Jantung :
Salah satu alat tubuh yang paling vital
Fungsi : 1. Sebagai pompa
2. Motor penggerak dalam peredaran darah
Kerjanya otonom dikendalikan oleh saraf pusat, diluar kemauan, dan kesadaran
Ventrikel kiri juga memompa darah melalui sistem glomerulus ginjal untuk mengeluarkan air dan limbah
metabolisme.
Stagnasi ventrikel kanan efek di hati dan paru-paru
Hambatan di paru-paru efek di ventrikel kiri dan ventrikel kanan
Hambatan di ginjal efek di ventrikel kiri, umumnya dalam bentuk hypertrofi
Arteriitis :
Ditandai adanya eksudat radang dalam dinding arteri
Sering pada A. mesenterialis anterior pada kuda akibat infestasi larva Strongylus vulgaris, juga
akibat infeksi virus Equine viral arteriitis
Aneurisma
Pembesaran lokal arteri disertai penyempitan lumen (penebalan dinding)
Bagian yang menebal dapat terjadi proses-proses : Degenerasi, Radang, Nekrosa, dan
Perkapuran
Dapat menyebabkan ruptura dari lapisan intima dan media atau seluruh dinding arteri
Jika berjalan lambat pergantian oleh jaringan ikat
Causa : kerusakan-kerusakan akibat penyakit yang disertai degenerasi, peradangan, dan
arteriosclerosis.
Pada manusia sering pada aortitis akibat syphilis
Pada hewan oleh Strongylus vulgaris
Efek aneurisma :
1. Stenosis, Thrombosis infarct
2. Ruptura, Emboli
1
a. Dehydratasi
Gejala Klinis : Muntah-muntah berat, diare, atau pendarahan. Umumnya hewan terlalu lemah
mencapai tempat minum.
b. Anoxemia ringan yang kronis sering pada hewan-hewan di dataran tinggi (O2 tipis)
Leucocytosis
Jumlah leukosit yang berlebihan dalam darah sirkulasi
Pada peradangan dan leukemia
Kebalikannya Leucopenia (Jumlah leukosit kurang dalam darah sirkulasi)
Hemophilia
Kelainan dalam mekanisme pembekuan darah
Darah sulit membeku
SUMSUM TULANG
Yang dimaksud bagian merah dari sumsum tulang pembentuk sel-sel darah
Pada hewan menjelang dewasa bagian ini hanya sedikit saja dari isi rongga tulang, yakni bagian
proksimal dari epifise tulang panjang humerus dan femur, tulang-tulang pipih, seperti costae dan
sternum.
a. Hiperplasia sumsum tulang
Disebut juga hipertrofi menyangkut pula perubahan fungsi sumsum tulang, tandanya :
pertambahan jumlah bagian merah dan berkurangnya bagian putih.
Hiperplasia ini disebut juga hiperplasia myeloid
Ada 2 bentuk hyperplasia, yaitu :
1. Hiperplasia erythroblastic
Ditandai secara mikroskopis terdiri atas sel-sel asal dari eritrosit, yaitu erythroblast
dan normoblast
Hampir pada semua keadaan anemia, kecuali anemia aplastic yang toxic
Pada anemia akibat akibat cacing pita Diphyllobothrium latum, sel megaloblast
bertambah besar disebut Anemia megaloblastik
2. Hiperplasia leucoblastic
2
Bertambah besarnya jumlah sel-sel leukosit muda, terutama sel-sel muda dan
dewasa dari granulosit neutrofil, yaitu myelocyt dan myeloblast
Pada infeksi yang disertai leukositosis dan reaksi pyogenik
Jika penyakit pyogenik berjalan lama, sel-sel myeloid akan kehilangan daya
produksinya maka dalam sumsum tulang hanya terlihat sel-sel erithroblastik dan
sejumlah sel limfoid sehingga keadaan leukositosis berubah menjadi leucopenia
c. Agronulocytosis
Menghilangnya sama sekali granulosit dari darah yang beredar
Sebab dari aplasia total dari leukoblast anemia aplastik mungkin akibat keracunan
Hewan dalam keadaan ini sangat peka terhadap infeksi yang sebenarnya tidak berarti bagi
hewan normal
Secara ringkas :
Hiperplasia : dari sumsum tulang merupakan reaksi untuk menyeimbangi kerusakan-
kerusakan darah yang beredar
Hipoplasia merupakan akibat dari kerusakan dan gangguan pada sumsum tulang oleh
racun atau suatu infeksi yang mengakibatkan defisiensi dan kelainan-kelainan pada darah
yang beredar
KELENJAR LIMFE
a. Lymphadenitis acuta
Pembengkakan akut dari limfoglandula pada penyakit-penyakit akut (septicaemia), seperti :
- anthrax
- pasteurellosis
- pest babi
- erysipelas
Septicaemia bersifat umum, menyebar ke seluruh tubuh seluruh limfoglandula terkena
Pembengkakan akut lokal peradangan infeksius akut di daerah limfoglandula yang
bersangkutan
Makroskopis :
Bengkak infiltrasi sel-sel radang, RES (Reticulo Endothelial System), dan oedema
Konsistensinya empuk
Bidang sayatan mengembung
Basah dan hiperemi/ hemoraghi
Pada infeksi mikroorganisme (bakteri) pyogen, eksudatnya purulent dan sinus-sinusnya
mengandung sel neutrofil.
b. Lymphoid hyperplasia
Dapat terjadi secara lokal atau umum
Akibat reaksi infeksi yang kurang virulen dan berjalan kurang progresif. Misalnya pada kasus :
Distemper anjing
Pneumonitis chronica
Patologi Anatomi (PA)
Sedikit bengkak
3
Keras
Bidang sayatan kering
Tanpa fibrosis dan perkapuran
Histopatologi (HP) : pembengkakan disebabkan proliferasi limfosit
c. Lymphadenitis chronica
Terdapat seperti pada infeksi granulomatous yang spesifik, antara lain : TBC, para-TBC
Pada Brucellosis proliferasi yang difus dan hebat dari sel-sel RES (Reticulo Endothelial
System)
Tipe Hyperemia :
a. Hyperemia Fisiologis
- Peningkatan sirkulasi darah ke lambung dan usus digestion
- Otot atlit yang sedang latihan
- Muka yang merah karena malu (pipi)
- Musim dingin permukaan tubuh yang “dingin” pipi, tangan
b. Hyperemia Patologis
- Semua bentuk hyperemia selain disebut di atas patologis
- Hyperemia hanya merupakan manifestasi dari perubahan sirkulasi darah.
- Bukan merupakan “penyebab / sebab”, tapi sebagai “hasil” dari satu proses patologis.
Contoh Hyperemia :
4
1. Hyperemia aktif akuta yang lokal
- Peningkatan sirkulasi darah di arteriole pada suatu daerah
- Adalah hyperemia akibat peradangan ingat gejala radang : merah, panas, bengkak, & sakit.
- Merah dan panas berkaitan dengan reaksi inflamasi yang akut akibat peningkatan sirkulasi darah
dan volume.
- Peningkatan sirkulasi arteriole membuka “dilatasi” kapiler kecil
- Terkadang dapat dirasa denyut nadi pada daerah yang “merah” karena dilatasi arteriole dan
sirkulasi yang meningkat.
- Respon yang diperantarai secara kimia oleh histamine, bradykinin, dan substansi vasoaktif lainnya
dalam reaksi radang.
Intisari Masalah
PENDARAHAN (HEMORRHAGE)
Keluarnya darah dari pembuluh darah
Jenis : a. hemorrhage by rhexis robeknya pembuluh darah
b. hemorrhage by diapedesis perembesan darah via pembuluh darah
Hematoma : gumpalan darah pada suatu daerah terisolasi akibat pendarahan (akibat injeksi dan trauma)
5
1. Letak :
a. Subkutan / Intramuskular sakit, tapi tidak berbahaya
b. Subdural pada otak sangat berbahaya koma
c. Penamaan tergantung pada lokasi anatomi / ukuran
Hemopericardium
Hemothorax
Hemoperitoneum
Hemarthrosis (persendian)
Hemoptysis (trachea / bronchi)
Epistaxis (mimisan pada hidung)
Petechial (pin-point 1-2 mm)
Ecchymotic (2-3 cm, irregular)
2. Kecepatan penggumpalan darah
3. Volume darah yang hilang
Ketiga faktor diatas menentukan besarnya hematoma.
PEMBESARAN JANTUNG
Sebab :
1. Dilatasi
~ volume lumennya membesar
~ penipisan dinding
~ sering terjadi pada bangkai
~ bisa terjadi pada kedua ventrikel, tapi sering pada ventrikel kanan vena kiri dindingnya lebih tebal,
tahan regangan
~ jantung terlihat membundar dengan apeks tumpul
~ tebal/tipis dinding ditentukan oleh m.papillaris dan trabecula cordis
~ akut bisa terjadi tiba-tiba dan menimbulkan kematian dalam waktu beberapa jam / hari
~ dilatasi akut merupakan klimaks dari beberapa penyakit akut dengan demam tinggi efek toksin
pada otot jantung atau ketebalan jantung, misalnya pada latihan berat dan tiba-tiba.
~ kronis :
terjadi dalam waktu yang cukup lama
biasanya diikuti hipertrofi, edema, dan pembendungan umum
biasanya mengenai ventrikel kiri
2. Hypertrofi
~ pembesaran jantung disertai penebalan jantung m. papillaris dan trabecula cordis
~ dapat terjadi pada ventrikel kiri/kanan atau keduanya
~ sebagai akibat yang berlebihan dari kerja ventrikel yang bersangkutan untuk kompensasi kebutuhan
aliran darah.
~ sebab :
o dalam jantung sendiri stenosis
o insufisiensi (kelemahan) katup jantung
o arteriosclerosis
~ ventrikel kanan disebabkan hambatan pada paru-paru
o fibrosis yang difus
o radang kronis
o pembendungan kronis pasif
o stenosis aorta
~ ventrikel kiri disebabkan :
o Tekanan darah tinggi
o Nephrosclerosis
6
MYOCARDITIS TOXICANS
- Penyebab utama kematian pada penyakit infeksius akut dan keracunan.
- Sebagai akibat kerja toksin dan anoxia
- Gejala hanya dilatasi
- Jika kronis : degenerasi lemak dan nekrosa yang disusul infiltrasi limfosit
- Gejala kematian : lemah jantung, dispnoe, dan pembendungan venous
PERUBAHAN-PERUBAHAN DEGENERATIF
Semua bentuk degenerasi bisa terjadi pada myocard
Cloudy swelling (degenerasi parenkhim) sulit dilihat, kecuali yang sudah lanjut
Serous atrophy sering pada lemak subepicardial sulcus coronarius akibat cachexia dan malnutrisi
Degenerasi hyaline pada serabut otot jantung permulaan nekrotik
Degenerasi lemak tidak terjadi pada otot jantung, adanya lemak di antara serabut otot jantung sering
ditemukan
Melanosis (penimbunan pigmen melanin) dapat juga ditemukan pada permukaan epicard, endocard,
terutama sekitar katup-katup.
Infarct pada myocard : sering pada manusia serangan jantung, tidak lazim pada hewan.
MYOCARDITIS
- Bentuk peradangan otot jantung yang difus dan eksudatif jarang terjadi pada hewan
- Umumnya bersifat lokal dipermukaan endo/epicardium atau sering berupa abses yang terlokalisir
myocard merupakan jaringan otot yang kompak dan keras mikroorganisme sulit menyebar
- Sel istimewa yang hanya ada pada myocarditis sel Anitschow
- Tanda parut berupa bercak-bercak putih dari jaringan ikat : sebagai bekas infark, abses, sarang parasit yang
telah sembuh
Sel Anitschow
- Sitoplasma tidak begitu jelas
- Inti berbentuk elips khas
- Ditengah inti terdapat khromatin hampir sepanjang inti berwarna gelap
- Diameter batang khromatin ± 1/3 diameter inti
- Di kedua belah sisi dari batang kromatin terdapat bagian yang tidak mengambil warna setebal 1/3 diameter
inti
- Sel ini akan lebih jelas terlihat pada potongan memanjang
- Beberapa sel dapat bergerombol sel raksasa
PERICARD
PERICARDITIS
Radang pericard, meliputi permukaan parietal dan visceral dari kantung pericard.
Disertai eksudat pada kantung pericard
Umumnya bersifat infeksius dan eksudatif
Infeksi umumnya terjadi hematogen kecuali pada pericarditis traumatika
Umumnya tidak menyebar keluar karena dinding pericard merupakan barier yang baik
PERICARDITIS TRAUMATIKA
7
Hydropericardium
Akumulasi dari cairan (limfe) dalam rongga pericard
Sifat cairan serous tidak ada peradangan
Causa : segala sesuatu yang menyebabkan edema, terutama edema cardial & nutritional.
Efek : hambatan tidak aliran darah venous
Haemopericardium
Akumulasi darah dalam kantung pericard dan kemudian membeku tamponade jantung (penyerapan)
Efek : seperti hydropericardium mengganggu kerja jantung namun lebih parah
ENDOCARD
Endocarditis peradangan pada endocard jantung
Prosesnya :
J pendamparan trombosit dan penimbunan fibrin
J bekuan makin lama makin besar dan lapisan di dalamnya mengalami organisasi oleh jaringan ikat
thrombus, besarnya bisa beberapa cm dan tidak teratur.
J pertumbuhan gumpalan thrombus vegetasi bentuk mirip kembang kol
J thrombus yang kecil verrucae dan keadaannya disebut endocarditis verricosa atau e. vegetative
Dalam beberapa hal, endocarditis dapat sembuh terbentuk permukaan yang tidak licin yang ditutupi oleh
endotel yang mengalami regenerasi scar (jaringan parut)
Scar, jika di dinding ventrikel atau aurikel tidak akan memberi akibat yang terlampau buruk.
Jika scar di katup (sering terjadi) efek serius dan buruk bagi fungsi jantung
Vegetasi dan verrucae sering pada tepi-tepi katup dan ujung katup.
Efek : - penyumbatan lumen
- merintangi penutupan katup secara sempurna
- perlekatan katup dengan dinding ventrikel
- kerutan-kerutan pada katup
- penurunan fleksibilitas katup
Semua perubahan / efek tersebut menyebabkan stenosis dan insufisiensia katup jantung
Pada anjing sering : endocarditis nodularis chronica katup atrioventrikular yang sedikit menebal dan
berbintik-bintik, tapi aspeknya mengkilat dan tidak berfibrin
Secara klinis tidak menimbulkan gejala
Diduga akibat bekas-bekas endocarditis yang telah sembuh
Menurut statistik lebih sering pada daerah dingin dan ada hubungannya dengan ‘buah pinggang
mengeriput’
8
Causa endocarditis : umumnya infeksi spesifik yang disertai septicaemia
Kuda : Streptococcus equi, Shigella equirulis, Meningococcus
Sapi : Streptococcus, Staphylococcus aureus, Corynebacterium pyogenes
Domba : Streptococcus faecalis
Babi : Erysipelas
2) Stenosis A. pulmonalis :
penyempitan pada A. pulmonalis di dekat pangkalnya oleh jaringan ikat
Efek : Hipertrofi ventrikel kanan, kekasaran dan penebalan dinding dalam A. pulmonalis diatas
penyempitan tersebut.
3) Stenosis subaortik :
terbentuknya cincin jaringan ikat pada ventrikel kiri tepat di bawah katup semilunar
menghambat pemancaran darah keluar ventrikel melalui katupnya akibatnya ventrikel kiri
hipertrofi.
9
7) Tetralogi Fallot :
Suatu gabungan dari beberapa anomali yang terjadi bersamaan
1) kerusakan sekat interventrikular
2) transposisi dari aorta
3) stenosis arteri pulmonalis atau subarteria pulmonalis
4) hypertrofia ventrikel kanan
Pada anak hewan yang bisa hidup akan terdapat ductus arteriosus abadi.
Diduga gabungan anomali ini diawali oleh tidak sempurnanya pembentukan sekat interventrikular.
Efek : cyanosis yang hebat
8) Ectopia cordis :
Seluruh jantung terletak di luar rongga dada, di bawah kulit
Pada manusia (bayi) sejalan dengan defek-defek pada sternum dan jaringan lunak dari thorax
Pada sapi kelainan ini tidak selalu fatal sering ditemui pada klinik-klinik hewan.
ARTERI
Arteriosklerosis
Lebih berarti pada manusia dibanding pada hewan
Arti harafiah : “pengerasan arteri”
10
Semua yang diuraikan adalah pada manusia. Pada hewan telah juga ditemukan kondisi serupa,
antara lain pada : sapi pada negara-negara tropis tertentu seperti : Jamaica, Honduras, Suriname,
Argentina, Hawaii
Secara klinis terlihat tanda-tanda :
a) Emaciatio yang progresif
b) Kejang persendian
c) Kelemahan
d) Gangguan sirkulasi
Secara Patologi Anatomi :
a) pengapuran
b) sclerosis dari lapisan media dan intima pada pembuluh darah besar dan sedang
c) pengapuran pada jaringan ikat elastic di paru-paru
d) pengapuran ini disertai : emphysema dan pertulangan
11
Skema Rangkaian Proses pada Hipertrofi dan Kegagalan Jantung
↑ Cardiac Work
↑ Wall Stress
Cell Stretch
12