BMJ Case Rep: first published as 10.1136/bcr-2020-236954 on 4 November 2020. Downloaded from http://casereports.bmj.
com/ on November 12, 2020 at The Sheppard Library - Middlesex
Partly deepithelialised palatal graft for the treatment of
deep-wide palatal recession defect: simplified protocol
with 18-month follow-up
Amit Parashar,1 Indranil Deb Roy,1 Arpit Gupta2
SUMMARY
Kemajuan dalam prosedur bedah periodontal
telah menghasilkan hasil penutupan akar untuk
defek dari resesi gingiva. Namun, sedikit yang
telah melaporkan mengenai manajemen defek
resesi gingiva palatal. Prosedur bedah
penutupan akar yang digunakan untuk defek
resesi palatal secara teknis memang menantang
dalam hal aksesibilitas dan graft coverage.
Tujuan dari laporan ini adalah untuk
menjelaskan teknik pembedahan yang
digunakan untuk menangani defek resesi
gingiva palatal yang dalam dan meluas. Teknik
ini menggunakan graft palatal terdehitelisasi
sebagian yang dirancang untuk menutup lokasi
defek. Ini digunakan untuk perlindungan
berkepanjangan dari proses penyembuhan yang
mendasarinya. Laporan kasus ini unik dalam
hal treatment dari resesi gingiva palatal dengan
kedalaman (9,0 mm), lebar (6,0 mm) dan tindak
lanjut jangka panjangnya selama 18 bulan.
LATAR BELAKANG
Resesi gingiva didefinisikan sebagai suatu
keadaaan patologis permukaan akar sebagai
akibat migrasi apikal margin gingiva dari posisi
fisiologisnya dengan atau tanpa kehilangan
jaringan lunak dan keras interdental.1 Hal ini
berkorelasi dengan banyak faktor, seperti
kesalahan pada saat menyikat gigi, perlekatan
frenulum yang tinggi, restorasi overhanging,
malposisi gigi, penuaan dan fenotipe gingiva
yang tipis.2 3 Ini dapat menyebabkan gangguan
estetika, hipersensitivitas dentin dan karies
permukaan akar.2 Berbagai prosedur bedah
plastik periodontal penutupan akar atau Root
Coverage Periodontal plastic Surgical (RCPPS)
telah digunakan untuk treatment resesi gingiva,
yang meliputi flap posisi koronal yang
dipindahkan ke lateral, flap pedikel ganda, flap
Parashar A, et al. BMJ Case Rep 2020;13:e236954. doi:10.1136/bcr-2020-236954
posisi koronal coronally positioned flap (CPF),
graft palatal epitelisasi atau epithelised palatal
grafts (EPG), graft jaringan ikat subepitel atau
subepithelial connective tissue grafts (SECTG),
regenerasi jaringan terpandu atau guided tissue
regeneration (GTR) dan alternatif jaringan
lunak.4 Dari teknik ini, SECTG dianggap
sebagai gold standard karena probabilitas yang
lebih tinggi untuk penutupan akar, yang kaya
akan suplai darah, estetika, dan peningkatan
jaringan keratin. Sebagian besar studi klinis
telah memasukkan RCPPS untuk pengelolaan
defek resesi bukal. Hanya sedikit penelitian
yang melaporkan resesi akar palatal dan
prosedur perawatannya.6-8 Ada berbagai faktor
University. Protected by copyright.
yang dapat mempengaruhi treatment defek
resesi akar palatal selain fakta bahwa tidak ada
masalah yang mempengaruhi estetika di area
ini. Mukosa berkeratin di sekitar defek resesi
akar palatal melekat erat pada periosteum di
bawahnya dan karenanya tidak dapat dimajukan
ke koronal atau lateral sebagai flap pedikel atau
untuk menutupi SECTG. Kesulitan teknis
termasuk akses ke lokasi resesi gingiva palatal
selama prosedur, kedekatan dengan saraf dan
pembuluh darah palatine yang lebih besar,
ketidakpastian trauma di lokasi bedah selama
masa penyembuhan. Meskipun dengan
keterbatasan ini, RCPPS untuk tatalaksana
resesi akar palatal dapat diindikasikan. Makalah
kasus ini menyajikan teknik untuk defek resesi
palatal tunggal dan lebar yang sulit diobati.
Prosedur ini merupakan variasi dari prosedur
penutupan akar yang diberikan oleh Harris,6
yang merupakan modifikasi dari teknik yang
diusulkan oleh Bruno9 dan Langer dan Langer.10
1

PRESENTASI KASUS
Seorang pasien wanita berusia 42 tahun datang
dengan keluhan utama sensitif terhadap
minuman panas dan dingin serta mengeluarkan
darah saat menyikat gigi di regio gigi belakang
kanan atas sejak 1 bulan. Riwayat medisnya
biasa-biasa saja. Evaluasi periodontalnya
mengungkapkan kedalaman probing kurang
dari sama dengan 3 mm bersama dengan
perdarahan minimal saat probing. Kebersihan
mulut pasien secara keseluruhan baik, kecuali
pada permukaan akar palatal molar pertama
rahang atas kanan. Tidak ada masalah
periodontal lain, selain resesi akar palatal pada
molar pertama rahang atas kanan. Kedalaman
resesi adalah 9,0 mm bersama dengan
kedalaman probing 3,0 mm di area resesi
(gambar 1). Lebar resesi di area apikal dan di
cemento-enamel junction (CEJ) masing-masing
adalah 4,0 mm dan 6,0 mm. Kehilangan
perlekatan klinis adalah 12,0 mm pada
permukaan palatal. Tidak ada kehilangan papila
interdental pada mesial dan distal.
Hipersensitivitas dentin ditemukan pada
permukaan palatal molar pertama rahang atas
kanan tersebut. Ada abrasi permukaan email
pada tingkat CEJ. Oleh karena itu, defek resesi
palatal untuk molar pertama rahang atas kanan
diklasifikasikan sebagai 'PR-I-B' sesuai dengan
sistem klasifikasi Kumar dan Masamatti untuk
resesi gingiva palatal.11 Pasien dalam kesehatan
yang baik secara keseluruhan, dengan tidak ada
kontraindikasi lokal dan sistemik untuk
perawatan bedah periodontal. Tatalaksana defek
dengan teknik amplop supraperiosteal
(supraperioteal envelope technique) bersama
dengan graft palatal yang sebagian terdepresiasi
(Partly deepitheializsed palatal graft).
Gambar 1 Preoperative view of 9.0 mm deep,
6.0 mm wide palatal root recession over maxillary
right first molar.
Parashar A, et al. BMJ Case Rep 2020;13:e236954. doi:10.1136/bcr-2020-236954
BMJ Case Rep: first published as 10.1136/bcr-2020-236954 on 4 November 2020. Downloaded from http://casereports.bmj.com/ on November 12, 2020 at The Sheppard Library - Middlesex
Gambar 2 Root preparation over denuded
palatal root surface with curette and rotary
instruments. Note the flattened CEJ and flattened,
polished root surface. CEJ, cemento-enamel
junction.
PERLAKUAN/TREATMENT
Pada pemeriksaan klinis awal, terdapat abrasi
email pada tingkat CEJ yang masih khas. Posisi
margin gingiva diukur dan dibulatkan ke mm
University. Protected by copyright.
terdekat dengan probe periodontal UNC15
menggunakan tingkat oklusal (palatal groove)
dan CEJ praoperasi sebagai titik referensi.
Abrasi email pada CEJ diratakan dan dipoles
dengan diamond burs dan polishing stone
selama preparasi akar (gambar 2). Jadi, hasil
dinilai menggunakan perubahan resesi dari
tingkat oklusal (palatal groove) sebagai
referensi; resesi digambarkan menggunakan
CEJ sebagai referensi
Recipient site
Anestesi yang memadai (2% Xylocaine HCL
dengan 1:80000 Epinefrin) dicapai melalui
infiltrasi selama operasi. Initial Root
Preparation atau Preparasi akar awal meliputi
scaling and root planing. Odontoplasti
dilakukan untuk mengurangi konveksitas akar,
sehingga mengurangi luas permukaan akar
avaskular di bawah graft. Awalnya, insisi bevel
internal dilakukan untuk memungkinkan
penggunaan kuret tajam untuk enukleasi epitel
sulkular yang berdekatan dengan area resesi.
Pertama, sayatan horizontal dibuat setinggi CEJ
dan memanjang hingga #15 dan #17. Insisi
dilanjutkan sebagai insisi sulkular ke mesial
#15 dan distal #17. Sebuah supraperiosteal
envelope (gambar 3) disiapkan dengan diseksi
tajam yang meluas 3,0-5,0mm secara apikal dan
lateral ke area resesi (gambar 4).
2

Donor site
EPG dengan dimensi 14x12x1.5mm diperoleh
dari palatum lateral kanan (area premolar
pertama dan kedua) dengan blade BP No.15.
Epitel di atas graft dipangkas menjadi 4,0 mm
di kedua sisi graft meninggalkan area epitelisasi
pusat 4,0-6,0 mm di atas graft yang kira-kira
menutupi dimensi permukaan akar yang gundul
yang perlu ditutupi (gambar 5).
Gambar 4 partial thickness supraperiosteal envelope
preparation extending 3–5 mm apically and
laterally.
Gambar 3 Supraperiosteal flap design
Penempatan dan penjahitan graft
Graft palatal yang didehitelisasi ditempatkan di
atas recipient envelope, dievaluasi dan dikontur
ulang sesuai kebutuhan. Ketebalan minimum
1,5 mm dibuat di atas permukaan akar. Batas
graft dimiringkan di mana mereka akan
tergabung di dalam envelope, memfasilitasi
koaptasi kompleks jaringan lunak bilaminar ke
dasar periosteal (gambar 6). Graft lamina
propria diposisikan di atas permukaan akar di
mana zona gingiva diinginkan; zona
deepithelialisasi dari graft ysng tergabung
dalam envelope apikal ke defek resesi.
Graft jaringan lunak kemudian distabilkan di
atas defek resesi dan di bawah flap partial-
thickness. 6–0 Jahitan single interrupted tacking
Vicryl (Ethicon) digunakan untuk mengunci
graft dengan cara tripod manner (apikal, mesial
dan distal) untuk secara efektif mengunci graft
di bawah flap ketebalan parsial (gambar 7). Ini
diperlukan untuk meminimalkan gerakan graft
selama tahap awal penyembuhan. Jahitan
kompresi horizontal Prolene (Ethicon) 4-0
digunakan untuk menstabilkan graft di
sepanjang permukaan akar dan juga untuk lebih
mengunci margin flap di atas graft (gambar 7
dan 8). surgical dressing (GC COE-PAK)
ditempatkan di atas area bedah. Pasien diberi
Parashar A, et al. BMJ Case Rep 2020;13:e236954. doi:10.1136/bcr-2020-236954
resep tablet Ibuprofen, obat kumur klorheksidin
glukonat 0,12%.
BMJ Case Rep: first published as 10.1136/bcr-2020-236954 on 4 November 2020. Downloaded from http://casereports.bmj.com/ on November 12, 2020 at The Sheppard Library - Middlesex
University. Protected by copyright.
Gambar 5 partly deepithelised palatal graft of
dimensions 14×12×1.5 mm harvested from right
lateral palate. Note the central epithelialised area
of 4.0–6.0 mm and deepithelialised area on the
sides.
HASIL DAN TINDAK LANJUT
kassa bedah atau surgical dressing dilepas
setelah 2 minggu pasca operasi (gambar 9).
Penyembuhan yang sedikit tidak merata terlihat
pada aspek koronal graft yang mungkin
merupakan hasil preparasi graft pada aspek
koronal. Scaling supragingiva dilakukan pada
gigi yang terkena. Tampaknya ada penutupan
akar lengkap dan keberhasilan graft terlihat
setelah 4 minggu (gambar 10). Pada 2 minggu,
graft benar-benar terepitelisasi, tampak sedikit
lebih besar dan berwarna lebih merah daripada
jaringan yang berdekatan. Lapisan superfisial
dari graft secara bertahap sudah mulai terlihat
seperti epitel normal, dengan maturasi yang
progresif dan keratinisasi dari minggu keempat
dan seterusnya. Pasien diinstruksikan untuk
menjaga area tersebut dengan sikat gigi yang
lembut dan aplikasi lokal dari kapas yang
3
 dibasahi klorheksidin. Pasien disarankan untuk

BMJ Case Rep: first published as 10.1136/bcr-2020-236954 on 4 November 2020. Downloaded from http://casereports.bmj.com/ on November 12, 2020 at The Sheppard Library - Middlesex
menghindari mengunyah makanan keras di
daerah operasi. Area pembedahan dievaluasi
ulang pada 6 bulan (gambar 11), 12 bulan dan
18 bulan. Perawatan rutin pasca operasi
diberikan dan obat kumur klorheksidin glukonat
0,12% dihentikan. Kedalaman resesi pada 12
bulan pasca operasi adalah 2,0 mm yang
mengarah ke peningkatan 7,0 mm (77,8%) pada
penutupan akar (gambar 12). Evaluasi akhir
pasca operasi dilakukan pada 18 bulan (tabel 1).
Ada 3,0 mm sisa resesi dan kedalaman
sulkus 2,0 mm, mewakili peningkatan 6,0 mm
dalam penutupan akar (66,6%) dan peningkatan
tingkat perlekatan klinis 7,0 mm. Jumlah
penutupan akar dan kualitas jaringan lunak Gambar 7 Stabilising and compressing sutures
yang menutupi akar palatal yang terbuka sudah in-place
baik (gambar 13). Hipersensitivitas dentin
sudah berkurang sehingga tidak mengganggu Hasilnya tampak lebih baik pada awal 4 minggu
pasien lagi. Jaringan ikat baru yang lebih kuat pasca operasi daripada evaluasi akhir pada 18
sudah menutupi permukaan akar yang terbuka. bulan. Ada beberapa penjelasan yang mungkin
untuk defek resesi residual namun, penyusutan
graft selama penyembuhan, adaptasi graft dan
iritasi konstan pada permukaan graft selama
penyembuhan adalah penjelasan yang paling

University. Protected by copyright.

mungkin. Graft shrinkage adalah fenomena
klinis yang sering terjadi selama proses
penyembuhan.15 James dan McFall16 dan
Pippi17 telah melaporkan Graft shrinkage 25%
-50% selama periode pasca operasi 24 minggu
ketika graft ditempatkan di atas tulang atau di
atas periosteum yang tertahan di atas recipient
bed.

Gambar 6 Adaptation of graft over recipient site

(figure drawn by Dr Amit Parashar).

DISKUSI

Berbagai prosedur RCPPS telah ditetapkan

untuk treatment defek resesi bukal. Namun,
sangat sedikit laporan kasus yang disebutkan
dalam literatur untuk cakupan resesi palatal.6-8
Laporan kasus ini menyajikan kedalaman resesi
pra operasi 9,0 mm yang menimbulkan
tantangan besar untuk penutupan akar karena
anatomi dari palatal. Complete root coverage
tidak tercapai dengan sempurna dalam kasus
ini. Namun, cakupan akar 6.0mm yang
signifikan (66,6%) dan peningkatan 7.0mm dari
tingkat perlekatan klinis diperoleh yang
dianggap sebagai hasil yang sukses selama
masa tindak lanjut dari 18 bulan. Hasil serupa
diperoleh oleh Harris6 (84,6%), Rath et al7
(93,6%) dan Weinstein et al8 (55%-60%).
Gambar 8 Graft secured inside the envelope
with stabilising and compressing suture.
Iritasi konstan pada permukaan graft akan
terjadi selama gerakan fisiologis lidah,
pengunyahan dan juga selama kebiasaan oral
hyggiene pasien pasca operasi. Jahitan
kompresi horizontal ditempatkan untuk
penutupan dari graft di atas lokasi resesi. Efek
kompresi jahitan lebih efektif pada aspek bukal
daripada palatal karena bagian palatal yang
cekung.

Parashar A, et al. BMJ Case Rep 2020;13:e236954. doi:10.1136/bcr-2020-236954 4


Gambar 9 2 weeks postoperative showing
initial healing.
SECTG awalnya diperkenalkan oleh Langer
dan berbagai modifikasinya diperkenalkan
kemudian. Ini melibatkan penarikan jaringan
ikat (ketebalan: 1-2mm) baik dengan teknik trap
door atau teknik 'L' atau teknik envelope; yang
terlepas sepenuhnya dari posisi aslinya dan
diterapkan ke lokasi lain.20 Ini menggabungkan
keuntungan dari penutup pedikel atasnya dan
memastikan suplai darah ganda dari periosteum
yang mendasari dan penutup atasnya, bersama
dengan, kecocokan warna yang sangat baik.
Dalam kasus ini, SECTG konvensional tidak
digunakan, karena sifat defek resesi yang dalam
dan luas.
Gambar 10 4 weeks postoperative.
Prosedur root coverage yang digunakan untuk
menutupi defek resesi palatal secara teknis
menantang dibandingkan dengan defek resesi
bukal. Aksesibilitas ke daerah resesi palatal
sulit dibandingkan dengan defek resesi bukal.
Sifat jaringan palatal yang keras di sekitar defek
resesi membuat sulit untuk diposisikan secara
koronal atau lateral dalam bentuk pedikel flap.
Selain itu, sifat cekung dari palatal mungkin
mempengaruhi adaptasi yang kuat dari graft
Parashar A, et al. BMJ Case Rep 2020;13:e236954. doi:10.1136/bcr-2020-236954
BMJ Case Rep: first published as 10.1136/bcr-2020-236954 on 4 November 2020. Downloaded from http://casereports.bmj.com/ on November 12, 2020 at The Sheppard Library - Middlesex
Gambar 11 6 months postoperative.
di atas permukaan akar yang terbuka saat
menjahit (gambar 14). Iritasi konstan pada
tempat perawatan selama gerakan fisiologis
lidah dan juga selama pengunyahan membuat
situs rentan terhadap trauma dapat
menyebabkan hasil yang tidak menguntungkan.
Dalam laporan kasus ini, graft palatal yang
mengalami deepitelisasi sebagian ditempatkan
di atas defek resesi palatal yang dalam dan lebar
yang melibatkan pengambilan awal EPG dan
selanjutnya deepitelisasi pada kedua sisi
University. Protected by copyright.
meninggalkan sebagian epitel yang tertahan di
atas bagian tengah graft yang kira-kira
menutupi bentuk graft defek resesi palatal untuk
dirawat.20 Berbagai laporan yang diterbitkan
telah menekankan pada ukuran graft yang dapat
dibiarkan terbuka dalam prosedur graft jaringan
ikat yang terbuka sebagian dalam desain
penutup amplop tanpa mengorbankan hasil
klinis. Cordiolo et al5 melaporkan bahwa
2.8±1.1mm graft dapat dibiarkan terbuka
dibandingkan dengan dua teknik SECTG untuk
penutupan akar. Yotnuengnit et al21
menyimpulkan bahwa rasio area jaringan graft
(GTA): terlihat area gundul (VDA) harus
setidaknya 11:1, yang merupakan faktor
signifikan untuk hasil penutupan akar yang
optimal dalam prosedur envelope.
Figure 12 12 months postoperative.
Dalam laporan kasus kami, ukuran permukaan
akar yang terbuka adalah 6,0 mm × 9,0 mm
dalam dimensi maksimum. Sejalan dengan itu,
5
dimensi EPG yang dipanen adalah 14x12mm.
Dengan cara ini, rasio GTA:VDA kira-kira
3,1:1 (memprediksi <100% penutupan akar)
dan 32% dari graft jaringan ikat akan dibiarkan
terbuka dalam prosedur envelope ini, karena
mukosa palatal melekat erat pada periosteum di
bawahnya dan tidak dapat diposisikan secara
koronal untuk menutupi bagian yang terbuka
dari graft jaringan ikat tidak seperti defek resesi
gingiva bukal. Dengan demikian, mengingat hal
di atas, graft palatal yang sebagian mengalami
deepithelialisasi (mempertahankan jaringan
epitelisasi dalam graft digunakan untuk
mengelola defek resesi palatal dalam/lebar
dalam laporan kasus baru ini untuk
meningkatkan viabilitas graft selama
penyembuhan dan mengurangi risiko nekrosis
graft. Graft yang diharvest dirancang untuk
memungkinkan perlindungan yang
berkepanjangan dari proses penyembuhan yang
mendasarinya dan secara bersamaan
menghindari kebutuhan untuk reposisi flap
koronal. Bersama-sama, faktor-faktor ini dapat
meningkatkan prediktabilitas treatment defek
resesi palatal.
Gambar 13 18 months postoperative.
Alasan di balik penggunaan graft palatal yang
sebagian terdehitelisasi ada dua. Pertama, ada
potensi untuk epitel graft serta epitel flap untuk
recover sesuai dengan primery intention atau
tujuan utama yang sebaliknya menghindari
penyembuhan tertunda dengan secondary
intention.22 Kedua, epitel yang dipetahankan di
atas graft melindungi integritas lapisan jaringan
ikat di bawahnya selama periode penyembuhan
dengan demikian, mendukung proses
penyembuhan dengan cara yang lebih dapat
diprediksi untuk jangka waktu yang lebih lama
dengan harapan meningkatkan hasil yang dapat
diprediksi. Hal ini membuat penggunaan graft
palatal terdehitelisasi sebagian, akurat secara
biologis dan pilihan yang sangat baik untuk
defek resesi palatal dalam dan lebar.
Parashar A, et al. BMJ Case Rep 2020;13:e236954. doi:10.1136/bcr-2020-236954
Laporan kasus sebelumnya untuk treatment
defek resesi palatal oleh Harris6 dan Rath et al7
BMJ Case Rep: first published as 10.1136/bcr-2020-236954 on 4 November 2020. Downloaded from http://casereports.bmj.com/ on November 12, 2020 at The Sheppard Library - Middlesex
masing-masing telah menangani kedalaman
resesi 6,5 mm dan 6,0 mm. Meskipun demikian,
hasil klinis yang baik dapat dicapai bahkan
dengan sebagian besar graft yang diekspos
untuk menutupi defek palatal yang dalam (9,0
mm) dan lebar (6,0 mm) dalam kasus ini.
Cakupan akar yang diperoleh (66,6%)
dibandingkan dengan baik dengan laporan
kasus lain untuk pengobatan defek resesi
University. Protected by copyright.
palatal.6-8 Diusulkan untuk
mempertimbangkan melindungi lokasi bedah
selama lebih dari 2 minggu untuk defek resesi
palatal. Aplikasi ulang dressing periodontal
dapat digunakan untuk melindungi area tersebut
untuk jangka waktu yang lebih lama.
Melindungi graft dalam jangka waktu yang
lebih lama mungkin telah mempengaruhi hasil
akhir.
Gambar 14 Reduced compressive effect of
horizontal mattress on palatal side
Ada indikasi terbatas dan laporan kasus untuk
pengelolaan defek resesi palatal karena tidak
ada masalah estetika dengan defek palatal.
Meskipun, ada kondisi dimana perawatan defek
palatal diperlukan yang meliputi sensitivitas
akar, karies akar, perbaikan kontrol plak dan
kontur gingiva normal. Modifikasi EPG seperti
yang dijelaskan dalam laporan ini dirancang
untuk memaksimalkan penyembuhan dengan
tujuan penutupan akar lengkap dan gingiva
cekat pada kasus resesi palatal dalam/lebar yang
sulit diobati. Terlepas dari sedikit sisa resesi,
pasien sangat puas dengan hasilnya. Penelitian
lanjutan di bidang ini akan membantu dalam
menentukan faktor-faktor lain yang terkait
dengan keberhasilan pengobatan defek palatal.
6

Case report
REFERENCES
1 American Academy of Periodontology. Glossary of Periodontal Terms. 4th edn.
Chicago: American Academy of Periodontology, 2001.
2 TÖZÜM TF, Keçeli HG,GÜNCÜ GN, et al. Treatment of gingival recession: comparison
of two techniques of subepithelial connective tissue graft. J Periodontol
2005;76:1842–8.
3 Rosetti EP, Marcantonio RA, Rossa C, et al. Treatment of gingival recession:
comparative study between subepithelial connective tissue graft and guided tissue
regeneration. J Periodontol 2000;71:1441–7.
4 Byun H-Y, Oh T-J, Abuhussein HM, et al. Significance of the epithelial collar on the
subepithelial connective tissue graft. J Periodontol 2009;80:924–32.
5 Cordioli G, Mortarino C, Chierico A, et al. Comparison of 2 techniques of subepithelial
connective tissue graft in the treatment of gingival recessions. J Periodontol
2001;72:1470–6.
6 Harris RJ. Root coverage of a palatal recession defect: a case report. J Periodontol
2001;72:1103–7.
7 Rath A, Fernandes B, R PH, Priyadarshini HR, et al. Root coverage of palatal recession
using epithelial embossed connective tissue: a case report. J Int Acad Periodontol
2017;19:10–14.
8 Weinstein BF, Pham CM, Nguyen TT. The reverse palatal pedicle graft (RPPG)
for maxillary molar palatal recessions: two case reports. Clin ADV Periodontics
2020;0:145–9.
9 Bruno JF.Connective tissue graft technique assuring wide root coverage. Int J
Periodontics RestorATIVE Dent 1994;14:127–37.
10 Langer B, Langer L. Subepithelial connective tissue graft technique for root coverage. J
Periodontol 1985;56:715–20.
Parashar A, et al. BMJ Case Rep 2020;13:e236954. doi:10.1136/bcr-2020-236954
BMJ Case Rep: first published as 10.1136/bcr-2020-236954 on 4 November 2020. Downloaded from http://casereports.bmj.com/ on November 12, 2020 at The Sheppard Library - Middlesex
11 Kumar A, Masamatti SS. A new classification system for gingival and palatal
recession.
J Indian Soc Periodontol 2013;17:175–81.
12 Tonetti MS, Cortellini P, Pellegrini G, et al. Xenogenic collagen matrix or autologous
connective tissue graft as adjunct to coronally advanced flaps for coverage of
multiple adjacent gingival recession: randomized trial assessing non-inferiority in
root coverage and superiority in oral health-related quality of life. J Clin Periodontol
2018;45:78–88.
13 Zucchelli G, Mounssif I. Periodontal plastic surgery. Periodontol 2000
2015;68:333–68.
14 Cairo F. Periodontal plastic surgery of gingival recessions at single and multiple
teeth.
Periodontol 2000 2017;75:296–316.
15 Pennel BM, Tabor JC, King KO, et al. Free masticatory mucosa graft. J
Periodontol
1969;40:162–6.
16 James WC, McFall WT. Placement of free gingival grafts on denuded alveolar bone.
Part I: clinical evaluations. J Periodontol 1978;49:283–90.
17 Pippi R. Post-Surgical clinical monitoring of soft tissue wound healing in periodontal
and implant surgery. Int J Med Sci 2017;14:721–8.
18 Harris RJ. The connective tissue and partial thickness double pedicle graft: a
predictable method of obtaining root coverage. J Periodontol 1992;63:477–86.
19 Allen AL. Use of the supraperiosteal envelope in soft tissue grafting for root
coverage.
II. clinical results. Int J Periodontics RestorATIVE Dent 1994;14:302–15.
20 Zucchelli G. Techniques for harvesting connective tissue grafts. MUCOGINGIVal Esthetic
Surgery 2013:425–58.
21 Yotnuengnit P, Promsudthi A, Teparat T, et al. Relative connective tissue graft size
affects root coverage treatment outcome in the envelope procedure. J Periodontol
2004;75:886–92.
University. Protected by copyright.
22 Engler WO, Ramfjord SP, Hiniker JJ. Healing following simple gingivectomy. A
tritiated thymidine radioautographic study. I. epithelialization. J Periodontol
1966;37:298–308.
7
 BMJ Case Rep: first published as 10.1136/bcr-2020-236954 on 4 November 2020. Downloaded from http://casereports.bmj.com/ on November 12, 2020 at The Sheppard Library - Middlesex
BMJ Case Report Fellows may re-use this article for personal use and teaching without any further permission.
Become a Fellow of BMJ Case Reports today and you can:
► Submit as many cases as you like
► Enjoy fast sympathetic peer review and rapid publication of accepted articles
► Access all the published articles
► Re-use any of the published material for personal use and teaching without further permission
Customer Service

University. Protected by copyright.

Parashar A, et al. BMJ Case Rep 2020;13:e236954. doi:10.1136/bcr-2020-236954 8