Oleh:
NIM. 1930912310045
Pembimbing:
Data World Health Organization (WHO) diperkirakan usia 15-49 tahun yang hidup
dengan infeksi HSV-2 di seluruh dunia pada tahun 2003 sejumlah 536 juta. Wanita lebih
banyak yang terinfeksi dibanding pria, dengan perkiraan 315 jutawanita yang terinfeksi
dibandingkan dengan 221 juta pria yang terinfeksi. Jumlah yang terinfeksi meningkat
sebanding dengan usia terbanyak pada 25-39 tahun. Sedangkan, jumlah infeksi HSV-2 baru
pada kelompok usia 15-49 tahun di seluruh dunia pada tahun 2003 sejumlah 236 juta, di
antaranya 12,8 juta adalah wanita dan 10,8 juta adalah pria. 2
Cara penularan herpes genitalis diperlukan kontak langsung dengan jaringan atau sekret
dari penderita infeksi HSV. Kebanyakan infeksi pada alat genital didapatkan dari partner
dengan infeksi sub klinis. Pasangan yang aktif secara seksual dan sama-sama terinfeksi HSV
tidak akan mengalami reinfeksi satu sama lain. Belum ada bukti penelitian bahwa HSV dapat
menular melalui fomites, penggunaan pakaian atau handuk secara bersama ataupun dari
lingkungan. Penularan perinatal kepada bayi baru lahir dapat terjadi, terutama jika infeksi baru
terjadi pada kehamilan trimester akhir melalui plasenta virus dapat sampai ke sirkulasi fetal
dengan angka mortalitas 60% dan separuh yang hidup menderita cacat neurologik atau kelainan
pada mata.1 HSV memiliki kemampuan untuk menyerang dan melakukan replikasi di dalam
jaringan saraf, kemudian virus tersebut memasuki masa laten di dalam jaringan saraf, terutama
di ganglia trigeminal untuk HSV-1, dan pada ganglia sacralis untuk HSV-2. Akhirnya, virus
laten tersebut melakukan reaktivasi dan bereplikasi sehingga menyebabkan penyakit pada
kulit.3
Manifestasi klinis berbeda tergantung fase perjalanan penyakit. Pada herpes genitalis
HG) terdapat beberapa episode yaitu (1) herpes genitalis episode pertama lesi primer yang
ditandai dengan vesikel atau erosi atau ulkus dangkal berkelompok, dengan dasar eritematosa,
disertai rasa nyeri. Penderita lebih sering datang dengan lesi berupa ulkus dangkal multipel
atau berkrusta . Dapat disertai disuria, dapat disertai duh tubuh vagina atau uretra, dapat
disertai keluhan sistemik, demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri dan pembengkakan kelenjar
getah bening inguinal, keluhan neuropati (retensi urin, konstipasi, parestesi). Pembentukan
lesi baru masih berlangsung selama 10 hari dan lesi dapat berlangsung selama 12-21 hari. 6-8
(2) Herpes genitalis episode pertama lesi non primer yang ditandai dengan gambaran lesi sama
seperti HG episode pertama primer, umumnya lesi lebih sedikit dan lebih ringan dibandingkan
infeksi primer. Lesi yang tidak diobati dapat berlangsung 10-14 hari. Jarang disertai duh tubuh
genital atau disuria, keluhan sistemik, dan neuropati. (3) HG rekuren ditandai dengan lesi lebih
sedikit dan lebih ringan, bersifat lokal, unilateral. Kelainan berlangsung lebih singkat dan
dapat menghilang dalam waktu 5 hari . Dapat didahului oleh keluhan parestesi 1-2 hari sebelum
timbul lesi. Umumnya mengenai daerah yang sama dapat di penis, vulva, anus, atau bokong.
Riwayat pernah berulang.4,5,6
Pemeriksaan penunjang untuk membantu diagnosis herpes genitalis antara lain Tzank
dengan pewarnaan giemsa, pap smear dapat ditemukan sel datia berinti banyakdan badan
inklusi intranuklear, pewarnaan gram. Deteksi DNA HSV dengan PCR, deteksi antigen HSV
secara enzyme immunoassay (EIA) dan peningkatan titer antibodi anti-HSV pada serum, yang
bermanfaat pada episode pertama infeksi.2Tatalaksana medikamentosa herpes genitalis secara
umum dibagi 3 bagian yaitu: terapi episode pertama, terapi rekurensi, dan pasien yang
imunokompromais.2 Prognosis herpes genitalis akan lebih baik bila dilakukan pengobatan
secara dini sehingga penyakit berlangsung lebih singkat dan rekurensi lebih jarang. 5
Tujuan penulisan laporan kasus ini ialah melaporkan suatu kasus herpes simpleks
genitalis dengan gambaran klinis vesikel yang berkelompok dengan dasar eritematosus.
KASUS
Seorang pria berumur 25 tahun, belum menikah, suku Banjar, alamat jalan kuripan,
Banjarmasin, pekerjaan pedagang toko barang antik, datang berobat kepoliklinik Penyakit
Kulit dan Kelamin RSUD Ulin Banjarmasin pada tanggal 26 September 2020, dengan keluhan
nyeri dan gatal pada kelamin.
(I) ANAMNESIS
Penderita mengeluhkan nyeri pada alat kelamin sejak 4 hari yang lalu. Nyeri dirasakan
pada kelamin bagian atas. Pada daerah yang nyeri awalnya muncul kemerahan lalu berubah
muncul gelembung-gelembung kecil seperti berisi cairan dan mudah pecah pada kemaluan dan
mengering. Tidak ada keluhan nyeri kencing atau keluar cairan berwarna pada lubang kelamin
penderita. Munculnya luka tersebut juga disertai demam, nyeri otot dan pembesaran kelenjar
di lipat paha. Keluhan seperti ini baru pertama dialami oleh penderita. Tidak ada riwayat
diabetes melitus maupun hipertensi. Riwayat hubungan seksual dengan PSK sekitar 10 hari
yang lalu, pasien mengaku berhubungan tidak menggunakan kondom. Riwayat pengobatan
tidak ada.
STATUS PRESEN
Thorax : Jantung dalam batas normal, bising jatung (-), paru dalam batas normal,
vesicular, ronki (-), wheezing (-).
Abdomen : Datar, spider nevi (-), benjolan (-), timpani, bising usus 6x/m, nyeri
tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
Genital : Pada skrotum dan OUE tidak terdapat tanda radang atau benjolan,
rambut normal, terdapat pembesaran KGB pada inguinal
Ekstremitas : hangat edema
+ + - -
+ + - -
STATUS DERMATO-VENEROLOGIK
2) Gambaran khusus
UKK I : dorsum penis terdapat papul
multipel, vesikel berdinding tipis mudah pecah,
ulkus dangkal dengan krusta.
Papul erosi, ulserasi indolen dan indurasi tidak
ada.
(IX) ANJURAN/SARAN
Prognosis hasil pengobatan pada penderita ini adalah baik bila mengingat waktu datang
berobat masih pada saat-saat awal munculnya gejala, tinggal bagaimana kepatuhan penderita
dalam mengkonsumsi obat, merawat hygiene luka, dan meningkatkan imunitas dirinya.
RINGKASAN
Telah dilaporkan sebuah kasus herpes simpleks genitalis dengan gambaran klinis berupa
vesikel berkelompok, diatas dasar eritematosa, umumnya bersifat rekuren. Pada seorang pria
umur 25 tahun, pekerjaan pedagang toko barang antik, belum menikah. Diagnosis ditegakkan
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis. Pengobatan pada penderita diberikan acyclovir
5x200 selama 7 hari, dan obat simptomatik. Prognosis penyakit ini ad bonam untuk quo ad
vitam, dubia ad bonam untuk quo ad sanactionam, dan ad kosmetikum.namun virus hanya
tertidur sehingga dapat terjadi kekambuhan.
Mengetahui :
PR
1. Faktor pencetus herpes genital rekurens ?
Jawab :
Faktor-faktor pencetus herpes genital rekurens10 :
1. Trauma
2. Penurunan sistem imun
3. Demam
4. Infeksi saluran pernapasan atas
5. Radiasi ultraviolet
6. Meuralgia trigeminal
7. Pasca operasi intakranial
8. Kalau pada wanita mendapat kekambuhan saat menstruasi
3. Heslop R, Roberts H, Flower D, Jordan V. Interventions for men and women with
their first episode of genital herpes (Review). Cochrane Library. 2016;8:1-170.
4. Weller RB., Hamis JA, Hunter., Mann MW. Clinical dermatology. 5 th edition.
United Kingdom: John Wiley and sons; 2015. p. 84,253-4.
5. Habif TP. Clinical dermatology; a color guide to diagnosis and therapy. 6 th edition.
United states: Elsevier 2016; p.131.
6. Centers for Diseases Control and Prevention. 2015 Guidelines for treatment of
sexually transmitted diseases. MMWR, 2015..
8. British Association for Sexual Health and HIV. 2014 UK National Guideline for
the Management of Anogenital Herpes. August 2014:1-22.
10. Murtiastutik D. Buku ajar infeksi menular. Surabaya: Airlangga University Press,
2008. Hal. 149-57.