Anda di halaman 1dari 3

PENANGANAN PAROTITIS

No. Dokumen : 440/ /14/UKP/ /2020

No. Revisi : 01

SOP Tanggal Terbit :

Halaman : 1/3

UPT. PUSKESMAS Rostimor Manik


HUTAGALUNG NIP. 19780107 200604 2026
1.Pengertian Parotitis adalah peradangan pada kelenjar parotis. Parotitis dapat disebabkan oleh
infeksi virus, infeksi bakteri, atau kelainan autoimun, dengan derajat kelainan yang
bervariasi dari ringan hingga berat.

Salah satu infeksi virus pada kelenjar parotis, yaitu parotitis mumps (gondongan)
sering ditemui pada layanan tingkat pertama dan berpotensi menimbulkan epidemi di
komunitas. Dokter di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama dapat berperan
menanggulangi parotitis mumps dengan melakukan diagnosis dan tatalaksana yang
adekuat serta meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap imunisasi, khususnya
MMR.
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penanganan parotitis
3.Kebijakan SK Kapus NO :
4.Referensi KMK 514 tahun 2015 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP
5.Prosedur Alat : stetoskop, tensimeter, kaca mulut, termometer
Bahan : -
6.Langkah- langkah 1. Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
1. Parotitis mumps
a. Pembengkakan pada area di depan telinga hingga rahang bawah
b. Bengkak berlangsung tiba-tiba
c. Rasa nyeri pada area yang bengkak
d. Onset akut, biasanya < 7 hari
e. Gejala konstitusional: malaise, anoreksia, demam
f. Biasanya bilateral, namun dapat pula unilateral

2. Parotitis bakterial akut


a. Pembengkakan pada area di depan telinga hingga rahang bawah
b. Bengkak berlangsung progresif
c. Onset akut, biasanya < 7 hari
d. Demam
e. Rasa nyeri saat mengunyah

3. Parotitis HIV
a. Pembengkakan pada area di depan telinga hingga rahang bawah
b. Tidak disertai rasa nyeri
c. Dapat pula bersifat asimtomatik

4. Parotitis tuberkulosis
a. Pembengkakan pada area di depan telinga hingga rahang bawah
1/1
b. Onset kronik
c. Tidak disertai rasa nyeri
d. Disertai gejala-gejala tuberkulosis lainnya
e. Parotitis autoimun (Sjogren syndrome)
f. Pembengkakan pada area di depan telinga hingga rahang bawah
g. Onset kronik atau rekurens
h. Tidak disertai rasa nyeri
i. Dapat unilateral atau bilateral
j. Gejala-gejala Sjogren syndrome, misalnya mulut kering, mata kering
k. Penyebab parotitis lain telah disingkirkan

2. Faktor Risiko
1. Anak berusia 2–12 tahun merupakan kelompok tersering menderita parotitis
Mumps
2. Belum diimunisasi MMR
3. Pada kasus parotitis mumps, terdapat riwayat adanya penderita yang sama
sebelumnya di sekitar pasien
4. Kondisi imunodefisiensi

3. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)


Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum dapat bervariasi dari tampak sakit ringan hingga berat
2. Suhu meningkat pada kasus parotitis infeksi
3. Pada area preaurikuler (lokasi kelenjar parotis), terdapat:
a. Edema
b. Eritema
c. Nyeri tekan (tidak ada pada kasus parotitis HIV, tuberkulosis, dan
autoimun)
4. Pada kasus parotitis bakterial akut, bila dilakukan masase kelanjar parotis dari
arah posterior ke anterior, nampak saliva purulen keluar dari duktur parotis.

4. Penegakan Diagnostik (Assessment)


- Diagnosis Klinis
Diagnosis parotitis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
- Komplikasi
1. Parotitis mumps dapat menimbulkan komplikasi berupa:
Epididimitis, Orkitis, atau atrofi testis (pada laki-laki), Oovaritis (pada
perempuan), ketulian, Miokarditis, Tiroiditis, Pankreatitis, Ensefalitis,
Neuritis
2. Kerusakan permanen kelenjar parotis yang menyebabkan gangguan fungsi
sekresi saliva dan selanjutnya meningkatkan risiko terjadinya infeksi dan
karies gigi.
3. Parotitis autoimun berhubungan dengan peningkatan insiden limfoma.

5. Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
1/2
1. Parotitis mumps
a. Nonmedikamentosa
• Pasien perlu cukup beristirahat
• Hidrasi yang cukup
• Asupan nutrisi yang bergizi
b. Medikamentosa
Pengobatan bersifat simtomatik (antipiretik, analgetik)
2. Parotitis bakterial akut
a. Nonmedikamentosa
• Pasien perlu cukup beristirahat
• Hidrasi yang cukup
• Asupan nutrisi yang bergizi
b. Medikamentosa
• Antibiotik
• Simtomatik (antipiretik, analgetik)
3. Parotitis akibat penyakit sistemik (HIV, tuberkulosis, Sjogren syndrome)
Tidak dijelaskan dalam bagian ini.

7. Konseling dan Edukasi


1. Penjelasan mengenai diagnosis, penyebab, dan rencana tatalaksana.
2. Penjelasan mengenai pentingnya menjaga kecukupan hidrasi dan higiene oral.
3. Masyarakat perlu mendapatkan informasi yang adekuat mengenai pentingnya
imunisasi MMR untuk mencegah epidemi parotitis mumps.

8. Kriteria Rujukan
1. Parotitis dengan komplikasi
2. Parotitis akibat kelainan sistemik, seperti HIV, tuberkulosis, dan Sjogren
syndrome.

9. Prognosis
1. Ad vitam : Bonam
2. Ad functionam : Bonam
3. Ad sanationam : Bonam
7.Unit terkait - Poli Umum
- Pustu
- Poskesdes

8.Hal-hal yang perlu


diperhatikan
9.Dokumen Terkait Rekam Medik

10.Rekaman Historis
Perubahan
No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan

1/3

Anda mungkin juga menyukai