Anda di halaman 1dari 9

FARINGITIS

No. : 440/115/SOP/Pkm-
Dokumen Cibeuteung/I/2022
No. Revisi : 01
SOP
Tanggal
: 04 Juli 2022
Terbit
Halaman : 1/9

UPT PUSKESMAS dr. HIDAYAH ILMIATI .K


CIBEUTEUNG UDIK NIP : 197909192014122001

1. Pengertian Faringitis adalah peradangan dinding faring yang disebabkan oleh virus,
bakteri, alergi, trauma, iritan, dan lain-lain.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan lagkah-lagkah untuk memberikan kemudahan
dan sebagai acuan bagi praktisi kesehatan (Puskesmas) dalam
penanganan/penatalaksanaan pertama pada Faringitis
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Nomor. /SK/Pkm-Cibeuteung/2022 tentang
Pelayanan Klinis
4. Referensi KEPMENKES RI NOMOR HK.01.07/MENKES/1186/2022 tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama.
5. Alat dan Bahan a. Gown / baju APD
b. Handscoon
c. Masker
d. Safety glasses / kacamata pelindung
e. Stetoskop
f. Senter
g. Lampu kepala
h. Spatula lidah
i. Lidi kapas
j. Blangko Resep
k. Blangko Lab
l. Blanko Rujukan pasien
m. RM
n. Buku Register BP dan Anak

6. Langkah-langkah 1. Petugas memakai APD Level 2 sebelum melakukan pelayanan


2. Pasien dipersilakan masuk ruangan pemeriksaan
3. Petugas melakukan anamnesis, yang tersusun :
a. Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
1. Nyeri tenggorokan, terutama saat menelan
2. Demam
3. Sekret dari hidung
4. Dapat disertai atau tanpa batuk
5. Nyeri kepala
6. Mual, Muntah
7. Rasa lemah pada seluruh tubuh
8. Nafsu makan berkurang

Gejala khas berdasarkan jenisnya, yaitu:


1. Faringitis viral (umumnya oleh Rhinovirus): diawali dengan
gejala rhinitis dan beberapa hari kemudian timbul faringitis.
Gejala lain demam disertai rinorea dan mual.
2. Faringitis bakterial: nyeri kepala hebat, muntah, kadang demam
dengan suhu yang tinggi, jarang disertai batuk, dan seringkali
terdapat pembesaran KGB leher.
3. Faringitis fungal:terutama nyeri tenggorok dan nyeri menelan.
4. Faringitis kronik hiperplastik: mula-mula tenggorok kering, gatal
dan akhirnya batuk yang berdahak.
5. Faringitis kronik atrofi: umumnya tenggorokan kering dan tebal
serta mulut berbau.
6. Faringitis tuberkulosis: nyeri hebat pada faring dan tidak
berespon dengan pengobatan bakterial non spesifik.
7. Bila dicurigai faringitis gonorea atau faringitis luetika,
ditanyakan riwayat hubungan seksual, terutama seks oral.
Faktor Risiko:
1. Usia 3 – 14 tahun.
2. Menurunnya daya tahan tubuh.
3. Konsumsi makanan dapat mengiritasi faring
4. Gizi kurang
5. Iritasi kronik oleh rokok, minum alkohol, makanan, refluks asam
lambung, inhalasi uap yang merangsang mukosa faring.
6. Paparan udara yang dingin.
b. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik
1. Faringitis viral, pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil
hiperemis, eksudat (virus influenza, coxsachievirus,
cytomegalovirus tidak menghasilkan eksudat). Pada
coxsachievirus dapat timbul lesi vesikular di orofaring dan lesi
kulit berupa maculopapular rash.
2. Faringitis bakterial, pada pemeriksaan tampak tonsil membesar,
faring dan tonsil hiperemis dan terdapat eksudat di
permukaannya. Beberapa hari kemudian timbul bercak petechiae
pada palatum dan faring. Kadang ditemukan kelenjar limfa leher
anterior membesar, kenyal dan nyeri pada penekanan.
3. Faringitis fungal, pada pemeriksaan tampak plak putih di
orofaring dan pangkal lidah, sedangkan mukosa faring lainnya
hiperemis.
4. Faringitis kronik hiperplastik, pada pemeriksaan tampak kelenjar
limfa di bawah mukosa faring dan hiperplasia lateral band. Pada
pemeriksaan tampak mukosa dinding posterior tidak rata dan
bergranular (cobble stone).
5. Faringitis kronik atrofi, pada pemeriksaan tampak mukosa faring
ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa
kering.
6. Faringitis tuberkulosis, pada pemeriksaan tampak granuloma
perkejuan pada mukosa faring dan laring.
7. Faringitis luetika tergantung stadium penyakit:
a) Stadium primer
Pada lidah palatum mole, tonsil, dan dinding posterior faring
berbentuk bercak keputihan. Bila infeksi berlanjut timbul
ulkus pada daerah faring seperti ulkus pada genitalia yaitu
tidak nyeri. Juga didapatkan pembesaran kelenjar mandi bula
b) Stadium sekunder
Stadium ini jarang ditemukan. Pada dinding faring terdapat
eritema yang menjalar kearah laring.
c) Stadium tersier
Terdapat guma. Predileksi pada tonsil dan palatum.
Pemeriksaan Penunjang:
1. Pemeriksaan darah lengkap.
2. Pemeriksaan mikroskopik dengan pewarnaan Gram.
3. Pada dugaan adanya infeksi jamur, dapat dilakukan dengan
pemeriksaan mikroskopik swab mukosa faring dengan
pewarnaan KOH.
c. Penegakan Diagnostik (Assessment)
Klasifikasi faringitis:
1. Faringitis Akut
a) Faringitis Viral Dapat disebabkan oleh rinovirus, adenovirus,
Epstein Barr Virus (EBV), virus influenza, coxsachievirus,
cytomegalovirus, dan lain-lain. Pada adenovirus juga
menimbulkan gejala konjungtivitis terutama pada anak.
b) Faringitis Bakterial Infeksi grup Astereptokokus beta
hemolitikus merupakan penyebab faringitis akut pada orang
dewasa (15%) dan pada anak (30%). Faringitis akibat infeksi
bakteri streptokokkus group A dapat diperkirakan dengan
menggunakan Centor criteria, yaitu:
1) Demam
2) Anterior Cervical lymphadenopathy
3) Eksudat tonsil
4) Tidak ada batuk Tiap criteria ini bila dijumpai di beri skor
1. Bila skor 0-1 maka pasien tidak mengalami faringitis
akibat infeksi streptokokkus group A, bila skor 1-3 maka
pasien memiliki kemungkian 40% terinfeksi
streptokokkus group A dan bila skor 4 pasien memiliki
kemungkinan 50% terinfeksi streptokokkus group A
c) Faringitis Fungal Candida dapat tumbuh di mukosa rongga
mulut dan faring.
d) Faringitis Gonorea
Hanya terdapat pada pasien yang melakukan kontak
orogenital
2. Faringitis Kronik
a) Faringitis Kronik Hiperplastik Pada faringitis kronik
hiperplastik terjadi perubahan mukosa dinding posterior
faring.
b) Faringitis Kronik AtrofiFaringitis kronikatrofi sering timbul
bersamaan dengan rhinitis atrofi. Pada rhinitis atrofi, udara
pernafasan tidak diatur suhu serta kelembapannya sehingga
menimbulkan rangsangan serta infeksi pada faring.
3. Faringitis Spesifik
a) Faringitis Tuberkulosis Merupakan proses sekunder dari
tuberculosis paru.
b) Faringitis Luetika Treponema palidum dapat menimbulkan
infeksi di daerah faring, seperti juga penyakit lues di organ
lain. Gambaran klinik tergantung stadium penyakitnya.

Komplikasi:
Tonsilitis, Absesperitonsilar, Absesretrofaringeal, Gangguanfungsi
tuba Eustachius, Otitis media akut, Sinusitis, Laringitis, Epiglotitis,
Meningitis, Glomerulonefritisakut, Demamrematikakut, Septikemia

d. Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan:
1. Istirahat cukup
2. Minum air putih yang cukup
3. Berkumur dengan air yang hangat dan berkumur dengan obat
kumur antiseptic untuk menjaga kebersihan mulut. Pada
faringitis fungal diberikan Nistatin 100.000-400.000 IU, 2 x/hari.
Untuk faringitis kronik hiperplastik terapi local dengan
melakukan kaustik faring dengan memakai zat kimia larutan
Nitras Argentin 25%
4. Untuk infeksi virus, dapat diberikan anti virus Isoprinosine
dengan dosis 60-100mg/kgBB dibagi dalam 4-6 x/hari pada
orang dewasa dan pada anak <5 tahun diberikan 50mg/kgBB
dibagi dalam 4-6 x/hari
5. Untuk faringitis akibat bakteri terutama bila diduga penyebabnya
Streptococcus group A, diberikan antibiotic Amoksisilin 50
mg/kgBB dosis dibagi 3 x/hari selama 10 hari dan pada dewasa
3x500 mg selama 6-10 hari atau Eritromisin 4x500 mg/hari.
6. Pada faringiti sgonorea, dapat diberikan Sefalosporin generasi
ke-3, seperti Seftriakson 2 gr IV/IM single dose.
7. Pada faringitis kronik hiperplastik, penyakit hidung dan sinus
para nasal harus diobati. Pada faringitis kronik atrofi pengobatan
ditujukan pada rhinitis atrofi. Sedangkan, pada faringitis kronik
hiperplastik dilakukan kaustik 1 x/hari selama 3-5 hari.
8. Jika diperlukan dapat diberikan obat batuk antitusif atau
ekspektoran.
9. Analgetik-antipiretik.
10. Selain antibiotik, Kortikosteroid juga diberikan untuk menekan
reaksi inflamasi sehingga mempercepat perbaikan klinis. Steroid
yang diberikan dapat berupa Deksametason 3 x 0,5 mg pada
dewasa selama 3 hari dan pada anak-anak 0,01 mg/kgBB/hari
dibagi dalam 3 x/hari selama 3 hari.

Konseling dan Edukasi Memberi tahu pasien dan keluarga untuk:


1. Menjaga daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makan bergizi
dan olah raga teratur.
2. Berhenti merokok bagi anggota keluarga yang merokok.
3. Menghindari makan makanan yang dapat mengiritasi tenggorok.
4. Selalu menjaga hygiene mulut dan tangan
Kriteria Rujukan:
1. Faringitis luetika .
2. Bila terjadi komplikasi.

1. Waktu dalam melakukan pemeriksaan faringitis 10-15 menit.

7. Diagram Alir (jika


Pasien Masuk :
dibutuhkan)
Melakukan Anamnesa

Pemeriksaan Pemeriksaan
penunjang (Bila
Fisik
Perlu)

Menegakkan diagnosa klinis

Melakukan Therapy

Memberikan RUJUK
Edukasi
(Bila Perlu)

Mengarahkan pasien untuk mengambil


obat ke ruang obat

Selesai

8. Hal-hal yang perlu -


diperhatikan
9. Unit Terkait Pendaftaran
Rekam medis
Pelayanan Umum
Rawat jalan
Ruang Tindakan
10. Dokumen terkait -
No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
11. Rekaman Histori
Diberlakukan
Perubahan
DAFTAR TILIK
FARINGITIS

UPT PUSKESMAS dr. HIDAYAH ILMIATI .K


CIBEUTEUNG UDIK NIP : 197909192014122001

Unit : UPT Puskesmas Cibeuteung Udik


Nama Petugas : Liliana Anggraeni Amd.Keb
No Langkah Kegiatan Ya Tidak
1 Apakah Petugas memakai APD Level 2 sebelum melakukan pelayanan?
2 Apakah petugas menerima rekam medis dari petugas pendaftaran?
3 Apakah Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut?
4 Apakah Petugas mencocokkan identitas pasien dengan Rekam
Medis?
5 Jika ada ketidak sesuaian data apakah petugas mengkonfirmasikan
dengan sub unit pendaftaran?
6 Apakah Petugas melakukan anamnesa keluhan pasien?
7 Apakah Petugas melakukan pemeriksaan penunjang (bila perlu)?
8 Apakah Petugas menegakan diagnosis klinis?
9 Apakah Petugas melakukan therapy?
10 Apakah Petugas memberikan edukasi?
11 Apakah Petugas merujuk (bila perlu)?
12 Apakah Petugas mengarahkan pasien untuk mengambil obat ke
ruang obat?
Jumlah
Compliance Rate (CR)

Pelaksana / auditor

drg. Gema Femina


NIP : 198111142014122001
DAFTAR TILIK
FARINGITIS

UPT PUSKESMAS dr. HIDAYAH ILMIATI .K


CIBEUTEUNG UDIK NIP : 197909192014122001

Unit : UPT Puskesmas Cibeuteung Udik


Nama Petugas : Liliana Anggraeni Amd.Keb
No Langkah Kegiatan Ya Tidak
1 Apakah Petugas memakai APD Level 2 sebelum melakukan pelayanan?
2 Apakah petugas menerima rekam medis dari petugas pendaftaran?
3 Apakah Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut?
4 Apakah Petugas mencocokkan identitas pasien dengan Rekam
Medis?
5 Jika ada ketidak sesuaian data apakah petugas mengkonfirmasikan
dengan sub unit pendaftaran?
6 Apakah Petugas melakukan anamnesa keluhan pasien?
7 Apakah Petugas melakukan pemeriksaan penunjang (bila perlu)?
8 Apakah Petugas menegakan diagnosis klinis?
9 Apakah Petugas melakukan therapy?
10 Apakah Petugas memberikan edukasi?
11 Apakah Petugas merujuk (bila perlu)?
12 Apakah Petugas mengarahkan pasien untuk mengambil obat ke
ruang obat?
Jumlah
Compliance Rate (CR)

Pelaksana / auditor

Nadia Fahmi Silabi, Apt


NIP : 199301172019022006

Anda mungkin juga menyukai