Anda di halaman 1dari 13

Catatan terapi bedah

Score Criteria PLAK SCORE

0 No plaque present

1 Plaque present on some but not all interproximal,

buccal and lingual surfaces of the tooth

2 Plaque present on all interproximal, buccal and

lingual surfaces tetapi kurang dari ½ permukaan.

3 Plaque extending over all interproximal, buccal

and lingual surfaces and covering lebih dari ½ total permukaan.

Total score

Plaque score of an individual =

Total score

Plaque score of an individual =

No. of teeth examined, In this index, six Ramfjord teeth 16, 11, 24, 36, 31, 44 (FDI

system) are stained with bismarck brown solution

Catatan tambahan belajar

1. Blok anastesi Teknik fisher apa saja yang kena?

Prosedur : Posisi pasien duduk dengan setengah terlentang. Aplikasikan


antiseptic didaerah trigonum retromolar. Jari telunjuk diletakkan dibelakang gigi terakhir
mandibula, geser kelateral untuk meraba linea oblique eksterna., . Kemudian telunjuk
digeser kemedian untuk mencari linea oblique interna, ujung lengkung kuku berada di
linea oblique interna dan permukaan samping jari berada dibidang oklusal gigi rahang
bawah. Posisi I : Jarum diinsersikan dipertengahan lengkung kuku , dari sisi rahang yang
tidak dianestesi yaitu regio premolar. Posisi II : Spuit digeser kesisi yang akan dianestesi,
sejajar dengan bidang oklusal dan jarum ditusukkan sedalam 5 mm, lakukan aspirasi bila
negatif keluarkan anestetikum sebanyak 0,5 ml untuk menganestesi N. Lingualis. Posisi
III : Spuit digeser kearah posisi I tapi tidak penuh lalu jarum ditusukkan sambil
menyelusuri tulang sedalam kira-kira 10-15 mm. Aspirasi dan bila negative keluarkan
anestetikum sebanyak 1 ml untuk menganestesi N. Alveolaris inferior. Setelah selesai
spuit ditarik kembali.

2. Furkasi keterlibatan, apa saja pembagiannya?


F2 dan F3?

According to Glickman (1953):


Grade I: It is the incipient stage of furcation

involvement, but radiographically changesare not usually found.

gambar 49.2

Grade II: The furcation lesion is a cul – de – sac with

a definite horizontal component. Radiographs

may or may not depict the furcation

involvement (Fig. 49.2).

Grade III: The bone is not attached to the dome of

the furcation. Class III furcation display the

defect as a radiolucent area in the crotch

of the tooth (Fig. 49.3).

Grade IV: The interdental bone is destroyed and soft

tissues have receded apically so that the

furcation opening is clinically visible.

gambar 49.3
Kenapa sayatan bedah itu harus begitu?

Sayatan Vertikal / Sayatan pelepas miring: Vertikal insisi harus melampaui garis
mukogingiva. Dia harus dibuat pada sudut garis gigi baik untuk masukkan papila ke
dalam penutup atau untuk menghindarinya sepenuhnya. Dengan demikian, sayatan
vertikal harus ditempatkan pada permukaan gigi daripada pada gingiva interdental (Gbr.
46.3). Sayatan vertikal di daerah lingual dan palatal dihindari. Ini harus dirancang untuk
menghindari flap pendek mesiodistal dengan arah apikal panjang sayatan horizontal
karena ini dapat membahayakansuplai darah ke flap. Diberikan dengan bantuan pisau
bedah no11 dan 15. Kenapa tidak boleh di area bucal, bagian tengah mesio distal gigi?
Sumber revisited periodontic hal 354

Lebar gingiva cekat: Ini adalah jarak antara sambungan mukogingiva dan proyeksi pada bagian

luar permukaan dasar sulkus gingiva/periodontal saku. Dimensi gingiva cekat bervariasi dari gigi

anterior ke posterior. Lebar terpasang gingiva pada aspek wajah – daerah gigi seri rahang atas

adalah
3,5 hingga 4,5 mm, regio gigi seri rahang bawah 3,3 hingga 3,9 mm, premolar pertama rahang

atas adalah 1,9 mm dan rahang bawah pertama premolar kira-kira 1,8 mm. Lebar gingiva cekat

meningkat seiring bertambahnya usia dan pada gigi yang supraerupsi. Ini peningkatan dimensi

terjadi sebagai akibat dari peningkatan ketinggian proses alveolar yang pada gilirannya adalah

akibat erupsi pasif.

Suber revisit Hal 4


Teknik blok infra orbita dr Promolar2 RA masuk 1,5-2, 5 cm

https://wikem.org/wiki/Nerve_Block:_Infraorbital

Dimana blok N ASA? Dan MSA? anterior superior alveolar (ASA) nerve originates
approximately 5-8 mm posterior to the infra orbital foramen. It is responsible for the
innervation of the
central incisor, lateral incisor, and canine. Meanwhile, the
middle superior alveolar (MSA) nerve originates approximately
10 mm posterior to the infra orbital for a men

.e anterior superior alveolar


(ASA) nerve originates
approximately 5-8 mm posterior to
the
infra orbital foramen. It is
responsible for the innervation of
the
central incisor, lateral incisor, and
canine [1,2,3]. Meanwhile, the
middle superior alveolar (MSA)
nerve originates approximately
10 mm posterior to the infra orbital
for a men
bagaimana terjadi peningkatan tulang alveolar kembali?

Osteoplasti
merupakan istilah yang digunakan untuk memperbaiki bentuk tulang
yang tidak langsung melekat pada gigi.
Osteotomi
adalah pemotongan tulang yang
langsung berperan sebagai pendukung gigi

Kelas I: Resesi jaringan marginal tidak meluas ke MGJ. Tidak ada kehilangan tulang interdental
atau jaringan lunak. Kelas II: Resesi marginal meluas ke atau di luar MGJ. Tidak ada kehilangan
tulang interdental atau jaringan lunak. Kelas III: Resesi jaringan marginal meluas ke atau di luar
MGJ. Hilangnya tulang interdental atau jaringan lunak adalah apikal ke cementoenamel junction
(CEJ) tetapi koronal ke tingkat apikal resesi jaringan marginal. Kelas IV: Resesi jaringan marginal
meluas ke atau di luar MGJ. Hilangnya tulang interdental meluas ke tingkat apikal sejauh resesi
jaringan marginal
15

Gingivoplasti dan gingivectomi

chrome-extension://efaidnbmnnnibpcajpcglclefindmkaj/https://fkg.ub.ac.id/wp-content/uploads/

2018/07/UN10F14-50-HK0102a-004-SOP-SL-Gingivektomi.pdf

Mucogingival deformities and conditions around teeth

1. Gingival or soft tissue recession

A. Facial or lingual surfaces

B. Interproximal (papillary)

2. Lack of keratinized gingiva

3. Decreased vestibular depth

4. Aberrant frenum or muscle position

5. Gingival excess

A. Pseudopocket

B. Inconsistent gingival margin

C. Excessive gingival display

D. Gingival enlargement

E. Abnormal color

Mucogingival deformities and conditions on edentulous

edges

I. Vertical and or horizontal ridge deficiency

II. Lack of gingiva or keratinized tissue

III. Gingival or soft tissue enlargements

IV. Aberrant frenum or muscle position

V. Decreased vestibular depth

VI. Abnormal color

Bleeding index

Papillary Bleeding Index (PBI)

The Papillary Bleeding Index (PBI) was developed

by H R Muhlemann in 1977. The PBI is based on

bleeding following gentle probing of the interdental

papilla.

Method: The PBI is performed by sweeping the

papillary sulcus on the mesial and distal aspects with a

periodontal probe. The mouth is divided into

quadrants, with the maxillary right and mandibular left

quadrants probed lingually and the maxillary left and


15
mandibular right quadrants probed buccally. The blunt

periodontal probe is carefully inserted into the gingival

sulcus at the base of the papilla on the mesial aspect,

then moved coronally to the papilla tip. This is repeated

on the distal aspect of the same papilla. The intensity

of any bleeding thus, provoked was recorded on a scale

of 0 to 4.

Scoring Criteria

Score Criteria

0 No bleeding after probing.

1 A single discrete bleeding point appears after

probing.

2 Several isolated bleeding points or a single fine

line of blood appears.

3 The interdental triangle fills with blood shortly

after probing.

4 Profuse bleeding occurs after probing; blood

flows immediately into the marginal sulcus.

Calculation: Each papilla is scored according to the

criteria. The scores are totaled and divided by the number

of papilla examined.

Sumber periodontal revisited

KEGOYANGAN Miller

Derajat kegoyangan gigi biasanya dinilai dengan meggunakan klasifikasi Miller karena memiliki

hubungan dengan pilihan terapi dan prognosis.2,3 Berikut adalah derajat kegoyangan berdasarkan Miller

(1950)2,4 : 0 Tidak terdapat pergerakan yang jelas

1 Kegoyangan lebih besar dari normal

2 Kegoyangan sampai 1 mm arah bukal lingual

3 Kegoyangan lebih dari 1 mm arah bukal lingual dikombinasikan dengan kemampuan menekan

gigi.

Makalah A Simple Way to Splint Teeth dr PERIOS IV


15
15
15

Anda mungkin juga menyukai