0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
71 tayangan5 halaman
Dokumen tersebut membahas empat fase perawatan periodontal, yaitu: (1) fase I untuk mengeliminasi etiologi penyakit, (2) fase II melalui terapi bedah untuk mengurangi kedalaman poket, (3) fase III melalui restorasi untuk mengembalikan fungsi dan anatomi, (4) fase IV pemeliharaan untuk mencegah rekurensi penyakit. Dokumen ini juga menjelaskan prosedur-prosedur yang dilak
Dokumen tersebut membahas empat fase perawatan periodontal, yaitu: (1) fase I untuk mengeliminasi etiologi penyakit, (2) fase II melalui terapi bedah untuk mengurangi kedalaman poket, (3) fase III melalui restorasi untuk mengembalikan fungsi dan anatomi, (4) fase IV pemeliharaan untuk mencegah rekurensi penyakit. Dokumen ini juga menjelaskan prosedur-prosedur yang dilak
Dokumen tersebut membahas empat fase perawatan periodontal, yaitu: (1) fase I untuk mengeliminasi etiologi penyakit, (2) fase II melalui terapi bedah untuk mengurangi kedalaman poket, (3) fase III melalui restorasi untuk mengembalikan fungsi dan anatomi, (4) fase IV pemeliharaan untuk mencegah rekurensi penyakit. Dokumen ini juga menjelaskan prosedur-prosedur yang dilak
Keefektifan dari terapi periodontal dimungkinkan karena kemampuan
penyembuhan jaringan periodontal. Terapi periodontal dapat mengembalikan gingiva
yang inflamasi kronis. Perawatan periodontal yang dilakukan dengan baik dapat mengeliminasi nyeri, eksudat, inflamasi gingiva, dan pendarahan. Juga dapat mengurangi poket periodontal, mengeliminasi infeksi, dan mengurangi mobilitas gigi abnormal. Manfaat lainnya adalah untuk menegakkan fungsi oklusal optimal, mengembalikan jaringan yang dirusak penyakit, mengembalikan kontur gingiva fisiologis, dan mencegah rekurensi penyakit, yang akan membantu mempertahankan gigi geligi alami.
Fase I Perawatan Periodontal (Cause-related therapy)
Tujuan dari fase I perawatan periodontal ini adalah untuk mengeliminasi etiologi mikrobial dan faktor yang berkontribusi pada penyakit gingiva dan periodontal sebanyak mungkin sehingga kondisi gigi dikembalikan seperti semula. Fase I perawatan periodontal didefinisikan oleh Evidence-based American Association of Periodontology Practice Guidelines sebagai inisiasi dari regimen kontrol plak atau biofilm yang komprehensif, manajemen hubungan periodontal- sistemik, dan penghilangan bakteri plak, biofilm, atau kalkulus pada supragingival dan subgingival. Masalah lain yang harus dirawat adalah penggunaan agen kemoterapi sesuai kebutuhan, dan faktor lokal seperti eliminasi restorasi defektif dan perawatan lesi karies. Dalam banyak kasus, hanya Fase I perawatan periodontal yang dibutuhkan untuk mengembalikan kesehatan periodontal. Atau fase ini digunakan untuk mempersiapkan terapi bedah. Hasil dari Fase I Perawatan Periodontal, moderate chronic periodontitis. (A) Pasien 52 tahun dengan moderate attachment loss dan kedalaman probe berkisar 4-6 mm. Gingiva pink karena fibrotik. Inflamasi pada poket periodontal namun tertutup karena jaringan fibrotik. Bleeding saat probing. (B) Sisi lingual dengan inflamasi yang lebih terlihat dan deposit kalkulus yang lebih berat. (C) dan (D) Setelah 18 bulan melewati Fase I perawatan periodontal. Yang harus dipertimbangkan saat menentukan rencana perawatan Fase I: Kesehatan secara umum dan toleransi terhadap perawatan Jumlah gigi yang ada Jumlah kalkulus subgingiva Kedalaman probing pocket Attachment loss Keterlibatan furkasi Margin restorasi Physical barrier untuk mengakses gigi geligi (contoh: pembukaan terbatas atau tendensi tersedak) Kooperasi pasien dan sensitivitas terhadap terapi (penggunaan anestesi atau analgesi) Prosedur Instruksi kontrol plak atau biofilm Penghilangan plak, biofilm, dan kalkulus pada subgingival atau supragingival Rekonturing restorasi atau crown yang defektif Manajemen lesi karies Reevaluasi jaringan
Fase II Perawatan Periodontal (Surgical therapy)
Tujuan Fase II perawatan periodontal adalah untuk meningkatkan prognosis gigi dan penggantinya serta meningkatkan estetika. Teknik bedah digunakan untuk perawatan poker dan koreksi masalah morfologi yang berkaitan (contoh: defek mukogingival). Pada banyak kasus, terapi dikombinasikan untuk menyediakan intervensi bedah yang memenuhi kedua tujuan tersebut. Teknik bedah (1) meningkatkan akses ke permukaan akar, serta membuat klinisi dapat membuang semua iritan; (2) mengurangi atau mengeliminasi kedalaman poket, agar memungkinkan pasien untuk mempertahankan permukaan akar yang bebas dari biofilm; dan (3) membentuk kembali jaringan keras dan lunak untuk mendapat topografi yang harmonis. Bedah resektif atau regeneratif, atau keduanya, digunakan untuk mengurangi kedalaman poket. Bedah Periodontal Bedah reduksi poket Resektif (contoh: gingivektomi, apically displaced flap, undisplaced flap with or without osseous resection) Regeneratif (contoh: flap dengan graft, membran) Koreksi defek anatomi/morfologi Teknik bedah plastik digunakan untuk melebarkan attached gingiva (contoh: free gingival graft) Bedah estetik (contoh: root coverage, recreation of gingival papillae) Teknik pre-prostetik (contoh: pemanjangan mahkota, ridge augmentation, vestibular deepening) Penempatan dental implant, termasuk teknik untuk perkembangan situs implan (contoh: guided bone regeneration, sinus graft). Tujuan kedua terapi periodontal yaitu mengoreksi defek morfologi/anatomi dapat menyebabkan akumulasi plak dan rekurensi poket atau merusak estetika. Penting untuk memahami bahwa prosedur ini tidak mengarah untuk merawat penyakit namun ditujukan untuk mengoreksi defek yang akan menjadi faktor predisposisi penyakit. Hasil terapi poket yang memungkinkan: Poket aktif dapat menjadi inaktif dan sembuh dengan long junctional epithelium. Bedah terapi poket dapat menghasilkan sulkus yang sehat, dengan atau tanpa adanya attachment. Gingival attachment yang meningkat mendukung restorasi tinggi tulang, dengan reformasi serat ligamen periodontal dan lapisan sementum. Fase III Perawatan Periodontal (Periodontal reconstruction/Restorative therapy) Pada fase ini, dilakukan restorasi defek menggunakan alat prostodonti cekat atau lepasan, protesa periodontal, dan jenis lain restorasi. Tujuan rencana perawatan pada fase ini adalah mengembalikan kondisi anatomis dan fungsional pasien yang memiliki periodontitis dan karena beberapa hal khusus memiliki risiko tinggi terhadap rekurensi dan konsekuensinya yaitu denstruksi periodontal. Fase III perawatan periodontal terdiri dari: Restorasi final Piranti prostodonti cekat dan lepasan Evaluasi respon terhadap prosedur restoratif Perawatan korektif terutama melibatkan: Restorasi prostetik permanen Occlusal adjustment Perawatan ortodonti Perawatan implan
Fase IV Perawatan Periodontal (Maintenance - supportive periodontal therapy)
Pemeliharaan kesehatan periodontal pasien yang dirawat sama pentingnya dengan eliminasi penyakit periodontal. Pada fase maintenance, pasien ditempatkan pada jadwal untuk recall sebagai maintenance care untuk mencegah rekurensi penyakit. Interval di antara recall appointments bervariasi tergantung dengan kondisi pasien. Fase ini harusnya menjadi tujuan akhir perawatan periodontal. Kesuksesan jangka panjang perawatan periodontal bergantung pada hasil yang dicapai pada tahap lain pada rencana perawatan periodontal.
Daftar Pustaka 1. Azouni KG, Tarakji B. The trimeric model: a new model of periodontal treatment planning. J Clin Diagn Res. 2014;8(7):ZE17-ZE20. doi:10.7860/JCDR/2014/8458.4623
2. Kramer JM, Nevins M. Carranza’s Clinical Periodontology. Ed 13. St. Louis:
Saunders Elsevier; 2019. Int J PeriodontRestor Dent. 1981; 1:4.(editorial). In: Newman MG, Takie HH, Klokkevold PR, Carranza FA; p. 608