Anda di halaman 1dari 3

GINGIVAL OVERGROWTH DURING ORTHODONTIC THERAPY

AND ITS MANAGEMENT: A CASE REPORT

Abstrak
Terdapat banyak penyebab pembesaran gingiva. Biasanya, kebersihan mulut yang baik sudah
cukup untuk mendapatkan gingiva sehat dan normal. Akan tetapi pada beberapa kondisi,
pembesaran gingiva dapat disebabkan oleh pemakaian obat atau manifestasi dari stres
mekanis perawatan ortodontik. Pembesaran gingiva dapat mengganggu pemeliharaan
kebersihan mulut dan akan menghasilkan akibat yang lebih buruk. Pada saat perawatan
ortodonik, pembesaran gingiva merupakan hal yang umum karena adanya kebersihan mulut
yang terganggu, pada prospektif ini aspek ortodontik maupun periodontal harus dapat
dipertimbangkan. Pada artikel ini, laporan kasus dengan pembesaran gingiva yang ekstrim
telah dirawat melalui aspek periodontal, dengan penghilangan kelebihan gingiva
menggunakan gingivektomi dan gingivoplasti. Setelah 3 bulan periode follow up, perawatan
ortodontik cekat dilanjutkan dengan check-up periodontal bulanan untuk mengontrol
peradangan gingiva. Kolaborasi antara ortondontist dan periodontist merupakan kunci utama
untuk mendapatkan perawatan hiperplasi yang sukses pada pasien ortodontik.

Intro
Pembesaran gingiva selama perawatan ortodontik dahulu dianggap sebagai reaksi
radang dari adanya akumulasi plak bakteri yang disebabkan sulitnya menjaga kebersihan
mulut pasien. Adanya radang pada pembesaran gingiva membuat ortodontis harus
menghentikan perawatan sementara sampai pembesaran gingiva dapat dihilangkan, terutama
jika ukuran dan symptom radangnya merupakan hal yang penting. Hanya ada beberapa studi
pada literature mengenai hal ini yang dapat dibuktikan secara ilmiah, adanya hubungan antara
onset dari pembesaran gingiva dan akumulasi plak bakteri lebih menjadi temuan klinis. Akan
tetapi, beberapa observasi klinis menunjukkan terdapat sebuah pertumbuhan volum gingiva
pada pada pasien dengan kebersihan mulut yang baik, tanpa adanya tanda-tanda klinis dari
peradangan gingiva.
Studi kami dimulai dari hipotesis bahwa pertumbuhan volum gingiva selama
perawatan ortodontik cekat tampak pada awal perawatan, tanpa adanya tanda peradangan
sebagai hasil dari stress mekanis dan remodeling periodontal selama pergerakan gigi.
Peradangan dapat merupakan proses tambahan karena adanya akumulasi bakteri yang berada
dibawah gingiva yang hipertrofi. Telah didemonstrasikan juga bahwa stress mekanis
membuat akumulasi MMP8 pada gingival crevicular fluid dan gingiva hipertrofi, yang
merupakan tanda terjadinya remodeling collagen.
Pada beberapa kasus di mana pertumbuhan gingiva tampak jelas pada saat perawatan
ortodontik, hal ini dapat mengganggu pemeliharaan kebersihan mulut yang kedepannya
memperburuk status gingiva dan mengarah ke kerusakan periodontal. Perawatan kasus
seperti ini dapat menolong pasien dalam pemeliharaan kebersihan mulut dan juga membantu
perawatan ortodontik supaya tidak terganggu untuk kedepannya.
Ini merupakan laporan kasus pada wanita umur 18 tahun yang telah dirawat
pembesaran gingivanya, yang tampak jelas pada perawatan ortondotik

Laporan Kasus

Seorang wanita umur 18 tahun datang ke bagian ortondontik, GITAM dental college
and hospital, Visakhapatnam, dengan keluhan utama adanya spacing antar gigi. Kemudian ia
diperiksa dan direncanakan akan menerima perawatan ortodontik. Setelah perawatan
ortodontik selama 1 tahun, terlihat bahwa terdapat pembesaran gingiva pada semua regio, di
bagian bracket diletakkan, dengan perbedaan keparahan pada beberapa area. Terlihat juga
bahwa wanita tersebut tidak dapat menjaga kebersihan mulut setelah pembesaran gingiva
terjadi. Kemudian ia dirujuk pada the department of periodontics and oral implantology.
Pada pemeriksaan, dengan kebersihan mulut yang cukup, didapatkan bahwa terdapat
berbagai variasi pada keparahan pembesaran gingiva pada area yang berbeda di rongga
mulut.
Pada region molar dan premolar, pembesaran gingiva telah mendekati bracket orto.
Terdapat perdarahan saat probing secara umum dan peradangan ringan pada margin gingiva
dan ujung interdental papilla. Gingiva secara umum memiliki konsistensi cekat dengan
hilangnya kontur dan stiplling pada area posterior. Secara keseluruhan, kedalaman probing
poket sekitar 4 mm – 5 mm. Berdasarkan adanya temuan kondisi gingiva ini, maka
didapatkan treatment planning sebagai berikut:
 Scaling dan root planning
 Bedah gingivektomi
 Gingivoplasti menggunakan unit electrocautery
Setelah scaling dan root planning, pasien difollow up selama 3 minggu. Pada pemeriksaan
ditemukan terdapat pengurangan menyeluruh dari peradangan dan perdarahan probing
gingiva. Gingivektomi kemudian direncanakan dalam 4-5 kunjungan untuk tiap region.
Persetujuan dari pasien didapatkan.
Pada kondisi steril setelah pemberian anestesi local, titik perdarahan ditandai sesuai
dengan kedalaman sulkus gingiva (meninggalkan 2-3 mm sulkus gingiva) menggunakan
pocket marker. Kemudian dilakukan insisi eksternal bevel menggunakan no.15 BP. Jaringan
gingiva yang membesar dan sudah terlepas diambil menggunakan kuret. Perdarahan dikontrol
dengan menempatkan pressure packs dengan kapas dan kasa yang direndam anestesi local.
Setelah perdarahan telah dihentikan, dressing periodontal ditempatkan. Sesudah
diinformasikan instruksi post operasi, pasien diresepkan analgesic dan obat kumur antiseptic.
Semua prosedur juga dilaksanakan pada semua region seminggu sekali.
Setelah sebulan, hasil follow up menunjukkan bahwa terdapat pembukaan mahkota
klinis yang baikm tetapi kontur dari margin ginginva masih tidak memuaskan. Sesuai dengan
perencanaan, gingivoplasti kemudian dilakukan menggunakan electrocautery unit dengan
anestesi local pada caninus bawah dan atas sampai ke area caninus. Dua minggu setelah post-
operasi, hasilnya memuaskan.

Diskusi
Gingivektomi dan gingivoplasti membantu dalam penghilangan pembesaran gingiva,
memberikan kontur gingiva yang harmonis, juga membantu dalam menjaga kebersihan
mulut. Jika pembesaran gingiva diabaikan dapat mengakibatkan akumulasi deposit plak, yang
dapat memperburuk pemebsaran gingiva dan berakhir dengan kerusakan jaringan periodontal.
Sehingga, mengevalasi status gingiva dan periondotal sebelum perawatan ortodontik
merupakan prasyarat. Klinis harus dapat menilai kemampuan pemeliharaan kebersihan mulut
pasien sebelum perawatan ortondotik dan selama perawatan. Adanya perawatan terhadap
pemeliharaan kesehatan periodontal secara periodic selama terapi ortodotik dapat
menghindari konsekuensi dan menjaga kesehatan gingiva.

Kesimpulan
Penghilangan pembesaran gingiva dengan pemanjangan mahkota klinis, dimana hal
ini termasuk prosedur gingivektomi dan gingivoplasti dapat memberi hasil yang memuaskan.
Studi lebih lanjut dibutuhkan agar keberhasilan pengobatan tercapai.

Anda mungkin juga menyukai