Anda di halaman 1dari 40

SKILLS’S LAB

Crown Lengthening
Pembimbing : Nunung Rusminah drg., Sp Perio (K) RPI
Oleh
Weliam Wiharja (160521220005)

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS PERIODONSIA


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2023
PENDAHULUAN
CROWN LENGTHENING DEFINISI:
adalah prosedur bedah yang bertujuan dalam
pengambilan dari jaringan periodontal untuk
peningkatan panjang klinis mahkota gigi dan
menciptakan ruang untuk membangun kembali
biological width sebelum melakukan restorasi.
Sumber : Newman
• Menurut Goubron et al, tujuan dilakukannya crown
lengthening antara lain:
1. Membentuk marginal gingiva yang ideal dan simetris
2. Membuat dimensi mahkota klinis yang tepat
3. Membuang karies subgingiva
4. Meningkatkan estetik
5. Memungkinkan perawatan restorative tanpa melanggar
biological width
6. Memberi kemudahan untuk meningkatkan oral hygiene
INDIKASI CROWN LENGTHENING
Fraktur gigi subgingival

Karies yang letaknya di daerah sub gingiva

Gigi dengan panjang mahkota yang pendek

Erupsi gigi yang pasif

Gigi yang memerlukan restorasi

Gigi dengan resorbsi akar eksternal


• Sumber : Malawat A. Journal: CL Procedure
Kontra Indikasi Crown Lengthening
Adapun kontra indikasi lain pada crown lengthening yaitu:
1. OH buruk
2. Perokok
3. Perbandingan rasio mahkota dan akar tidak memadai
4. Karies dan fraktur akar yang tidak bisa direstorasi kembali
5. Daerah furkasi yang tinggi / root trunk pendek
6. Hubungan lengkung gigi kurang baik
7. Prediktabilitas yang tidak memadai
8. Ketidakcukupan hubungan lengkung dengan gigi
9. Membahayakan estetik dan jaringan periodonsium yang berdekatan
10. Area restorasi yang sempit
11. Tidak dapat melakukan perawatan jangka panjang dengan baik

Sumber : Atlas of Cosmetic and Reconstructive Periodontal Surgery 3th ed


Prosedur Crown lengthening memiliki 2
Prinsip utama yang penting :

1. Membentuk Biological Width


2. Mempertahankan gingival berkeratin / keratinized
gingiva yang cukup di sekitar gigi.
Biological Width
• Biologic width didefenisikan sebagai dimensi jaringan lunak yang
melekat pada permukaan gigi sebelah koronal dari puncak tulang
alveolar sampai batas dasar sulkus gingiva
Sumber : Malawat A. Journal: CL Procedure, Newman
1. Bound Sounding

Beberapa kondisi pada saat pemeriksaan


bone sounding:
• Normal Alveolar Crest : Jarak margin
gingiva – puncak alveolar 3 mm

• Low Alveolar Crest : Jarak margin gingiva


– puncak alveolar >3 mm

• High Alveolar Crest : Jarak margin gingiva


– puncak alveolar <3 mm
2. Chu’s Aesthetic Gauge
• Chu aesthetic gauge adalah alat yang digunakan
sebagai alat ukur pada saat akan melakukan crown
lengthening.
• Alat ini membantu mengevaluasi secara matematis
ukuran crown gigi langsung pada pasien.
• Dapat digunakan juga untuk menentukan ketinggian
biological crown dan interdental papilla selama
prosedur.
2. Chu’s Aesthetic Gauge
• Chu aesthetic gauge adalah alat yang digunakan
sebagai alat ukur pada saat akan melakukan crown
lengthening.
• Alat ini membantu mengevaluasi secara matematis
ukuran crown gigi langsung pada pasien.
• Dapat digunakan juga untuk menentukan ketinggian
biological crown dan interdental papilla selama
prosedur.
THE PROPORTION GAUGE
PERTIMBANGAN
DALAM MENENTUKAN
RENCANA PERAWATAN
Keratin Gusi

• Gusi yang berkeratin yang cukup jumlahnya yaitu attached


gingiva akan mencegah resesi gusi
• Gosaline dkk 1977- rata – rata ketebalan attached gingiva
adalah 1.25 mm
• Bagi sebagian besar dokter gigi , 2–3 mm KG dapat
diterima jika margin restorasi akan ditempatkan di sulkus
gingiva

Sumber : Malawat A. Journal: CL Procedure


EVALUASI KLINIS:

• Kondisi/ kesehatan jaringan periodontal, kedalaman sulkus


• Biological width
• Restorasi gigi pasca crown lengthening
• Faktor estetik
• Status endodontik gigi (keterlibatan pulpa)
• Perluasan fraktur, karies atau perforasi subgingiva ke daerah apikal
• Lip line
• Lebar attached gingiva
EVALUASI RADIOGRAFI:

• Ketinggian puncak tulang alveolar (alveolar crest)


• Perluasan fraktur atau karies ke apikal
• Keterlibatan pulpa
• Anatomi akar (panjang dan bentuk)
• Furkasi
• Perbandingan mahkota-akar, sebelum dan sesudah perawatan
Klasifikasi APE (Altered Passive Eruption)
Opsi teknik crown lengthening sesuai klasifikasi APE
TEKNIK CROWN
LENGTHENING
Gingivektomi untuk crown lengthening

Persyaratan dilakukan gingivektomi:


1. zona attached gingiva harus cukup lebar
2. krista alveolar dibawahnya harus normal, dan
3. tidak boleh ada defek atau poket infrabony
Indikasi Gingivektomi yaitu :

1. Eliminasi poket suprabony apabila dindingnya keras dan fibrous

2. Eliminasi gingival enlargment

3. Eliminasi abses periodontal suprabony


Kontra indikasi gingivektomi:
1. Apabila dibutuhkan bedah tulang atau pemeriksaan bentuk dan morfologi

tulang

2. Situasi dimana dasar poket lebih ke arah apikal dari muco-gingival junction

3. Apabila frenulum atau perlekatan otot berada pada daerah pembedahan

4. Bila oral hygiene pasien buruk

5. Apabila pasien menderita penyakit atau kondisi tertentu


 
 

 
Gingivektomi

Menandai kedalaman poket


suprabony. (A) Penanda poket
dalam posisi. (B) Insisi miring
meluas apikal ke perforasi yang
dibuat oleh poket marker
Gingivektomi
Gingivektomi
• pisau Kirkland atau pisau bedah (metode konvensional), laser dan
elektrokauter.
• Insisi dari apikal ke titik jaringan yang diinginkan untuk diangkat.
• Insisi diarahkan ke arah koronal.
• Insisi terputus atau terus menerus dapat digunakan.
• Insisi harus dibuat miring kira-kira 45 derajat ke permukaan gigi dan harus
menciptakan, sejauh mungkin, pola normal gingiva.
• jaringan yang sudah dipotong harus dibuang.
• Jaringan granulasi yang tersisa dikuret dengan hati-hati, dan sisa kalkulus
atau sementum nekrotik harus dibuang sehingga meninggalkan
permukaan bersih yang halus.
• Setelah itu area ditutup dengan periodontal pack
Gambar. Gingivektomi/gingivoplasti untuk mengurangi gingiva pada kasus
hyperplasia gingiva, 2. Flap dengan osteotomi total, 3. Flap dengan
osteotomi sebagian pada kasus fraktur gigi.
 

Sumber : Color Atlas of Dental Medicine


OSTEOPLASTI DAN RESEKSI
TULANG (OSTEOTOMI)

Kondisi Klinis:
• Attrition/abrasion
• Large restorations with caries
• Discoloration (vital tooth)
• Generally: Esthetics of the maxillary anterior
segment
OSTEOPLASTI DAN RESEKSI
TULANG (OSTEOTOMI)

Prosedur: Scalloping horizontal incisions,


Prosedur: Pre-preparasi abutments  facially and orally, vertical releasing incisions,
circular chamfer  level: gingival margin mobilization of the full-thickness flap
Prosedur: Osteotomi dan osteoplasti
OSTEOPLASTI DAN RESEKSI
TULANG (OSTEOTOMI)

Prosedur: Hasil osteotomi dan osteoplasti Diagram of the Surgical Procedure—Hard


dipastikan menghasilkan 3mm crown Tissue
lengthening
OSTEOPLASTI DAN RESEKSI
TULANG (OSTEOTOMI)

- Penutupan dengan penjahitan; persiapan gigi terakhir; margin

minimal 1-2 mm supra gingiva; penempatan mahkota sementara

- Modifikasi oral higienis : pada sisi yang dilakukan pembedahan,

hanya dibilas dengan chlorhexidin pada selanjutnya dilakukan

plak kontrol mekanik dengan lembut


Prosedur: Bagian fasial dari jaringan lunak di
reposisi kembali dan dijahit. - Penempatan mahkota permanen dilakukan setelah proses
preparasi sirkular dari gigi penyangga lebih
rendah ke arah apikal, tetapi jaraknya tidak penyembuhan baik jaringan lunak maupun jaringan keras
lebih dekat dari 1mm dari margin gusi yang
baru.
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai