Anda di halaman 1dari 2

Indikasi

Tujuan dari restorasi sandwich adalah untuk mendapatkan fungsi estesis,


pengunyahan, mencegah celah mikro serta menambah kekuatan gigi. Fungsi estetis didapat
dari bahan resin komposit sebagai tempatan karena resin komposit memiliki trans lusensi
yang lebih tinggi dibanding semen ionomer kaca. Resin komposit juga dapat menerima
tekanan kunyah yang besar. Untuk mencegah celah mikro digunakan semen ionomer kaca
sebagai basis karena dapat melepaskan flour untuk mencegah terjadinya sekunder karies
( Fejerskov & Kidd, 2008 ).
Teknik sandwich biasanya di aplikasikan dalam hal – hal berikut ini :
1. Lesi dimana terdapat satu atau lebih margins pada dentin (misal pada cervical lesions)
2. Karies yang disebabkan abrasi pada daerah servikal ataupun lesi kelas V, menurut klasifikasi
G.V. Black, ditemukan pada Manula, pada orang yang kurang baik dan benar cara menyikat
giginya, serta pada kasus di mana preparasi jaringan sehat gigi kurang memungkinkan.
Akibatnya, preparasinya diusahakan untuk tidak mengambil jaringan yang sehat.
3. Restorasi komposit class II
Restorasi komposit kelas II digunakan sebagai bahan tumpatan khususnya untuk
aplikasi gigi pada daerah yang memerlukan tekanan dan daya abrasi tinggi. Ukuran partikel
dari beberapa komposit berbahan pengisi partikel kecil memungkinkan diperolehnya
permukaan halus , akan tetapi bahan ini tidak sebaik komposit hibrid (Annusavice, 2003).
Berdasarkan klasifikasi menurut penggunaan klinisnya, resin komposit kelas 2 ini
dapat dibedakan lagi menjadi 2 yaitu, Tipe II-1 SIK untuk keperluan estetis. Untuk tipe ini
tersedia baik pada SIK konvensional dan resin modifikasi digunakan pada aplikasi yang
mementingkan nilai estetika yang tinggi namun tidak tahan terhadap beban oklusal. Tipe
komposit ini juga memiliki shade range yang cukup bagus. Namun bila ditinjau dari segi
kecepatan reaksi setting yang tergolong lama, ini menyebabkan sangat rentan terhadap
penyerapan dan kehilangan air, selain itu reaksi setting yang lama membutuhkan waktu
minimal 24 jam setelah penumpatan sebelum dilakukannya finishing. Sifat radiolucent pada
komposit jenis ini cenderung bersifat radiolucent sehingga dipergunakan untuk aplikasi gigi
geligi anterior.
Tipe II-2 SIK untuk keperluan penambahan kekuatan Untuk tipe ini digunakan pada
aplikasi yang tidak mementingkan estetika tapi memiliki kelebihan berupa reaksi setting yang
cepat dan memiliki sifat fisis yang naik. Reaksi setting yang cepat dengan resistensi awal
terhadap penyerapan air memungkinkan segera dilakukannya pemolisan. Namun tipe ini
memiliki kekurangan yaitu rentan terhadap dehidrasi selama 2 minggu, setelah initial set.
(Burrow, M.F. 2004)
Dalam hal manipulasi, SIK tipe II ini tersedia dalam bentuk bubuk- cairan dan
kapsul (bubuk – cairan). Dalam bentuk bubuk – cairan dengan rasio W/P berkisar 1,25 – 1,5
g/ 1 ml. Bubuk dan cairan digabungkan dengan cepat selama 30-45 detik. Penyemenan
dilakukan sebelum semen kehilangan kilap. Pelapisan semen disini berfungsi untuk
melindungi dari kontaminasi air. Dalam bentuk kapsul, pengadukan dilakukan dengan
amalgamator. Kapsul lebih mudah dilakukan karena rasio W/P dapat dikontrol (Tempo,
2008).

Anusavice, K.J. 2003. Phillips : Science of Dental Materials,11th Edition. St. Louis : Sounders.
Anusavice, K.J. 2004. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi, edisi 10. EGC: Jakarta.
Association Report Council on Dental Materials and Device. Status report on Glass Ionomer
Cement. JADA.1979.99.221-226
Craig, Robert G. 2000. Dental Materials Properties and Manipulation, 7th edition. Mosby
Inc: Missouri. Hal: 479-509
Manappallil,J.J. 2003. Basic Dental Materials, 2nd edition. Jaypee Brothers Medical Publishers (P)
Ltd.: New Delhi. Hal:214-246
Mc Lean J. W. 1985. The Use of Glass-Ionomer Cements in Bonding Composite Resins
to Dentine. Brazilian Dental Journal. 158: 410.
Mount J. G. and Hewlett R. E. 2003. Glass ionomers in contemporary restorative dentistry-
a clinical update. Journal Dental California Association.
O’brian dan Ryge. An Ourline of Dental Materials and Thair. Selection. Philadelphia
Saundeers.1978. 169-170

Anda mungkin juga menyukai