Departemen Ilmu Penyakit Mulut, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Prof. Dr. Moestopo
(Beragama)
Correspondence email to: sarah.m@dsn.moestopo.ac.id
ABSTRAK
Pembesaran kelenjar parotis dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti hipertrofi masseter,
sialadenosis, penyakit autoimun, penyakit bawaan, infeksi bakteri/virus, penyakit granulomatosa,
penyakit neoplastik, trauma langsung, penggunaan obat-obatan. Seorang pasien perempuan berusia 48
tahun datang ke klinik RSGM Moestopo dengan keluhan bengkak pada pipi kiri dan kanan sejak 1
bulan yang lalu. Riwayat terdapat gejala demam ringan sebelum terjadi pembengkakan dan bengkak
hilang timbul. Pasien sudah menopause dan memiliki riwayat penyakit DM sejak 1 tahun yang lalu
dan rutin minum obat glimepiride dan neurodex. Pemeriksaan ekstraoral terdapat pembengkakan
dengan batas difus pada kelenjar parotis disebelah depan bawah telinga kanan dan kiri, tampak cuping
telinga kanan dan kiri terangkat. Pada awal kunjungan pembengkakan kelenjar parotis dicurigai
mengarah Mumps dengan salah satu diagnosis banding adalah Sjörgen’s syndrome. Setelah dilakukan
observasi, terdapat keluhan mata dan mulut kering yang dicurigai mengarah Sjörgen’s syndrome dan
dirujuk ke dokter spesialis alergi immunologi serta diberikan terapi simptomatik dan terapi suportif.
Pada kasus ini dokter gigi berperan untuk mengobati keluhan mulut kering dengan pemberian mouth
lubricant serta perlu adanya kerjasama dengan dokter spesialis untuk mendapatkan diagnosis definitf.
Kata kunci: Kelenjar Parotis, Mumps, Diabetes Melitus, Menopause, Sjörgen’s Syndrome
ABSTRACT
Parotid gland enlargement can be caused by several factors such as masseter hypertrophy,
sialadenosis, autoimmune diseases, congenital diseases, bacterial/viral infections, granulomatous
diseases, neoplastic diseases, direct trauma, and drug use. A 48-year-old woman came to the RSGM
FKG UPDM (B) with a chief complaint of swelling on the left and right cheeks since 1 month ago.
There were symptoms of mild fever before swelling and loss of swelling. She has been menopausal
and has a history of DM since 1 year ago and routinely take glimepiride and neurodex drugs. Extraoral
examination, there was swollen with a diffuse limit on the parotid gland next to the lower right and left
ear, the right and left ear lobes were raised. At the initial visit, parotid gland swelling is suspected of
causing mumps with a differential diagnosis of sjörgen's syndrome. After observation, there were
complaints of dry eyes and mouth that were suspected of leading to sjörgen's syndrome and were
referred to immunology allergists and given mouth lubricant therapy. In this case the dentist has the
role to treat dry mouth complaints by giving mouth lubricant and need for cooperation with other
disciplines to get a definitive diagnosis.
Keywords: Parotid Gland, Mumps, Diabetes Mellitus, Menopause, Sjörgen’s Syndrome
terjadi ulserasi mukosa ringan, sensasi terbakar parah dapat menyebabkan kebutaan. Gejala
mulut, dan peningkatan pertumbuhan berlebih dan tanda pada kulit yaitu, kulit kering,
dari jamur. Neuropati sistem otonom juga purpura, fenomena Raynaud6,9.
dapat menyebabkan perubahan sekresi saliva Penegakan diagnosis sjörgen’s
karena aliran saliva dikendalikan oleh jalur syndrome terdapat beberapa hal yang perlu
simpatis dan parasimpatis. Peningkatan diperhatikan. Berdasarkan kriteria diagnosa
insiden dan keparahan karies pada penderita amerika-eropa, sjörgen’s syndrome dapat
DM berkaitan dengan xerostomia, karena
menyebabkan peningkatan kadar glukosa pada
cairan krevikular gingiva dan peningkatan ditegakan bila terdapat 4 dari 6 kriteria
akumulasi dental plak. Selain itu xerostomia (terutama bila histopatologi dan serologi
juga dapat menyebabkan peningkatan positif) atau bila terdapat gejala pada mata
prevalensi dan keparahan dari gingivitis dan atau rongga mulut ditambah 2 dari 4 kriteria9.
preiodontitis7.
Tabel 1. Kriteria diagnosa amerika-eropa
Sjörgen’s Syndrome untuk sjörgen’s syndrome (Scully)
Sjörgen’s syndrome atau autoimmune I. Gejala pada mata
exocrinophaty adalah penyakit autoimun (minimal terdapat 1 dari 3 gejala)
sistemik yang terutama mengenai kelenjar ▪ Mata kering terus menerus selama
eksokrin dengan gejala kering pada mata >3 bulan
(Keratoconjunctivitis Sicca) dan kering pada ▪ Sensasi pasir atau batu kerikil yang
mulut (Xerostomia) oleh karena keruskan rekuren
kelenjar lakrimal dan kelenjar saliva, serta ▪ Perlu menggunakan obat tetes
sering kali menyebabkan gejala kering pada mata >3 kali sehari
hidung, tenggorokan dan vagina5,7,15. II. Gejala pada rongga mulut
Sjörgen’s syndrome lebih sering terjadi (minimal terdapat 1 dari 3 gejala)
pada wanita pra- atau postmenopause, usia 40- ▪ Setiap hari mulut terasa kering > 3
50 tahun (rasio pria:wanita 9:1). Sjörgen’s bulan
syndrome diklasifikasikan menjadi dua, yaitu ▪ Pembengkakan kelenjar saliva
primer dan sekunder. Sjörgen’s syndrome rekuren atau menetap pada orang
primer mengenai kelenjar saliva dan lakrimal dewasa
tanpa disertai penyakit autoimun sistemik lain, ▪ Sering minum untuk membantu
sedangkan sjörgen’s syndrome sekunder menelan makan yang kering
disertai dengan penyakit autoimun laiinya III. Tanda pada mata
seperti rheumatoid athritis, Systemic Lupus ▪ Schirmer <5 mm dalam 5 menit
Erythematosus (SLE), scleroderma, ▪ Rose-bengal score >4 pada
polymyositis, Hashimoto thyroiditis, primary penilaian van Bijsterveld
biliary cirhosis, vasculitis, IV. Histopatologi
cryoglobulinemia6,7. ▪ Fokus score >1 pada LSG
Gejala klinis awal dari sjörgen’s V. Keterlibatan kelenjar saliva
syndrome tidak spesifik, seperti sakit kepala, ▪ Unstimulated whole salivary flow
nyeri sendi serta fenomena Raynaud, hal ini <1,5 mL dalam 15 menit
berlangsung 8-10 tahun dari gejala awal ▪ Sialography: diffuse sialectasis
sampai timbulnya penyakit9. Gambaran utama ▪ Scintigraphy: pengurangan
sjörgen’s syndrome dapat dilihat melalui tanda konsentrasi/penyerapan/ekskresi
dan gejala pada rongga mulut, mata, kulit. VI. Serum autoantibody
Gejala pada rongga mulut yaitu, xerostomia, ▪ SS-A (Ro)
pembengkakan rekuren pada kelenjar parotis, ▪ SS-B (La)
karies gigi, candidiasis, bau mulut. Gejala dan
tanda pada mata yaitu, adanya sensasi benda
Penatalaksanaan sjörgen’s syndrome
asing/pasir pada mata, kesulitan mengeluarkan
berupa terapi simptomatik dan terapai
air mata, intoleran terhadap cahaya
suportif9. Seperti penggunaan saliva buatan,
keratoconjunctivitis sicca; dalam kasus yang
yaitu pilocarpine untuk menstimulasi sekresi postmenopause ada gangguan pada daerah
saliva sehingga mencegah kekeringan, otak seperti Alzheimer's disease20.
penggunaan air mata buatan methyl cellulose Manifestasi oral pada wanita dengan
solution untuk mengurangi kering pada mata. menopause terjadi akibat terjadi kemunduran
Selain itu pemberian topikal fluoride untuk baik pada jaringan keras maupun jaringan
mencegah terjadinya karies gigi dan lunak. Manifestasi dalam rongga mulut
penggunaan chlohexidine 0,2% untuk diantaranya adalah ketidaknyamanan pada
mengurangi pembentukan plak Candida rongga mulut, penurunan sekresi saliva
albicans dapat diberikan nystatin atau periodontitis, burning mouth syndrom,
amphotericin secara topikal5. xerostomia (mulut kering) dan penipisan
mukosa rongga mulut. Xerostomia pada wanita
Menopause dengan menopause disebabkan oleh adanya
Menopause adalah bagian dari periode atrofi kelenjar dan degenerasi dari epitel
transisi perubahan masa produktif ke masa kelenjar saliva, menyebabkan terjadinya
tidak produktif, yaitu merupakan fase terakhir perubahan struktur dan fungsi kelenjar saliva,
dimana perdarahan haid seseorang berhenti sehingga dapat menyebabkan berkurangnya
sama sekali16,17. Hal ini terjadi karena flow saliva. Pada jaringan periodontal,
penurunan hormon estrogen sehingga terjadi menurunnya kadar estrogen pada wanita usia
perubahan sistem hormonal yang lanjut dihubungkan dengan gingivitis,
mempengaruhi vasomotor, psikososial, fisik peningkatan kehilangan tulang alveolar,
dan seksual18. Wanita dikatakan menopause kehilangan perlekatan jaringan periodontal,
bila sudah tidak mendapatkan menstruasi peningkatan keparahan penyakit periodontal
selama 12 bulan secara berurutan atau tidak dan kehilangan gigi16,21.
dan disertai dengan tanda gejala19. Proses
menopause ini dimulai dari fase pramenopause Laporan Kasus
(usia 40-48 tahun), menopause (usia 49-51 Pasien perempuan berusia 48 tahun
tahun), pascamenopause (usia 52-55 tahun)20. datang ke klinik RSGM Moestopo dengan
Menopause sebagai dari proses alamiah keluhan bengkak pada pipi kiri dan kanan
kehidupan seorang perempuan selain sejak 1 bulan yang lalu. Sebelum ada
gangguan siklus haid terdapat gejala dan tanda pembengkakan terdapat gejala demam ringan
dari menopause. Perubahan fisik yang terasa atau tidak enak badan. Awalnya bengkak pada
dan menimbulkan rasa tidak nyaman adalah sisi sebelah kanan, beberapa hari kemudian
adanya semburan panas (hot flushes) dari dada bengkak pada sisi sebelah kiri. Pasien sudah ke
keatas yang sering disusul dengan keringat dokter penyakit dalam dan diberi obat
banyak. Semburan panas ini bisa berlangsung antibiotik, antivirus, analgesik dan setelah
selama beberapa detik sampai 1 jam. ini minum obat bengkak mengecil, namun
merupakan gejala yang paling sering dijumpai. bengkak timbul hilang. Pasien belum pernah
Perubahan dan keluhan lain yang dirasakan mengalami hal ini sebelumnya. Pada saat
lagi seperti berdebar (palpitasi), vertigo, makan/mengunyah tidak terasa sakit, namun
migraine, nafsu seks (libido) menurun, gelisah, pada saat menelan makanan pasien merasa
lekas marah, depresi, susah tidur (insomnia), tidak nyaman seperti ada yang mengganjal dan
rasa kekurangan, rasa kesunyian, ketakutan ada rasa sakit sampai ke telinga serta rasa
keganasan, tidak sabar lagi, rasa lelah kering pada mulut. Pasien mengeluh sakit pada
(fatigue), keropos tulang, nyeri tulang saat dilakukan perabaan pada sisi sebelah
belakang, gangguan sirkulasi darah (miokard kanan. Akhir-akhir ini pasien merasa sulit
infark), hipertensi, kenaikan kadar kolestrol tidur sehingga kurang istirahat. Keluarga dan
darah sehingga terjadi pengerasan pembuluh lingkungan sekitar pasien tidak ada yang
darah (arteriosclerosis terutama sclerosis mengalami hal serupa. Pasien memiliki
koroner), juga berat badan sedikit meningkat riwayat diabetes melitus sejak 1 tahun yang
karena terjadi adipositas (penimbunan lemak) lalu, pasien rutin minum obat (Glimepiride dan
dan penyebaran lemak terutama ditemukan di Neurodex) dan cek gula darah setiap satu
tungkai atas, pinggul, perut bagian bawah dan bulan sekali. Selain itu pasien juga mengalami
lengan atas. Juga dikatakan pada masa menopause.
peningkatan kadar gula darah lebih dari meneruskan terapi suportif berupa imboost
normal. untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Selain karena kondisi sistemik yaitu DM Pasien diinstruksikan untuk kontrol
tipe 2, pembengkakan kelenjar parotis dapat kembali 1 minggu setelah kontrol pertama dan
disebabkan karena penggunaan obat, salah pasien datang 1 minggu setelahnya.
satunya adalah sulfonamide22. Berdasarkan Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan
anamnesis, pasien rutin mengkonsumsi obat klinis masih tampak pembengkakan pada leher
berupa glimepiride dan neurodex. Glimepiride disertai rasa sakit pada telinga hingga kepala.
adalah sulfunilurea generasi ketiga yang Pasien juga mengeluhkan mata dan mulut
digunakan sebagai agen anti hiperglikemik terasa kering, serta mata terasa seperti
untuk terapi oral diabetes mellitus tipe 2, yang berpasir. Dengan kondisi tersebut pasien
mana di dalam obat golongan sulfoniurea dicurigai terdapat sjörgen’s syndrome, karena
terkandung sulfonamide23,24. sjörgen’s syndrome biasanya terjadi pada pada
Perawatan yang diberikan pada pasien wanita pra- atau postmenopause, usia 40-50
ini berupa terapi simptomatik yaitu natrium tahun dimana gambaran utama sjörgen’s
diklofenak 50 mg untuk keluhan bengkak, syndrome dapat dilihat melalui tanda dan
serta terapi suportif yaitu isoprinosine untuk gejala pada rongga mulut, mata, kulit. Gejala
meningkatkan daya tahan tubuh. Namun pada pada rongga mulut yaitu, xerostomia,
kasus ini pasien tidak mendapatkan pembengkakan rekuren pada kelenjar parotis,
isoprinosine sehingga diganti dengan imboost karies gigi, candidiasis, bau mulut. Gejala dan
yang fungsinya serupa, yaitu untuk tanda pada mata yaitu, adanya sensasi benda
meningkatkan daya tahan tubuh. asing/pasir pada mata, kesulitan mengeluarkan
Pasien diinstrukiskan untuk kontrol air mata, intoleran terhadap cahaya
kembali 1 minggu setelah kunjungan awal. keratoconjunctivitis sicca; dalam kasus yang
Pada kontrol pertama pasien 2 bulan setelah parah dapat menyebabkan kebutaan. Gejala
kunjungan pertama. Berdasarkan hasil dan tanda pada kulit yaitu, kulit kering,
pemeriksaan klinis masih tampak purpura, fenomena Raynaud. Namun perlu
pembengkakan pada leher. Berdasarkan pemeriksaan lebih lanjut untuk menegakan
anamnesis, pembengkakan sempat hilang 1 diagnosa sjörgen’s syndrome. Berdasarkan
bulan yang lalu atau 2 minggu setelah kriteria diagnosa amerika-eropa, sjörgen’s
kunjungan pertama, namun pembengkakan syndrome dapat ditegakan bila terdapat 4 dari
muncul kembali 1 bulan setelahnya tanpa 6 kriteria (terutama bila histopatologi dan
disertai demam ataupun gejala prodromal serologi positif) atau bila terdapat gejala pada
lainnya. Hal ini dapat disebabkan karena mata atau rongga mulut ditambah 2 dari 4
karena kontrol glikemik yang buruk atau dapat kriteria6,9. Pada kasus ini, gejala mulut kering
dikatakan pada saat kadar gula darah pasien juga dapat disebabkan karena kondisi
meningkat yang menyebabkan terjadinya menopause pada pasien, dimana gejala mulut
pembengkakan pada kelenjar parotis7. Namun kering atau xerostomia pada wanita dengan
pada saat kontrol pertama tidak melakukan menopause disebabkan oleh adanya atrofi
pemeriksaan kadar gula darah sehingga tidak kelenjar dan degenerasi dari epitel kelenjar
dapat dipastikan penyebab pembengkakan saliva, menyebabkan terjadinya perubahan
karena kontrol glikemik yang buruk atau struktur dan fungsi kelenjar saliva, sehingga
penyebab lainnya. Pasien melakukan dapat menyebabkan berkurangnya flow
pemeriksaan penunjang, yaitu MRI, namun saliva16. Perawatan yang diberikan pada
hasil pemeriksaan tersebut tidak menunjukan pasien, yaitu meneruskan terapi berupa
adanya kelainan (semua jaringan dalam imboost yang masih tersisauntuk
keadaan normal termasuk kelenjar parotis). meningkatkan daya tahan tubuh,
Hal ini disebabkan karena pasien melakukan memperbanyak minum air putih untuk
MRI pada awal bulan januari dimana mengrangi gejala mulut kering, serta
berdasarkan anamensis pada awal bulan memberikan rujukan ke dokter mata untuk
januari pembengkakan hilang sehingga pemeriksaan lebih lanjut mengenai keluhan
pemeriksaan MRI menunjukan hasil normal. mata kering.
Perawatan yang diberikan pada pasien ini yaitu