Anda di halaman 1dari 13

Oklusi

C. Karakteristik oklusi normal (Andrew’s six key of


occlusion) (textbook)
 KEY I: Molar relationship
 Hubungan molar harus sedemikian rupa sehingga permukaan distal
pada distal marginal ridge dari molar permanen pertama atas kontak
dan menutup dengan permukaan mesial ada marginal ridge mesial
molar kedua bawah.
 Kedua, mesiobuccal cusp molar pertama permanen atas berada dalam
groove antara mesial dan middle cusps molar pertama permanen
bawah.
 Juga, mesiolingual cusp dari molar pertama atas terletak pada fossa
sentral dari gigi molar satu bawah.

(Martyn)
 KEY II: Crown angulation or mesio-distal tip
Semua mahkota gigi condong ke mesial atau mesioklinasi. Bagian gingiva
dari sumbu panjang “long axis” (garis yang membagi dua mahkota klinis
secara mesiodistal atau garis yang melewati bagian paling menonjol dari
permukaan labial atau bukal gigi) dari setiap mahkota distal ke bagian
oklusal dari gigi tersebut. Derajat ujung gigi berbeda-beda untuk tiap jenis
gigi
(Martyn)
 KEY III:Crown inclination of labio-lingual/bucco-lingual
torque
 Inklinasi mahkota adalah sudut antara garis 90 derajat ke bidang
oklusal, dan garis yang bersinggungan dengan permukaan tengah
labial atau bukal mahkota klinis.
 Insisal rahang atas ditempatkan sedemikian rupa sehingga bagian
insisal permukaan labial berada di labial bagian gingiva mahkota
klinis. Pada semua gigi juga
 Kemiringan mahkota, torsi labiolingual atau bukolingual mahkota,
bagian oklusal dari permukaan labial atau bukal adalah lingual ke
bagian gingiva. Pada gigi molar rahang atas, kemiringan mahkota
lingual sedikit lebih jelas dibandingkan dengan cuspids dan bicuspids.
Pada gigi posterior rahang bawah, kemiringan lingual semakin
meningkat.
 Bagian gingival gigi insisiv atas terletak lebih lingual daripada bagain
insisal. Untuk gigi selain insisisv atas bagian gingival terletak lebih
labial atau bukal daripada bagain insisal atau oklusal. Keadaan ini
disebut labiolingual torque

(Martyn)
 KEY IV: Absence rotations
 Gigi harus bebas dari rotasi yang tidak diinginkan.
 Jika terdapat rotasi, molar atau bicuspid menempati lebih banyak
ruang daripada biasanya. Gigi insisiv yang rotasi dapat menempati
lebih sedikit ruang dari biasanya.
(Martyn)
 KEY V: Tight contacts
Jika tidak terdapat kelainan sperti ukuran gigi, titik kontak harus rapat

(Martyn)
 KEY VI: Flat curve of spee
 Bidang oklusal datar adalah suatu keharusan untuk stabilitas oklusi.
 Diukur dari titik puncak gigi molar dua rahang bawah yang paling
menonjol ke gigi insisiv tengah bawah, tidak ada kurva yang lebih
dalam dari 1,5 mm yang dapat diterima dari sudut pandang stabilitas.

(Martyn)

D. Perkembangan oklusi pada masa pertumbuhan


 Dari Lahir sampai Fase Geligi Sulung  0-6 bulan (Pambudi
dan Textbook)
 Gum Pads
o Gum pad adalah lengkungan alveolar padabayi saat lahir.
Terdapat membrane mucous yang menebal pada gusi, akan
tersegmentasi, setiap segmen tempat untuk gigi
o Pads dibagi menjadi labio/bukal dan lingual
o Groove antara caninus dan molar pertama disebut sulkus
lateral. Membantu menilai hubungan antar lengkung
 Gum pad maksila membentuk tapal kuda, palatum dangkal
 Gingival groove  memisahkan gusi dan palatal
 Dental groove  dari papilla insisiv ke belakang
hingga gingival grove canine, ke lateral berakhir di
region molar
 Sulkus lateral
 Gum pad mandibular berbentuk U dan persegi panjang
 Gingival groove  perpanjangan gum pad secara
lingual
 Dental groove  bergabung gingival groove canine
 Lateral sulcus

 Hubungan gum pads


o Saat istirahat, anterior gigitan terbuka, kontak hanya di region
molar. Lidah menjulur ke anterior. Penutupan ruang
intermaxillary terjadi dengan erupsi gigi sulung
o Overjet lengkap
o Pola kelas II, gum pad maxilla lebih menonjol
o Sulkus lateral mandibula posterior ke sulkus lateral rahang
atas.
o Gerakan fungsional mandibula terutama vertikal dan sedikit
anteroposterior. Gerakan lateral tidak ada.
o Pada saat lahir gum pad tidak cukup besar untuk menampung
benih gigi insisiv yang sedang berkembang sehingga benih gigi
dalam gum pad berdesakan dna rotasi

 Hubungan rahang neonatal


Hubungan yang tepat belum dapat terlihat sehingga tidak dapat
diguankan sebagai kriteria diagnostik
 Erupsi gigi primary sebelum waktunya
Kadang bayi lahir sudah memiliki gigi yang erupsi, disebut natal
tooth, sedangkan gigi sulung yang erupsi selama bulan pertama
adalah neonatal tooth. Gigi ini kebanyakan gigi insisiv mandibulaa,
sering menunjukkan enamel hipopalsia. Gigi ini bukan merupakan
indikasi pencabutan kecuali menyebabkan rasa kurang nyaman
pada ibu menyusui, goyang, atau supernumerary.
Pada tahun pertama pascalahir gum pad tumbuh secara ceat terutama ke
arah lateral. Keadaan ini memungkinkan insisiv tumbuh dalam letak yang
baik. Peningkatan ukuran rahang memberikan ruang yang cukup untuk
pengaturan gigi sulung yang harmonis.
Erupsi gigi sulung dimulai sekitar usia 6 bulan. Oklusi mulai berkembang
di posterior ketika molar pertama sulung mencapai kontak.
 Fase Geligi Sulung
 Fase ini dimulai dari erupsi gigi sulung pertama (urutan: I1 bawah,
I2 bawah, I1 atas, I2 atas, M1 atas bawah, M2 bawah, dan M2 atas).
Dimulai pada usia sekitar 6 bulan (bervariasi namun jika 6 bulan
lebih lambat perlu diperiksakan). Pada usia 2½ tahun biasanya
lengkap dan berfungsi penuh. Pembentukan akar selesai pada usia 3
tahun.
 Tanda Gigi Primary Normal:
o Anterior berjarak
Jarak anatr gigi sulung untuk mengakomodasi gigi permanen
yang lebih besar pada rahang. Diastema tersebut adalah fisiologi
karena perkembangan rahang. Adanya diastema tidak menjamin
gigi permanen tidak berdesakan. Sebaliknya jika tidak terdapat
diastema hampir bisa dipastikan gigi permanen akan
berdesakan.

o Ruang primate/simian/anthropoid  mesial kaninus RA dan


distal kaninus RB
o Overjet dan overbite dangkal

o Kemiringan anterior hampir vertical


o Lengkung oval dan tidak bervariasi
o Hubungan straight/flush terminal plane  molar sulung
 Flush termal plane  M2 RA dan RB sulung dalam bidang
vertical yang sama
 Mesial step  distal M2 RB sulung lebih mesial dari distal
M2 RA sulung
 Distal step  distal M2 RB sulung lebih distal dari distal
M2 RA sulung

 Terdapat overbite  jarak vertical incisal RA RB


Jika incisal RA RB pada ketinggian yang sama  edge to edge/
tumpang gigitnya nol
Jika tidak ada overlapping  gigitan terbuka
 Overjet  jarak horizontal incisal RA RB. Normal: 0-4 mm
Bertambah krn kebiasaan spt menghisap jari
Bila insisiv RA lebih lingual  underjet/jarak gigi yang negatif
 Fase Geligi Pergantian/Campuran(Pambudi dan Textbook)
 Merupakan peralihan (transitional dentition) atau pergantian dari
masa geligi sulung ke masa geligi permanen. Kadang disebut masa
geligi campuran (mixed dentition) karena dalam rongga mulut
terdapat gigi sulung dan permanen. Dari usia 6-12 tahun
 Gigi pengganti (succession teeth, sccedaneus teeth)  gigi permanen
yang menggantikan sulung (I1, I2, C, P1, P2)
Gigi tambahan (accessional teeth, additional teeth)  tumbuh di
distal lengkung geligi sulung (M1, M2, M3)
 Tahap ini dapat dibagi menjadi dua periode transisi — pertama dan
kedua.
o Periode Transisi Pertama
 Erupsi M1 Permanen
 Sekitar umur 5-6 tahun
 Erupsi gigi sesuai dengan pertumbuhan ramus
mandibular ke vertikal
 2 proses untuk erupsi:
 Resorpsi tulang alveolar dan akar sulung sbg
jalan erupsi
 Mekanisme erupsi itu sendiri
 Posisi anteroposterior dipengaruhi oleh:
 Hubungan terminal plane
 Flush terminal plane  relasi molar kelas I
 Distal step  Kelas II
 Mesial step  kelas I

 Early mesial shift pada lengkung dengan jarak


fisiologis  Pada lengkung dengan diastema,
erupsi molar permanen menyebabkan penutupan
primate space shg memungkinkan molar ke
mesial

Late mesial shift  pasien tidak berdiastema dan


relasi M2 sulung straight terminal plane, pada
saat M1 permanen erupsi terletak pada relasi
gigitan tonjol (cusp to cusp) krn tidak ada
diastema shg M1 permanen tidak dapat bergeser
ke mesial. M1 permanen geser ke mesial saat M2
sulung tanggal, leeway space dipakai M1
permanen

 Differential growth maksila dan mandibular


Leeway space  perbedaan jumlah lebar C, M1, M2
sulung dengan C, P1, P2 permanen
0,9mm RA dan 1,8mm RB (Bishara, 2001)
1,5mm RA dan 2,5mm RB (Proffit dkk., 2007)
 Erupsi gigi anterior/incisor
 Benih gigi insisiv permanen atas dan bawah terletak
lingual dan apical terhadap insisiv sulung sehingga
ada kecenderungan insisiv permanen bawah erupsi
agak lingual dan agak tidak teratur pada anak yg tdk
diastema
 Karena ukuran insisiv dan kaninus permannen lebih
besar dari sulungnya, maka diastema (developmental
space) pada fase gigi sulung sangat penting untuk
mendapat sususnan gigi permanan yang normal.
 Jumlah total lebar mesiodistal gigi anterior permanen
lebih besar dari pada gigi anterior primer sebesar 7,6.
mm di rahang atas dan 6 mm di rahang bawah.
 Ruang yang wajib disediakan:
 Jarak fisilogis interdental di region insisiv sulung
(4mm RA 3mm RB)
 Peningkatan lebar lengkung antar kaninus (saat
permanen erupsi)  pada saat insisiv erupsi,
kaninus tidak hanya bergeser sedikit ke bukal
akan tetapi juga ke distal menempati primate
space
 Peningkatan panjang lengkung gigi anterior pada
region kaninus  karena ada pertumbuhan ke
lateral sebanyak kurang lebih 2mm sehingga
terdapat cukup temat untuk insisiv bawah
berdesakan
 Perubahan inklinasi gigi seri permanen  sulung
tegak, permanan miring ke labial 
meningkatkan lengkung

 I1 permanen bawah tumbuh lebih dahulu disusul I1


permanan atas.
 I1 permanen bawah tumbuh di lingual I1 sulung,
ke labial krn dorngan lidah
 Benih I1 atas ke labial (vistibuler) diatas I1 atas
sulung
 I2 permanen bawah tumbuh di lingual, ke labial krn
arah pertumbuhan dna kekuatan fungsional
I2 permanen atas tumbuh di palatal dan distal I1 atas,
bergeser ke distal dan labial
 The Broadbent’s Phenomenon— Ugly Duckling Stage (7-14
tahun)
 Insisiv sentral atas sering erupsi dalam keadaan
condong ke distal sehingga terdapat diastema di antara
kedua insisiv sentral.
 Benih kaninus permananen dalam erupsinya ke arah
labial mempengaruhi akar insisiv lateral permanen
atas dan mendorong insisiv lateral ke mesial. Bila
kaninus permanen telah erupsi insisiv lateral dapat
menegakkan diri dan diastema akan tertutup. Makin
lebar diastema (lebih dari 2mm) makin kecil
kemungkinan menutup.

o Periode inter-transisi
 Fase stabil
 Gigi anterior permanen, M1, kaninus dan molar sulung
 Ciri:
 Asimetris  tinggi dan panjang mahkota antar gigi sisi
kanan dan kiri
 Keausan oklusal dan interproksimal gigi sulung
menyebabkan morfologi oklusal mendekati bidang.
 Ugly ducking stage
 Pembentukan akar gigi seri, gigi taring, dan molar
terus berlanjut, seiring dengan peningkatan tinggi
proses alveolar
 Resorpsi akar molar sulung. Mempersiapakan ke fase
transisi kedua
o Periode Transisi Kedua
 Eksfoliasi gigi molar dan kaninus sulung
Sekitar 10 tahun, biasanya kaninus mandibular, menandai
periode transisi kedua
 Erupsi kaninus dan premolar permanen
Erupsi setelah jeda 1-2 tahun dari erupsi gigi seri/incisor.
C, P1 RB (9-10tahun); P, C RA (11-12 tahun). Urutan yang
umum: 4-5-3 RA dan 3-4-5 RB
 Erupsi M2 permanen
Sebelum erupsi M2, gigi-gigi ini dibentuk secara palatum
dan diarahkan ke oklusi oleh mekanisme Cone Funnel.
Panjang lengkungan berkurang sebelum erupsi gigi molar
kedua oleh kekuatan erupsi mesial.
 Pembentukan oklusi
 Letak gigi, sebelum erupsi sampai oklusi ditentukan:
o Letak gigi dipengaruhi factor genetic
o Pada tahap intra alveolar, posisi gigi ditentukan:
 Ada tidaknya gigi sebelah2nya
 Kehialngan premature gigi sulung
 Keadaan patologi local
 Factor yang dapat mengubah pertumbuhan pross. alveolar
o Pada tahap intraoral (gigi telah menembus gusi)
Gigi dapat bergerak karena kekuatan bibir, lidah, benda asing
o Apabila gigi telah erupsi, terdapat kekuatan otot pengunyah
yang bekerja pada gigi
 Fase Geligi Permanen(Pambudi)
 Dimulai dengan tanggalnya gigi sulung terakhir sampai dengan
semua gigi permanen tumbuh (tidak termasuk M3).
 Keadaan gigi permanen:
o Saat oklusi, RA lebih labial dan bukal dari RB
o Insisiv lebih proklinasi dan gigi-gigi posterior bukoklinasi
o Semua gigi permanen mempunyai kontak dengan 2 ggi
antagonisnya, kecuali I1 bawah dan M2 atas
o Kurva anteroposterior di RB (curve spee) normal
o Tumpang tindih antara 10-50% dan jarak gigi berkisar 1-3mm
 Selain Andrew’s six keys, syarat gigi yang harmonis menurut Bolton,
1958. Untuk mengetahui relasi gigi geligi atas dan bawah (selaras
atau tidak seimbang), kaukasoid:
o Rasio keseluruhan (overall ratio)
jumlah lebar gigi dari molar kanan sampai kiri bawah x 100 %
= 91,3%
jumlah lebar gigi molar pertama kanan sampai kiri atas
o Rasio anterior (anterior ratio)
jumlah lebar gigi dari kaninus kanan sampai kiri bawah x 100 %
= 77,2%
jumlah lebar gigi kaninus pertama kanan sampai kiri atas
 Perubahan pada Geligi Permanen (Pambudi)
Gigi-gigi permanen mencapai oklusi maksimum pada usia 12-14 tahun,
tidak berarti tidak terjadi perubahan lagi. Perubahan yang terjadi adalah
berdesakan anterior terutama RB, berhubungan dengan rotasi
mandibular dan adanya adaptasi dentoalveolar. Ada juga pendapat
karena gerakan gigi posterior ke mesial, namun masih belum
meyakinkan.

Anda mungkin juga menyukai