Anda di halaman 1dari 4

BAB 2 2.1.

STOMATITIS

PATHWAY Kondisi tubuh terganggu (demam, oral higiene (-), stres) Inflamasi rongga mulut Ulkus Sulit menelan & mengunyah Anoreksia Gangguan nutrisi

2.1.1. PATOFISIOLOGI

Stomatitis karena herpes simplex stomatitis (HSV) terjadi sebagai utama atau infeksi tambahan; infeksi tambahan ini adalah sering banyak terjadi. Dua tipe HSV dapat diidentifikasikan : HSV tipe 2 dengan penyebab lesi genital dan HSV tipe 1 dengan respon dari lesi non genital. Awal terjadinya virus merupakan hasil utama dari infeksi HSV biasa disebut stomatitis Herpes Akut. Keseragaman ukuran gelembung frekuensinya lebih banyak terjadi dilidah, palatum dan mukosa bucal dan labial. Gelembung burut terjadi setelah nyeri luka meninggalkan areanya yang mengelilingi sekitar garis tepi erythematous. Lesi ditingkat ini biasa terjadi di luka aphathous. area yang terkena luka 10 sampai 14 hari.

Gelembung mukosa umumnya disertai dengan inflamasi akut gingiva, saat dengan lesi herpes. Karakteristik lidah dengan keputih-putihan dan klien mengatakan adanya bau busuk di pernafasannya. infeksi HSV utama dikarakteristikkan dari gejala yang timbul dari infeksi termasuk kelemasan, panas dan pembesaran dalam limpa.

PAROTITIS LATAR BELAKANG


Parotitis merupakan penyakit infeksi yang pada 30-40 % kasusnya merupakan infeksi asimptomatik. Infeksi ini disebabkan oleh virus RNA untai tunggal negative sense berukuran 100-600 nm, dengan panjang 15000 nukleotida termasuk dalam genus Rubulavirus subfamily Paramyxsovirinae dan family Paramyxoviridae (Sumarmo,2008). Penyebaran virus terjadi dengan kontak langsung, percikan ludah, bahan mentah mungkin dengan urin. Sekarang penyakit ini sering terjadi pada orang dewasa muda sehingga menimbulkan epidemi secara umum. Pada umumnya parotitis epidemika dianggap kurang menular jika dibanding dengan

morbili atau varicela, karena banyak infeksi parotitis epidemika cenderung tidak jelas secara klinis (Warta medika,2009). Dalam perjalanannya parotitis epidemika dapat menimbulkan komplikasi walaupun jarang terjadi. Komplikasi yang terjadi dapat berupa: Meningoencepalitis, artritis, pancreatitis, miokarditis, ooporitis, orchitis, mastitis, dan ketulian. Insidensi parototis epidemika dengan ketulian adalah 1 : 15.000. Meningitis yang terjadi berupa Meningitis aseptik. Insidensi atau komplikasi dari parotitis Meningoencephalitis sekitar 250/100.000 kasus. Sekitar 10% dari kasus ini penderitanya berumur kurang dari 20 tahun. Angka rata-tata kematian akibat parotitis Meningoencephalitis adalah 2%. Kelainan pada mata akibat komplikasi parotitis dapat berupa neutitis opticus, dacryoadenitis, uveokeratitis, scleritis dan trombosis vena central retina. Gangguan pendengaran akibat parotitis epidemika biasanya unilateral, namun dapat pula bilateral. Gangguan ini seringkali bersifat permanen. Parotitis yang tidak ditangani dengan tepat dan segera dapat menimbulkan berbagai komplikasi serius yang akan menambah resiko terjadinya kematian. Maka disebabkan hal tersebut, melalui makalah ini kami memberikan solusi dapat memberikan pengetahuan dan tata cara pencegahan dari penyakit parotitis sehingga skala kejadian penyakit tersebut dapat menurun dan bermanfaat pula bagi perawat yakni mampu melaksanakan asuhan keperawatan atas pasien dengan Parotitis dengan tepat dan benar.

PATHOFISIOLOGI
Pada umumnya penyebaran paramyxovirus sebagai agent penyebab parotitis (terinfeksinya kelenjar parotis) antara lain akibat: 1. 2. 3. 4. Percikan ludah Kontak langsung dengan penderita parotitis lain Muntahan urine

Virus tersebut masuk tubuh bisa melalui hidung atau mulut. Biasanya kelenjar yang terkena adalah kelenjar parotis. Infeksi akut oleh virus mumps pada kelenjar parotis dibuktikan dengan adanya kenaikan titer IgM dan IgG secara bermakna dari serum akut dan serum konvalesens. Semakin banyak penumpukan virus di dalam tubuh sehingga terjadi proliferasi di parotis/epitel traktus respiratorius kemudian terjadi viremia (munculnya virus ke dalam aliran darah) dan selanjutnya virus berdiam di jaringan kelenjar/saraf yang kemudian akan menginfeksi glandula parotid. Keadaan ini disebut parotitis. Akibat terinfeksinya kelenjar parotis maka dalam 1-2 hari akan terjadi demam, anoreksia, sakit kepala dan nyeri otot (Mansjoer, 2000). Kemudian dalam 3 hari terjadilah pembengkakan kelenjar parotis yang mula-mula unilateral kemudian bilateral, disertai nyeri rahang spontan dan sulit menelan. Pada manusia selama fase akut, virus mumps dapat diisoler dari saliva, darah, air seni dan liquor. Pada pankreas kadang-kadang terdapat degenerasi dan nekrosis jaringan.

Parotitis

Percikan ludah, Kontak langsung dengan penderita parotitis lain, Muntahan, Urine
Invasiv (virus) Kelenjar terinfeksi Poliferasi di parotis/epitel traktus respiratorius Viremia (munculnya virus dalam aliran darah)

virus berdiam di jaringan kelenjar/saraf inkubasi 1-2 hari /inflamasi

Demam

Anoreksia

sakit kepala Infasi virus ke selaput otak

Hipertermi

nutrisi kurang dr kebutuhan tubuh Nyeri

Anda mungkin juga menyukai