Anda di halaman 1dari 3

PAROTITIS

A. Definisi
Parotitis adalah peradangan pada kelenjar parotis. Parotis dapat disebabkan oleh
infeksi virus, bakteri, atau kelainan autoimun dengan derajat kelainan yang bervariasi
dari ringan hingga berat. Parotitis yang disebabkan oleh infeksi virus
(paramyxovirus) disebut dengan penyakit gondong (mumps).

B. Epidemiologi dan Faktor Resiko


Parotitis dapat terjadi pada berbagai usia. Parotitis yang disebabkan karena
infeksi virus lebih sering mengenai anak-anak. Perbandingan angka kejadian antara
laki-laki dan wanita sama besarnya.Parotitis bukan merupakan seuatu penyakit
dengan mortalitas dan morbiditas yang tinggi, bahkan parotitis merupakan self-
limiting disease. Faktor resiko terjadinya parotitis antara lain anak berusia 2 – 12
tahun, belum diimunisasi MMR, riwayat kontak dengan pasien parotitis mumps, dan
kondisi imunokompromais.

C. Patogenesis
Parotitis bakterial akut sering didapatkan pada neonatus dan pada orang dengan
penyakit sistemik atau sehabis menjalankan operasi. Faktor predisposisi termasuk:
dehidrasi, malnutrisi, imunosupresi, infeksi gigi, dan iatrogenik. Bakteri menyebar dari
rongga mulut ke kelenjar parotis melalui duktus Stenson. Penyebaran juga dapat secara
hematogen pada neonatus.
Parotitis virus didapatkan karena penularan melalui droplet yang kemudian
berkembang biak di daerah nasofaring dan kelenjar limfonodi regional. Setelah 12
sampai 25 hari terjadi viremia, virus menyebar ke berbagai jaringan seperti meninges,
testis, pankreas dan menimbulkan komplikasi. Parotitis juga dapat terjadi pada orang
dengan imunokompromais atau kelainan autoimun, seperti parotitis HIV, parotitis
punctata autoimun, Sjorgen syndrome.

D. Diagnosis
1. Anamnesis
Keluhan yang dapat dirasakan adalah terasa pembengkakan pada area di depan
telinga hingga rahang bawah secara tiba-tiba disertai nyeri. Nyeri dapat bertambah
saat pasien mengunyah dan pasien mengeluhkan sulitnya menggerakkan wajah
apabila bengkak bertambah besar. Gejala konstitusional yang dirasakan antara
lain: demam, malaise, anoreksia.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum dapat bervariasi dari tampak sakit ringan hingga berat
b. Suhu tubuh meningkat pada kasus parotitis terinfeksi
c. Pada area preaurikuler (lokasi kelenjar parotis), terdapat:
1) Edema
2) Eritema
3) Nyeri tekan (disangkal pada kasus parotitis HIV, tuberkulosis dan autoimun)
4) Pada kasus parotitis bakterial akut, bila dilakukan masase pada bagian
kelenjar dari arah posterior ke anterior, nampak saliva purulen keluar dari
duktus parotis.
3. Pemeriksaan Penunjang
Pada kebanyakan kasus, pemeriksaan penunjang biasanya tidak diperlukan.
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan untuk menentukan etiologi pada kasus
parotitis bakterial atau parotitis akibat penyakit sistemik tertentu, misalnya HIV,
Sjorgen Syndrome, tuberkulosis.

E. Komplikasi
1. Parotitis mumps dapat menimbulkan komplikasi berupa: epididimitis, orkitis, atau
atrofi testis pada laki-laki. Oovaritis dapat terjadi pada permepuan. Miokarditis,
tiroiditis, pankreatitis.
2. Kerusakan permanen kelenjar parotis yang menyebabkan gangguan fungsi sekresi
saliva dan selanjutnya meningkatkan resiko terjadinya infeksi oral atau karies gigi.
3. Parotitis autoimun berhubungan dengan peningkatan insiden limfoma.

F. Tatalaksana
1. Non-medikamentosa
a. Istirahat cukup
b. Hidrasi cukup dan asupan nutisi yang bergizi
2. Medikamentosa
a. Analgetik
b. Antipiretik

REFERENSI

Brook I. (1988). The swollen neck: cervical lymphadenitis, parotitis, thyroiditis, and
infected cysts. Infectious Disease Clinics of North America, 2(1): 221-236.
Centers for Disease Control and Prevention. (2016). Mumps.
https://www.cdc.gov/mumps/ - Diakses tanggal 14 Juni 2017
Fox PC, Ship JA. (2008). Salivary Gland Diseases. Dalam: M. Greenberg, M. Glick &
JA Ship (Editor). Burket's Oral Medicine. Hamilton: BC Decker Inc, pp: 191-
222.
Templer JW. 2017. Parotitis. http://emedicine.medscape.com/article/882461-
overview#a4 – Diakses tanggal 14 Juni2017

Anda mungkin juga menyukai