Anda di halaman 1dari 11

NEFROLOGI JANIN

Disusun untuk memenuhi UAS mata kuliah Feto Maternal

Dosen Pengampu : Erna Widyastuti, S.SiT, M.Kes

Disusun oleh :

MASRIAH

P1337424821554

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG

2021/2022

DAFTAR ISI

1
HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 2

C. Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN 3

BAB III PENUTUP 19

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN
2
A. Latar Belakang

Sejak jaman Hippocrates telah diketahui bahwa janin memproduksi

urin. Secara umum diketahui bahwa paling tidak akhir kehamilan, sebagian

besar cairan ketuban diatur oleh produksi urin ginjal janin. Walaupun

plasenta merupakan organ utama pengatur janin, ginjal janin berperan

dalam pengaturan tekanan arteri, homeostatis cariran elektrolit,

keseimbangan asam basa dan sintesa hormonal janin.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas dapat ditetapkan

permasalahan adalah “bagaimana nefrologi pada janin?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari makalah ini adalah untuk mengetahui nefrologi

janin.

2. Tujuan Khusus

a. Dapat memahami pengertian nefrologi janin

b. Dapat memahami pertumbuhan ginjal pada janin

c. Dapat memahami etiologi nefrologi janin

BAB II

PEMBAHASAN

1. Nefrologi Janin

a. Definisi
3
Nefrologi janin atau ginjal janin adalah organ ekskresi. Fungsi

utama ginjal adalah menjaga keseimbangan internal dengan jalan

menjaga komposisi cairan ekstraselular. Untuk melaksanakan hal itu

sejumlah besar cairan difiltrasi di glomerulus dan kemudian diresorbsi

dan disekresikan sepanjang nefron sehingga zat-zat yang berguna

diserap kembali dan sisa-sisa metabolism dikeluarkan sebagai urin,

sedang air ditahan sesuai dengan kebuthan tubuh (Alatas, 2002;

Koleganova 2012).

Ada 2 macam perkembangan system urinarius yaitu:

1) Organogenesis ginjal

2) Maturasi ginjal

b. Pertumbuhan Ginjal

Pertumbuhan ginjal pada janin melalui 3 tahapan :

1) Pronephros

Pada tahapan ini ginjal belum berfungsi. Pasangan-pasangan

tubulus terbentuk untuk membentuk pronephros. Dimulai pada usia

3 minggu dan selesai dalam waktu 2 minggu.

2) Mesonephros

Dimulai dari minggu ke 5 dan selesai pada saat janin berusia 11-12

minggu. Terbentuk 20 pasang glomerulus dan terjadi penebalan

dari dinding tubulus. Pada tahap ini ginjal sudah dapat

memproduksi urin.

3) Metanephros

Pada tahap ini nephrogenesis sangat tergantung dari interaksi

antara uretric bud dengan sel mesenchymal

4
Tubulus telah berfungsi pada waktu janin berusia 9-12 minggu sedang

loop of henle pada minggu ke 14 (heijden, 2012).

c. Etiologi nefron janin

Beberapa dugaan etiologi berkurangnya jumlah nfron :

1) Teori kehidupan

2) Defisiensi Glial cell line

3) Peningkatan apoptosis

4) Penurunan system renin angiotension

5) Peningkatan glukokortikoid

d. Macam-macam kelainan kongenital pada system urogenital

1) Agenesis ginjal adalah keadaan tidak ditemukan jaringan ginjal

pada satu sisi atau keduanya.

a) Agenesis ginjal unilateral

Agenesis ginjal unilateral terjadi karena kegagalan tunas ureter

membentuk ginjal atau blasetama metanefrik pada satu sisi.

b) Agenesis ginjal bilateral

Agenesis bilateral, keadaan dimana sama sekali tidak

didapatkan adanya jaringan ginjal dan dapat berakibat buruk di

kehidupan

2) Hypoplasia ginjal istilah yang digunakan untuk ginjal berukuran

kecil yang terjadi akibat defisiensi perkembangan jumlah atau

ukuran nefron. Ginjal kecil dengan parenkim normal (ginjal “kerdil”)

sering unilateral dan sering kali ditemukan bersama kelainan

kongenital lain.

a) Hiplopasia ginjal unilateral.

5
Walaupun biasanya tidak bergejala selama masa bayi, kelainan

unilateral dikatakan akan mempredisposisipielonefritis kronis

dan hipertensi.

b) Hypoplasia ginjal bilateral

Suatu kelainan yang tidak lazim, biasanya ditandai dengan

kehilangan sejumlah nefron yang secara individual mengalami

hipertrofi.

c) Manifestasi klinis hypoplasia oligonefron adalah gangguan

kemampuan memekatkan urin dengan polyuria, polidipsi dan

serangan dehidrasi.

3) Hipospadia adalah kelainan kongenital yang meatusnya

mempunyai posisi abnormal di sebelah proksimal ujung glans.

Meatus terletak di setiap titik sepanjang uretra dan digolongkan

sebagai koronal, subkoronal, penis, penoskrotal atau perineal. Kulit

depan dorsal tebal/banyak dan terdapat sedikit kulit depan ventral,

yang menyebabkan apa yang dikenal sebagai kerudung prepusial

dorsal. 20 korde ventral sering terjadi. Insiden hipospadia adalah

sekitar 8 dari 1000 kelahiran anak laki-laki. Hipospadia disebabkan

oleh kurangnya fusi lipatan uretra selama perkembangan

embriologi.

4) Hidrokel adalah akumulasi cairan di dalam tunika vaginalis dan

tunika albuginea yang membungkus testis. Apabila jumlah cairan

berubah sesuai dengan waktu, aka nada hubungan dengan rongga

peritoneum. Hidrokel kecil dapat menghilang pada umur 1 tahum,

tetapi hidrokel yang lebih besar seringkali menetap dan

6
memerlukan pengobatan bedah. Hidrokel yang mempunyai

hubungan harus diobati seperti hernia inguinalis indirek.

e. Dua fungsi ginjal

1) Fungsi ekskresi

a) Ekskresi sisa metabolism protein yaitu ureum, kalium, fosfat,

sulfat organic dan asam urat dikeluarkan melalui ginjal. Sedang

sisa metabolism karbohidrat dan lemak yaitu CO2 dan H2O

dikeluarkan melalui kulit dan paru (Kusnadi, 2002; Sitepu,

2018)

b) Regulasi volume cairan tubuh. Mekanisme ini diperantarai oleh

hormone anti diuretic (ADH). Bila tubuh kelebihan cairan maka

terjadi rangsang melalui arteri karotis interna ke osmoreseptor

di hipotalamus anterior, kemudian diteruskan ke hipofisis

posterior sehingga produksi ADH berkurang. Begitu juga

sebaliknya bila kekurangan cairan maka produksi ADH

meningkat (Kusnadi, 2002; Koleganova 2012).

c) Menjaga keseimbangan asam basa

Keseimbangan asam basa diatur oleh paru dan ginjal. Paru

menjaga jumlah H2CO3 dengan mengatur kadar pCO2 dan

ginjal menjaga konsentrasi NaHCO3

2) Fungsi endokrin

a) Eritropoesis

Pada pembentukan sel darah merah diperlukan eritropoetin

yang berasal dari proeritropoetin. Proeritropoetin dibentuk oleh

hati dengan perantaraan zat yang dibentuk oleh ginjal yaitu

7
factor eritropoetik ginjal.

b) Pengatur tekanan darah

Bila terjadi iskemia ginjal karena arteri renalis maka renin akan

mengubah angiotensinogen dalam tubuh menjadi angiotension

I, kemudian diubah oleh enzim konvertase di paru menjadi

angiotension II, sehingga terjadi vasokonstriksi pembuluh darah

perifer dan merangsang kelenjar adrenal memproduksi

aldosterone. Aldosterone bersifat meretasi air dan natrium

sehingga volume darah bertambah. Kombinasi dari keduanya

akan menyebabkan hipertensi.

c) Keseimbangan kalsium dan pospor

Ginjal mempunyai peranan dalam metabolism vitamin D

(kolekalsiferol). Di hati kolekasiferol akan diubah menjadi 25

OH-kolekasiferol/D3 yang kemudian oleh ginjal diubah lagi

menjadi metabolit aktif yaitu 1,25 (OH)2 D3 yang dapat

menyerap kalsium di usus (Alatas, 2002; Patel 2010).

f. Filtrasi Glomerolus

Jumlah filtrasi glomerulus pada janin meningkat seiring dengan

semakin tuanya kehamilan. Namun sebenarnya relative konstan jika

dibandingkan antara berat ginjal dengan berat janinnya yaitu 1,07 ±

0,12ml/menit/kg berat janin.

g. Urin janin

Terjadi peningkatan ekskresi urin yan bersifat tetap antara umur

kehamilan 30-40 minggu dan sesuai dengan berat badan janin.

Produksi urin 9,6±0,9ml/jam pada umur kehamilan 30 minggu,

8
kemudian meningkat sampai 27,3±2,3ml/jam pada 40 minggu.

Berdasarkan berat badan janin, jumlahnya adalah 6-10 ml/kg/jam pada

umur kehamilan 30-40 minggu (Kusnadi, 2002; Shivalingaiah et

al.,2014).

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Nefrologi janin atau ginjal janin adalah organ ekskresi. Fungsi

utama ginjal adalah menjaga keseimbangan internal dengan jalan

menjaga komposisi cairan ekstraselular. Untuk melaksanakan hal itu

sejumlah besar cairan difiltrasi di glomerulus dan kemudian diresorbsi

dan disekresikan sepanjang nefron sehingga zat-zat yang berguna

diserap kembali dan sisa-sisa metabolism dikeluarkan sebagai urin,

sedang air ditahan sesuai dengan kebuthan tubuh

B. Saran

1. Bagi institusi pendidikan agar makalah ini dapat menjadi sumber

pengetahuan referensi dalam proses perkuliahan

2. Makalah ini dapat meningkatkan pengetahuan bagi mahasiswa dan

pembaca untuk meningkatkan pengetahuan dan meningkatkan pelayanan

10
DAFTAR PUSTAKA

Koleganova, N, Piecha, G, Slabiak-Blaz,N, Ritz,E, 2012, Prenatal causes of


kidney diseases, African J Nephrolog, 15(1), pp.9-17

Meinardaniawati, D, Effendi, SH, Rahayuningsih, SE, 2013. Kadar Cystatin-C


Serum Sebagai Penanda Fungsi Ginjal Bayi Prematur, Sari Pediatri, 15(1),
pp.17-22

Patel, U,D. 2010. Fetal origins of renl disparities. Seminar in nephrology, 30(1),
pp.42-50

Resnik R, Creasy RK. Ed. 2014. Intrauterine growth restriction in Maternal fetal
medicine V eds. Elsivier inc Phiadelphia, pp.495-512

Shivalingaiah, N, Sowmya, K, Ananya, R, Kanmani, T.R, Marimuthu, P. 2014.


Fetal kidney as a parameter for determination of gestational age in
pregnancy. Int J Reprod Contracept obstet gynocol, 3(2), pp.424-427

Sitepu, Makmur. 2016. Gangguan fungsi ginjal janin dan neonates pada
pertumbuhan janin terhambat. Disertasi Universitas Sumatera Utara

11

Anda mungkin juga menyukai