Anda di halaman 1dari 5

Klasifikasi maloklusi menurut Edward Angle dibagi dalam tiga kelas, yaitu:

1. Klas I angle (Netroklusi)


Pada maloklusi ini patokannya diambil dari hubungan molar pertama atas
dengan molar pertama rahang bawah. Bila molar pertama atas atau molar
pertama bawah tidak ada maka kadang-kadang dilihat dari hubungan kaninus
rahang atas dan rahang bawah.

Menurut Devey,klas I ini dibagi menjadi 5 tipe :


a. Klas I tipe 1 : bonjol mesiobukal cusp molar pertama atas terletak
pada garis bukal molar pertama bawah dimana gigi anterior dalam
keadaan berjejal (crowding dan kaninus terletak lebih ke labial.
b. Klas I tipe 2 : hubungan molar pertama atas dan bawah normal dan
gigi anterior dalam keadaan protusif.
c. Klas I tipe 3 :hubungan pertama molar pertama atas dan bawah
normal tetapi terjadi gigitan bersilang anterior.
d. Klas I tipe 4 : hubungan pertama molar atas dan bawah normal tetapi
terjadi gigitan bersilang posterior.
e. Klas I tipe 5 : hubungan molar pertama normal, kemudian pada gigi
posterior terjadi migrasi kearah mesial.

2. Klas II Angle
Sehubungan bonjol mesiobukal cusp molar pertama atas lebih anterior dari
garis bukal molar pertama bawah. Juga apabila bonjol mesial cusp molar
pertama atas bergeser sedikit ke anteriordan tidak pada garis bukal pertama
atas melewati bonjol mesiobukal molar pertama bawah.
Pada maloklusi ini hubungan kaninusnya bervariasi yaitu kaninus bisa
terletak diantara insisif lateral dan kaninus bawah.pada umumnya kelainan
ini disbabkan karena kelainan pada tulang rahang atau maloklusi tipe
skeletal.

Menurut dewey, klas II Angle ini dibagi dalam dua divisi, yaitu:
a. Divisi I : hubungan antara molar pertama bawah dan molar pertama
atas disoklusi dan gigi anterior adalah protusif. Kadang-kadang
disebabkan karena kecilnya rahang bawah sehingga profil pasien
terlihat seperti paruh burung.
b. Divisi 2 : hubungan antara molar pertama bawah dan molar pertama
atas disoklusi dan gigi anterior seolah-olah normal tetapi terjadi deep
bite dan profil pasien seolah-olah normal.

3. Klas III Angle (mesioklusi)


Disini bonjol mesiobukal cusp molar pertama atas berada lebih ke distal atau
melewati bonjol distal molar pertama bawah, atau lebih kedistal sedikit saja
dari garis bukal molar pertama bawah. Sedangkan kedudukan kaninus
biasanya terletak diantara premolar pertama dan kedua bawah. Klas III ini
disebut juga tipe skeletal.
Menurut dewey, klas III Angle ini dibagi dalam tiga tipe, yaitu:
a. Klas III tipe 1 : hubungan molar pertama atas dan bawah mesioklusi
sedang hubungan anterior insisal dengan insisal (edge to edge).
b. Klas III tipe 2 : hubungan molar pertama atas dan bawah
mesioklusi,sedang gigi anterior hubungannya normal.
c. Klas III tipe 3 : hubungan gigi anterior seluruhnya bersilang (cross bite)
sehingga dagu penderita menonjol kedepan. (Hambali, Tono,1985)

Elemen ekspansif
Elemen ekspansif dapat berupa sekrup ekspansi (expansion screw) yang
dibuat oleh pabrik atau berupa coffin spring yang dibuat sendiri dari kawat
stainless diameter 0,9 1,25 mm.
Sekrup ekspansi terdapat bermacam-macam, tapi dasar kerjanya sama.
Tersedia berbagai tipe, antara lain :
tipe Badcock
tipe Fisher
tipe Glenross
tipe Wipla dll.
Tiap sekrupyang dihasilkan sekrup bersifat intermittent (berselang-seling).
Gambar anak panah pada sekrup menunjukkan arah pengaktifan.

Sekrup ekspansi dibuat untuk pembukaan 0,18 mm 0,20 mm setiap


seperempat putaran (90 derajat).Pemutaran sekrup dilakukan 14
putaran setiap hari atau 2 X 14 putaran setiap minggu, tergantung pada
setiap kasus dan arah pelebaran yang diharapkan.

Untuk melakukan ekspansi pada pasien dewasa perlu diperhatikan


beberapa hal antara lain:
Jika menurut perhitungan metode Pont didapatkan pertumbuhan
lengkung gigi tidak mencapai normal ( istilah umum : kontraksi ).
a. Jika indeks Howes menujukkan :

- inter tonjol P1 antara 36% - 43%

- inter fossa canina antara 37% - 44%.Jadi jarak interfossa


lebih besar dari jarak intertonjol bukal P1. Secara klinis atau pada
model studi terlihat inklinasi gigi P1 condong ke palatinal ( conver-
gen ).
b. Jika terdapat diharmoni rahang, yaitu dalam keadaan oklusi
menunjukkan adanya penyempitan salah satu rahang dibandingkan
dengan lengkung gigi antagonisnya.

Perhitungan

METODEPONT(DR.Pont, drg. Perancis, 1909)

Dasar : dalam lengkung gigi (dental arch) dengan susunan gigi teratur
terdapat hubungan antara jumlah lebar mesiodistal keempat gigi
insisivus atas dengan lebar lengkung inter premolar pertama dan inter
molar pertama.

Susunan normal :Ideal : -gigi -gigi yang lebar membutuhkan suatu


lengkung yang lebar -gigi-gigi yang kecil membutuhkan suatu
lengkung yang kecil -ada keseimbangan antara besar gigi dengan
lengkung gigi

Tujuan : untuk mengetahui apakah suatu lengkung gigi dalam keadaan


kontraksi atau distraksi atau normal.

Kontraksi = kompresi = intraversion : sebagian atau seluruh lengkung


gigi lebih mendekati bidang midsagital.

Distraksi = ekstraversion : sebagian atau seluruh lengkung gigi lebih


menjauhi bidang midsagital.
Derajat kontraksi/distraksi :
Mild degree : hanya 5 mm

Medium degree : antara 5-10 mm

Extreem degree 10 mm

Pengukuran lebar mesiodistal I:


diameter paling lebar dari masing-masing gigi insisivus
alat: jangka sorong.

Pengukuran jarak inter P1 :

jarak antara tepi paling distal dari cekung mesial pada


permukaan oklusal P1.
sudut distobukal pada tonjol bukal P1
Pengukuran jarak inter M1 :
jarak antara cekung mesial pada permukaan oklusal M1
titik tertinggi tonjol tengah pada tonjol bukal M1

CaraThompson&Brodie:

1. Ambil sepotong stenz (wax) dilunakkan.


2. Letakkan stenz tersebut di atas permukaan oklusal P dan M
salah satu rahang atau kanan dan kiri.
3. Penderita disuruh menggigit stenz sehingga kedudukan profil
muka penderita pada keseimbangan: NA - SNA = 43% NA
Mentum
4. Setelah stenz keras dilihat pada regio anteriornya:

Jika deep overbite sama sekali hilang, sedang stenz masih tebal
berarti ada infraoklusi gigi-gigi P & M.

Jika deep overbite masih, sedang stenz tergigit habis berarti


adanya supraoklusi gigi-gigi anterior

Jika deep overbite masih, sedang stenz masih ada ketebalan; hal
ini berarti ada kombinasi keadaan tersebut di atas.

Menetapkan cara pencarian ruang


Menurut Carey, apabila kekurangan ruang tiap sisi lengkung yang
didapatkan :
1. Lebih besar dari setengah lebar mesiodistal gigi P1, cabut gigi P1
pada sisi tersebut.
2. Lebih besar dari seperempat sampai setengah lebar mesiodistal gigi
P1 dianjurkan untuk dilakukan :
Pencabutan satu P1 pada salah satu sisi lengkung jika ada pergeseran
medianline.
Pencabutan dua P2 kanan dan kiri jika lengkung gigi sudah simetris
Ekspansi kombinasi grinding mesiodistal gigi jika lengkung gigi
kontraksi.

3. Lebih kecil dari seperempat lebar mesiodistal gigii P1 dapat


dilakukan :Penggrindingan lebar mesiodistal gigi anterior jika pasien
tidak rentan
karies.Ekspansi jika lengkung gigi kontraksi.

Anda mungkin juga menyukai