No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tgl. Terbit :
PEMERINTAH PUSKESMAS
KABUPATEN Halaman : KESAMIRAN
TEGAL
Tanda Tangan :
Ditetapkan Oleh dr. M. SOKHEKHUN,M.MR
Kepala Puskesmas NIP.197304142014121001
Kesamiran ...................................
a. Demam
Parotitis mumps: akut <7 hari
Parotitis bakterial: akut <7 hari
Parotitis HIV: kronik
Parotitis TB: kronik
Parotitis autoimun: kronik, rekurens (Sjorgen
syndrome)
b. Pembengkakan pada kelenjar parotis mulai dari depan
telinga hingga rahang bawah, bilateral atau unilateral
c. Nyeri terutama saat mengunyah makanan dan mulut
terasa kering.
d. Faktor resiko
- usia 2-12 tahun
- belum imunisasi MMR
- riwayat kontak dengan penderitaparotitis
- kondisi imunodefisiensi
1/3
e. Riwayat penyakit (HIV, gejala lain yang mengarah TB)
2. Dokter melakukan pemeriksaan fisik pasien
a. Demam
b. Pembengkakan kelenjar parotis (preaurikuler)
c. Eritema pada kulit.
d. Nyeri tekan di kelenjar parotis (tidak ada pada parotitis
HIV, TB, autoimun)
e. Terdapat air liur purulen.
3. Dokter menegakkan diagnosa berdasarkan anamnesa dan
pemeriksaan fisik
4. Dokter memasukkan hasil pemeriksaan fisik dan kode
diagnosis ICD-10 B26.x (Mumps) di SIMPUS
5. Dokter membuat resep obat simptomatis sesuai gejala
yang dirasakan
a. Antibiotik: Antibiotik spektrum luas dapat diberikan pada
kasus parotitis bakteri akut yang disebabkan oleh
bakteri. Bila kondisi tidak membaik, segera rujuk ke
layanan sekunder.
b. Simtomatik (analgetik, antipiretik)
6. Dokter memberikan informasi dan edukasi kepada pasien
a.Pasien diberikan pemahaman tentang penyakit,
penularan serta penatalaksanaannya
b.Pasien diberikan pemahaman tentang komplikasinya dan
pentingnya vaksin MMR
7. Dokter memasukkan hasil anamnesis, pemeriksaan,
diagnosis, dan terapi ke SIMPUS dan Pcare.
6. Unit Terkait Ruang Pemeriksaan Umum, MTBS, KIA, R.P. Lansia
2/3