Anda di halaman 1dari 5

Keefektifan dari terapi periodontal dimungkinkan karena kemampuan

penyembuhan jaringan periodontal. Terapi periodontal dapat mengembalikan gingiva


yang inflamasi kronis. Perawatan periodontal yang dilakukan dengan baik dapat
mengeliminasi nyeri, eksudat, inflamasi gingiva, dan pendarahan. Juga dapat
mengurangi poket periodontal, mengeliminasi infeksi, dan mengurangi mobilitas gigi
abnormal. Manfaat lainnya adalah untuk menegakkan fungsi oklusal optimal,
mengembalikan jaringan yang dirusak penyakit, mengembalikan kontur gingiva
fisiologis, dan mencegah rekurensi penyakit, yang akan membantu mempertahankan
gigi geligi alami.

Fase I Perawatan Periodontal (Cause-related therapy)


Tujuan dari fase I perawatan periodontal ini adalah untuk mengeliminasi
etiologi mikrobial dan faktor yang berkontribusi pada penyakit gingiva dan
periodontal sebanyak mungkin sehingga kondisi gigi dikembalikan seperti semula.
Fase I perawatan periodontal didefinisikan oleh Evidence-based American
Association of Periodontology Practice Guidelines sebagai inisiasi dari regimen
kontrol plak atau biofilm yang komprehensif, manajemen hubungan periodontal-
sistemik, dan penghilangan bakteri plak, biofilm, atau kalkulus pada supragingival
dan subgingival. Masalah lain yang harus dirawat adalah penggunaan agen
kemoterapi sesuai kebutuhan, dan faktor lokal seperti eliminasi restorasi defektif dan
perawatan lesi karies. Dalam banyak kasus, hanya Fase I perawatan periodontal yang
dibutuhkan untuk mengembalikan kesehatan periodontal. Atau fase ini digunakan
untuk mempersiapkan terapi bedah.
Hasil dari Fase I Perawatan Periodontal, moderate chronic periodontitis. (A)
Pasien 52 tahun dengan moderate attachment loss dan kedalaman probe berkisar 4-6
mm. Gingiva pink karena fibrotik. Inflamasi pada poket periodontal namun tertutup
karena jaringan fibrotik. Bleeding saat probing. (B) Sisi lingual dengan inflamasi
yang lebih terlihat dan deposit kalkulus yang lebih berat. (C) dan (D) Setelah 18 bulan
melewati Fase I perawatan periodontal.
Yang harus dipertimbangkan saat menentukan rencana perawatan Fase I:
 Kesehatan secara umum dan toleransi terhadap perawatan
 Jumlah gigi yang ada
 Jumlah kalkulus subgingiva
 Kedalaman probing pocket
 Attachment loss
 Keterlibatan furkasi
 Margin restorasi
 Physical barrier untuk mengakses gigi geligi (contoh: pembukaan terbatas atau
tendensi tersedak)
 Kooperasi pasien dan sensitivitas terhadap terapi (penggunaan anestesi atau
analgesi)
Prosedur
 Instruksi kontrol plak atau biofilm
 Penghilangan plak, biofilm, dan kalkulus pada subgingival atau supragingival
 Rekonturing restorasi atau crown yang defektif
 Manajemen lesi karies
 Reevaluasi jaringan

Fase II Perawatan Periodontal (Surgical therapy)


Tujuan Fase II perawatan periodontal adalah untuk meningkatkan prognosis
gigi dan penggantinya serta meningkatkan estetika. Teknik bedah digunakan untuk
perawatan poker dan koreksi masalah morfologi yang berkaitan (contoh: defek
mukogingival). Pada banyak kasus, terapi dikombinasikan untuk menyediakan
intervensi bedah yang memenuhi kedua tujuan tersebut. Teknik bedah (1)
meningkatkan akses ke permukaan akar, serta membuat klinisi dapat membuang
semua iritan; (2) mengurangi atau mengeliminasi kedalaman poket, agar
memungkinkan pasien untuk mempertahankan permukaan akar yang bebas dari
biofilm; dan (3) membentuk kembali jaringan keras dan lunak untuk mendapat
topografi yang harmonis. Bedah resektif atau regeneratif, atau keduanya, digunakan
untuk mengurangi kedalaman poket.
Bedah Periodontal
Bedah reduksi poket
 Resektif (contoh: gingivektomi, apically displaced flap, undisplaced flap with or
without osseous resection)
 Regeneratif (contoh: flap dengan graft, membran)
Koreksi defek anatomi/morfologi
 Teknik bedah plastik digunakan untuk melebarkan attached gingiva (contoh: free
gingival graft)
 Bedah estetik (contoh: root coverage, recreation of gingival papillae)
 Teknik pre-prostetik (contoh: pemanjangan mahkota, ridge augmentation,
vestibular deepening)
 Penempatan dental implant, termasuk teknik untuk perkembangan situs implan
(contoh: guided bone regeneration, sinus graft).
Tujuan kedua terapi periodontal yaitu mengoreksi defek morfologi/anatomi
dapat menyebabkan akumulasi plak dan rekurensi poket atau merusak estetika.
Penting untuk memahami bahwa prosedur ini tidak mengarah untuk merawat penyakit
namun ditujukan untuk mengoreksi defek yang akan menjadi faktor predisposisi
penyakit.
Hasil terapi poket yang memungkinkan: Poket aktif dapat menjadi inaktif dan
sembuh dengan long junctional epithelium. Bedah terapi poket dapat menghasilkan
sulkus yang sehat, dengan atau tanpa adanya attachment. Gingival attachment yang
meningkat mendukung restorasi tinggi tulang, dengan reformasi serat ligamen
periodontal dan lapisan sementum.
Fase III Perawatan Periodontal (Periodontal reconstruction/Restorative therapy)
Pada fase ini, dilakukan restorasi defek menggunakan alat prostodonti cekat
atau lepasan, protesa periodontal, dan jenis lain restorasi. Tujuan rencana perawatan
pada fase ini adalah mengembalikan kondisi anatomis dan fungsional pasien yang
memiliki periodontitis dan karena beberapa hal khusus memiliki risiko tinggi terhadap
rekurensi dan konsekuensinya yaitu denstruksi periodontal. Fase III perawatan
periodontal terdiri dari:
 Restorasi final
 Piranti prostodonti cekat dan lepasan
 Evaluasi respon terhadap prosedur restoratif
Perawatan korektif terutama melibatkan:
 Restorasi prostetik permanen
 Occlusal adjustment
 Perawatan ortodonti
 Perawatan implan

Fase IV Perawatan Periodontal (Maintenance - supportive periodontal therapy)


Pemeliharaan kesehatan periodontal pasien yang dirawat sama pentingnya
dengan eliminasi penyakit periodontal. Pada fase maintenance, pasien ditempatkan
pada jadwal untuk recall sebagai maintenance care untuk mencegah rekurensi
penyakit. Interval di antara recall appointments bervariasi tergantung dengan kondisi
pasien. Fase ini harusnya menjadi tujuan akhir perawatan periodontal. Kesuksesan
jangka panjang perawatan periodontal bergantung pada hasil yang dicapai pada tahap
lain pada rencana perawatan periodontal.

Daftar Pustaka
1. Azouni KG, Tarakji B. The trimeric model: a new model of periodontal treatment
planning. J Clin Diagn Res. 2014;8(7):ZE17-ZE20.
doi:10.7860/JCDR/2014/8458.4623

2. Kramer JM, Nevins M. Carranza’s Clinical Periodontology. Ed 13. St. Louis:


Saunders Elsevier; 2019. Int J PeriodontRestor Dent. 1981; 1:4.(editorial). In:
Newman MG, Takie HH, Klokkevold PR, Carranza FA; p. 608

Anda mungkin juga menyukai