Anda di halaman 1dari 44

PERKEMBANGAN OKLUSI

GIGI
DIDIN ERMA INDAHYANI
DEFINISI OKLUSI
 Latin : Occlusio : closing
 dental context : contact between teeth
 Oklusi gigi :
o The relationship between upper (maxillary) and
lower (mandibular) teeth; as occurs during rest
(static) or movements (dynamic)
o Hubungan antara semua komponen system
pengunyahan dalam fungsi normal, disfungsi dan
parafungsi
 Oklusi ideal : interdigitasi sempurna pada gigi RA
dan RB sebagai hasil dari proses perkembangan
dari pertumbuhan rahang, pembentukan gigi dan
erupsi
Perkembangan oklusi

Dipengaruhi secara genetic dan lingkungan


Menimbulkan variasi individu yang besar
Dimulai sejak setelah lahir, mengalami
perubahan sepanjang hidup.
Oklusi dianggap sebagai hubungan dinamis
daripada statis antara struktur wajah
Periode perkembangan oklusi
Pre-dental period
The deciduous dentition period
The mixed dentition period
The permanent dentition period
Pre-dental period
 Setelah lahir, gigi belum erupsi (6 bulan post natal).
 Lengkung rahang/alveolar arches : disebut gum pads/ bantalan gusi
 Gum pads RA berbentuk horseshoe, RB berbentuk U
 Keras dan berwarna merah muda, ditutupi oleh fibrous periosteum
 Berkembang dalam dua bagian (labial : berkembang lebih awal, lingual :
berkembang akhir)
 Dua bagian itu terbagi oleh beberapa grove (transverse grooves), yang berisi 1 benih
gigi.
 Transverse grove yang memisahkan antara kaninus dan molar disebut lateral sulci
 Lateral sulci RB lebih distal dibandingkan RA
 Gum pad RA lebih Panjang dan leih lebar dari RB
 Bila kontak terjadi gigitan terbuka (ada space di anterior). Ini normal (adanya
sucking)
The deciduous dentition period
 Benih gigi : 6 minggu intra uterin
 Gigi sulung erupsi 6 bulan post natal
 Erupsi lengkap 2,6 sampai 3,6 tahun
 Lengkung rahang ada penambahan di posisi
anterior RB
 Gerakan yang ada antero – posterior tetapi
terbatas, tidak ada Gerakan lateral
 Gigi insisivus yang tumbuh di anterior akan ada
overbite, akan berkurang bila gigi molar telah
beroklusi
 Ada 2 tipe space pada gigi geligi deciduous :
A. Spaced Dentition : diperlukan untuk pertumbuhan gigi permanen yang
giginya lebih lebar dibandingkan gigi sulung. Ada dua yaitu
(a) Primate Spaces :
o Ada diantara insisivus lateral dan kaninus (RA), diantara kaninus dan molar
(RB).
o Disebut juga anthropoid atau simian spaces.
o Membantu penempatan cups kaninus dari lengkung lawannya
(b) Physiologic / Developmental Spaces :
o ada diantara gigi sulung.
o Penting untuk pertumbuhan gigi permanen.
o Bervariasi lebarnya setiap indivisu (0-8 mm, rata 4 mm pada RA dan
1-7 mm rata rata 3 mm pada RB).
B. Non Spaced Dentition :
- Lengkung yang sempit
- Gigi lebih lebar dari biasanya
- Biasanya menyebabkan krodit pada gigi permanen, tetapi
sangat tergantung pada pertumbuhan rahangnya.
Relasi / oklusi molar rahang gigi geligi sulung
 Relasi molar 2 sulung ada 3 yaitu : flush terminal plane/end to end, mesial
step dan distal step

 straight/Flush terminal plane : relasi permukaan mesial-distal molar kedua


rahang atas dan bawah dalam dalam satu plane vertical
 Relasi molar sulung tersebut menjadi salah satu kunci yang
mempengaruhi terjadinya perkembangan oklusi
 Mesiodistal Molar RB lebih besar dari mesiodistal molar RA, sehingga
menimbulkan relasi flush terminal plane
 Kanninus RA terletak di distal dari kaninus RB dan mesial Molar 1
 Mesiolingual cups molar RA terletak di fosa sentral molar RB
 Favorit untuk menjadi relasi molar permanen kelas I
 Mesial step :
o permukaan distal molar 2 sulung mandibula (RB) terletak di lebih
mesial di permukaan distal molar kedua RA
o Relasi yang favorit untuk penuntun relasi molar permanen menjadi
kelas I (bila tidak ada variasi lain)
 Distal step :
o permukaan distal molar kedua sulung RB terletak lebih ke distal dari
molar kedua sulung RA
o Relasi yang tidak favorit, ini digunakan untuk memprediksi relasi molar
kelas II (distoklusi) pada gigi molar permanen

 Relasi didasarkan pada gigi molar ke dua dan kaninus, karena ke dua
gigi tersebiut dianggap yang paling stabil
Relasi gigi geligi anterior sulung
 Deep bite /gigitan dalam:
o terjadi pada tahap awal perkembangan
o Karena gigi insisivus sulung lebih tegak dibandingkan gigi pengganti
o Tepi insisal bawah berkontak dengan singulum gigi insisivus rahang atas

o Akan berkurang oleh karena : erupsi molar sulung, atrisi gigi seri, gerakan maju
mandibula karena pertumbuhan
 Gigi insisivus :
o Overbite : rata rata 2 mm
o Overjet : rata rata 1-2 mm…normal range : 2-6mm
o Terkadang pada usia 6 tahun ada hubungan edge
to edge

 Gigi kaninus
o Relasi RA dan RB tidak stabil
o Diklasifikasikan :
1. Klas I : Interdigitasi kaninus RB di dalam embrasur
antara insisus lateral dan kanunus RA
2. Klas II : interdigitasi kaninus RB di distal embrasure
insisivus lateral RA
The mixed dentition period
 Dimulai umur 6 tahun (Ketika gigi insivus pertama erupsi)
 Periode ini ada gigi sulung dan gigi permanen di rongga
mulut

 Ada 3 klasifikasi :
o Periode transisi pertama
o Periode inter-transisi
o Periode transisi ke dua
Periode transisi I
 Ditandai oleh munculnya molar permanen 1 dan pergantian gigi inissivus
sulung dengan permanen

 Ada pergeseran molar


Pergeseran molar 1 permanen pada
periode transisi 1
o Awalnya adalah flush terminal plane atau end to end
o Akan terjadi pergerakan kearah mesial sebesar 3-5 mm untuk molar 1 permanen RB
akibat adanya celah yang tersedia di lengkung rahang sehingga relasinya menjadi relasi
kelas I.

o Celah tersebut adalah : physiologic space dan lee way space


o Proses pergeseran ada dua shift:
1. Early shift
2. Late shift
Early shift

 Terjadi pada awal periode gigi pergantian


 Terjadi pergeseran molar pertama RB permanen sehingga relasi dari end to
end menjadi relasi kelas I (oklusi normal)
 Erupsi molar I permanen diperkirakan mempunyai kekuatan untuk
mendorong gigi molar 1 dan 2 sulung untuk menutup primate space
Late shift
 Apabila anak yang tidak mempunyai primate space, maka erupsi
permanen molar 1 tidak mampu bergerak ke mesial untuk menjadi
relasi molar kelas 1
 Pada kasus ini, pergeseran molar terjadi jika molar sulung sudah
tanggal/exfoliasi, menggunakan lee way space untuk
pergeserannya
 Lee way space merupakan ruang/space akibat adanya selisih jarak antara
lebar mesio distal molar 1, molar 2 dan kaninus sulung dengan lebar
mesiodistal dari premolar, premolar 2 dan kaninus gigi permanen.
 Lebar space RA : 0,9 mm/segmen = 1,8 mm, RB : 1,7 mm/segment = 3,4mm
 Erupsi gigi molar pertama permanen relasinya bisa langsung kelas I (mesiobukal cups M1
RA terletak pada bukal grove M1 RB), apabila pertumbuhan RB kearah anterior normal
(minimal)
 Pertumbuhan rahang bawah yang terhambat, menyebabkan molar 1 permanen tidak
bergeser ke mesial dan terjadi pertumbuhan anterior RA lebih besar. Menimbulkan relasi
molar 1 permanen kelas II/distal step (mesiobukal cups M1 permanen RA terletak di mesial
bukal grove M1 RB)
 Pertumbuhan rahang bawah yang cepat dan kuat menyebabkan pergeseran M1 RB ke
mesial lebih besar, mengakibatkan terjadi relasi mesial step /kelas III (molar permanen
pertama RA terletak lebih ke distal pada bukal grove M1 permanen

Distal Mesial
 Insisivus sulung digantikan oleh insisivus permanen
 Permanen insisivus lebih besar dibandingkan gigi sulungnya
 Perbedaan besar dan lebar insisivus permanen dan sulung
menyebabkan ruang yang disebut insical liability
 Insical liability RA adalah 7mm dan RB 5mm
 Inclinasi insisivus permanen dan sulung berbeda, pada gigi sulung
lebih lurus dibandingkan gigi permenen
 Gigi permanen erupsi lebih ke labial dari pada sulung
Inter-transitional periode

 Pada periode ini lengkung maksila dan madibula terdiri


dari set gigi sulung dan permanen
 Antara insisivus permanen dan molar permanen I
merupakan gigi molar dan kaninus sulung
 Fase percampuran ini relative stabil dan tidak terjadi
perubahan
Second transitional period
 Ditandai oleh penggantian gigi molar sulung dan kaninus oleh
premolar dan kaninus berturut turut
 Kombinasi lebar mesiodistal kaninus permanen dan premolar
biasanya kurang dari kaninus dan molar gigi sulung sehingga
menimbulkan space yang disebut dengan lee way space
 Ugly duckling stage/Broadbent’s phenomenon
o Diastema sentral yang terjadi pada gigi permanen anterior RA
selama periode pergantian/campuran gigi (umur 8-9 tahun)
o Diastema akan terjadi self correction ketika gigi kaninus sulung
erupsi, terjadi kekuatan penekanan yang ditransfer dari akar ke
koronal daerah insisivus
o Terkadang ada flaring (pelebaran) dari daerah insisivus lateral.
 Rangkaian erupsi :
o Kaninus RA hanya akan erupsi setelah premolar
mengganti molar sulung
o Kaninus RB erupsi sebelum premolar erupsi
Permanen dentition period
 Periode yang ditandai oleh erupsi 4 molar permanen ke 2
 Kurang lebih usia 13 tahun semua gigi sudah erupsi kecuali
molar 3 permanen
Gambaran gigi geligi permanen
 Overbite : 1/3 tinggi mahkota dari I sentra RB
 Overbite dan overjet akan mengalami penurunan jaraknya oleh
karena pertumbuhan mandibula
Kunci I oklusi normal menurut Andrew
 Relasi molar : mesiobukal cups M1RA terletak di dalam
mesiobukal grove M1 RB
 Permukaan distal distobukal cups M1RA harus berkontak dan
beroklusi dengan permukaan mesial mesiobukal cups M2 RB
Kunci II . Angulasi mahkota (ujung)

 Angulasi sumbu wajah pada setiap mahkota secara klinis harus


positif
 Bagian gingiva dari sumbu Panjang semua mahkota harus ada
di distal dari pada bagian insisal
Kunci III. Inklinasi mahkota
 Pada insisivus RA, bagian gingiva dari mahkota di permukaan
labial lebih lingual terhadap insisal
 Di semua mahkota termasuk insisvus RB bagian gingiva dari
permukaan labial dan bukal adalah lebih labial atau bukal
dari bagian insisal atau oklusal
Kunci IV. Kontak harus baik

 Titik kontak harus rapat (tidak ada space)


Kunci VI. Oklusal olane atau curve of
spee
 Kurva spee : harus tidak mempunyai lebih dari sebuah lengkungan
 Gigi intercuspit yang paling baik Ketika bidang oklusi relative flat
 Kurva spee yang dalam tidak mungkin ada oklusi normal
Kunci VII. Ukuran gigi yang benar

 Bila oklusinya baik, maka ukuran gigi harus benar


Lengkung dental yang abnormal

 Deskrepansi Panjang lengkung :


o Kroding
o Spasing
 Deviasi :
o Agenesi
o Supernumary teeth
Perkembangan oklusi

 Stomatodeum dibentuk pada minggu ke 4 intrauterine


 Odontogenesis dimulai 30-40 hari (dental lamina RA dan RB)
 10 benih gigi deciduous di masing masing rahang 7 minggu intra uterin
 Benih gigi permanen pengganti mulai nampak disebelah lingual gigi sulung
pada 24-30 minggu intra uterin (insisivus, kaninus premolar), 6 bulan post natal
molar kedua, 5 tahun molar ke 3.
 Molar permanen pertama dibentuk di sebelah distal molar sulung umur 16 – 17
minggu intra uterin
 Kalsifikasi gigi deciduous mulai dari insisivus sentral 4 bulan intra uterin
 Kalsifikasi gigi permanen mulai dari molar permanen rahang atas pada waktu
lahir
Perkembangan oklusi

 The baby (primary) teeth begin to erupt around 6 months of age, the mandibular and
maxillary teeth start to occlude with each other. The erupting teeth are held into position by
the cheeks, the tongue, and lips during development. Lower and upper primary teeth will
be correctly aligned and occluding after two years. They continue to develop, with full root
development complete by three years of age. One year after the completion of teeth
development, the jaws continue to grow to form “diastema” which is the spacing found
between some of the teeth. The aforementioned effect is greatest in the front (anterior)
teeth and can be seen by the age of 4 to five years [2]. This spacing allows space the adult
(permanent) teeth to erupt into the correct occlusion and crowding of the permanent
dentition can occur without this spacing.

Anda mungkin juga menyukai