Anda di halaman 1dari 5

Pertimbangan Estetika dalam Flap Periodontal

Abstrak: Pembedahan flap merupakan perawatan pada penyakit periodontal


dengan cara destruksi tulang alveolar. Pembedahan flap periodontal dengan insisi
konvensional akan menghasilkan resesi gingiva dan hilangnya papilla interdental
setelah perawatan. Pembedahan flap periodontal pada regio anterior atau regio
yang membutuhkan nilai estetika tinggi dapat diatasi dengan flap preservasi
papila. Laporan kasus ini bertujuan untuk melaporkan hasil dari pembedahan
dengan flap preservasi papilla pada daerah yang membutuhkan estetika.

Kata kunci: Pertimbangan estetika, Papilla interdental, flap preservadi papilla.

PENDAHULUAN

Bagian yang paling menyedihkan dari pembedahan periodontal adalah adanya


bentuk rahang atas yang tidak estetika setelah terapi eliminasi poket definitif pada
daerah anterior. Terapi periodontal yang ideal harus diperlukan untuk
pertimbangan penampakan hasil yang estetis [1]. Pendekatan non-bedah
dianjurkan untuk gigi-geligi anterior rahang atas. Namun, terdapat beberapa
situasi di mana terapi bedah tidak dapat dihindari. Pendekatan bedah yang
melibatkan papilla akan menyebabkan penyusutan (shrinkage) [2]. Hal ini
mengarah pada pengembangan teknik flap yang dimaksudkan untuk
mempertahankan papilla daripada membelah/memotongnya. Teknik ini di desain
oleh kromer pada tahun 1956 yang merupakan desain prosedur preservasi papilla
[3].

Flap preservasi papila dan desain flap yang dimodifikasi, keduanya membutuhkan
ruang interdental yang luas sebagai prasyaratan agar menghasilkan nilai
fungsional dan estetika yang cukup baik. Untuk mendapatkan nilai estetika pada
gigi yang memiliki zona interproksimal yang sempit, Cortellini et al.pada tahun
1999 mengusulkan teknik flap preservasi Papilla Sederhana [4].

Kerusakan estetika pada daerah anterior rongga mulut dapat menjadi


konsekuensi/dampak serius dari prosedur bedah periodontal. Beberapa artikel
telah dikhususkan pada desain flap dan teknik bedah untuk mempertahankan
bentuk papila yang penuh dan menjaga jaringan lunak selama akses pembedahan
[5].

LAPORAN KASUS

Seorang pasien wanita berusia 20 tahun datang ke departemen rawat jalan


Periodontik, sekolah kedokteran gigi Rajah muthiah dengan keluhan utama gusi
berdarah selama 1 tahun terakhir, terdapat probing depth yang lebih dari 6mm
pada sekitar anterior rahang atas yang berdarah saat dilakukan probing. Gigi
anterior rahang atas menunjukkan adanya resesi miller grade I,terdapat jarak
inerdental antara gigi anterior rahang atas. Jaringan berkeratin yang adekuat dan
perlekatan frenal papiler ditunjukkan pada area ini. Pemeriksaan radiografi
menunjukkan adanya kerusakan tulang (bone defects) horizontal pada daerah gigi
anterior rahang atas. Data klinis dan radiografi, menunjukkan adanya periodontitis
kronis.

Gambar 1 foto pra-operasi menunjukkan adanya poket periodontal setelah scaling


dan root planing dilakukan dan pasien telah termotivasi dalam perawatan
kebersihan mulut. Area-area tersebut ditinjau ulang untuk kesehatan gingivanya,
terdapat probing depth pada poket dan perdarahan gingiva selama terapi
periodontal suportif, yang mengindikasikan perlunya intervensi bedah dengan
nilai estetika yang dapat diprediksi. Pembedahan flap preservasi papilla adalah
pilihan yang ideal dalam kaitannya dengan gigi anterior rahang atas dari mesial
gigii 13 sampai mesial gigi 23, karena pada gigi-gigi ini terdapat jarak antar gigi
yang lebar dengan zona gingiva interproksimal luas yang merupakan prasyarat
untuk teknik flap preservasi papilla. Setelah mendapatkan persetujuan (nform
consent) dari pasien, dan setelah anestesi yang adekuat, tingkat kerusakan tulang
diperiksa dengan probe pada area aspek bukal dan palatal dari papilla interdental
untuk menentukan posisi dari insisi semilunar. Permukaan fasial disiapkan dengan
insisi sulkular di sekitar gigi 13 hingga 23 tanpa insisi yang dibuat melalui papilla
interdental. Gambar 2 insisi sulkular. Desain flap palatal terdiri dari insisi
semilunar pada Gambar.3 dibuat melintasi papilla interdental dalam pada area
gigi 13 hingga 23. Insisi semilunar ini dibuat sedemikian rupa sehingga dapat
dimasukkann secara apikal dari line angle gigi sehingga garis insisi papila
setidaknya terletak 4 mm dari margin gingiva yang memungkinkan jaringan
interdental untuk dibedah dari arah palatal yang menyambung secara utuh dengan
flap fasial setelah insisi selesai, flap dibalik dan papilla interdental dibebaskan
dari jaringan keras yang mendasarinya menggunakan interproksimal knife.
Jaringan interdental yang terlepas didorong melalui celah dengan elevator
periosteal sehingga flap dapat dengan mudah terbalik dengan papilla yang utuh.

Gambar 4 Bagian bawah flap yang dibalik telah dikerok (scrape) dan dipangkas
(trimm) untuk menghilangkan jaringan granulasi dan poket epitelium. Ketebalan
jaringan interdental mempertahankan suplai darah yang memadai, meminimalkan
kemungkinan resesi gingiva pasca operasi. Kerusakan tersebut di debridement
dengan kuret dan dilakukan scaling dan root planing yang menyeluruh. Gambar
5 Flap fasial yang berisi papila dibawa untuk kontak dengan baik dengan garis
insisi pada aspek palatal dan direct suture dilakukan. Gambar 6 Surgical dressing
ditempatkan untuk mengurangi kemungkinan perpindahan flap karena
pengunyahan, menyikat gigi atau gangguan oleh lidah. Gambar 7 Instruksi pasca
operasi diberikan, terapi antibiotik (amoksisilin 500 mg, tiga kali sehari dan
analgesik (Aceclofenac (325mg) dan Paracetamol (100 mg) dua kali sehari)
diresepkan selama 5 hari. Pasien diinstruksikan untuk berkumur dengan 0,2%
chlorhexidene dua kali sehari hari selama dua minggu. Periodontal dressing dan
jahitan dilepas satu minggu pasca operasi, penyembuhan tidak terganggu.

DISKUSI

Mempertimbangkan perawatan pada zona estetika papilla memainkan peran yang


mendasar, flap preservasi papilla menggabungkan seluruh papilla di salah satu
flap [18]. Aplikasi pada tahun 1973, melaporkan teknik yang sama dan
menyebutnya sebagai Papilla Flap Utuh (Intact papilla flap) , yang
mempertahankan interdental gingiva pada flap bukal. Evian et al
mempertahankan interdental gingiva pada flap fasial, yang mengekspos margin
osseus pada labial dan zona interproksimal, sementara jaringan palatal dibalik
secara terpisah. Genon dan Bender pada tahun 1984 juga melaporkan teknik
serupa yang diindikasikan untuk tujuan estetika. Takei et al. pada tahun 1985
memperkenalkan deskripsi terperinci dari pendekatan bedah yang dilaporkan
sebelumnya oleh Genon dan menamakan teknik ini sebagai Papilla Preservation
Flap, yang memastikan cakupan interproksimal yang optimal dan memfasilitasi
penempatan dan retensi bone grafts (cangkok tulang) yang mencegah
pengelupasan bahan graft (cangkok) [1].

Variasi dalam desain flap preservasi papila dapat digunakan dengan tepat ketika
peningkatan koronal flap di atas bone graft dan penempatan membran barier
dipertimbangkan. Flap preservasi papilla yang disederhanakan (simplified) dapat
menawarkan hasil estetika yang lebih baik pada gigi yang menunjukkan ruang
interdental yang sempit bahkan pada gigi posterior. Papilla interdental adalah
bagian gingiva yang menempati ruang antara 2 gigi yang berdekatan. Entitas
anatomi ini pertama kali dijelaskan pada tahun 1959 oleh Cohen [6]. Bentuk dan
ekstensi adalah hasil dari hubungan erat antara jaringan periodontal, bentuk gigi,
dan titik kontak [7,8]. Penting untuk MEMELIHARA integritas papiler selama
semua prosedur gigi dan meminimalkan KEHILANGAN sebanyak mungkin,
terutama selama dan setelah TERAPI periodontal [9,10].

Pada 1995, Cortellini et al. menerbitkan modifikasi dari teknik Evian et al. dan
Takei et al. menamakannya dengan modified papila preseration technique [11].
Para penulis, mengeksploitasi mobilitas buccal flap, menyarankan pendekatan
bukal ini untuk semua kasus di mana prosedur regeneratif harus diterapkan untuk
ruang interproksimal. Teknik yang dijelaskan sangat mirip dengan yang
dilaporkan 7 tahun sebelumnya oleh Checchi et al. [2, 3] Dalam Cortellini et al.
[12, 13] prosedur insisi hanya pada daerah bukal, sedangkan di teknik Checchi et
al. , terutama pada bukal, teknik preserasi papilla yang dimodifikasi memiliki
insisi interproksimal yang selalu lurus karena jahitan tertentu, sedangkan dalam
teknik Checchi et al., insisi tersebut bergigi dan lebih apikal; akhirnya, teknik
jahitan yang berbeda digunakan [14]. Semua teknik yang dijelaskan memiliki
prasyarat ruang interdental yang lebar untuk memungkinkan trauma minimal pada
jaringan interproksimal ketika didorong melaluinya [15,16]. Aspek lain terkait
dengan kondisi kebersihan mulut. Kemampuan pasien untuk melakukan kontrol
plak yang memadai melalui kebersihan mulut dapat mempengaruhi hasil dari
setiap pembedahsn rongga mulut, khususnya dalam kaitannya dengan kondisi
jaringan lunak [17].

KESIMPULAN

Terapi periodontal yang ideal membentuk keadaan periodontal yang sehat yang
dibuktikan dengan tidak adanya peradangan, poket periodontal dan pada pasien
dapat menjaga kesehatan di samping fungsi dan estetikanya. Kesimpulannya,
pembedahan flap periodontal pada regio anterior atau regio yang membutuhkan
nilai estetika tinggi dapat diatasi dengan insisi preservasi papilla.

Anda mungkin juga menyukai