Anda di halaman 1dari 20

Recurrent Aphthous Stomatitis (RAS)/Stomatitis Aftosa Rekuren Andriani Kemala Sari 1010211015

Definisi
Recurrent Aphthous Stomatitis (RAS) atau Aphthous Stomatitis atau Canker Sore merupakan suatu kelainan yang ditandai dengan berulangnya ulkus dan terbatas pada mukosa rongga mulut pasien tanpa adanya tanda-tanda penyakit lainnya .

Epidemiologi
Dapat diderita oleh semua orang/kosmopolit. Dapat diderita 2-66% pupolasi di dunia. Insidensi > RAS minor
> anak-anak usia < 5 tahun Insidensi setelah usia dekade ke-3

RAS mayor
Onset setelah pubertas

RAS herpetiform
Onset pada usia dekade ke-2 Insidensi & keparahannya meningkat pada dekade ke 3&4, kemudian menurun seiring peningkatan usia

Etiologi & Patogenesis


Belum diketahui pasti Faktor resikonya multifaktorial, yaitu:
Trauma Stres Hormonal Genetik Merokok Alergi Infeksi mikroorganisme (terutama golongan Streptococcus) Faktor imunologi Defisiensi zat besi, as. Folat, vitamin B6 & B12

Klasifikasi
Minor Recurrent Aphthous Stomatitis
Sebagian besar pasien (80%) menderita bentuk minor. Ulkus bulat/oval, dangkal, diameter <5 mm, dan dikelilingi oleh pinggiran yang erimatus. Ulkus cenderung mengenai daerah-daerah nonkeratin (mukosa labial, mukosa bukal, dan dasar mulut). Ulkus biasanya tunggal/berkelompok terdiri atas 4/5 dan sembuh dalam waktu 7-10 hari tanpa meninggalkan jaringan parut.

Mayor Recurrent Aphthous Stomatitis


Diderita oleh 10% dari penderita RAS. Ulkus berdiameter 1-3 cm. Berlangsung selama 4 minggu atau lebih. Dapat terjadi pada bagian mana saja dari mukosa mulut, termasuk daerah-daerah berkeratin. Tanda pernah adanya MaRAS berupa jaringan parut . Pasien dengan ulkus mayor mengalami lesi yang dalam dengan diameter 1-5 cm.

ulser seringkali multiple, terjadi pada palatum lunak, tsucea tonsil, mukosa bibir, mukosa pipi, lidah dan meluas ke gusi cekat. Biasany lesi asimetri dan unilateral. Gambaran ulsernya yaitu ukuran besar, bagian tengah nekrotik dan cekung, tepinya merah meradang.

RAS herpetiformis
Ulserasi herpetiformis sangat jarang 5-10% kasus. Istilah herpetiformis digunakan karena bentuk klinisnya (yang dapat terdiri dari 100 ulser kecil-kecil pada satu waktu) mirip dengan gingivostomatitis herpetik primer. Tetapi virusvirus herpes tidak mempunyai peran etiologi atau dalam setiap bentuk ulserasi aptosa. Erosi-erosi kelabu putih jumlahnya banyak, berukuran sekepala jarum yang membesar, bergabung dan menjadi tidak jelas batasnya. Ukurannya berkisar 1-2 mm.

Gambaran Klinis
Ukuran Ulkus bervariasi 1-30 mm Tertutup selaput kuning keabu-abuan, berbatas tegas, dan dikelilingi pinggiran yang eritematosa dan dapat bertahan untuk beberap hari atau bulan. Karateristik ulser yang sakit terutama terjadi pada mukosa mulut yang tidak berkeratin (mukosa bukal, labial, lateral dan ventral lidah, dasar mulut, palatum lunak dan mukosa orofaring)

Diagnosa
Anamnesa
Penampilan klinis ulser serta riwayat penyakitnya
Sifat lesi (jumlah, ukuran, kekambuhan) Gejala prodromal (sensasi terbakar/terusuk-tusuk pada mukosa) Ulkus muncul 24-48 jam setelah gejala prodromal Nyeri timbul 3-4 hari/sampai terbentuk selaput fibrin yang tebal Sembuh dalam waktu 7-10 hari

Onsetnya pada umur berapa Penyakit lain yang berhubungan (genetik, defisiensi vitamin B6 & B12, SLE, HIV)

Pemeriksaan Fisik
Lokasi ulkus terbatas pada mukosa mulut yang tidak berkeratin (tidak terdapat pada dorsum lidah, gusi, mukosa palatum durum yang berkeratin). Beberapa pasien mengalami limfadenopati submandibular. Demam jarang terjadi KU pasien sehat.

RAS minor
Ulkus dangkal & diameter < 1cm. Ulkus ditutupi oleh pseudomembran kuning keabu-abuan (eksudat yang mengandung fibrin) & dikelilingi oleh halo eritematosa.

RAS mayor
Diameter > 1cm & dalam Ulkus berkelompok dan tepinya tidak rata.

RAS herpetiformis
Ulkus berukuran kecil, berkelompok membentuk area yang luas sehingga berbentuk iregular.

Pemeriksaan Laboratorium
Darah lengkap LED Px kadar zat besi, feritin, folat, vit. B6 & B12 Px Tzanck, kultur virus, biopsi ulkus (untuk menyingkirkan kemungkinan HSV) Px lain seperti patch atau tes sensitivitas (untuk alergi)

Tata Laksana
Farmakologi
Anti inflamasi (prednison, dexametason) Anastesi Lokal (lidocaine) Coating agents (attapulgite: melindungi mukosa) Topikal Imunomodulator (aphthasol: inhibisi pelepasan mediator inflamasi) Imunosupresan (azathioprine: untuk peny. Autoimun/SLE) Obat kumur (chlorhexidine) Antibiotik

Non Farmakologi
Menjaga higienitas mulut. Hindari makanan asin & pedas untuk mencegah rasa sakit akibat iritasi ulkus. Makanan yang meneyebabkan alergi.

Pencegahan
Tidak merokok Menjaga higienitas mulut

Referensi
Medscape Aphthous Stomatitis Patologi Robin Kumar Vol. 2 hal 610

Anda mungkin juga menyukai