Anda di halaman 1dari 24

Tutorial 3 Skenario 1

 Mahasiswa mampu memahami dan


menjelaskan macam perawatan periodontal fase
1
 Mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan DHE, Scalling dan Root Planing
 Mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan indikasi dan kontraindikasi scalling
dan root planing
 Mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan tentang Evaluasi Perawatan
Periodontal Fase 1
Perawatan periodontal fase I merupakan
terapi permulaan untuk mengontrol plak dengan
cara menghilangkan plak bakteri biofilm,
kalkulus supragingiva dan subgingiva. Perawatan
periodontal fase I merupakan perawatan
penunjang keberhasilan perawatan berikutnya.
 Instruksi kontrol plak terbatas
Pada tahap ini pasien diajarkan mengenai cara pembersihan
permukaan gigi yang licin dan rata. Tahap ini merupakan komponen
penting untuk terapi periodontal dapat sukses. Pada sesi pertama
kepada pasien baru dapat diajarkan cara pembersihan dengan sikat
gigi dan mulai menggunakan benang gigi (dental floss). Pendekatan
di beberapa fase I memungkinkan dokter gigi untuk mengevaluasi,
memperkuat, dan meningkatkan keterampilan kebersihan mulut
pasien (Carranza, 2015).
 Menghilangkan kalkulus secara keseluruhan
Pembersihan kalkulus baik supragingiva maupun subgingiva bisa
dilakukan dengan cara scaling. Scaling ini dapat dilakukan dengan
scaler ultrasonic, scaler manual, atau kuret.
 Koreksi restorasi
Keberadaan restorasi yang berlebihan/overhanging, kasar, overcontoured, lokasinya
subgingival meskipun halus akan diikuti oleh penumpukan plak yang banyak,
inflamasi gingiva, kehilangan tulang dan kehilangan perlekatan. Seperti halnya
kalkulus, restorasi yang demikian menghalangi prosedur kontrol plak, sehingga harus
dikoreksi atau diganti dengan yang baru. Koreksi restorasi yang cacat adalah sama
pentingnya dengan penyingkiran kalkukus, dan oleh karena itu penyingkirannya harus
dilakukan pada waktu yang bersamaan dengan penyingkiran kalkulus (Carranza,
2015).
 Penumpatan lesi karies
Karies yang lokasinya dekat ke gingiva dapat mengganggu kesehatan periodonsium
meskipun tanpa ada kalkulus atau restorasi yang cacat di sekitarnya. Hal ini disebabkan
karies yang letaknya demikian merupakan wadah yang luas dan tersembunyi bagi
bakteri plak. Oleh sebab itu penumpatan karies yang berada dekat ke gingiva
merupakan bagian integral dari perawatan inisial (Carranza, 2015).
Pemberian agen kemoteraupetik pada terapi periodontal
Pada tipe penyakit periodontal termasuk periodontitis kronis, refractory
periodontitis, aggressive periodontitis dan periodontitis sebagai manifestasi penyakit
sistemik, mungkin dapat dilakukan penambahan agen kemoteraupetik pada
terapinya.
Agen teraupetik adalah istilah untuk bahan kimia yang memberikan
keuntungan teraupetik klinis. Biasanya dapat berupa antimikroba dimana cara
kerjanya dapat berupa menghambat pertumbuhan bakteri atau membunuh bakteri.
Dan juga dapat bersifat spesifik, mengurangi bakteri tertentu, atau nonspesifik,
mengurangi semua bakteri. (Carranza, 2002)
 Instrumentasi mekanis
Instrumentasi mekanis terhadap akar dengan menggunakan
kuret merupakan perawatan yang efektif. Beberapa penelitian
telah mengungkapkan bahwa penghalusan akar dapat
mengurangi kedalaman poket, meningkatkan perlekatan klinis
jaringan.
 Ultrasonic debridement
Ultrasonic debridement mengurangi waktu kerja dan kelelahan
pada operator dibandingkan terhadap instrumentasi manual.
Tetapi sebaliknya penghalusan akar menghasilkan permukaan
akar yang lebih halus secara mikroskopis dibandingkan
ultrasonic debridement, walaupun perbedaan tersebut tidak
terlihat secara klinis.gan dan menghambat progresivitas
penyakit.
 DHE adalah usaha atau program yang terarah yang
dilakukan untuk mendapatkan keadaan rongga mulut
yang sehat, bersifat persuasif dan sugestif.
 Skaling adalah usaha membersihkan semua deposit
pada gigi, kalkulus subgingiva, kalkulus supragingiva,
plak dan noda. Skaling harus dilakukan secara
menyeluruh sebab inflamasi akan menetap bila deposit
gigi tidak dibersihkan seluruhnya.
 Root Planing adalah perawatan periodontal untuk
menghilangkan kalkulus di sementum yang bertujuan
agar mendapat permukaan akar yang halus, licin dan
bersih.
 Dasar pemikiran
Menurut Noor(1972), tujuan pendidikan kesehatan gigi adalah :
1. Meningkatkan pengertian dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.
2. Menghilangkan atau paling sedikit megurangi penyakit gigi dan mulut dan
gangguan lainnya pada gigi dan mulut.
pendidikan kesehatan gigi bertujuan( Herijulianti, 2002 )
1. Memperkenalkan kepada masyarakat tentang kesehatan gigi.
2. Mengingatkan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan
gigi dan mulut.
3. Menjabarkan akibat yang akan timbul dari kelalaian menjaga kebersihan
gigi dan mulut.
4. Menanamkan perilaku sehat sejak dini melalui kunjungan ke sekolah.
5. Menjalin kerjasama dengan masyarakat melalui RT,RW, Kelurahan dalam
memberikan penyuluhan langsung kepadamasyarakat, bila diperlukan
dapat saja dilakukan tanpa melalui puskesmas.
 Tahapan DHE :
1. Motivasi -> agar pasien dapat terdorong untuk melakukan kontrol plak secara
adekuat
 Menerima
a. Pasien harus bersedia menerima dan memahami penyuluhan yang diberikan berkaitan
dengan konsep – konsep pathogenesis, perawatan dan pencegahan penyakit periodontal.
b. Pasien diharapakan dapat termotivasi apabila ia dapat memahami apa itu penyakit
periodontal, efek penyakit tersebut, bagaiman kerentanan dirinya terhadap penyakit
tersebut, dan apa yang dapat dilakukan untuk dapat mencapai dan mempertahankan
kesehatan jaringan periodontalnya.
 Perubahan Kebiasaan
Dari pasien diharapkan diharapkan adanya perubahan kebiasaan dalam hal cara – cara
pembersihan mulut sesuai dengan metode yang diajarkan,untuk itu pasien harus berkemauan
dan mampu menguasai ketrampilan penggunaan alat – alat pembersih.
 Perubahan tingkah laku
Pasien harus menyesuaikan pandangan dan nilai – nilai yang dianutnya mengenai
pembersihan mulut. Pasien harus tergugah bahwa prosedur control plak yang dilakukanya
bukanlah untuk menyenangkan hati dokter gigi, tetapi untuk tercapainya kesehatan
periodonsium itu sendiri. (Caranza,2002)
2. Edukasi
Pasien harus diberitahukan tentang etiologi, perjalanan penyakit, perawatan
dan pencegahan penyakit periodontal. Pasien dengan penyakit periodontal harus
diberitahu bahwa penyakit periodontal ini mempunyai beberapa gambaran klinis seperti
stain yang timbul dipermukaan gigi akibat plak, perdarahan pada gingiva.
Pasien diinformasikan bahwa perawatan periodik dan debridement yang
dilakukan oleh dokter gigi adalah hal yang dilakukan untuk mencegah rekurrensi dari
penyakit periodontal dan untuk mengidentifikasi adanya kelainan yang lain. Prosedur ini
dapat berjalan dengan baik apabila dikombinasi dengan kekooperativan pasien dalam
meningkatkan dan menjaga oral hygiene(Caranza,2002).
3. Instruksi
Dengan instruksi tentang bagaimana cara menyikat gigi yang efektif,
diharapkan nantinya angka kejadian terbentuknya plak yang menyebabkan gingivitis
dapat berkurang. Pada pemberian instruksi ini dijelaskan cara pembersihan gigi yang
meliputi cara, alat, dan waktu. Instruksi untuk menjaga oral hygien ini dapat dilakukan
dengan cara pembersihan gigi secara mekanis dan obat kumur.
Pada instruksi kunjungan pertama pasien diberitahu cara penggunaan sikat gigi,
dental floss, dan disclosing agent. Pada kunjungan berikutnya dilakukan evaluasi dari
instruksi yang dilakukan sebelumnya (Caranza,2002)
1. Kuret
 Kuret secara keseluruhan ada 2 yakni kuret universal dan kuret
gracey. Kuret universal merupakan kuret yang dapat digunakan
diseluruh rongga mulut. Dengan muka dari blade didesain
dengan sudut 800 – 900 serta memiliki 2 cutting edge.
Sedangkan untuk kuret gracey merupakan kuret untuk daerah
spesifik.kuret gracey ini memilki muka blade dengan sudut 600
– 700 dan hanya memiliki 1 cutting edge. Sudut untuk muka
blade ini tidaka lebih dari 900 dan tidak kurang dari 450 karena
sudut angulasi untuk alat sclaer antara 450 – 900
(Genco,Robert.J, dkk,1990).
(A) Kuret universal. (B) Kuret Gracey.
2. Hoe

 Hoe digunakan untuk meratakan dan menghaluskann permukaan akar gigi

serta menghilangkan sisa kalkulus dan sementum yang rusak. Bladenya

bengkok membentuk sudut 990 – 1000. Cutting edge dibentuk oleh pertemuan

adanya permukaan ujung yang datar dengan aspek dalam dari blade.

(Genco,Robert.J, dkk,1990)
3. Sickle scaler

 Sickle adalah scaler kasar untuk menyingkirkan kalkulus supragingival. Permukaan sickle

scaler adalah datar dengan dua cutting edge yang menyatu membentuk ujung yang runcing.
Penampang melintangnya berbentuk segitiga dan sisi pemotong pada kedua sisi. Karena
desainnya, alat ini hanya digunakan untuk penyingkiran kalkulus supragingival. Apabila
digunakan untuk instrumentasi subgingival akan mencederai jaringan gingiva.

 Banyak sekali jenis sickle scaler. Ada scaler yang khusus untuk regio anterior dan ada yang

khusus untuk regio posterior. Pada scaler sabit untuk region anterior, baik yang lurus maupun
yang melengkung, mata pisau, leher dan gagangnya berada dalam satu bidang. Sebaliknya
mata pisau, leher dan gagang untuk regio posterior tidak berada dalam satu bidang, karena
tangkainya membengkok agar mudah diadaptasikan pada gigi posterior. (Menson,1993)
4. File scaler
 Desain file scaler serupa dengan hoe scaler. Alat ini terdiri dari

sejumlah miniatur blade dari hoe scaler. Bladenya bengkok


membentuk sudut antara 90o-105o terhadap shanknya. File
kini tidak banyak digunakan untuk scaling dan root planing
karena ukurannya dan menyebabkan permukaan akar menjadi
kasar. File kadang digunakan untuk menghilangkan margin
restorasi yang overhanging. (Menson,1993)
5. Instrumen ultrasonik
 Instrumen ultrasonik dapat digunakan untuk scaling, kuretase dan
menghilangkan stain. Mekanisme kerjanya berasal dari fibrasi
(getaran fisikal) dari alat tersebut. Frekuensi getarannya berkisar
antara 20.000 sampai jutaan getaran perdetik. Untuk instrumentasi
periodontal, getaran instrumennya dapat mencapai 29.000
getaran/detik.
 Alat ultrasonik efektif untuk menghilangkan kalkulus dan
membersihkan dinding epitel poket. Alat ini menimbulkan sedikit
jaringan nekrotik yang kemudian akan terkelupas dari dinding
epitel poket. Alat ini menyebabkan permukaan akar menjadi
kasar dan menghilangkan substansi gigi lebih banyak. Volume
dan banyaknya struktur gigi yang hilang dapat dikurangi dengan
menyetel instrumen sehingga kekuatannya lebih rendah dan
menggunakannya dengan sentuhan yang ringan. (Menson,1993)
1. Exploratory Stroke
 Adalah gerakan yang ringan disertai perasaan (feeling)
dengan menggunakan probe atau sonde untuk memeriksa
dimensi poket, kalkulus, dan ketidakteraturan permukaan
gigi. Instrument dipegang dengan ringan dan diadaptasikan
dengan tekanan yang ringan terhadap gigi untuk
mendapatkan sensitivitas taktil yang maksimum
(Carranza,2002).
2. Scalling Stroke
 Merupakan teknik dengan gerakan yang pendek disertai tarikan dengan
kekuatan penuh, menggunakan blade instrument untuk menghilangkan baik
supra maupun subgingival kalkulus. Otot – otot jari maupun tangan digerakkan
untuk mendapatkan pegangan dengan tekanan lateral yang kuat terhadap
permukaan gigi. Ujung pemotong isntrumen dikaitkan pada batas apikal
kalkulus dan menariknya ke arah koronal dengan gerakan yang kuat. Gerakan
scaling harus diawali dari lengan dan ditransmisikan dari pergelangan tangan
disesuaikan dengan pergerakan lengan. Gerakan scaling tidak di awali dari
gerakan pergelangan tangan atau jari – jari secara terpisah tanpa
menggunakan lengan (Carranza,2002).
3. Root Planging Stroke
 Adalah gerakan menarik yang bersifat sedang
sampai ringan,digunakan pada tahap akhir,
yaitu menghaluskan permukaan akar. Untuk
keperluan ini instrument yang paling sering
digunakan
 Scaling, Indikasi :
 Terdapat kalkulus supragingiva dan subgingiva
 gingivitis
 Kontraindikasi :
 Pasien penyakit menular melalui udara
 Hipertensi tidak terkontrol
 Root Planing
 Indikasi :
 Terdapat poket lebih dari 4mm
 Kontraindikasi :
 Pasien mengalami abses yang parah
 Penyakit sistemik, contohnya hemofili
 Evaluasi perawatan periodontal merupakan
pemeriksaan dari tindakan yang telah diberikan
untuk mengetahui tindakan tersebut efektif atau
tidak.Dasar pemikiran dari tindakan ini adalah
karena jaringan periodontal tidak dapat
tersembuhkan secara langsung, jadi tidak dapat
diketahui respon perawatan secara langsung.
Jaringan yang sesungguhnya dapat sembuh
kurang lebih 4 minggu setelah tindakan
sehingga perlu dijadwalkan untuk evaluasi
(Nield, 2011).
Menurut Khalid 2014, evaluasi perawatan dilakukan
3-6 minggu dari terapi awal meliputi :
 Evaluasi ulang hasil terapi awal (tingkat
perbaikan kedalaman saku dan tingkat
perlekatan untuk keseluruhan periodontium).
 Evaluasi ulang status kebersihan mulut dan
tegaskan instruksi Oral Hygiene jika diperlukan.
 Mengukur skor pendarahan dan plak dan
memeriksa perbaikan.
 Kaji ulang diagnosis dan prognosis dan
modifikasi keseluruhan rencana perawatan jika
diperlukan.
 Azouni, Khalid G, Bassel Tarakji. 2014. Review Article : The
Trimeric Model : A New Model of Periodontal Treatment
Planning Journal of Clinical and Diagnostic Research Vol-
8(7): ZE17-ZE20.
 Carranza; Newman; Takei; Klovekkoid. 2015. ‘Carranza’s
Clinical Periodontology 12th edition’. St. Louis: Saunders
Elsevier.
 Nield, Gehrig. 2011. ‘Foundations of Periodontics for the
Dental Hygienist 3rd ed’. Philadelphia: Lippincott Williams
& Wilkins.
 Zubaidah, Taty Cornain, Ismu Suharsono Suwelo. 1995.
Gingivitis Kronis pada Anak Umur 10 tahun Jurnal
kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Vol.3, No.2

Anda mungkin juga menyukai