien mencapai kemampuan yang bahan perekat pada matriks plak. Dari
diperlukan. dasar pemikiran tersebut usaha yang dapat
dilakukan adalah mencegah dan permukaan gigi. Scaling dan root planing
mengontrol pembentkan plak yang bukanlah prosedur yang terpisah, semua
meliputi : prinsip scaling sama untuk root planing.
a. Mengatur pola makanan Scaling dan root planing termasuk dalam
Dengan membatasi makanan yang perawatan periodontal fase I (Carranza,
banyak mengandung karbohidrat terutama 2015).
sukrosa. Berdasarkan bukti-bukti ilmiah Sebelum dilakukan scaling, dokter
bahwa karbohidrat merupakan bahan gigi akan melakukan anamnesa
utama dalam pembentukan matriks plak, pemeriksaan gigi dengan melihat keadaan
selain sebagai sumber energi untuk bakteri pasien secara ekstraoral dan intraoral.
dalam membentuk plak (Krismariono, Setelah dilakukan analisis secara cermat,
2009). jumlah kunjungan yang diperlukan harus
b. Tindakan secara kimiawi diperhatikan secara cermat. Pasien dengan
Tindakan secara kimiawi terhadap jumlah kalkulus yang sedikit dengan
bakteri dapat dengan menggunakan obat keadaan jaringan di sekitar gigi relatif
kumur sebanyak 10 ml 2dd 1. Seperti sehat, dapat dirawat dalam satu kali
penggunaan obat kumur yang mengandung kunjungan. Dokter gigi harus bisa
klorhexidin dapat membunuh bakteri mengestimasi jumlah kunjungan yang
gram posittif maupun negatif dan diperlukan berdasarkan jumlah gigi dalam
merupakan zat antijamur (Krismariono, mulut pasien, jumlah plak dan kalkulus,
2009). tingkat keparahan inflamasi, kedalaman
c. Tindakan secara mekanis dan aktivitas pocket, adanya invasi furkasi,
(Fisioterapi Oral) dan kebutuhan untuk anastesi lokal
Sikat gigi merupakan salah satu alat (Carranza, 2015).
fisioterapi oral yang digunakan secara luas 7.4.1 Teknik scaling kalkulus
untuk membersihkan gigi dan mulut. Di supragingiva
pasaran dapat ditemukan beberapa macam Pada teknik scaling supragingiva,
sikat gigi, baik manual maupun elektrik instrumentasi dilakukan pada daerah
dengan berbagai ukuran dan bentuk mahkota dan tidak dibatasi oleh jaringan
(Krismariono, 2009). sekitarnya, sehingga adaptasi dan angulasi
7.4 Mampu memahami dan lebih mudah. Kalkulus supragingiva
menjelaskan definisi, dasar biasanya dibersihkan dengan sickle, kuret,
pemikiran, tindakan, serta indikasi dan instrument ultrasonik. Hoe dan chisel
dan kontraindikasi serta teknik jarang digunakan. Sickle dan kuret
pada perawatan periodontal fase I dipegang dengan modifikasi pen grasp dan
baik subgingiva maupun dilakukan firm finger rest pada gigi yang
supragingiva berada di area yang berlawanan dengan
Scaling adalah proses dimana area kerja. Angulasi blade sedikit lebih
biofilm dan kalkulus dihilangkan dari kecil dari 90°. Cutting edge harus berada
permukaan supragingival maupun pada margin apikal kalkulus, dan ditarik ke
subgingival gigi. Sedangkan root planing arah koronal secara vertikal atau obliq
adalah proses dimana sisa kalkulus yang dengan tarikan yang pendek, kuat, dan
melekat pada sementum dihilangkan dari overlapping. Sickle mempunyai ujung
akar untuk menghasilkan permukaan yang tajam yang dapat merusak jaringan
halus, keras, dan bersih (Carranza, 2015). sekitar, sehingga adaptasi dengan
Scaling dan root planing ini permukaan gigi harus baik. Permukaan
bertujuan untuk mengembalikan gingiva yang dibersihkan sampai secara visual dan
yang sehat secara menyeluruh dengan taktil bebas dari semua yang deposit
menghilangkan elemen yang dapat supragingiva. Jika bulky blade dapat
menyebabkan inflamasi gingiva dari diinsersikan ke dalam jaringan sekitar
maka sickle dapat digunakan untuk atau miring digunakan untuk membagi
membersihkan kalkulus di bawah free kalkulus dari permukaan gigi. Tanpa
margin gingiva. Jika tindakan ini menarik instrument dari sulkus, blade
dilakukan, biasanya diikuti dengan final maju ke lateral untuk mengenai bagian
scaling dan root planing dengan berikutnya dari kalkulus yang tersisa.
menggunakan kuret (Carranza, 2015). Stroke vertikal/miring dibuat overlapping
7.4.2 Teknik scaling kalkulus subgingiva dengan stroke sebelumnya dan proses ini
Teknik ini lebih kompleks dan sulit diulang sampai kalkulus hilang (Carranza,
dibandingkan dengan supragingiva karena 2015).
kalkulus berkonsistensi lebih keras 7.4.3 Scaling, root planing, dan curettage
daripada kalkulus supragingiva, kalkulus instruments
serta deposit lain terperangkat di bagian Alat ini dipakai untuk
dalam dan sulit dijangkau, terutama pada menghilangkan plak dan deposit
akar gigi dengan morfologi irreguler, serta terkalsifikasi dari mahkota dan akar gigi,
dinding pocket lebih terbatas namun penghilangan sementum yang berubah dari
kalkulus yang lebih dalam masih ada. permukaan akar subgingival, debridement
Scaling ini menggunakan alat sickle, hoe, dari lapisan jaringan lunak pocket.
file, dan alat ultrasonik namun tidak Instrumen scaling and kuretase
dianjurkan untuk root planing. Meskipun diklasifikasikan seperti dibawah ini :
beberapa file dapat menghancurkan
deposit yang keras tetapi file, hoe, dan alat
ultrasonik yang besar dan sulit diinsersikan
ke dalam pocket yang dalam. Hoe dan file
tidak bisa digunakan untuk mendapatkan
permukaan yang halus seperti kuret, kuret
sangat baik digunakan untuk
menghilangkan kalkulus pada sementum
subgingiva (Carranza, 2015).
Scaling subgingiva dan root planing
dilakukan dengan baik dengan kuret
universal. Cutting edge dapat
diadaptasikan dengan ringan pada gigi dan a. Sickle scalers
lower shank dibuat sejajar dengan Sickle bisa digunakan untuk
permukaan gigi. Lower shank digerakkan mengambil kalkulus supragingiva
menghadap ke gigi sehingga dengan (Carranza, 2015).
demikian bagian depan dari blade berada b. Curettes
dekat dengan permukaan gigi. Blade Biasanya digunakan untuk
instrument diinsersikan dengan bagian mengambil kalkulus subgingiva,
bawah gingiva sampai dasar pocket, menghaluskan permukaan akar jaringan
angulasi 45° dan 90°, dan kalkulus dapat nekrotik, dan mengkuret jaringan lunak
dihilangkan dengan gerakan yang nekrotik (Carranza, 2015).
terkontrol, gerak pendek, dan bertenaga c. Hoe, chisel, and file scalers
(Carranza, 2015). Berfungsi untuk menghilangkan
Ketika stroke scaling digunakan kalkulus subgingival yang sukar
untuk menghilangkan kalkulus, kekuatan dibersihkan dan sementum yang
bisa dimaksimalkan dengan memusatkan berubah.penggunaanya terbatas dibanding
tekanan lateral ke sepertiga bagian bawah kuret (Carranza, 2015).
blade. Di bagian ini, beberapa mm dari d. Ultrasonic
ujung blade diposisikan sedikit ke apikal Digunakan untuk scaling dan
ke tepi lateral kalkulus, dan stroke vertikal pembersihan permukaan gigi dan kuretase
dinding jaringan lunak dari pocket
periodontal (Carranza, 2015).

e. Cleansing and polishing instruments


Cleansing and polishing instruments
seperti rubber cups, brushes, dan dental
tape, dipakai untuk membersihkan dan
menghaluskan permukaan gigi (Carranza,
7.4.4 Aktivasi instrumen
2015).
1. Adaptasi
Adaptasi adalah cara menempatkan
cutting edge instrumen periodontal pada
permukaan gigi. Tujuan adaptasi yaitu agar
cutting edge instrument tepat pada kontur
permukaan gigi, mencegah trauma pada
jaringan lunak dan permukaan akar dan
mendapatkan keefektifan penggunaan alat
(Carranza, 2015).
2. Angulasi
f. Periodontal endoscope Angulasi adalah sudut antara
Berfungsi untuk memvisualisasikan permukaan blade instrument dengan
secara dalam ke pocket subgingiva dan permukaan gigi. Angulasi yang tepat
untuk mendeteksi deposit pada akar gigi sangat dibutuhkan agar pekerjaan scaling
yang furkasi (Carranza, 2015). efektif. Insersi subgingiva dari blade
instrument seperti kuret, angulasi sedapat
mungkin mendekati 00. Ujung instrument
dapat diinsersikan dengan lebih mudah
pada dasar pocket dengan muka blade
menghadap gigi (Carranza, 2015).
3. Gerak
Terdapat tiga gerakan dasar dalam
menggunakan instrumen, yaitu:
a. Exploratory stroke
Adalah gerakan yang ringan dengan
perasaan (feeling) digunakan pada probe
atau sonde untuk memeriksa dimensi
pocket, kalkulus, dan ketidakteraturan
permukaan gigi. Instrument dipegang
dengan ringan dan diadaptasikan dengan
tekanan yang ringan terhadap gigi untuk
mendapatkan sensitivitas taktil yang
maksimum (Carranza, 2015).
b. Scaling stroke kalkulus dan endotoksin dan
Adalah gerakan yang pendek, menjaga jaringan gingiva (Carranza,
disertai tarikan dengan kekuatan penuh, 2015).
menggunakan blade instrumen untuk 3. Menjaga kesehatan jaringan gingiva
menghilangkan baik supragingival maupun (Carranza, 2015).
subgingival kalkulus. Otot–otot jari 4. Kehilangan perlekatan klinis (ADA,
maupun tangan digerakkan untuk 2014).
mendapatkan pegangan dengan tekanan 5. Pada pemeriksaan radiografi,
lateral yang kuat terhadap permukaan gigi. terdapat penurunan puncak tulang
Ujung pemotong isntrument dikaitkan alveolar (ADA, 2014).
pada batas apikal kalkulus dan menariknya 6. Pada pemeriksaan radiografi, tampak
ke arah koronal dengan gerakan yang kuat adanya kalkulus pada pada
(Carranza,2015). permukaan akar (ADA, 2014).
c. Root planing stroke 7. Pasien dengan gingiva yang bengkak
Adalah gerakan menarik yang dan inflamasi (ADA, 2016).
bersifat sedang sampai ringan, digunakan 8. Adanya pocket supraboni (ADA,
pada tahap akhir, yaitu menghaluskan 2016).
permukaan akar. Untuk keperluan ini 9. Abses dengan lesi yang kecil dan
instrument yang paling sering digunakan tidak parah, masih dapat dilakukan
adalah kuret. Desain kuret memungkinkan scaling dan root planing (Carranza,
untuk lebih mudah beradaptasi dengan 2015).
kontur subgingiva gigi, sehingga kuret 10. Tidak terdapat resorbsi tulang
cocok untuk root planing pada pasien – alveolar parah yang menyebabkan
pasien yang memiliki pocket yang dalam kegoyangan gigi hingga derajat 3
dan telah melibatkan daerah furkasi. Kuret 11. Preventive periodontic
dipegang secara sedang – kuat, dengan Yang di maksud preventive
diadaptasikan ke gigi, bahkan dapat periodontic disini adalah
memberikan tekanan lateral. Dengan berhubungan dengan control bakteri
gerakan panjang kontinyu, gerakan seperti yang merupakan etiologi utama dari
mencukur kuret diaktifkan. Bila penyakit periodontal itu sendiri.
permukaan gigi telah halus,berangsur – Sehingga dengan melakukan scaling
angsur tekanan lateral dikurangi (Carranza, dan root planing ini mampu
2015). menghilangkan etiologi dari dari
7.4.5 Indikasi scaling dan root planing penyakit periodontal. Sebelum
1. Permukaan akar dan dentin yang terjadinya penyakit periodontal itu
terekspos dan terdapat kalkulus sendiri serta mampu mencegah
supragingiva dan subgingiva. Pada penjalaran penyakit kea rah lebih
permukaan dentin yang ekspos parah jika telah terjadi keradangan.
bakteri plak dapat menginvasi tubuli- 12. Terjadi keradangan berupa
tubuli dentin. Maka dari itu scaling gingivitis dan periodontitis
dierlukan untuk menyingkirkan Inflamasi yang terjadi di gingival
deposit-deposit tersebut pada memiliki etiologi utama yakni
permukaan akar yang terekspos dan bakteri plak. Dengan adanya
terdapat poket, permukaanya dapat prosedur scalling dan root planning
dikontaminasi oleh toksin-toksin dari dapat mengurangi bahkan
bakteri plak, terutama endotoksinnya mengeliminasi keradangan tersebut.
(Carranza, 2015). Selain itu adanya scalling dan root
2. Menghilangkan faktor-faktor yang planning juga dapat mengurangi
dapat menyebabkan inflamasi terjadinya edema dan hemorage .
gingiva, seperti : plak biofilm,
13. Mempertahankan kesehatan 10. Pada pasien anak dengan
jaringan periodontal menggunakan ultrasonik scaler.
Dengan mengeliminasi faktor faktor Jaringan yang masih muda dan
etiologi utama dari penyakit sedang berkembang sangat
periodontal, maka diharapkan sensitive terhadap getaran
kesehatan dari jaringan periodontal ultrasonic. Gigi permanen yang
tetap terjaga baru tumbuh masih memiliki
7.4.6 Kontra indikasi scaling dan root ruang pulpa yang lebar. Getaran dan
planing panas yang dihasilkan alat scaler
1. Keadaan sistemik / kondisi ultrasonic dapat merusak jaringan
kesehatan mulut yang tidak stabil pulpa
(Fan Richard, 2007). Seperti halnya 11. Kalkulus yang meluas ke daerah
hipertensi yang tidak terkontrol, apikal yang menyebabkan dentin
berhubungan dengan lamanya terbuka. Permukaan dentin yang
prosedur perawatan periodontal terbuka: struktur gigi dapat
yang dapat mengakibatkan stress terkikis dan menyebabkan
pada pasien dengan tanda sensitivitas , smear layer dapat
lemas,sakit kepala serta tekanan hilang dan tubulus dentin terbuka
darah naik secara tiba-tiba. Selain itu sehingga meningkatkan dan
juga pasien dengan compromised memperparah sensitivitas.
medic (pasien yang memiliki 12. Pasien dengan hipertensi tidak
penyakit infeksius atau rentan terkontrol
terhadap infeksi) yang 13. Pasien Hemophilia
membutuhkan penatalaksanaan 14. Pasien tidak kooperatif (ketakutan
tertentu, juga penyakit seperti berlebihan)
diabetes mellitus, hemofili, TBC, Indikasi Dental Health
HIV Education/Kontrol Plak
2. Active tuberculosis (Fan Richard,  Seseorang yang memiliki masalah
2007). dengan kesehatan gigi dan mulut.
3. Pocket periodontal lebih dari 3mm Bagi seseorang yang memang sudah
4. Pasien dengan kemoterapi atau terapi mengalami masalah dengan
radiasi (Fan Richard, 2007). kesehatan gigi dan mulutnya, wajib
5. Pasien yang mengkonsumsi dan diberikan DHE, sehingga orang
ketergantugan narkotika dan alkohol tersebut dapat mulai memperbaiki
(Fan Richard, 2007). bahkan meningkatkan perilakunya
6. Pasien endocarditis (Fan Richard, dalam menjaga kesehatan gigi dan
2007). mulutnya.
7. Pasien dengan moderate – severe  Sebagai tahapan pencegahan yang
NUG dan local lymphadenopathy utama.
atau dengan gejala sistemik lainnya Sebelum seseorang memiliki
(Carranza, 2015). masalah kesehatan gigi dan mulut,
8. Abses periodontal yang luas dan bisa sebaiknya diberikan DHE agar
didrainase. Abses perlu di irigasi individu tersebut dapat sadar akan
untuk membersihkan eksudat dan pentingnya menjaga kesehatan gigi
membersihkan pocket (Carranza, dan mulut, sehingga individu
2015). tersebut dapat terhindar dari masalah
9. Keadaan sistemik / kondisi kesehatan gigi dan mulut.
kesehatan mulut yang tidak stabil 7.5 Mampu memahami dan
(Fran Richard, 2007). menjelaskan dasar pemikiran dan
tindakan dari evaluasi perawatan Pada regio posterior atau
periodontal. premolar (1,9 mm pada maksila
Evaluasi perawatan periodontal dan 1,8 mm pada mandibula)
merupakan pemeriksaan dari tindakan - Attached gingiva bertambah seiring
yang telah diberikan untuk mengetahui bertambahnya usia
tindakan tersebut efektif atau tidak.Dasar - Interdental gingiva berbentuk
pemikiran dari tindakan ini adalah karena lancip pada arah mesio distal
jaringan periodontal tidak dapat - Warna attached gingiva dan margin
tersembuhkan secara langsung, jadi tidak gingiva yaitu coral pink
dapat diketahui respon perawatan secara Gingiva bertekstur stipling atau sperti kulit
langsung. Jaringan yang sesungguhnya jeruk, yang menandakan bahwa gingiva
dapat sembuh kurang lebih 4 minggu sehat. Jika stipling hilang maka
setelah tindakan sehingga perlu dapat diindikasikan gingiva mengalami
dijadwalkan untuk evaluasi (Nield, 2011). pembengkanan. Secara mikroskopik
Evaluasi setelah perawatan dilakukan gingiva terdiri dari jaringan epitel
3-6 minggu dari terapi awal meliputi : dan jaringan ikat. Pada proses
1. Memperbarui rekam medis penyembuhan jaringan epitel lebih
pasien (Nield, 2011; Mitchell, cepat membentuk perlekatan pada
2016). permukaan gigi. Perlekatan epitelium
2. Pemeriksaan menyeluruh pada muncul kembali 1-2 minggu. Dan
jaringan periodontal (kontrol pada 3-4 minggu pasca pembersihan
plak, BOP, kondisi gingiva) kalkulus dan iritasi lokal,inflamasi pada
(Nield, 2011; Mitchell, 2016). gingiva akan berkurang dan menghilang
3. Membandingkan kondisi pasien
di awal perawatan dengan Suatu perawatan periodontal fase I (fase
keadaan saat evaluasi (Nield, etiotropik) dapat dikatakan berhasil
2011; Mitchell, 2016). apabila:
4. Evaluasi ulang oral hygiene, a. Berhentinya proses kerusakan
pasien menjelaskan bagaiman jaringan
cara untuk menjaga kesehatan b. Inflamasi gingiva mulai reda atau
rongga mulutnya. Jika tersingkirkan. Inflamasi gingival
diperlukan, diberikan kembali biasanya berkurang atau hilang
instruksi dalam menjaga dalam waktu 3- 4 minggu setelah
kesehatan rongga mulutnya eliminasi kalkulus dan iritan local.
(Khalid dan Bassel, 2014). Penyembuhan yang terjadi dapat
5. Menentukan keputusan apakah berupa pembentukan epithelium
perawatan dilanjutkan fase junctional yang panjang
bedah atau tidak (Nield, 2011; dibandingkan perlekatan baru
Mitchell, 2016). epitel ke permukaan akar yang
Untuk mengetahui indikator keberhasilan merupakan bentuk penyembuhan
suatu perawatan skaling dan root planing yang lebih diharapkan.
maka operator harus mengetahui gambaran Epitelium junctional akan
klinis rongga mulut yang normal, seperti: terlihat kembali dalam 1- 2
- Sulkus gingiva normal berukuran minggu. Penurunan populasi sel
2-3 mm inflamasi yang bertahap, aliran
- Attached Gingiva normal memiliki cairan klevikular gingival dan
ketebalan perbaikan jaringan konektif akan
Pada regio insisif (3,5-4,5 menghasilkan penurunan tanda-
mm pada maksila & 3,3-3,9 tanda klinis inflamasi gingival
mm pada mandibula)
yaitu berkurangnya warna
kemerahan dan pembengkakan.
c. Penurunan atau hilangnya faktor
penyebab, seperti kalkulus
d. Perubahan kondisi mikroba
e. Berurangnya kedalaman sulkus
f. Mendapatkan kondisi gingiva
yang memungkinkan untuk
dilakukan prosedur bedah (apabila
diperlukan perawatan pada fase
selanjutnya)
g. Terciptanya lingkungan yang
kondusif bagi kesehatan
periodontal
h. Kembalinya gigi pada kondisi
kesehatan yang stabil meliputi
kenyamanan, fungsi, dan estetika
yang dapat dipertahankan baik oleh
pasien maupun dokter gigi.
i. Menurunnya Inflamasi. Ketika
inflamasi sudah mulai reda maka
jaringan kolagen akan terbentuk
kembali dan berkontak dengan
permukaan gigi sehingga
membentuk permukaan epitelium
panjang yang berhubungan dengan
permukaan gigi.
j. Sedikit penyusutan dinding poket.
Terjadi penyusutan yang kecil
dari dinding poket dan poket
tetap ada. Keadaan ini sering
terjadi bila poketnya dalam
dan dindingnya terutama terdiri
dari jaringan fibrosa.
k. Menanyakan pada pasien apakah
mengalami pusing atau sakit kepala
pasca tindakan scalling tersebut.
Jika iya, maka kemungkinan
penyakit periodontal yang
dialami pasien sudah parah
dan perlu adanya tindakan yang
lebih lanjut, misal bedah atau terapi
antimikroba.

Anda mungkin juga menyukai