PENDAHULUAN
sering pula berhubungan atau menyertai penyakit lain. Purpura adalah lesi
berbentuk makula atau plakat pada kulit dan membrane mukosa, yang tidak
vitamin C (scurvy). Purpura berukuran 0,5-1 cm, disebut petekie jika < 5 mm dan
yang berbahaya. Purpura dapat disebabkan oleh gangguan pada pembuluh darah
selain atas dasar penyebab juga dibedakan apakah kejadiannya disertai atau tanpa
inflamasi; ada pula yang membedakan atas bentuk klinis apakah purpura tersebut
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Purpura adalah ekstravasasi sel darah merah (eritrosit) ke kulit dan selaput
lendir (mukosa) dengan manifestasi berupa makula kemerahan yang tidak hilang
2
2.2 Klasifikasi
autoeritrosit.
c. Fenomena hipersensitivitas dengan oklusi vascular, misalnya: coumarin
fulminans.
2. Purpura dengan inflamasi (vaskulitis)
a. Vaskulitis leukositoklastik (purpura anafilaksis).
b. Krioglobulinemia campuran (vaskulitis neutrofilik).
c. Pitiriasis likenoides et varioliformis akuta (Mucha Haberman).
d. Purpura pigmentosa kronik (vaskulitis limfositik).
e. Purpura infeksiosa (meningokok, gonokok, M. leprae, riketsia).
f. Purpura akibat alergi obat.
didapatkan:
3
Gambar 2.2 Purpura Senilis
kolagen abnormal.
menstruasi.
Terdapat pula pembesaran limpa. Pada anak-anak keadaan akut ini
sering terjadi setelah infeksi virus (50%) dengan jarak antaranya lebih kurang
4
2 minggu. Sedangkan keadaan kronik lebih sering terjadi pada orang dewasa,
berupa ekimosis yang nyeri disertai nodus, timbul pada wanita dengan
5
e. Coumarin Necrosis
Pada bagian tengah ekimosis terdapat bula atau bagian yang nekrosis. Secara
peradangan.
purpura)
dan arteriol, juga terdapat di dalam lumen dan sedikit peradangan di stroma.
6
Untuk mengobati keadaan ini dianjurkan pemberian steroid, dekstran, atau
splenektomi.
g. Purpura Fulminan
gangrenosa. Penyakit ini mula-mula dijumpai oleh Henoch pada tahun 1887,
dan dijumpai pada anak-anak, biasanya menyertai infeksi virus atau bakteri.
disertai panas yang tinggi, malaise dan menggigil. Renjatan dan koma dapat
Friderichsen.
7
2.4 Purpura Dengan Inflamasi (Vaskulitis)
a. Vaskulitis Leukositoklastik (purpura anafilaksis)/ Henoch Schonlein Purpura
Sindrom ini merupakan vaskulitis termediasi IgA pada pembuluh darah kecil
simplex. Bilamana disertai nyeri sendi dinamai Sindrom Schonlein, dan bila
disertai gejala saluran cerna serta saluran kemih disebut Sindrom Henoch.
ulserasi.
10 tahun. Infeksi virus merupakan faktor pencetus, begitu pula infeksi bakteri
dan alergi terhadap makanan, aspirin, zat warna azo, dan benzoat yang
8
Pengobatan dengan kortikosteroid cukup berhasil, analgesik dan
dan mencair lagi pada suhu panas. Ada dua jenis, yaitu krioglobulinemia
9
Gambar 2.8 Vaskulitis Neutrofilik
klinis terdapat erupsi kulit yang luas terutama di badan ditandai degan papul-
degenerasi.
10
Gambar 2.9 Pitiriasis likenoides et varioliformis akuta (PLEVA)
semua golongan umur, tidak terdapat perbedaan jenis kelamin. Lesi ini
tubuh. Mackee (1955) menyatakan ada tiga fase penyakit yaitu fase
diikuti timbulnya titik merah hitam di tepi lesi. Lesi secara perlahan-lahan
11
Gambar 2.10 Purpura Anularis Telangiektoides (MAJOCHI)
anggota badan bagian bawah. Pada umumnya lesi timbul tanpa disertai
pada usia sekitar 40-60 tahun. Lokalisasi dimana saja tetapi tersering di
12
dapat simetris dan menetap, dan mempunyai warna yang bermacam-
ke dorsum pedis dan jari-jari kaki. Pada tungkai banyak terdapat variasi.
yang lebih dalam sampai ke dermis, pada dermis tampak fibrosis, dilatasi
e. Purpura Infeksiosa
Lebih sering terjadi kerusakan vaskular baik langsung atau melalui
13
tersering adalah oleh meningiokok, yang mengakibatkan terjadinya sepsis,
mustard.
2) Obat yang merusak sumsum tulang, misalnya kloramfenikol.
3) Obat yang merusak/menimbulkan trombositopenia, misalnya kina dan
sedermid.
4) Obat-obat lain yang juga dapat menyebabkan purpura antara lain
antimetabolik.
2.5 Diagnosis
inflamasi, kemerahan timbul akibat vasodilatasi lokal yang hilang pada penekanan
reumatologik, traumatik atau kelainan vaskular. Untuk diagnosis purpura ada tiga
informasi mendasar yang perlu digali: 1) Apakah itu purpura? 2) Apakah lesi
14
Manifestasi purpura dapat berupa petekie, purpura, makula, ekimosis,
kontusio, dll. Lesi purpura biasanya merah, biru atau keunguan, dapat pula kuning
dengan aliran darah dan perfusi yang cukup pada kulit. Warna merah terang
darah dan sering terlihat pada lesi perdarahan dan sianosis. Livedo reticlaris
berwarna biru keunguan dengan pola seperti jaring akibat hambatan aliran darah
ke kulit.
15
Gambar 2.12 Alur Diagnosis Purpura
Semakin besar perdarahan semakin mungkin lesi teraba. Pada purpura yang dapat
diraba terjadi edema dan inflamasi. Edema sering disebabkan oleh inflamasi atau
16
2.6 Pemeriksaan Laboratorium Untuk Diagnostik
tersebut adalah:
a. Waktu perdarahan
b. Fragilitas kapiler
c. Waktu pembekuan
d. Waktu retraksi bekuan
e. Jumlah trombosit
f. Prothrombin time (PT)
Adalah waktu yang dibutuhkan plasma untuk membeku setelah
aPTT ditemukan pada defisiensi faktor koagulasi II, V, VIII, IX, X, XI,
ditemukan kelainan pada apusan darah tepi, pemeriksaan sumsum tulang, dan
kelainan sistemik lainnya. Biopsi kulit mempunyai peranan yang penting untuk
menunjang diagnosis.
2.7 Pengobatan
17
Purpura merupakan salah satu gejala klinis yang penyebabnya sangat
Pemberian obat harus secara hati-hati karena obat-obat pun dapat menimbulkan
purpura. Kelainan vaskular sekunder dapat pula terjadi akibat trauma mekanis,
infeksi, penyakit sistemik dan metabolik, toksik dan karsinoma. Dengan demikian
18
BAB III
KESIMPULAN
sel darah merah (eritrosit) ke kulit dan selaput lendir (mukosa), dengan
manifestasi berupa makula kemerahan yang tidak hilang pada penekanan. Pada
dua macam yaitu purpura tanpa inflamasi dan purpura dengan inflamasi.
teliti dan pemeriksaan yang dilakukan ditujukan untuk mengetahui etiologi yang
tepat. Diperlukan investigasi lebih lanjut untuk mencari dasar penyebab keluhan
biopsi kulit. Pemeriksaan laboratorium yang sering digunakan adalah hitung darah
19
DAFTAR PUSTAKA
Aisah, Siti. 2009. “Purpura” dalam Adhi Djuanda, dkk. Ilmu Penyakit Kulit dan
James, W.D., Berger T.G. and Elston D.M. 2011. Andrew’s Diseases of the Skin.
Griffiths, C., Barker, J., Bleiker, T. 2016. Rook’s Textbook of Dermatology, 9th ed.
20