(Martyn)
KEY II: Crown angulation or mesio-distal tip
Semua mahkota gigi condong ke mesial atau mesioklinasi. Bagian gingiva
dari sumbu panjang “long axis” (garis yang membagi dua mahkota klinis
secara mesiodistal atau garis yang melewati bagian paling menonjol dari
permukaan labial atau bukal gigi) dari setiap mahkota distal ke bagian
oklusal dari gigi tersebut. Derajat ujung gigi berbeda-beda untuk tiap jenis
gigi
(Martyn)
KEY III:Crown inclination of labio-lingual/bucco-lingual
torque
Inklinasi mahkota adalah sudut antara garis 90 derajat ke bidang
oklusal, dan garis yang bersinggungan dengan permukaan tengah
labial atau bukal mahkota klinis.
Insisal rahang atas ditempatkan sedemikian rupa sehingga bagian
insisal permukaan labial berada di labial bagian gingiva mahkota
klinis. Pada semua gigi juga
Kemiringan mahkota, torsi labiolingual atau bukolingual mahkota,
bagian oklusal dari permukaan labial atau bukal adalah lingual ke
bagian gingiva. Pada gigi molar rahang atas, kemiringan mahkota
lingual sedikit lebih jelas dibandingkan dengan cuspids dan bicuspids.
Pada gigi posterior rahang bawah, kemiringan lingual semakin
meningkat.
Bagian gingival gigi insisiv atas terletak lebih lingual daripada bagain
insisal. Untuk gigi selain insisisv atas bagian gingival terletak lebih
labial atau bukal daripada bagain insisal atau oklusal. Keadaan ini
disebut labiolingual torque
(Martyn)
KEY IV: Absence rotations
Gigi harus bebas dari rotasi yang tidak diinginkan.
Jika terdapat rotasi, molar atau bicuspid menempati lebih banyak
ruang daripada biasanya. Gigi insisiv yang rotasi dapat menempati
lebih sedikit ruang dari biasanya.
(Martyn)
KEY V: Tight contacts
Jika tidak terdapat kelainan sperti ukuran gigi, titik kontak harus rapat
(Martyn)
KEY VI: Flat curve of spee
Bidang oklusal datar adalah suatu keharusan untuk stabilitas oklusi.
Diukur dari titik puncak gigi molar dua rahang bawah yang paling
menonjol ke gigi insisiv tengah bawah, tidak ada kurva yang lebih
dalam dari 1,5 mm yang dapat diterima dari sudut pandang stabilitas.
(Martyn)
o Periode inter-transisi
Fase stabil
Gigi anterior permanen, M1, kaninus dan molar sulung
Ciri:
Asimetris tinggi dan panjang mahkota antar gigi sisi
kanan dan kiri
Keausan oklusal dan interproksimal gigi sulung
menyebabkan morfologi oklusal mendekati bidang.
Ugly ducking stage
Pembentukan akar gigi seri, gigi taring, dan molar
terus berlanjut, seiring dengan peningkatan tinggi
proses alveolar
Resorpsi akar molar sulung. Mempersiapakan ke fase
transisi kedua
o Periode Transisi Kedua
Eksfoliasi gigi molar dan kaninus sulung
Sekitar 10 tahun, biasanya kaninus mandibular, menandai
periode transisi kedua
Erupsi kaninus dan premolar permanen
Erupsi setelah jeda 1-2 tahun dari erupsi gigi seri/incisor.
C, P1 RB (9-10tahun); P, C RA (11-12 tahun). Urutan yang
umum: 4-5-3 RA dan 3-4-5 RB
Erupsi M2 permanen
Sebelum erupsi M2, gigi-gigi ini dibentuk secara palatum
dan diarahkan ke oklusi oleh mekanisme Cone Funnel.
Panjang lengkungan berkurang sebelum erupsi gigi molar
kedua oleh kekuatan erupsi mesial.
Pembentukan oklusi
Letak gigi, sebelum erupsi sampai oklusi ditentukan:
o Letak gigi dipengaruhi factor genetic
o Pada tahap intra alveolar, posisi gigi ditentukan:
Ada tidaknya gigi sebelah2nya
Kehialngan premature gigi sulung
Keadaan patologi local
Factor yang dapat mengubah pertumbuhan pross. alveolar
o Pada tahap intraoral (gigi telah menembus gusi)
Gigi dapat bergerak karena kekuatan bibir, lidah, benda asing
o Apabila gigi telah erupsi, terdapat kekuatan otot pengunyah
yang bekerja pada gigi
Fase Geligi Permanen(Pambudi)
Dimulai dengan tanggalnya gigi sulung terakhir sampai dengan
semua gigi permanen tumbuh (tidak termasuk M3).
Keadaan gigi permanen:
o Saat oklusi, RA lebih labial dan bukal dari RB
o Insisiv lebih proklinasi dan gigi-gigi posterior bukoklinasi
o Semua gigi permanen mempunyai kontak dengan 2 ggi
antagonisnya, kecuali I1 bawah dan M2 atas
o Kurva anteroposterior di RB (curve spee) normal
o Tumpang tindih antara 10-50% dan jarak gigi berkisar 1-3mm
Selain Andrew’s six keys, syarat gigi yang harmonis menurut Bolton,
1958. Untuk mengetahui relasi gigi geligi atas dan bawah (selaras
atau tidak seimbang), kaukasoid:
o Rasio keseluruhan (overall ratio)
jumlah lebar gigi dari molar kanan sampai kiri bawah x 100 %
= 91,3%
jumlah lebar gigi molar pertama kanan sampai kiri atas
o Rasio anterior (anterior ratio)
jumlah lebar gigi dari kaninus kanan sampai kiri bawah x 100 %
= 77,2%
jumlah lebar gigi kaninus pertama kanan sampai kiri atas
Perubahan pada Geligi Permanen (Pambudi)
Gigi-gigi permanen mencapai oklusi maksimum pada usia 12-14 tahun,
tidak berarti tidak terjadi perubahan lagi. Perubahan yang terjadi adalah
berdesakan anterior terutama RB, berhubungan dengan rotasi
mandibular dan adanya adaptasi dentoalveolar. Ada juga pendapat
karena gerakan gigi posterior ke mesial, namun masih belum
meyakinkan.