Anda di halaman 1dari 27

Black Triangle

Akibat Papil
Terlalu Pendek
NORMAL
PERIODONTIUM

2
Kehilangan
Gusi Normal Interdental
Papil

3
KLASIFIKASI PAPILA INDEX
SCORE
• MENURUT JEMT

• MENURUT NORLAN DAN TARNOW


PAPILLA INDEX SCORE
Papilla Index Score (PIS) Jemt

4
PAPILA INDEX SCORE
Norland dan Tarnow
BENTUK PAPILA INTER DENTAL
 Bentuk Papil, 2 dan 3 dimensi

HAL YANG SANGAT BERPERAN DALAM


PEMELIHARAAN PAPILA INTERDENTAL
 3 entitas Interdental papillary house oleh Gonzalez et al
1. Atap
2. Dasar
3. Dinding lateral

 Rekonstruksi Papila ditentukan oleh:


 Augmentasi Gingiva
 Tulang pendukung
 Kontak antara 2 gigi
Faktor yang Mempengaruhi
Keberadaan Papila Interdental

1. Ketersediaan Dukungan Tulang


2. Titik Kontak

3. Biotipe

4. Bioform

5
5. Morfologi Gigi
1. Ketersediaan Dukungan Tulang

Ochsenbein  Positive Architecture


□ Krista tulang alveolar mengikuti bentuk CEJ
□ Posisi tulang interdental ke arah koronal
Dibandingkan tulang radikular
Proporsi Papila Interdental (Tarnow et al.)
Jarak krista ke tulang alveolar
<5 mm  98%
6 mm  56%
7 mm  27%
6
2. TITIK KONTAK
5 mm rule by Tarnow et al.
Jarak antar akar- Saat jarak dari titik kontak menuju krista
kerusakan tulang. interproksimal ialah 5 mm atau kurang
dari angka tersebut, embrasure gingiva
menutupi papila interdental dengan
sempurna.

7
Seibert & Lindhe

3. BIOTIPE
PERIODONTAL

Biotipe Tebal: Biotipe Tipis:


□ Bersifat fibrotic & resilien □ Jaringan lebih
□ Dianggap baik untuk rentan mengalami
resesi, mucositis peri-
penempatan implan implant, kehilangan
papilla

8
4. BIOFORM PERIODONTAL

DIKATEGORIKAN KE 3 MORFOLOGI DASAR

DATAR
NORMAL

TINGGI
9
5. MORFOLOGI GIGI
BENTUK DASAR GIGI

a. Kotak
b. Sirkular
c. Triangular
10
BLACK
14 TRIANGLE SEBAGAI MANIFESTASI
HILANGNYA PAPILA INTERDENTAL

□ Kehilangan tulang interproksimal yang disebabkan


oleh periodontitis (dukungan tulang alveolar hilang).
□ Penyusutan gingiva setelah perawatan bedah
periodontal.
□ Anomali posisi gigi.
□ Faktor usia
□ Angulasi akar gigi
□ Kehilangan gigi
□ Prosedur oral hygiene yang kurang baik.
□ Posisi kontak interproksimal.
□ Mahkota yang berbentuk triangular.
Rekonstruksi Papilla Interdental

 Non Bedah  Bedah


 Koreksi teknik OH yg traumatik  Pedicle flap
 Restorasi bentuk mahkota gigi  Flap Semilunar Reposisi ke
 Perawatan ortodontik Arah Koronal
 Kuretase pada papilla interdental  Injeksi Asam Hialuronat
Rekonstruksi Papilla Interdental
Pedicle flap

A B C

A B C
Rekonstruksi Papilla Interdental
Flap Semilunar Reposisi ke Arah Koronal

A. Insisi semilunar

B. Insisi intrasulkular

C. Memposisikan flap ke arah koronal


Rekonstruksi Papilla Interdental
Flap Semilunar Reposisi ke Arah Koronal

A. Kondisi pre-op

B. Mengukur resesi gusi

C&D. Insisi semilunar dan penempatan


partial thickness flap

E&F. Kontrol 3 dan 6 bulan


Rekonstruksi Papilla Interdental
Injeksi filler Asam Hialuronat
A B
1. Persiapan syringe injeksi (konsentrasi HA filler 2%) dan jarum 23G x 25 mm

2. Injeksi dengan arah 45 derajat dilakukan di 2-3 mm apikal dari bagian koronal ujung papilla

3. C kurang lebih 2-3 menit


Area injeksi dipijat lembut selama

4. Instruksi post-operatif

5. Kontrol 1 bulan (pengukuran kedalaman probing dan tinggi rongga papilla.


Rekonstruksi Papilla Interdental
Injeksi filler Asam Hialuronat
A B

A. Kondisi awal
B. Injeksi filler asam hialuronat, 2-3 mm
dibawah papilla interdental
C. Kondisi setelah 3 bulan
Rekonstruksi Papilla Interdental
Terapi Non Bedah
21
 Terapi orthodontik pada gigi dengan diastema

A
A. Kondisi awal
B. Penutupan diastema disertai
pengisian ruang interdental
oleh papila
B
Rekonstruksi Papilla Interdental
Terapi Non Bedah
 Terapi restoratif pada gigi dengan diastema

B
Rekonstruksi Papilla Interdental
Terapi Non Bedah
 Terapi prostetik menggunakan gingival mask

B
Rekonstruksi Papilla Interdental
Terapi Non Bedah
 Terapi prostetik menggunakan gingival mask

B
KESIMPULAN:

1. Black triangle merupakan kondisi hilangnya papila interdental antara 2 gigi sehingga
dapat menyebabkan impaksi makanan, gangguan fonetik, dan masalah fungsional serta
estetik.
2. Teknik bedah dan non-bedah dapat diterapkan untuk mengembalikan posisi papila
sehingga menutupi rongga di antara kedua gigi yang bersebelahan.
3. Pendekatan interdisiplin antara lain ortodontik, prostetik, dan restoratif harus selalu
dijadikan acuan.
4. Aspek paling penting dalam pengembalian kondisi papila interdental adalah
diagnosa penyebab hilangnya papila interdental dengan tepat dan penggunaan teknik
dengan prognosis yang baik

25
DAFTAR PUSTAKA:

1. Pitale U, Pal PC, Thakare G, Verma M, Dhakad S, Pandey R. Minimally invasive therapy for
reconstruction of lost interdental papilla by using injectable hyaluronic acid filler. J Indian Soc
Periodontol. 2021;25(1):7.
2. Shenoy B S, Punj A, Ramesh A, Talwar A. Salvaging the Lost Pink Triangle: A Case Series of
Papilla Reconstruction. Case Rep Dent [Internet]. 2020 Jan 16 ;2020:1–7.
3. Rateitschack, Klaus H, Wolf HF. Periodontology. 3rd rev. and expanded ed. Stuttgart ; New
York: Thieme; 2005. 532 p. (Color atlas of dental medicine).
4. Newman MG, Takei HH, Carranza FA, editors. Carranza’s clinical periodontology. 10th ed. St.
Louis, Mo: Saunders/Elsevier; 2006. 1286 p.
5. Singh VP, Uppoor AS, Nayak DG, Shah D. Black triangle dilemma and its management in
esthetic dentistry. Dent Res J. 2013;10(3):7.
6. Chhavia S, Sandeep J. Interdisciplinary approach to reconstruct papilla in esthetic zone: A
case series. J Interdiscip Dent [Internet]. 2017;7(3):117.

26

Anda mungkin juga menyukai