DEFINISI
Faringitis adalah suatu infeksi karena virus atau bakteri pada tenggorokan atau faring
yang disebabkan oleh bakteri penyebab radang tenggorokan serius yaitu
Staphylococcus aureus atau Streptococci (Wijayakusuma, 2006). Sering terjadi ketika
musim penghujan.
Faringitis adalah peradangan pada selaput lendir orofaring. Pada kebanyakan kasus,
penyebabnya adalah infeksi, baik bakteri maupun virus (NCBI)
Kesimpulan : Faringitis adalah suatu infeksi yang terjadi pada selaput lendir orofaring
yang disebabkan karena virus atau bakteri.
EPIDEMIOLOGI
Pada tahun 2010, ada 1.814 juta kunjungan gawat darurat untuk faringitis, 692.000 di
antaranya untuk pasien di bawah usia 15 tahun. Sebagian besar kasus faringitis terjadi pada
anak-anak di bawah usia 5 tahun. Secara global, tingkat faringitis sangat tinggi terutama di
negara-negara di mana antibiotik diresepkan secara berlebihan.
ETIOLOGI
1. Faringitis akut
a. Faringitis bakterial
Infeksi Streptococcus β-hemolytycus Group A merupakan penyebab faringitis
akut pada orang dewasa sebanyak 5%-15% dan pada anak sebanyak 20%-30%
(Shuman et al., 2012).
Faringitis bakterial pada umumnya memiliki gejala seperti nyeri kepala hebat,
muntah, kadang demam dengan suhu yang tiunggi, jarang disertai batuk.
2. Faringitis kronik
a. Faringitis kronik atrofi
Timbul bersamaan dengan rhinitis atrofi. Pada rhinitis atrofi, udara pernapasan
tidak diatur suhu dan kelembapannya sehingga menimbulkan rangsangan serta
infeksi pada faring.
3. Faringitis spesifik
a. Faringitis leutika
Treponema palidum dapat menimbulkan infeksi di daerah faring seperti
penyakit lues di organ lain. Gambaran klinik tergantung dengan stadium
penyakitnya (KEMENKES RI, 2013).
FAKTOIR RESIKO
1. Bersin
2. Demam streptococcus beta hemolitikus group A
3. Nyeri tenggorokan
4. Nyeri saat menelan karena luka di tenggorokan
5. Adenopati cervical
6. Malaise
7. Mual
8. Batuk karna virus
9. Rinorea karena virus
10. Sakit kepala karena virus Epstein-Barr
11. Untuk faringitis yang khusus disebabkan oleh S. Pyogenes gejala yang muncul yaitu :
a. Demam
b. Nyeri tenggorokan
c. Tonsilitis eksudat
d. Adenopati cervical anterior
e. Sakit kepala
f. Nyeri abdomen
g. Muntah
h. Malaise
i. Anoreksia
j. Urtikaria
Gejala faringitis juga dapat menjadi bagian dari kompleks gejala penyakit serius lainnya,
termasuk abses peritonsillar, abses retropharyngeal, epiglottitis, dan penyakit Kawasaki.
DIAGNOSIS
a. Anamnesis : gejala yang disebutkan dapat seperti yang ada pada gejala.
Faringitis akibat infeksi bakteri Streptococcus Group A dapat diperkirakan
menggunakan Centor criteria yaitu :
b. Demam
c.Anterior cervical lymphadenopathy
d. Eksudat tonsil
e.Tidak ada batuk
Tiap kriteria ini bila dijumpai diberi skor 1. Bila skor 0-1 maka pasien tidak
mengalami faringitis akibat infeksi Group A, bila skor 1-3 pasien memiliki
kemungkinan 40% terinfeksi Group A dan bila skor 4 pasien memiliki
kemungkinan 50% terinfeksi Group A.
2. Pemeriksaan fisik :
a. Inspeksi bagian tenggorokan : apakah ada bercak putih atau abu-abu,
pembengkakan, kemerahan.
b. Palpasi bagian leher : untuk mengetahui apakah ada pembengkakan kelenjar
getah bening
3. Pemeriksaan penunjang :
a. Gold standard dari menentukan penyebab faingitis adalah dengan melakukan
kultur apusan tenggorokan, tetapi kelemahannya adalah biaya yang mahal dan
memerlukan waktu untuk mengetahui hasilnya antara 1-2 hari. Sensitivitasnya
bervariasi dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor ini termasuk
beban bakteri, tempat pengumpulan (permukaan tonsil paling baik), media
kultur, dan atmosfer kultur.
b. Penentuan lainnya dapat juga dengan tes laboratorium menggunakan Rapid
Antigen Detection Test (RADT) yang hasilnya dapat diketahui setelah 5-10
menit pemeriksaan. Tes deteksi antigen cepat (RADT) sangat spesifik untuk
streptokokus beta-hemolitik Grup A, tetapi sensitivitasnya sangat bervariasi,
dari sekitar 70% hingga 90%. Jika tesnya positif, pengobatan harus dimulai.
Jika hasilnya negatif, terutama pada anak-anak, biakan tenggorokan harus
diperoleh dan harus dibarengi dengan pengobatan.
c. Tes darah : apabila dokter mencurigai penyebab lain dari faringitis. Tes ini
dapat menentukan apakah memiliki penyebab dari mononucleosis.
Pemeriksaand arah lengkap dapat dilakukan untuk menentukan apakah
memiliki jenis infeksi lainnya.
d. Rontgen dada tidak diperlukan untuk kasus rutin. Jika diduga terjadi gangguan
jalan napas, harus dilakukan rontgen leher lateral.
e. CT scan dapat membantu mengidentifikasi abses peritonsillar.
KOMPLIKASI
1. Epiglottitis
2. Otitis media
3. Mastoiditis
4. Sinusitis
6. Post-streptococcal glomerulonephritis
TATA LAKSANA
1. Farmakologi
a. Bakteri
i. Antibiotik = penisilin (pilihan pertama karena efektivitas dan
keamanannya sudah terbukti, spektrumnya sempit, harganya
terjangkau), golongan makrolida (lini kedua) contohnya , eritromisin
dengan lama terapi 10 hari atau dengan azitromisin dengan lama terapi
hanya 5 hari, sefalosporin (pasien dengan alergi penisilin ringan),
amoksilin (untuk anak).
Lama terapi antibiotik oral rata-rata 10 hari. Sangat penting untuk
menghabiskan semua antibiotik yang diresepkan untuk menghindari
infeksi kambuh atau memburuk.
Antibiotik dapat mempersingkat durasi gejala hingga 16 hingga 24 jam
dan mencegah demam rematik.
b. Virus
Pengobatan hanya diperlukan untuk membantu meringankan gejala, karena
pada dasarnya virus bersifat self limited saitu akan sembuh dengan sendirinya
jika kekebalan tubuh kita baik.
DIAGNOSIS BANDING
PROGNOSIS
Kematian akibat faringitis jarang terjadi tetapi dapat terjadi jika jalan napas terganggu.
Sebagian besar kasus faringitis sembuh dalam 7 hingga 10 hari. Kegagalan pengobatan
biasanya karena resistensi antibiotik, pasien yang tidak patuh, dan kontak dekat yang tidak
diobati.
DAFTAR PUSTAKA FARINGITIS
Website PDPI
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK519550/
http://repository.ump.ac.id/1408/3/BAB%20II_WIDODO%20PURWO
%20ADILISNO_FARMASI%2716.pdf
http://rsud.pacitankab.go.id/wp-content/uploads/2019/08/Leaflet-THT-2019.pdf
LARINGITIS
DEFINISI
Laringitis adalah suatu kondisi dimana pita suara membengkak sehingga suara menjadi serak
(ciri-ciri dari pasien yang menderita laringitis adalah suara menjadi serak). Laringitis
biasanya hilang dalam waktu 2-3 minggu, namun penyakit ini dapat bertahan lebih lama,
sehingga disebut dengan laringitis kronis, yaitu laringitis yang membutuhkan waktu lebih
lama untuk sembuh, juga tergantung penyebabnya. Sedangkan untuk laringitis akut seringkali
merupakan kondisi ringan dan dapat sembuh sendiri yang biasanya berlangsung selama 3
hingga 7 hari. Penyakit ini pada umumnya merupakan kelanjutan dari infeksi saluran
pernapasan atas yaitu rinofaringitis akut.
EPIDEMIOLOGI
Laringitis akut dapat menyerang pasien dari segala usia, meskipun lebih sering terjadi pada
populasi orang dewasa, biasanya menyerang individu berusia 18 hingga 40 tahun, meskipun
dapat terlihat pada anak-anak berusia tiga tahun.
ETIOLOGI
1. Non-infeksius
o Terlalu banyak menggunakan suara (menyanyi atau berteriak)
o Reaksi alergi misalnya terhadap debu dan asap
o Bronkitis
o Gastroesophageal refluks disease (GERD) Lebih khusus lagi GERD ekstra
esofagus, disebut refluks laringofaring (LPR), merupakan penyebab yang
sangat umum dari gejala suara dan radang tenggorokan
o Trauma
o Bahan kimia dan stimulator
o Pneumonia
o Mengkonsumsi alkohol berlebih
2. Infeksius
o Virus
Influenza tipe A dan B
Parainfluenza (tipe 1, 2, 3) paling umum adalah parainfluenza 1
Rhinovirus
Adenovirus
Herpes smplex virus
o Bakteri
Corynebacterium diptheria
Bordetella pertusis
Moraxella catarrhalis
Neisseria gonorrhea
KLASIFIKASI
1. Laringitis virus
a. Laringotrakeitis virus (Croup)
b. Laringitis virus
c. Herpes simplex virus
2. Laringitis bakterialis
a. Supraglosititis bakteriais (Epiglotitis)
b. Laringitis difteri
FAKTOR RESIKO
GEJALA KLINIS
1. Suara menjadi lebih berat dan serak, bahkan hilang
2. Demam
3. Batuk kering
4. Sakit tenggorokan
5. Tenggorokan kering atau gatal
6. Pembesaran kelenjar getah bening
7. Pada anak :
o Demam di ats 38
o Sulit makan atau minum
8. Pada anak yang terdapat obstruksi jalan napas
o Gelisah
o Sesak bertambah berat dengan sianosis
o Retraksi suprasternal dan epigastrium
o Air hunger
DIAGNOSIS
1. Anamnesis : kemungkinan didapati gejala-gejala yang sama seperti pada gejala klinis,
jangan lupa untuk memperhatikan bagaimana status kekebalan, status imunisasi,
alergi dan riwayat perjalanan, juga riwayat patologi perancu seperti GERD.
2. Pemeriksaan fisik :
o Pasien dengan suara serak lebih dari 1 bulan (khuisusnya perokok)
membutuhkan pemeriksaan telinga, hidung, dan tenggorokan
3. Pemeriksaan penunjang :
o Laringoskopi (indirek dan direk)
Menggunakan cahaya dan cermin kecil untuk melihat ke bagian belakang
tenggorokan. Dokter juga dapat menggunakan prosedur laringoskopi serat
optik, dimana sebuah tabung tipis yang fleksibel (endoskopi) dengan kamera
kecil dan cahaya akan dimasukkan melalui hidung atau mulut ke bagian
belakang tenggorokan.
Yang akan ditemukan adalah :
Mukosa laring edema
Hiperemis pada bagian bswah pita suara
o Biopsi
Dilakukan untuk pengambilan sampel jaringan yang akan diperiksa lebih
lanjut di laboratorium.
o Foto rontgent leher AP dan foto soft tissue lateral
PATOFISIOLOGI
TATA LAKSANA
DIAGNOSIS BANDING
1. Neoplasma
2. Epiglotitis
3. Radang tenggorokan alergi knonis
4. Radang tenggorokan refluks
5. Disfonia spasmodik
PROGNOSIS
Sering kali merupakan kondisi yang sembuh sendiri sehingga membawa prognosis yang baik.
Untuk penderita laringitis akut umumnya baik dan pemulihannya selama satu minggu.
Lamanya rawat inap dan tingkat mortalitas untuk kasus obstruksi saluran pernapasan atas
akan bertambah jika infeksi meluas dan melibatkan saluran pernapasan yang lebih besar,
kecuali pada epiglotitis.
DAFTAR PUSTAKA LARINGITIS
Website PDPI
https://www.sehatq.com/penyakit/laringitis
https://slideplayer.info/slide/16110140/
http://klikpdpi.com/index.php?mod=article&sel=7862