Anda di halaman 1dari 5

PAROTITIS

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT PUSKESMAS
DTP SINGAJAYA

Acu Suhendar, SKM


NIP. 19660909 198902 1 001

1. Pengertian Definisi
Parotitis adalah peradangan pada kelenjar parotis. Parotitis dapat disebabkan oleh infeksi
virus, infeksi bakteri, atau kelainan autoimun, dengan derajat kelainan yang bervariasi dari
ringan hingga berat. Salah satu infeksi virus pada kelenjar parotis, yaitu parotitis mumps
(gondongan) sering ditemui pada layanan primer dan berpotensi menimbulkan epidemi di
komunitas. Dokter di pelayanan kesehatan primer dapat berperan menanggulangi parotitis
mumps dengan melakukan diagnosis dan tatalaksana yang adekuat serta meningkatkan
kesadaran masyarakat terhadap imunisasi, khususnya MMR.
Hasil Anamnesis( subjective)

Keluhan
.
1. Parotitis mumps
a. Pembengkakan pada area di depan telinga hingga rahang bawah
b. Bengkak berlangsung tiba-tiba
c. Rasa nyeri pada area yang bengkak
d. Onset akut, biasanya < 7 hari
e. Gejala konstitusional: malaise, anoreksia, demam
f. Biasanya bilateral, namun dapat pula unilateral
2. Parotitis bakterial akut
a. Pembengkakan pada area di depan telinga hingga rahang bawah
b. Bengkak berlangsung progresif
c. Onset akut, biasanya < 7 hari
d. Demam
e. Rasa nyeri saat mengunyah
3. Parotitis HIV
a. Pembengkakan pada area di depan telinga hingga rahang bawah
b. Tidak disertai rasa nyeri
c. Dapat pula bersifat asimtomatik
4. Parotitis tuberkulosis
a. Pembengkakan pada area di depan telinga hingga rahang bawah
b. Onset kronik
c. Tidak disertai rasa nyeri
d. Disertai gejala-gejala tuberkulosis lainnya
5. Parotitis autoimun (Sjogren syndrome)
a. Pembengkakan pada area di depan telinga hingga rahang bawah
b. Onset kronik atau rekurens
c. Tidak disertai rasa nyeri
d. Dapat unilateral atau bilateral
e. Gejala-gejala Sjogren syndrome, misalnya mulut kering, mata kering
f. Penyebab parotitis lain telah disingkirkan

Faktor Risiko.

1. Anak berusia 212 tahun merupakan kelompok tersering menderita parotitis


mumps
2. Belum diimunisasi MMR
3. Pada kasus parotitis mumps, terdapat riwayat adanya penderita yang sama
sebelumnya di sekitar pasien
4. Kondisi imunodefisiensi

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)


Pemeriksaan Fisik:
.
1. Keadaan umum dapat bervariasi dari tampak sakit ringan hingga berat
2. Suhu meningkat pada kasus parotitis infeksi
3. Pada area preaurikuler (lokasi kelenjar parotis), terdapat:
a. Edema
b. Eritema
c. Nyeri tekan (tidak ada pada kasus parotitis HIV, tuberkulosis, dan autoimun)
4. Pada kasus parotitis bakterial akut, bila dilakukan masase kelanjar parotis dari
arah posterior ke anterior, nampak saliva purulen keluar dari duktur parotis.
.

Pemeriksaan Penunjang :
Pada kebanyakan kasus parotitis, pemeriksaan penunjang biasanya tidak
diperlukan. Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan untuk menentukan etiologi
pada kasus parotitis bakterial atau parotitis akibat penyakit sistemik tertentu,
misalnya HIV, Sjogren syndrome, tuberkulosis
Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis klinis
Diagnosis parotitis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Komplikasi
1. Parotitis mumps dapat menimbulkan komplikasi berupa: Epididimitis, Orkitis,
atau atrofi testis (pada laki-laki), Oovaritis (pada perempuan), ketulian, Miokarditis,
Tiroiditis, Pankreatitis, Ensefalitis, Neuritis
2. Kerusakan permanen kelenjar parotis yang menyebabkan gangguan fungsi
sekresi saliva dan selanjutnya meningkatkan risiko terjadinya infeksi dan karies
gigi.
3. Parotitis autoimun berhubungan dengan peningkatan insiden limfoma.

Diagnosis banding :
.
2. Tujuan Prosedur ini dibuat untuk pedoman pengobatan pasien dengan
diagnosa PAROTITIS di tingkat pelayanan dasar/puskesmas oleh
dokter umum
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas DTP Singajaya No. .// KEP/ PKM /
2017 tentang Layanan Kesehatan di UPT Puskesmas DTP
Singajaya.
4. Referensi Fox, P. C. & Ship, J. A., 2008. Salivary Gland Diseases. Dalam: M. Greenberg, M. Glick & J. A.
Ship, penyunt. Burket's Oral Medicine. Hamilton: BC Decker Inc, pp. 191-222. (Fox & Ship,
2008)
5. Prosedur Penatalaksanaan : komprehensif (plan)
Penatalaksanaan
1. Parotitis mumps
a. Nonmedikamentosa
Pasien perlu cukup beristirahat
Hidrasi yang cukup
Asupan nutrisi yang bergizi
b. Medikamentosa
Pengobatan bersifat simtomatik (antipiretik, analgetik)
2. Parotitis bakterial akut
a. Nonmedikamentosa
Pasien perlu cukup beristirahat
Hidrasi yang cukup
Asupan nutrisi yang bergizi
b. Medikamentosa
Antibiotik
Simtomatik (antipiretik, analgetik)
3. Parotitis akibat penyakit sistemik (HIV, tuberkulosis, Sjogren syndrome)

Tidak dijelaskan dalam bagian ini.


Konseling dan edukasi

1. Penjelasan mengenai diagnosis, penyebab, dan rencana tatalaksana.


2. Penjelasan mengenai pentingnya menjaga kecukupan hidrasi dan higiene oral.
3. Masyarakat perlu mendapatkan informasi yang adekuat mengenai pentingnya
imunisasi MMR untuk mencegah epidemi parotitis mumps.
Kriteria Rujukan

1. Parotitis dengan komplikasi


2. Parotitis akibat kelainan sistemik, seperti HIV, tuberkulosis, dan Sjogren
syndrome.

Sarana Prasarana

1. Termometer
2. Kaca mulut

Prognosis

1. Ad vitam : Bonam
2. Ad functionam : Bonam
3. Ad sanationam : Bonam
.
6. Unit Terkait 1. Unit BP Umum
2. Unit Perawatan
3. IGD\

Anda mungkin juga menyukai