Anda di halaman 1dari 13

LIMPA

Oleh
Gilang Nugraha, S. Si
Anatomi dan Sirkulasi Limpa
• Limpa berada di bawah margo kostalis.
• Berat normal 50-250 g.
• Panjang 5 dan 13 cm.
Anatomi dan Sirkulasi Limpa
• Darah masuk ke limpa melalui arteri splenica yang
kemudian terbagi menjadi arteri trabekuler yang
menembus organ dan menjadi arteri sentral.
• Sebagian besar arteriol berakir pada korda-korda
dan membentuk sistem peredaran darah terbuka.
• Darah akan masuk kembali melalui sinus-sinus
menuju vena splencila.
• Korda-korda dan sinus-sinus membentuk pulpa
merah (75%) yang berfungsi dalam pemantauan
integritas eritrosit.
Skema sirkulasi dara limpa
Anatomi dan Sirkulasi Limpa

• Arteriol sentral dikelilingi oleh inti jaringan limfatik yang


dikenal sebagai pulpa putih.
• Periarterioral ylmphatic sheath (PALS) berada pada arteriole
(zona T).
• Folikel sel-B terletak berdekatan dengan PALS dan dikelilingi
oleh zona marginal dan zona perifolikular.
• Limfosit berpindah ke pulpa putih
dari sinus (pulpa merah) atau dari
pembuluh darah yang berakhir
pada zona marginal atau zona
perifolikular.
• Terdapat dua sirkulasi darah pada
limpa, yaitu sirkulasi cepat (1-2
menit) dan sirkulasi lambat (30-60
menit).
Fungsi Limpa
Limpa berfungsi sebagai penyaring darah yang
terbesar di dalam tubuh dan beberapa fungsi yang
lain berasal dari fungsi tersebut.
• Kontrol teradap integritas eritrosit
Berfungsi dalam mengawasi kualitas eritrosit. Eritrosit
abnormal, fleksibelitas membran eritrosit, hipoksia pada
pulpa merah dan plasma kental pada korda dan eritrosit
tersebut akan tertahan di sinus kemudian akan difaggosit
oleh makorfag.
• Fungsi imun
Antigen dalam darah akan tersaring dan masuk pulpa
putih. Makrofag dan sel dendrit mengawali respn imun
dengan mempresentasikan antigen pada sel B dan sel T
untuk mengawali respon imun spesifik.
Hemopoiesis Ekstramedular
• Limpa menjadi organ hemopoesis pada masa fetus
3-7 bulan tetapi tidak berlanjut pada saat dewasa.
• Hematoopoesis dapat berlangsung kembali pada
keedua organ tersebut yang disebut dengan
hemopoiesis ekstramedular.
• Kondisi tersebut akan terjadi pada keadaan
mielofibrosis primer, hemolitik kronik berat dan
anemia megaloblasstik.
• Hemopoesis dapat terjadi akibat reaktivasi dari sel
punca yang tertinggal di limpa atau kembalinya sel
punca dari sumsum tulang ke limpa.
Splenomegali
• Splenomegali adalah pembesaran limpayang dapat
disebabkan oleh :

Leukemia mieloid kronik Infeksi Akut


Leukemia limfositik kronik Septisemia
Leukemia akut Endokarditis bakterialis
Limfoma Tifoid
Mielofibrosis primer Mononukleosis infeksiosa
Polisitemia vera Infeksi Kroniik
Leukemia sel rabut Tuberkulosis
Talasemia mayor atau menengah Brusellosis
Anemia sel sabit Sifilis
Anemia hemolitik Malaria
Anemia megaloblastik Leshmaniasis
Skistosomiasis
Hipertensi Porta Sarkoidosis
Sirosis Amiloiddosis
Trombosis Penyakit kolagen
Mastosistosis sistemik
Splenomegali
Hipersplenisme
• Dalam keadaan normal, hanya sekitar 5% (30-70
mL) dari jumlah eritrosit berada di limpa dan 30%
jumlah trombosit.
• Pada pembesaran limpa, proporsi sel hematopoetik
dalam organ ini meningkat hingga mencapai 40%
jumlah eritrosit dan 90 % jumlah trombosit.
• Hipersplenisme adalah sindrom klinis yang terlibat
akibat berbagai peyebab splenomegali.
• Hipersplenisme ditandai adanya pembesaran
limpa dan berkurangnya satu galur sel di darah
dengan fungsi sumsum tulang normal.
Hiposplenisme
• Ditemukannya badan Howell-Jolly atau badan
Pappenheimer pada eritrosit melalui pemeriksaan
SADT.
• Kasus tersering terjadi operasi pengangkutan limpa
atau terjadi pada anemia sel sabit, enteropati,
inflamasi saluran cerna dan trombosis arteri limpa.
Splenektomi
• Operasi pengangkatan limpa.
• Hitung jumlah trombosit dapat meningkat pada
periode awal operasi (1000 x 109/L), puncak
peningkatan pada minggu ke-1 sampai ke-2.
• Perubahan jangka panjang pada hitung darah tepi
dapat terlihat juga termasuk trombositosis,
limfositosis dan monositosis.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai