Anda di halaman 1dari 4

/Periodontic Journal Reading

Hari / Tanggal
: 18 Maret 2014
Waktu
: 07.00
Seminaris
: Rebecca Nathalia (0916001)
Pembimbing : drg. Henry Mandalas, Sp.Perio
Judul Asli
: Root Coverage with Bridge Flap

PENUTUPAN AKAR DENGAN BRIDGE FLAP


ABSTRAK
Resesi gingiva pada gigi anterior merupakan perhatian umum karena
alasan dari segi estetik maupun sensitifitas akar. Resesi gingiva,
khususnya pada gigi geligi anterior, mendapat perhatian yang lebih
besar karena alasan estetik. Berbagai prosedur bedah mucogingival
tersedia untuk menutup keadaan akar tersebut. Laporan kasus ini
menampilkan teknik bridge flap baru, dimana dokter gigi tidak hanya
menutup permukaan akar gigi yang sebelumnya terlihat tetapi juga
meningkatkan zona gingiva cekat dalam satu langkah. Pada kasus ini,
coronally advanced flap diikuti dengan teknik memperdalam vestibulum
digunakan sebagai prosedur menutup akar untuk perawatan tipe
multiple resesi. Teknik memperdalam vestibulum digunakan untuk
meningkatkan lebar gingiva cekat. Prediksi hasil dari prosedur ini dapat
membuat jaringan periodonsium lebih sehat dan estetik, diikuti dengan
meningkatnya jaringan keratin dan penerimaan yang baik oleh pasien.
Keyword : Gingiva cekat, coronally advanced flap, resesi gingiva,
penutupan akar, memperdalam vestibulum.
PENDAHULUAN
Resesi gingiva dapat didefinisikan sebagai terbukanya permukaan
akar karena terdapat perpindahan puncak tepi gingiva menuju
cementoenamel junction. Resesi gingiva pada gigi geligi anterior
merupakan perhatian umum karena alasan dari segi estetik maupun
sensitifitas akar. Terdapat berbagai prosedur bedah mucogingival untuk
penutupan akar. Coronally advanced flap merupakan salah satu
prosedur umum untuk penutupan akar gigi geligi. Namun prosedurprosedur tersebut umumnya mempersyaratkan lebar dari gingiva cekat
yang memadai. Pada beberapa kasus dimana lebar gingiva cekat tidak

memadai, berbagai teknik untuk meningkatkan lebar gingiva cekat


dilakukan dalam prosedur penutupan akar. Dalam hal ini, dua bagian
prosedur bedah yang terpisah mungkin dibutuhkan untuk menutup akar
secara memadai, dimana sangat merepotkan bagi dokter gigi maupun
pasien. Pada laporan kasus ini, dua prosedur bedah ini dikombinasikan
menjadi satu teknik untuk menutup resesi akar gigi geligi anterior dan
secara simultan meningkatkan luas gingiva cekat. Disini,teknik
Coronally repositioned flap untuk penutupan akar, diikuti teknik
memperdalam vestibulum untuk meningkatkan lebar gingiva cekat yang
ditujukan untuk perawatan resesi akar gigi geligi.
LAPORAN KASUS
Kasus 1
Pasien seorang wanita berumur 42 tahun dilaporkan pada Fakultas
Kedokteran Gigi, Universitas Banaras Hindu, Varanasi, Uttar Pradesh,
India, dengan keluhan utama gusi menurun pada gigi geligi anterior
rahang bawah. Pemeriksaan klinis menunjukan terdapat zona yang tidak
adekuat pada gingiva cekat (tes tekan positif) dengan terdapat
vestibulum yang dangkal. Resesi ini termasuk grade II, berdasarkan
klasifikasi Miller pada gigi 32, 31, 41 (Gambar 1). Resesinya seragam
yaitu sekitar 4 mm pada semua gigi anterior rahang bawah dan lebar
gingiva cekat yaitu 2 mm. Radiografi periapikal intraoral pada gigi 32,
31, 41 menunjukan tulang pendukung yang memadai pada area
interdental. Parameter klinis dicatat menggunakan probe periodontal
UNC-15. Parameter klinis mencakup Probing Pocket Depth (jarak dari
tepi gingiva sampai dasar poket), resesi gingiva (jarak dari
cementeoenamel junction sampai tepi gingiva), lebar gingiva cekat
(jarak dari dasar poket sampai mucogingival junction), dan tingkat
perlekatan klinis (jarak dari cementoenamel junction sampai dasar
poket). Prosedur telah dijelaskan dengan baik kepada pasien dan
persetujuan telah diperoleh untuk pembedahan. Pasien telah diperiksa
secara medis dan dinyatakan sehat, sehingga prosedur bedah dapat
direncanakan. Skeling dan root planing telah dilakukan sebelum
prosedur bedah.
Teknik bedah

Setelah diberikan anestesi lokal (2% lignocaine hydrochloride dengan


1: 80,000 epinefrin), insisi dibuat pada vestibulum dari 33 sampai 43
(gambar 2) menuju ke periosteum pada alasnya dan tulang dapat
terlihat sehingga pembentukan luka dapat terjadi. Prosedur ini
memperdalam
vestibulum
dengan
teknik
fenestration
untuk
meningkatkan lebar gingiva cekat. Prosedur pembedahan mencakup
teknik bridge flap yang diperkenalkan oleh Marggraf dan kemudian
dimodifikasi oleh Romanos. Split-Thickness Flap telah diangkat sebagai
arahan
apicocoronal
dengan
membuat
insisi
sulkular,
menghubungkannya dengan insisi pertama sehingga seluruh bridge flap
dapat diangkat dan direposisi secara koronal untuk menutup permukaan
akar yang terbuka dari 33 sampai 43 (gambar 2). Tidak ada insisi
vertikal yang diberikan. Bentuk bridge dari aspek koronal sampai
vestibular ditunjukkan pada gambar 2. Setelah itu, persiapan akar
diselesaikan menggunakan tetracycline HCL. Kemudian, flap direposisi
secara koronal dengan interrupted stabilization sutures (gambar 3), dan
pada vestibulum, epitelium dijahit dengan periosteum (gambar 3).
Penjahitan dapat diserap secara alami. Setelah penjahitan, periodontal
dressing diberikan (gambar 4). Pasien kemudian dipulangkan dengan
seluruh instruksi pasca bedah dan pemberian obat untuk 5 hari untuk
mencegah nyeri dan bengkak setelah operasi. Pasien diminta kembali
datang setelah 7 hari untuk pelepasan jahitan. Sisi yang dibedah
diperiksa untuk melihat apakah penyembuhannya baik. Tidak ada
komplikasi pasca operasi dan penyembuhan cukup memuaskan dengan
penutupan akar secara signifikan dan pertumbuhan yang signifikan
pada gingiva cekat dan perlekatan klinis yaitu 5 mm (gambar 5). Resesi
pasca operasi setelah kontrol 1 bulan sekitar 1 mm. Pasien
diinstruksikan untuk menggunakan sikat gigi berbulu halus untuk kontrol
plak secara mekanis di daerah yang di bedah. Pasien dimonitor setiap
minggu pasca operasi, untuk memastikan kebersihan rongga mulut
yang baik di area yang telah dibedah. Perawatan periodontal suportif
selama 3 bulan disarankan untuk menjaga kesehatan periodontal dan
mengevaluasi ulang area ini; 9 bulan setelah kontrol menunjukkan tidak
ada gejala kambuh kembali.

Gambar 1. Sebelum Gambar 2. Split thickness


operasi
flap (bridge flap)

Gambar 3. Coronally Gambar 4. Periodontal dressing


repositioned
flap dan penjahitan

Gambar 5. Setelah operasi

Kasus 2

Seorang pasien laki-laki berumur 34 tahun dilaporkan pada fakultas


kedokteran gigi dengan keluhan utama gusi yang tidak estetik pada gigi
anterior bagian kanan atas. Resesi ini termasuk grade II, menurut
klasifikasi Miller pada gigi 13, 12, 11 (Gambar 6). Resesi sekitar 4mm,
3mm, dan 2mm, pada masing-masing gigi 13, 12, 11 dan lebar gingiva
cekat yaitu 2 mm. Radiografi IOPA menunjukan tulang pendukung yang
memadai. Pasien tidak memiliki kontribusi riwayat medis, sehingga
prosedur bedah dapat direncanakan setelah menyelesaikan skeling dan
root planing. Setelah pemberian anestesi lokal, insisi dibuat pada
vestibulum mulai dari gigi 14 sampai 11 (gambar 7), melewati
mucogingival junction, untuk memperdalam vestibulum dengan teknik
fenestration untuk meningkatkan lebar gingiva cekat. Kemudian dengan
insisi sulcular, coronally advanced flap diangkat dengan split-thickness
flap dari gigi 13 sampai 11 (Gambar 7). Tidak ada insisi vertikal yang
dibuat. Setelahnya, persiapan akar diselesaikan menggunakan
tetrasiklin HCL. Kemudian, flap dipindahkan secara koronal dengan
jahitan stabilisasi interrupted (gambar 8), dan pada vestibulum,
epithelium dijahit dengan periosteum (gambar 8). Jahitan dapat terserap
secara alami. Pasien dipulangkan dengan diberikan instruksi setelah
bedah dan medikasi. Pasien diminta kembali datang setelah 7 hari untuk
pelepasan jahitan. Penyembuhan berjalan dengan memuaskan dengan
tidak adanya komplikasi setelah bedah (gambar 9). Resesi pasca operasi
masing-masing 2mm, 1mm, 1mm. Pasien diinstruksikan menggunakan
sikat gigi berbulu halus dan dimonitor setiap minggu; 11 bulan kontrol
menunjukkan tidak ada gejala kambuh kembali.

Gambar 6. Sebelum operasi.Gambar


advanced

Gambar 8. Penjahitan flap


Coronally
DISKUSI

7.

Flap

coronally

Gambar 9. Setelah operasi

Resesi gingiva biasanya berhubungan dengan berkurangnya estetik


gigi. Teknik bridge flap mencakup 2 teknik bedah secara simultan. Pada
teknik ini, flap yang menutup permukaan akar yang terbuka disuplai
oleh sirkulasi plasma dari kapiler pada bagian yang berdekatan dengan
gingiva, memungkinkan untuk bertahan hidup. Flap membentuk hasil
yang sehat, fungsional dan estetik yang menunjukkan ketahanan
terhadap gejala kambuh kembali. Indikasi teknik bridge flap yaitu ketika
prosedur bedah single diinginkan untuk penutupan permukaan akar
yang terbuka, pada kasus dimana terdapat keratinisasi pada gingiva
yang tidak memadai, dan juga untuk meningkatkan lebar gingiva cekat
dengan memperdalam vestibulum dalam satu langkah.
Evaluasi lebar gingiva cekat yang memadai pada pasien dengan
resesi multiple merupakan faktor penting sebelum memutuskan
berbagai prosedur penutupan akar. Untuk mencapai hasil estetik yang
optimal, pembentukan gingiva, anatomi gigi, dan hubungan dasar
tulang sampai cementoenamel junction harus dapat dimengerti secara
menyeluruh. Penentuan yang tepat dari lokasi CEJ dan mucogingival
junction sebelum operasi dan penempatan yang tepat dari insisi
diperlukan untuk mencapai tujuan ini. Banyaknya gingiva cekat yang
diukur merupakan bagian dari penilaian. Hal tersebut menunjukkan
bahwa untuk menjaga kesehatan periodontal, seharusnya terdapat 2-3
mm gingiva cekat. Pada kasus ini, memperdalam vestibulum termasuk
pilihan perawatan yang bertujuan menjaga kesehatan periodontal dan
penutupan akar dengan coronally advanced flap yang dilakukan untuk
meningkatkan estetik pasien setelah bedah. Pasien dimonitor setiap
minggu untuk memastikan kebersihan rongga mulut yang baik di bagian
yang telah dioperasi dan mempertahankan jaringan pendukung
periodontal selama 3 bulan diperlukan untuk mengevaluasi kembali area
ini.
Hasil estetik setelah bedah cukup memuaskan bagi pasien. Variabel
hasil kedua yaitu berkurangnya resesi (85%), meningkatnya perlekatan
secara klinis, peningkatan jaringan keratinisasi, kepuasan estetik,
berkurangnya sensitifitas akar, dan nyeri pasien setelah bedah. Hasil
secara klinis 3-11 bulan pasca operasi cukup memuaskan dengan tidak
ada gejala kambuh kembali. Akan tetapi, saat kehilangan sebagian
perlekatan periodontal secara signifikan dan struktur tulang terjadi,
prognosis jangka panjang menjadi buruk. Strategi perawatan yang

digunakan pada kasus ini menyarankan kombinasi dari dua modalitas


bedah untuk dapat berhasil pada penanganan resesi gigi geligi.
KESIMPULAN
Keberhasilan penanganan resesi multipel berdasarkan penggunaan
prosedur operasi plastik periodontal yang telah diprediksi. Diagnosis

sebelum operasi secara hati-hati dan seleksi kasus yang tepat adalah
prasyarat untuk meningkatkan keberhasilan bedah. Resesi gigi geligi
berhubungan dengan etiologi yang berbeda, dimana seharusnya dapat
diidentifikasi secara hati-hati sebelum perawatan. Coronally advanced
flap diikuti pendalaman vestibulum, dan teknik bridge flap mungkin
dapat digunakan untuk keberhasilan penanganan resesi gigi geligi.

Anda mungkin juga menyukai