Anda di halaman 1dari 5

 PERKEMBANGAN OKLUSI

 Yustisia Puspitasari drg., Sp.Ort

 Memahami fase gigi geligi dan oklusi

 Pendahuluan

 Oklusi (Singh, 2007)

Kontak fungsional antara gigi-gigi di rahang atas dan rahang bawah.

 Oklusi (Bishara, 2001):

Kontak gigi permanen dengan 2 gigi pada sisi yang berlawanan kecuali insisif pertama RB dan molar
kedua RA

 Oklusi

melibatkan keseluruhan sistem stomatognati, gigi geligi (morfologi dan angulasi), jaringan periodontal,
tulang, TMJ, otot, sistem saraf dan gerakan fungsional rahang (Singh, 2007).

Perkembangan oklusi geligi dibagi dalam beberapa fase:

1. Gum pads stage

2. Primary dentition stage

3. Mixed dentition stage

4. Permanent dentition stage

 1. Gum Pads Stage

 Lengkung alveolar neonatal disebut Gum Pads.

 Berawal dari suatu membran mukus  segmen  masing-masing segmen membentuk daerah
gigi.

 Gum pad berwarna pink dengan konsistensi lunak.

 Gum pad terbagi menjadi sisi labial/bukal dan sisi lingual.

 Gum pad maksila berbentuk tapal kuda menampakkan:

 Gingival groove : memisahkan gum pad dari palatum

 Dental groove: berawal pada papilla insisiva meluas ke belakang, menyentuh


gingival groove di daerah kaninus sulung, bergerak ke lateral, berakhir di daerah
molar sulung

 Lateral sulcus : groove antara kaninus sulung dan regio molar pertama sulung

 Gum pad mandibula berbentuk huruf U, menampakkan:


 Gingival groove : perluasan gum pad ke arah lingual

 Dental groove

 Lateral sulcus

 Gum pad maksila dan mandibula saat lahir

 Hubungan gum pad maksila dan mandibula:

 Bagian anterior tidak kontak, kontak terjadi di regio molar. Lidah mengisi ruangan
kosong. Kontak intermaksiler terjadi pada saat erupsi gigi sulung (self-correction).

 Gum pad maksila terletak lebih ke anterior (prominen).

 Lateral sulcus RB terletak lebih posterior daripada lateral sulcus RA.

 Pergerakan fungsional mandibu-la ke arah vertikal & sedikit arah anteroposterior. Tidak
ada ge-rakan arah lateral.

 2. Primary Dentition Stage

 Fase ini dimulai sejak erupsi insisif sulung rahang bawah dan berakhir saat erupsi molar pertama
permanen (biasanya mulai 6 bulan dan berakhir usia 6 tahun – erupsi gigi sangat bervariasi, bisa
lebih awal/lambat).

 Erupsi geligi sulung secara lengkap + pada usia 2,5 tahun dan berfungsi secara normal.

 Penutupan apeks akar geligi sulung secara keseluruhan biasanya tercapai pada usia 3 tahun.


Tanda-tanda fase geligi sulung yang normal

1. Diastema fisiologis di anterior atau menyeluruh (generalized spacing). Fungsi diastema ini
adalah menyediakan ruang untuk erupsi gigi permanen.

2. primate/simian/anthropoid space: space ini terletak di mesial kaninus sulung RA dan distal
kaninus sulung RB

3. Terdapat overjet dan overbite (OJ 0-4mm, OB biasanya berkurang/sedikit open bite)

4. Inklinasi insisif sulung lebih tegak dibandingkan inklinasi insisif permanen

5. Bentuk lengkung ovoid

6. Straight/flush terminal plane

Diastema fisiologis pada fase gigi sulung

 Klasifikasi relasi molar kedua sulung dalam arah sagital:

1. Flush terminal plane: apabila bagian distal molar kedua sulung maksila dan mandibula terletak
lurus dalam arah vertikal  relasi normal
2. Mesial step : apabila bagian distal molar kedua sulung mandibula terletak lebih mesial terhadap
distal molar kedua sulung maksila

3. Distal step : apabila bagian distal molar kedua sulung mandibula terletak lebih ke distal
dibanding molar kedua sulung maksila

 Urutan erupsi gigi sulung

 I sentral RB – I sentral RA

 I lateral RB – I lateral RA

 Molar pertama RA – molar pertama RB

 Kaninus RA – kaninus RB

 Molar kedua RB – molar kedua RA

 Masa erupsi gigi sulung

A gap-toothed smile

 3. Mixed Dentition Stage

 Disebut juga masa geligi campuran dikarenakan dalam rongga mulut terdapat campuran gigi
sulung dan gigi permanen.

 Merupakan masa peralihan (transitional dentition) atau pergantian dari masa geligi sulung ke
masa geligi permanen (masa gigi pergantian).

 Gigi permanen yang menggantikan gigi sulung disebut : successional teeth, succedaneus teeth,
successor teeth.

 Gigi permanen yang tumbuh di sebelah distal lengkung gigi sulung disebut: accessional teeth,
additional teeth.

 Fase ini terjadi antara usia 6-12 tahun.

 Benih gigi insisif permanen RA dan RB terletak di lingual dan apikal terhadap insisif sulung.

 Benih insisif lateral RA terletak di palatal.

 Benih kaninus permanen kurang lebih terletak segaris dengan kaninus sulung.

 Urutan erupsi gigi permanen:

 Molar pertama berperan penting dalam memb-entuk oklusi pada fase geligi permanen.

 Relasi molar pertama permanen mengikuti relasi sisi distal molar kedua sulung dalam arah
sagital.

 Perubahan posisi anteroposterior gigi molar permanen dapat dilihat pada gambar:

Perubahan relasi molar pertama permanen


(proffit dkk, 2007)

 Leeway space:

Perbedaan jumlah lebar mesiodistal gigi C, M1 dan M2 sulung dengan jumlah lebar mesiodistal gigi C,P1
dan P2 permanen.

RA 0.9 mm/segmen = 1.8 mm total

RB 1.7 mm/segmen = 3.4 mm total (Singh, 2007)

 Early mesial shift (pada gigi sulung dengan diastema fisiologis): pada saat molar pertama
permanen erupsi, pergeseran molar pertama permanen ke arah mesial yang menyebabkan
penutupan primate space.

 Late mesial shift: (pada gigi sulung yang tidak berdiastema): pada saat molar pertama permanen
erupsi, pergeseran molar pertama permanen menggunakan leeway space (setelah molar kedua
sulung tanggal).

“Ugly duckling stage” of development:

 Terjadi apabila insisif sentral RA erupsi tipping (condong/miring) ke distal (distoklinasi) sehingga
terdapat diastema di antara ke dua insisif sentral.

 Pada saat insisif lateral erupsi sebagian diastema akan menutup.

 Pada saat kaninus erupsi , mahkota kaninus akan mempengaruhi akar insisif lateral permanen
atas dan mendorong ke mesial.

 Diastema lebih dari 2 mm akan sulit tertutup secara spontan.

 Fase geligi permanen

 Fase geligi permanen dimulai dengan tanggalnya gigi sulung terakhir sampai dengan semua gigi
permanen tumbuh (tidak termasuk molar ketiga).

 Beberapa yang terlihat pada geligi permanen adalah:

 Pada saat oklusi gigi atas terletak lebih labial dan bukal daripada gigi bawah (fissura luar
rahang atas)

 Insisif lebih proklinasi dan gigi-gigi posterior bukoklinasi

 Semua gigi permanen mempunyai kontak dengan dua gigi antagonis kecuali insisif
sentral bawah dan molar kedua atas.

 Kurva Spee normal (lengkung yang menghubungkan insisal insisif dengan bidang oklusal
molar terakhir RB).

 Overbite + 1/3 dari tinggi mahkota insisif RB overjet 1-3 mm

 Relasi Molar menurut Angle:


 Relasi molar klas I : mesiobukal cusp gigi molar pertama permanen RA terletak di bukal groove
molar pertama permanen RB. Merupakan relasi normal.

 Relasi molar klas II : mesiobukal cusp gigi permanen RA terletak di mesial bukal groove molar
pertama permanen RB.

 Relasi molar klas III : mesiobukal cusp gigi molar pertama permanen RA terletak di distal dari
bukal groove gigi molar pertama permanen RB.

 6 kunci oklusi menurut Andrew

1. Relasi molar klas I.

2. Angulasi mahkota (mesiodistal tip). Semua mahkota gigi condong ke mesial atau mesioklinasi.

3. Inklinasi mahkota : bagian gingival gigi insisif atas terletak lebih lingual daripada bagian insisal.
Untuk gigi selain insisif atas, bagian gingiva terletak lebih labial/bukal daripada bagian insisal
atau oklusal (labiolingual torque).

4. Rotasi : tidak ada gigi rotasi

5. Kontak gigi : rapat, tidak ada space

6. Kurva Spee : datar atau cekung, kedalaman maksimal 1,5 mm.

thank you

Anda mungkin juga menyukai