DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAM......................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................5
2.1 ANTIBIOTIK...............................................................................................6
2.1.1 Antibiotik Sistemik...............................................................................9
2.1.2 Antibiotik Lokal..................................................................................21
2.2 ANTISEPTIK.............................................................................................30
2.2.1 Chlorhexidine......................................................................................30
2.2.2 Essential Oils.......................................................................................32
2.2.3 Povidon Iodine.....................................................................................33
2.2.5 Sodium Hypochlorite..........................................................................34
2.2.6 Stannous Fluoride...............................................................................34
2.2.7 Triclosan..............................................................................................34
2.2.8 Baking Soda, Garam dan Hydrogen Peroxide..................................35
2.3 TERAPI HOST MODULASI (HMT)......................................................35
2.3.1 Regulasi Respon imun dan inflamasi................................................37
2.3.2 Regulasi Berlebih Matriks Metalloproteinase (MMP)....................38
2.3.3 Regulasi dari Metabolisme Asam Arakidonat.................................39
2.3.4 Regulasi dari Metabolisme Tulang....................................................41
2.4 RADIKAL BEBAS DAN PENYAKIT PERIODONTAL......................41
2.5 ANTIOKSIDAN DAN PENYAKIT PERIODONTAL..........................43
2.5.1 Vitamin C (Asam Askorbat)..............................................................44
2.5.2 Vitamin E (Alfa Tokoferol)................................................................45
2.5.3 Karotenoid...........................................................................................45
2.5.4 Reduce Glutathione..............................................................................46
2.5.5 Asam Lemak Omega-3.......................................................................46
BAB III KESIMPULAN......................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................50
BAB I
PENDAHULUAN
oleh bakteri. Bakteri selalu ada di dalam rongga mulut kita, sehingga jika kita sudah
melakukan penyikatan gigi, maka bakteri mulai menempel kembali ke permukaan gigi
segera setelah gigi dibersihkan dan mulai untuk membentuk biofilm. Seiring dengan
berjalannya waktu, plak biofilm supragingival ini menjadi lebih kompleks, yang bila
dibiarkan akan mengarah pada pembentukan bakteri yang lebih patogen. Koloni bakteri
akan tumbuh ke arah apikal dan menjadi subgingiva. Bakteri yang berada di area
yang sangat terstruktur dan kompleks. Saat proses ini berlanjut, biofilm bakteri meluas
semakin jauh ke arah subgingiva sehingga pasien tidak dapat mencapainya selama
upaya membersihkan rongga mulut. Selain itu, kompleks biofilm ini sekarang dapat
memiliki kemampuan perlindungan diri dari sistem mekanisme imunologi inang di dalam
Diduga bahwa perlu kekuatan antibiotik yang 500 kali lebih besar dari dosis terapi biasa
yang mungkin diperlukan untuk menjadi efektif melawan bakteri yang telah menjadi
biofilm.1
Untuk menghilangkan bakteri yang berada di dalam poket periodontal ini, perlu
Terapi antibiotik biasa digunakan karena walaupun scaling dan root planning
telah dapat mengurangi jumlah bakteri dalam poket, tetapi bakteri periodontopatogen
yang berada pada tubulus dentin, gingiva dan sementum masih tertinggal,karena itu
penyakit periodontal. Terapi anti infeksi sistemik (oral antibiotik) dan terapi anti infeksi
lokal (menempatkan agen anti infeksi langsung ke dalam poket periodontal) dapat
antibiotik bakterisida.
kehilangan tulang. Selain faktor bakteri dan produk beracunnya, faktor respon
imunologis tuan rumah terhadap infeksi bakteri ini dapat menyebabkan lebih banyak
kerusakan tulang (yaitu, kerusakan tulang tidak langsung) daripada yang disebabkan
oleh bakteri patogen dan produk sampingnya. Respon imunologi ini dapat dipengaruhi
penyakit sistemik), atau faktor risiko genetik. Agen kemoterapi dapat memodulasi
respon imun tubuh terhadap bakteri dan mengurangi respons imunologis yang merusak
diri sendiri terhadap bakteri patogen, sehingga mengurangi kerusakan tulang. Seorang
dokter gigi wajib untuk memberikan nasihat kepada pasien tentang efek dari faktor
sistemik, termasuk mengenai pemberian obat-obatan, stress yang mungkin timbul, dan
penggunaan tembakau. Bab ini mengulas indikasi dan protokol untuk mengoptimalkan
penggunaan agen anti-infeksi dan agen host modulasi yang diberikan secara sistemik
TINJAUAN PUSTAKA
local ataupun per oral. Agen antimikroba adalah agen kemoterapi yang bekerja
dengan mengurangi jumlah bakteri yang ada. Antibiotik adalah jenis agen
rendah.1,3
atau digunakan pada subgingiva pada membran mukosa, luka atau lapisan kulit
Dalam bidang kedokteran gigi, antiseptik secara luas digunakan sebagai bahan
kemoterapeutik baik secara lokal, oral, atau parenteral adalah untuk mengurangi
yang disebabkan oleh serangan bakteri pada jaringan periodontal, yang terkadang
tidak terjangkau oleh terapi mekanik sehingga membuat terapi mekanik menjadi
tidak efektif. Pemberian agen antiinfeksi lokal, secara umum diberikan langsung
yang terjadi.1
yang dapat mengurangi kolagen dan kerusakan tulang melalui kemampuan untuk
2.1 ANTIBIOTIK
mekanis, karena walaupun perawatan mekanis, yaitu scaling dan root planing
periodontopatogen yang berada pada tubulus dentin, gingiva dan sementum masih
tertinggal.4
dengan medikasi lain, nyeri perut, mual dan muntah. Gangguan gastrointestinal
terhadap bakteri dalam 15-20 tahun terakhir dan kemungkinan akan terus
berikut:1,3
1. Jika setelah dilakukan terapi awal secara mekanik, penyakit tersebut tetap
setelah terapi awal. Sebaliknya , apabila pasien telah dirawat dan masih
purulen, dan perdarahan saat probing. Hal ini terjadi pada kasus refractory
lebih besar.
4. Pemilihan antibiotik berdasarkan status medis pasien, status gigi, dan obat-
yang ada.
dan menunjukkan hasil yang baik, tetapi tidak ada pilihan yang terbaik dari semua
antibiotik yang ada. Untuk mendapatkan hasil yang baik dokter gigi harus
mengintegrasikan riwayat penyakit pasien, juga tergantung pada tanda dan gejala
antibiotik.1,5,6
penyakit periodontal:3
periodontitis agresif.
2.1.1 Antibiotik Sistemik
seharusnya diketahui dan pemberian antibiotik yang efektif harus dipilih dengan
substantif, tidak dalam penggunaan umum untuk perawatan penyakit lain dan
periodontal belum ada. Meskipun bakteri oral dapat diatasi dengan berbagai
macam antibiotik, tetapi tidak ada satupun antibiotik pada konsentrasi tertentu
2.1.1.1 Tetracycline
melawan bakteri gram negatif dan gram positif serta infeksi mikoplasma.
tetrasiklin juga merupakan inhibitor poten dari fungsi osteoklas, yaitu antiresorptif
osteoklas.3
dalam serumnya. Hal ini memungkinkan dalam konsentrasi obat yang tinggi,
agresif lokalisata.
jaringan. Pengambilan kalkulus dan plak secara mekanik dari permukaan akar
diskolorasi gigi terjadi saat obat diberikan ke anak-anak usia 12 tahun atau
lebih muda.
b. Salah satu obat yang cukup efektif untuk melawan mikroorganisme dalam
mg 2 kali sehari. 1
Sebagai sub antimikroba doxycycline memberikan
pendek (3 bulan) dan jangka panjang (12 bulan) memberikan hasil yang
lebih baik pada pengobatan penyakit periodontal dari pada hanya sekedar
dilakukan scaling dan root planning saja. Dari 190 peserta yang diteliti ada
3 orang yang mundur dengan keluhan, satu dari group yang diberi
2.1.1.2 Metronidazole
Prancis untuk mengobati infeksi protozoa. Ini adalah bakterisida untuk organisme
anaerobik dan dianggap mengganggu sintesis DNA bakteri dalam kondisi dengan
potensi reduksi yang rendah. Metronidazol bukanlah obat pilihan untuk mengobati
Dosis untuk metronidazol adalah 250 mg tid selama 7 hari. Ini digunakan untuk
mengobati NUG, Periodontitis Agresif bersama dengan Amoksisilin dan
atau yang mengandung alkohol, atau setidaknya sampai 1 hari setelah pemberian
obat. Efek samping utama yang terkait dengan Metronidazol adalah efek antabuse
Aturan yang umum adalah 250 mg diberikan 3 kali sehari selama 7 hari. Studi
refraktori.1,3
Gejala yang timbul adalah kram yang parah, mual dan muntah. Produk yang
waktu protrombin. Hal ini juga harus dihindari pada pasien yang mengkonsumsi
lithium. Obat ini memproduksi rasa logam pada mulut sehingga dapat
mempengaruhi kepatuhan.1
2.1.1.3 Penicillin
infeksi pada manusia dan merupakan antibiotik yang paling sering digunakan.
Efek samping dari penicillin adalah reaksi alergi (hampir 10% pasien
alergi terhadap penicillin) dan resistensi dari bakteri. Amoxicillin dapat berguna
untuk perawatan pada pasien dengan periodontitis agresif baik lokal maupun
spektrum antiinfeksi yang meliputi bakteri gram positif dan gram negatif. Obat ini
menunjukkan absorpsi yang sangat baik setelah diberikan secara oral. Amoxicillin
oleh beberapa bakteri yang memecah struktur cincin penicillin sehingga menjadi
tidak efektif.1
anti infeksi ini resisten terhadap enzim penicillinase yang dihasilkan oleh
periodontitis.12,15
2.1.1.4 Cephalosporins
struktur yang serupa dengan penicillin. Obat ini digunakan dalam pengobatan dan
patogenik periodontal. Pasien yang alergi terhadap penicillin dapat juga alergi
2.1.1.5 Clindamycin
sehari selama 10 hari atau 300 mg diberikan 2 kali sehari selama 8 hari.
Clindamycin efektif terhadap bakteri anaerob dan efektif untuk pasien yang alergi
sintesis protein dengan mengikat ribosom bakteri 50S dan mengganggu transfer
peptidil. Efektif melawan bakteri anaerob. Efek samping utama yang terkait
dengan Clindamycin adalah kolitis ulserativa pseudomembran (karena hasil
clindamycin kontraindikasi untuk pasien dengan riwayat colitis. Diare atau keram
yang terjadi saat terapi clindamycin dapat diindikasi sebagai colitis dan pemakaian
clindamycin harus dihentikan. Apabila gejala tetap ada, maka pasien harus dirujuk
ke internis.1
2.1.1.6 Ciprofloxacin
negatif, termasuk semua bakteri fakultatif dan beberapa patogen anaerob putatif
Efek samping dari ciprofloxacin adalah mual, sakit kepala, rasa logam di
antikoagulan lainnya.1,3
2.1.1.7 Macrolides
konsentrasi dari obat dan sifat alamiah dari mikroorganisme. Antibiotik macrolide
azithromycin.1
efektif terhadap sebagian besar patogen periodontal putatif. Untuk alasan ini,
periodontal di Kanada dan Eropa, tetapi tidak tersedia di US. Spiramycin memiliki
terhadap anaerob dan basili gram negatif. Setelah dosis 500 mg sebanyak 4x
sehari selama 3 hari, tingkat signifikan dari azithromycin dapat terdeteksi hampir
jaringan lesi periodontal secara signifikan lebih tinggi daripada gingiva normal.
ke daerah inflamasi oleh fagosit selama proses fagositosis. Terapi yang dianjurkan
adalah dosis tunggal 250 mg sehari selama 5 hari setelah dosis awal 500 mg.1
Infeksi periodontal dapat berisi berbagai jenis bakteri, maka tidak ada satu
jenis antibiotik yang dapat dengan efektif melawan seluruh patogen tersebut
secara bersamaan. Campuran dari infeksi diantaranya adalah berbagai bakteri
aerob, mikroaerofilik, dan anaerob, dapat berupa gram negatif dan gram positif.
Pada kasus ini,perlu untuk menggunakan lebih dari satu antibiotik, baik secara
digunakan, patogen periodontal yang akan diterapi harus diperiksa dahulu, dan
diberikan secara bersamaan. Ketika kedua tipe ini dibutuhkan untuk terapi, lebih
pada adult periodontitis dan periodontitis agresif lokalisata yang tidak berhasil
infeksi periodontal yang sulit dan infeksi periodontitis agresif lokalisata, meliputi
Aggregatibacter Actinomycetemcomitans.1
tunggal
antibiotik tunggal
2.1.2 Antibiotik Lokal
skeling dan root planning serta sebagai alat bantu untuk mengontrol pertumbuhan
pertimbangan dari temuan klinis, riwayat gigi dan medis dari pasien, bukti-bukti
ilmiah, pilihan pasien, keutungan dan kerugian dari terapi alternatif antibiotik
4. Harus mampu berada pada daerah terinflamasi dalam waktu yang cukup
lama
menunjukkan hasil klinis yang positif. Periochip adalah sebuah chip kecil (4,0
pada situasi lembab. Chip ditempatkan segera setelah skeling dan root planning.
keluhan ringan seperti sakit ringan dan sedikit inflamasi pada 24 jam pertama
negara lain.
sebagai matriks kolagen di mana klorheksidin glukonat (2,5 mg) tergabung dari
larutan klorheksidin 20% bahan aktif. Chip ini dirancang untuk dimasukkan ke
dalam jaringan pokel periodontal dan diserap kembali setelah 30 hari, tetapi tepi
vitro pada tingkat sekitar 40% sampai 45% dalam 24 jam pertama, diikuti oleh
dimensi yang mengandung 1,5% klorheksidin dalam 0,5 mL gel, yang disuntikkan
ke dalam poket periodontal (Gambar 4). Produk gel itu disterilkan dengan radiasi
gamma pada 2,5 Mrad dan dikemas secara individual untuk aplikasi dalam jarum
tertahan di dalam poket dan tidak mudah copot oleh GCF atau saliva. Gelnya
hilang dari saku dalam 10 hingga 30 hari dan dilaporkan mencapai konsentrasi
klorheksidin dalam GCF lebih dari 100μg/mL untuk rata-rata 6 hingga 9 hari dan
kedalaman poket 5 mm atau lebih. Fiber fleksibel ini ditempatkan di dalam poket
selama 10 hari.1
atau tanpa skeling dan root planing, dapat mengurangi kedalaman dari probing,
perawatan periodontal yang hanya dengan skeling dan root planing saja atau
penempatan fiber lebih lama dan dibutuhkan keahlian khusus. Setelah 10 hari,
fiber pada 12 gigi atau lebih dapat menyebabkan oral kandidiasis pada beberapa
dalam syringe, dengan 10% doxycycline (Atridox). Atridox ini adalah satu-satunya
antibiotik lokal yang diterima oleh American Dental Association (ADA). Atridox
ada dalam 2 syringe yang kemudian dicampurkan dan didorong sebanyak 100 kali
syringe dan diaplikasikan ke dalam poket periodontal. Produk ini juga tersedia
dalam 1 syringe.1,3
Level doxycycline hyclate di dalam cairan gingiva 250 µm/ml pada hari
transisi dari resistensi mikroba oral dan tidak ada pertumbuhan yang berlebih pada
setara dengan perawatan hanya dengan skelling dan root planing. Hasil yang lebih
probing, perdarahan pada probing, perlekatan jaringan secara klinis dan kesehatan
gingiva.1
Dibandingkan saat kontrol skeling dan root planing tanpa terapi irigasi
yang lebih baik. Ukuran kontrol klinis yang dipakai yaitu kedalaman saat probing,
Hospital di Jepang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh
pemberian tambahan minocycline lokal pada parameter mikrobiologis sampel
debridement subgingiva, baik gel minocycline 2%, Periocline™, (Grup Uji) atau
plasebo (Grup Kontrol) diberikan ke lokasi yang dipilih seminggu sekali selama
tiga minggu. Plak subgingiva dikumpulkan pada awal, dan pada empat minggu
berbeda dari komposisi awal. Walaupun keterbatasan penelitian ini adalah jumlah
peserta yang sedikit, yang dapat menyebabkan rendahnya kekuatan statistik, dan
penelitian ini memiliki durasi pendek (delapan minggu), temuan ini baru dan
kental ke dalam poket menggunakan syringe, kemudian akan cair karena kena
panas tubuh dan membentuk kristal bila terkena air. Sebagai prekursor, preparat
GCF. Aplikasi gel dengan interval satu minggu pada studi klinis, ada
memperlihatkan metronidazole gel memiliki hasil yang setara dengan skeling dan
root planning.1,6
kedalaman probing saat dibandingkan dengan plasebo adalah 0.4 mm, yang
serupa dengan reduksi yang ditemukan dengan agen pengantar lokal yang tersedia
secara komersil. Obat ini tidak tersedia di Amerika Serikat, tetapi tersedia di
negara-negara lain.1
2.2 ANTISEPTIK
Banyak agen antiseptik yang digunakan untuk terapi pada rongga mulut,
beberapa kriteria, yaitu: tidak toksik, tidak diabsorbsi oleh sistem pencernaan,
kemampuan obat diserap pada permukaan jaringan dan lepas pada jumlah yang
2.2.1 Chlorhexidine
pada tahun 1940-an dan dipasarkan pada tahun 1954 sebagai antiseptik untuk luka
pada kulit. Penghambatan plak oleh Chlorhexidine pertama kali diselidiki oleh
Schroeder pada tahun 1969, tetapi studi definitif dilakukan oleh Loe dan Schiott
pada tahun 1970. Chlorhexidine tersedia dalam tiga bentuk, diglukonat, asetat,
dan garam hidroklorida. Chlorhexidine adalah pelopor dan tolak ukur yang
klorheksidin adalah bahwa pasien diminta untuk menyikat dengan pasta gigi
komponen anionik dari pasta gigi. Ada pengurangan aktivitas dengan mengurangi
jumlah situs kationik aktif. Para pasien disarankan untuk menghindari asupan teh,
kopi, dan anggur merah selama penggunaan. Corosdyl yang tersedia di Inggris
dianjurkan.3
pasta gigi dapat mengurangi efektivitas. Penyembuhan luka akan lebih cepat bila
chlorhexidine kumur digunakan sebelum ekstraksi, skeling dan root planning atau
efektif sebagai obat kumur, tapi ada beberapa efek samping yang tidak diharapkan
yaitu staining, pembentukan kalkulus, perubahan rasa sehingga chlorhexidine
Rinse). Mekanisme kerjanya adalah, dengan muatan + (Kationik) dan muatan - (Anionik)
merusak permukaan sel sehingga bakteri, Jamur dan Virus tidak mengenali dan akan
Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan yang telah dilakukan mengenai Efektifitas
Medan pada th 2018 dengan populasi 459 orang pada 100 orang sampel, dapat
Chlorhexidine-DG 0,16, plak Indeks rata-rata sebelum berkumur dengan air mineral 1,54,
Plak Indeks rata-rata sesudah berkumur dengan air mineral 0,62, Chlorhexidine-DG dan
air mineral sama-sama efektif terhadap Kebersihan Gigi serta Chlorhexidine-DG lebih
Mekanisme kerja dari essential oil adalah mengganggu dinding sel dan
sebanyak 34% bila digunakan 2x sehari setelah menyikat gigi. Kelebihan listerine
yaitu tidak ada perubahan rasa atau staining. Kekurangan listerine adalah
larut dalam air dan efektif melawan banyak tipe organisme, termasuk bakteri,
virus dan jamur. Penggunaan povidon iodine 5% yang telah dilarutkan sebagai
obat kumur selama 30 detik dapat menurunkan jumlah streptococcus pada saliva,
dan bakteri tidak kembali menempel selama 90 menit. Povidon iodine bila
gingiva secara signifikan. Povidon iodine tidak dianjurkan pada pemakaian jangka
panjang karena dapat menimbulkan efek toksik dan membentuk stain pada gigi.
Canadensis atau bloodroot. Tersedia dalam bentuk pasta gigi dan obat kumur bila
ditambah dengan zinc chloride. Memiliki efek substantivitas yang rendah dan Ph
3,0 pada obat kumur dan 4,0 pada pasta gigi. Mekanisme kerja sanguiarine
dengan cara merusak permukaan sel bakteri dan mengurangi kemampuan agregate
bakteri. Pada sebuah studi, penggunaan sanguiarine dalam bentuk pasta gigi dan
hypochlorite efektif melawan bakteri, virus dan jamur serta mudah untuk akses
saat diaplikasikan dan biaya murah. Kekurangannya adalah berbau, beberapa efek
korosif pada logam dan pemutih jika tumpah pada permukaan. Sodium
Stannous flouride telah digunakan sebagai agen anti karies, beberapa studi
menunjukkan stannous fluoride juga berperan dalam menekan jumlah plak dan
gingivitis. Stannous flouride diedarkan dalam bentuk gel dan efektif pada
terbatas.5
2.2.7 Triclosan
Triclosan telah digunakan sebagai agen antimikroba topikal dalam
antiplak dan efek antikalkulus. Gabungan triclosan dan copolymer pada pasta gigi
sebanyak 25%.5
sebagai bagian dari terapi periodontal pada keye’s technique. Skeling dan root
baking soda, hydrogen peroxide sebagai pasta gigi dan irigasi larutan garam
status dari sesuatu dalam merespon suatu stimulus atau perubahan kimia atau
lingkungan fisik.7
Terapi host modulasi merupakan sarana merawat host dari interaksi antara
host dan bakteri. Respon host bertanggung jawab untuk sebagian besar kerusakan
periodontitis (yaitu, kehilangan perlekatan jaringan ikat dan tulang). Terapi host
aspek destruktif yang diakibatkan oleh respon host, dan meningkatkan regenerasi
jaringan periodontal.1
berlebihan dari enzim, sitokin dan prostanoid. Terapi host modulasi juga dapat
pada jaringan normal. Terapi host modulasi adalah kunci untuk menghadapi
berbagai faktor risiko yang memiliki efek buruk pada respon host
(merokok,diabetes) atau tidak dapat diubah (faktor genetik). Selain itu, agen host
sehingga mungkin saja periodontal mengalami manfaat dari obat sistemik ini
biofilm plak dan respon host, sehingga diarahkan untuk merubah reaksi individual
terhadap invasi bakteri. Oleh karena itu, berbagai terapi host modulasi
metabolisme tulang.7
modulasi.7
terjadi penyakit dengan adanya interaksi mikroba yang terdiri dari antigen,
lipopolisakarida (LPS) dan faktor virulensi lain, menstimulasi respon host yang
Aktivitas host memiliki aspek proteksi dan dekstruksi. Aspek proteksi dari
(mengubah faktor pertumbuhan β) dan interleukin (IL-4, IL-10 dan IL-12). Di sisi
terdapat kumpulan lain dari sitokin, yang dapat menekan kerja sitokin
proinflamatori, yaitu IL-4, IL-10, IL-11 dan TGF-β. Saat dimasukkan untuk
tujuan terapi, terdapat masalah karena terapi modulasi sitokin seperti mengetahui
metode ideal untuk menjaga atau menahan sitokin dalam periode waktu lama dan
homeostasis jaringan.7
endopeptidase yang disekresi atau dilepaskan oleh berbagai sel host (neutrofil dan
makrofag) dan sel residen (fibroblast, epitelial, osteoblas dan osteoklas) yang
host yang di stimulasi secara langsung atau tidak langsung oleh komponen
yang berubah dan resorpsi tulang alveolar. Meski demikian, beberapa patogen
proteinase bakteri yang terutama bertanggung jawab terhadap kerusakan. Hal ini
lebih lanjut menekan peran dari pendekatan host modulasi pada terapi
periodontal.7
adalah famili dari antibiotik tetrasiklin yang dapat menahan MMP pada host
dosis ini dilaporkan tidak mengeluarkan efek antimikrobial tetapi secara efektif
menurunkan tingkat MMP. Dosis berkurang ini telah dianggap sebagai doksisiklin
selama 6 sampai 9 bulan telah digunakan untuk terapi tambahan pada perawatan
periodontitis. Mekanismenya dengan cara menekan aktivitas kolagenase yang
menghasilkan efek antibakteri dan tidak merusak mikroflora normal pada dosis
dan pelepasan prostaglandin dan metabolik asam arakidonat lain pada jaringan
prostasiklin dan tromboksan, serta hasil akhir dari lipoksigenase yaitu leukotrin
berbagai sel residen dan tipe sel infiltrasi dalam periodonsium (termasuk neutrofil,
kedokteran gigi sebagai penghilang rasa sakit, tetapi obat-obatan ini juga
mengurangi rasa sakit dan inflamasi pasca bedah. Sebagai contoh ibuprofen
menunjukkan keberhasilan menghambat produksi prostaglandin E2 pada jaringan
dan menghambat agregasi platelet. Pada salah satu studi, William et al,
doxycycline.1,6
merupakan bidang lain dalam host modulasi.11 Bisfosfonat adalah obat kelas baru
kalsifikasi tulang dan mendorong perubahan jumlah sel darah putih. Juga ada
laporan baru-baru ini nekrosis avaskular dari rahang setelah terapi bisfosfonat,
dengan risiko yang dihasilkan dari nekrosis tulang setelah ekstraksi gigi. Laporan
periodontitis. Seperti NSAIDs, saat ini tidak ada obat bisfosfonat yang disetujui
Radikal bebas adalah famili dari spesies yang sangat reaktif dan beragam,
untuk fungsi sel dan jaringan, yang tidak hanya mencakup oksigen tetapi jga
nitrogen dan klorin.14 Produk radikal bebas umumnya reactive oxygen species
(ROS). Radikal bebas diproduksi terus menerus oleh tubuh normal dari oksigen.
Oksigen adalah unsur yang sangat diperlukan bagi kehidupan termasuk sel. Ketika
penghilangan radikal bebas. Namun jika keseimbangan ini dapat bergeser ke arah
keadaan ini disebut stres oksidatif dan dapat menyebabkan kerusakan sel yang
serius jika stres yang besar dan berkepanjangan. Stres oksidatif memainkan peran
neurodegeneratif.8
mempunyai satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan. Keadaan tersebut
Antara lainnya adalah radikal bebas merupakan senyawa penting dalam proses
pematangan sel dalam tubuh. Selain itu, leukosit mengeluarkan radikal bebas
Radikal bebas sangat reaktif dan mampu merusak hampir semua jenis
biomolekul (protein, lipid, karbohidrat dan asam nukleat). Radikal bebas memiliki
daya tarik khusus terhadap lipid, protein dan asam nukleat (DNA). Radikal bebas
dapat merusak membran sel dan lipoprotein, proses ini yang disebut peroksidasi
lipid. Protein juga dapat rusak oleh radikal bebas, yang mengarah ke perubahan
kerusakan DNA yang dapat menyebabkan mutasi sel. Tubuh memiliki beberapa
Radikal bebas di dalam tubuh sangat bebas dan berusaha untuk mencapai
penyakit salah satunya adalah penyakit di dalam bagian mulut khususnya yang
interaksi antara serangan bakteri dan respon host. Radikal bebas bertanggung
kolagen dapat diminimalkan. Radikal bebas yang dilepaskan sebagai hasil dari
vitamin E, beta karoten dapat habis selama inflamasi. Dalam sebuah studi Sagan
epitel dan parameter fisiologis atau metabolisme yang relevan dengan kesehatan
periodontal.9
Antioksidan adalah zat yang dapat melindungi sel-sel dari kerusakan yang
bebas serta dapat mencegah beberapa kerusakan dari penyebab radikal bebas
terdiri dari glutathione merupakan antioksidan yang sangat penting dan banyak
hubungan yang jelas antara plasma sebagai asam askorbat dan periodontitis tidak
Alfa tokoferol umumnya dianggap sebagai lipid yang paling penting dan
antioksidan efektif larut dalam lemak. Hal ini penting dalam menjaga integritas
rantai radikal bebas dan menstabilkan struktur membran, tetapi molekul memiliki
penyakit periodontal bila dibandingkan dengan kontrol yang sehat menurut Cohen
2.5.3 Karotenoid
radikal peroksil. Karotenoid hanya berasal dari makanan (sayuran hijau, tomat,
menunjukkan bahwa defek pada enzim fungsional PMN bertanggung jawab untuk
sindrom. Yang rusak enzim cathepsin C adalah sentral untuk generasi dari spesies
memblokir spesies oksigen reaktif yang dimediasi hubungan dari nuklear faktor
Perrson et al (1990).8
katalase.
Efek ini telah diusulkan untuk menjelaskan sifat anti-inflamatori yang kuat
dari asam lemak omega-3 pada manusia, primata dan model penyakit hewan
berfokus pada efek menguntungkan dari minyak ikan, terutama komponen asam
asam lemak polyunsaturated omega-3 (PUFA) hadir dalam minyak ikan, yang
asam lemak omega-3, meskipun tidak tersedia kesimpulan yang pasti. Hal ini juga
telah dilaporkan bahwa level n-6 PUFA dalam serum lebih tinggi pada penderita
tikus dengan minyak ikan secara signifikan mengurangi osteoklas dan pre-
eksperimental. Hipotesis diuji dalam penelitian ini adalah bahwa suplemen diet
KESIMPULAN
antibiotik, antiseptik dan desinfektan. Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh
suatu mikroba, yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba lain.
Antibiotik pada perawatan periodontal dapat berupa antibiotik sistemik dan lokal.
terapi tambahan pada perawatan skeling dan root planning serta sebagai alat bantu
kriteria yaitu tidak toksis, tidak diabsorbsi oleh sistem pencernaan, resistensi
Salah satu agen kemoterapeutik berkerja dengan cara terapi host modulasi
aspek destruktif yang diakibatkan oleh respon host, dan meningkatkan regenerasi
periodontal. Obat terapi host modulasi yang satu-satunya yang diterima oleh FDA
pada penyakit periodontal dan menjadi terapi tambahan efektif dalam berbagai
penyakit periodonsium.
yang bisa diproduksi dari tubuh maupun diluar tubuh. Kurangnya asupan
vitamin A, vitamin C, vitamin E, beta karoten, elemen (Se, Cu, Zn, Mn), asam
lemak omega 3.
DAFTAR PUSTAKA
https://books.google.com/books?id=hx-5BNBiVeMC&pgis=1
2009;1(1):15–9.
5. Rose LF, Mealey BL, Genco RJ, Cohen DW. Periodontics: Medicine,
Edition. 6th ed. Vol. 26, Implant Dentistry. Wiley-Blackwell; 2017. 808–
809 p.
2014;6(4):206–9.
10. Golub LM, Lee HM. Periodontal therapeutics: Current host-modulation
Development.2019;10 (8).
farmasi; 6(3):223-232.
2017 : 67 – 71
August 2004
18. Thomas Z, Subantimicrobial Dose Doxycycline — Host Modulation in the Treatment of
Periodontitis. https://www.oralhealthgroup.com/features/subantimicrobial-dose-doxycycline-host-
modulation-in-the-treatment-of-periodontitis/
https://dailymed.nlm.nih.gov/dailymed/fda/fdaDrugXsl.cfm?setid=bff3f426-
44fc-4dbf-96df-df44011103e8&type=display
dosis doxycycline