menifestasi klinis SLE sangat luas, umumnya pada awal penyakit ditandai dengan gejala
klinis yang tidak spesifik antara lain, lemah, letih, lesu, panas, mual, nafsu makan menurun
dan juga berat badan menurun.
SISTEM MUSKULOSKLETAL
Menifestasi pada musculoskeletal dapat berupa atralgia, gejala ini dijumpai 70%
pasien SLE. Selain atralgia, artritis pada SLE seperti juga pada penyakit reumatik lainnya
yaitu ditandai dengan sendi bengkak dan kemerahan yang kadang disertai efusi jarang
memberikan gambaran frank arthritis, terkadang juga artritisnya menyerupai artritis
rheumatoid, bedanya dengan SLE sifatnya non erosive
SISTEM MUKOKUTANEUS
Menifestasi kulit SLE dikelompokkan menjadi
Kutaneus lupus akut:
Malar rush (butterfly rash) merupakan tanda spesifik SLE, yaitu bentukan ruam pada
kedua pipi yang tidak melebihi lipatan lipatan nasolabial dan ditandai dengan adanya
ruam pada hidung membentukan jembatan yang menyambungkan kedua ruam pipi.
Bentuk lain ruam yaitu : ruam morbili, ruam macula fotosintesis, ruam papulo
dermatitis, ruam bulosa, toksis epidermal nekrolitik. Pada umumnya ruam kutaneus
yang akut ini bersifat fotosintesis jadi ruam biasanya dijumpai pada bagian tubuh
yang terpapar sinar matahari.
Kutaneus Lupus Subakut:
1. papulosquamosa: ditandai dengan ruam kemerahan dan ditutupi kerak
yang bersisik dengan batas yang tegas, bentukan ini dapat seperti ruam
psoriasis dan biasanya terdapat kulit yang sering terpapar sinar matahari
misalnya bahu, leher, panggung dan wajah.
2. Biasanya bentuk ruam simetrikal eritema sentrifagum atau anular eritema,
pityriasis ruam.
Pada umunya lesi subakut ini bersifat fotosensitif dan tidak menimbulkan scaring.
Menifestasi lain dari subakut ini yaitu bias berbentuk hipo maupun hiperpigmentasi.
Menifestasi subakut lupus didiguga ada kaitannya dengan keberadaan antibody Ro.
Pada lesi-lesi ini umunya sembuh tanpa meninggalkan jaringan parut.
Kutaneus kronik
Bentuk yang klasik adalah lupus discoid (koin) ruam ini awalnya berbentuk
bulat sebesar mata uang logam yang bercak kemerahan dengan kerak keromatik pada
permukaannya dan biasanya menimbulkan gatal, bersifat kronik dan recurrent. Ruam-
ruam ini dapat bergabung satu dengan yang lainnya membentuk ruam yang besar,
pada lupus discoid yang kronik pada periode penyembuhan ditandai dnegan adanya
pembentukan jaringan parut dan atropi pada daerah ditengahnya. Yang seringkali
disertai dengan hiperpigmentasi pada tepinya. Lesi discoid ini sering dijumpai pada
daun telinga, leher, lengan, wajah serta kulit kepala yang sering, menimbulkan
kebotakan yang irreversible, menurut lokasinya lesi diskoid ini bisa hanya dijumpai
pada area terbatas tetapi lesi ini bisa menyebar ke seluruh tubuh. Bentuk lain dari
discoid yaitu hiperkromatik atau veruculosa DLE, mokosa DLE, palmar-palmar DLE.
Bentuk lain darik kutaneus kronik : lupus penikulatis/profundus lesi ini sangat
jarang ditemukan sekitar 2% pada penderita. Menifestasinya ditandai dengan adanya
inflamasi pada lapisan bawah dari dermis dan jaringan subkutan. Gambaran kliniknya
berupa nodul yang sangat dalam dan sangat keras, dengan ukuran 1-3 cm dengan
permukaan seperti kulit jeruk.
Non-spesifik kutanes lupus :
Menifestasi kulit yang non spesifik bentuk yang sering dijumpai adalah kutaneus
vasculitis dan ditemukan hamper 70% pasien. Menifestasi vasculitis ini tergantung
pada pembuluh darah yang terkena sehingga mempunyai bentuk yang macam-macam.
Pada umumnya biopsy pada tempat ini leukositklastik vasculitis. Macam dari
vasculitis yang dijumpai antara lain :
A. Uritkaria vasculitis E. ulkus
B. Purpura F. bulosa
C. Splinter hemorrhage g. periungual eritema
D. Nailfold infark H. eritema pada tenar dan hipotenar
Alocopenia akibat kerontokan rambut yang bersifat sementara terkait dengan aktivitas
penyakit biasanya bersifat difus. Kerontokan rambut biasanya dimuali pada garis
rambut depan dan cepat diganti dengan pertumbuhan rambut baru (lupus hair). Pada
kasus SLE yang berat kerontokan rambut pada keadaan tertentu bisamenimbulkan
alopercai yang menetap disebabakan oleh discoid lupus yang meninggalkan jaringan
parut.
Bentuk lainnya bisa dijumpai:
Reynauld syndrome ini akibat adanya vasospasme dan dihubungkan dengan adanya
antibodi anti-U1 RNP. Gejala kliniknya ditandai dengan sianosis pada ujung-ujung
jari tangan atau kaki bila terkena dingin dan berubah menjadi kemerahan bila terkena
panas dan kadang-kadang disertai dengan nyeri.
Pada kuku, menifestasinya dapat berupa nail bed atropi atau telangaktasi pada
kutikula kuku.
Luka mulut (oral ulcers) luka pada mulut yang terdapat pada palatum mole atau
durum, Mukosa pipi, gusi biasanya tidak nyeri.
Angioedema : merupakan kelainan yang jarang dijumpai.
Slerodaktili ditandai dengan adanya sklerotik dan bengkak berwarna kepucatan pada
tangan akibat dari perubahan perubahan kulit kerah bentukan scleroderma. Nodul
mungkin juga dijumpai pada penderita lupus, yang dikaitkan dengan antibody Ro
yang positif. Menifestasi lainnya yaitu perubahan pigmen kulit bisa berbentuk hipo
atau hiper pigmentai terutama pada terpapar sinar matahari.
Menifestasi pada paru
Menifestasi hematologi
Menifestasi kelainan hematologi yang terbanyak adalah bentuk anemia, leukopenia
trombopenia dan antibodai antiphospolipid syndrome. Anemia pada SLE umumnya
anemia karena penyakit kronik, penyebab lain adalah perdarah gastrointestinal karena
pemakaian NSAID atau steroid. Anemia hemolitik autoimun hanya didapatkan 10%
penderita. Mikroangiopati hemolitik biasanya ditandai dengan helmey sel pada hapisan
daeah dengan kadar LDH yang tinggi menifestasiny kliniknya berupa trombopenia.
Leukopenia pada SLE sangat sering dijumpai pada SLE yang aktif jumlah lekositnya
<4500. Lekositosisnya dapat terjadi pada SLE biasanya menandakan infeksi atau
penggunaan steroid dosis tinggi. Trombopenia jumlah trombosisnya <100.000 dijumpai
pada 25-50% pasien neutropenia mungkin juga dijumpai pada SLE uamh aktif. Pada awal
penyakit sering kali ditandai dengan limfopenia.
Klasifikasi Lupus
Lupus erytematosus sistemik (SLE )
Jenis lupus inilah yang paling sering dirujuk masyarakat umum sebagai penyakit
lupus. SLE dapat menyerang jaringan serta organ tubuh mana saja dengan tingkat
gejala yang ringan sampai parah. Gejala SLE dapat datang dengan tiba-tiba atau
berkembang secara perlahan-lahan atau dapat bertahan lama atau bersifat lebih
sementara sebelum akhirnya kambuh lagi.
Banyak yang hanya merasakan beberapa gejala ringan untuk waktu yang lama atau
bahkan tidak sama sekali sebelum tiba-tiba mengalami serangan yang parah. Gejala-
gejala ringan SLE, terutama rasa nyeri Lelah berkepanjangan, dapat menghambat
rutinitas kehidupan. Karena itu para penderita SLE bisa merasakan tertekan, depresi,
dan cemas meski hanya mengalami gejala ringan.
Tetapi kondisi pada zaman sekarang sudah jauh lebih baik. Berkat pengobatan SLE
yang terus berkembang, hamper semua penderita SLE saat ini dapat hidup normal
atau setidaknya mendekati tahap normal. Bantuan dan dukungan dari keluarga, teman,
serta staff medis juga berperan penting dalam membantu penderita SLE dalam
menghadapi penyakit mereka.
Sumber :
http://www.p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/subdit-penyakit-paru-kronik-dan-
gangguan-imunologi/klasifikasi-penyakit-les dipublikasikan pada Minggu, 21 Mei 2017
18.57