Oleh:
Muhammad Halil Gibran, S. Ked
1930912310127
Pembimbing:
Prof. Dr. dr. Ari Yunanto, Sp.A(K), SH
Halaman
DAFTAR ISI........................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR........................................................................... iv
DAFTAR TABEL................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN
BAB II KASUS
2.7 Talaksana................................................................................ 11
ii
BAB IV PENUTUP
4.2 Saran...................................................................................... 25
LAMPIRAN......................................................................................... 28
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Dokumentasi..................................................................................... 28
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Sepsis neonatal atau sering disebut sepsis neonatorum atau septikemia adalah
sindrom klinik pada bulan pertama kehidupan bayi akibat respons sistemik terhadap
infeksi dengan ditemukannya bakteri penyebab pada biakan darah. Sepsis neonatal
Prevelensi sepsis di dunia mencapai angka kejadian kisaran 1-8 per 1000
kelahiran hidup. Di Amerika sendiri yang terkenal sebagai negara maju kejadian
sepsis di antara 2-4 per 1000 kelahiran hidup itupun sejak 1980 yang angka
kejadiannya 34-37 per 1000 kelahiran hidup. Indonesia yang termasuk Negara
berkembang belum memiliki data yang pasti tentang kejadian sepsis. Akan tetapi
dari data lian menunjukan kasus kematian sepsis neonatorum di Indonesia sebesar
50-60%. Tetapi pada tahun 2009 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo kejadian
sepsis neonatorium tercatat 98 per 1000 kelahiran hidup. Dari data di atas dapat
dilihat bahwa kejadian sepsis di Negara berkembang lebih banyak dari pada
bayi karena sepsis neonatus mencapai 98 per 1000 lebih besar dibandingkan
dengan India.2
1
2
late- onset sepsis (LOS). Jika gambaran klinis muncul pada minggu pertama
kelahiran atau terjadi tiga hari pasca lahir dengan klinis yang timbulnya secara
mendadak serta gejala sistemik yang berat, maka dikatakan EOS. Namun, jika
manifestasi klinis sering disertai adanya kelainan sistem susunan saraf pusat,
didapat intrapartum saat melalui jalan lahir selama proses persalinan, atau
pascapartum akibat infeksi dari luar setelah lahir. Infeksi intrapartum dapat terjadi
pada saat melalui jalan lahir atau infeksi secara asendens bila terjadi partus lama
dan ketuban pecah dini.4 Infeksi dari ibu saat proses kelahiran, merupakan jalur
utama dari transmisi maternal dan berperan penting dalam perkembangan infeksi
pada neonatus.1 Faktor risiko terjadinya sepsis dapat bervariasi tergantung awitan
sepsis yang diderita pasien. Pada bayi baru lahir, risiko terjadinya sepsis neonatal
awitan dini berhubungan erat dengan faktor-faktor atau keadaan pra persalinan
dari ibu pasca persalinan kondisi maupun keadaan bayi.1 Masalah yang sering
Laporan kasus ini sangat penting untuk dilaporkan dikarenakan kasus Bayi
Berat Lahir Cukup dengan Infeksi Neonatus sering terjadi pada bayi baru lahir.
3
kematian, sehingga diharapkan dapat mengenal tanda dan gejala awal dari
penyakit ini. Berikut ini akan dilaporkan sebuah kasus Bayi Berat Lahir Cukup
dengan Infeksi Neonatus pada bayi berusia 2 hari yang dirawat di Ruang Bayi
bayi terkena sepsis adalah adanya kelainan klinis seperti menurunnya keadaan
sistem hematologi
baru lahir dengan risiko sepsis neonatal serta mengkaji berbagai langkah untuk
mencegah timbulnya komplikasi pada bayi baru lahir dengan risiko sepsis
neonatal.
LAPORAN KASUS
Data kasus didapatkan berdasarkan anamnesis pada saat home visite dan
pemeriksaan fisik pada tanggal 24 November 2020. Dilaporkan, By. Ny, NA lahir
pada tanggal 21 November 2020 pukul 02.00 WITA dibantu oleh dokter spesialis
obstetri dan ginekologi dengan cara lahir vacum ekstrasi. Bayi lahir segera
menangis. Berat bayi saat lahir 3795 gram dengan panjang badan 50 cm, lingkar
kepala 32 cm, lingkar dada 34 cm. Setelah lahir, By. Ny. NA segera dirawat inap
2.2 Anamnesis
Pada hari Jum’at 20 November 2020 Ny.NA datang ke rumah sakit Sultan
bahwa siang sebelum melahirkan ada merasakan keluar cairan bening, keluar flak
Banjarmasin pada tanggal 20 November 2020 pukul 20.00 WITA. Namun, hasil
5
6
melakukan persalinan dengan teknik vacum ekstrasi. Ny.NA, pada hari Sabtu, 21
November 2020 pukul 02.00 WITA melahirkan seorang bayi di RSUD Ulin
oligohidramnion akibat ketuban pecah dini. Ny.NA memilik faktor risiko yaitu
Bayi perempuan dengan berat badan 3795 gram, Panjang badan 50 cm,
lingkar kepala 32 cm, lingkar dada 34 cm dengan apgar score 7-8-9 . bayi
menangis kuat pengerakan aktif , dan tidak ada ditemukan kelainan bawaan.
memiliki satu anak dan tidak pernah keguguran (G2P1A0). Pada Riwayat
kehamilan dan persalinan anak pertama pada tahun 2015, lahir spontan, dengan
sebelumnya tidak ada. Ny.NA melahirkan anak pertama dengan berat badan
cukup, secara normal. Riwayat perdarahan pada kehamilan sebelumnya tidak ada.
bahwa suami beliau merupakan perokok aktif. Diagnosis ibu adalah adalah
G2P1A0 39-40 minggu + oligohidramnion + PEB. Cara lahir vacum ekstrasi yang
dibantu oleh dokter spesialis obstetri dan ginekologi pada tanggal 21 Novermber
2020 pukul02.00 WITA. Kondisi bayi saat lahir hidup dengan air ketuban jernih,
segera menangis, warna kulit kemerahan, tidak ada pucat di kedua tangan dan
7
kaki.
Identitas Bayi
Usia : 0 tahun
MRS : 20-11-2020
b) Umur : 0 th
d) Panjang badan: 50 cm
e) Tanda Vital
anemis (-)
kembali.
t) Genitalia : Perempuan
u) Anus : Ada
z) Neurologi : Refleks Moro (+), Refleks hisap (+), Refleks Pegang (+),
b) Umur : 0 th
d) Panjang badan: 52 cm
e) Tanda Vital
kembali.
t) Genitalia : Perempuan
u) Anus : Ada
z) Neurologi : Refleks Moro (+), Refleks hisap (+), Refleks Pegang (+),
5. Ikterik neonatorum
2.7 Tatalaksana
a) Termoregulasi
b) Fototerapi
13
2.8 Prognosis
DISKUSI KASUS
yang dilahirkan pada tanggal 21 November 2020 di salah satu rumah sakit di
Banjarmasin yaitu RSUD Ulin. Bayi lahir dengan berat badan 3795 gram.
diagnosis bayi berat lahir cukup, bayi cukup bulan, sesuai masa kehamilan, bayi
dengan risiko sepsis neonatal,ikterik neonatorum. Ibu dari bayi tersebut memiliki
suhu 35,8oC pada usia 1 hari. Akibat dari hipotermi tersebut maka By. Ny.NA
hipotermi ibu pasien juga mengalam ketuban pecah dini >24 jam, maka dari itu
Response Syndrome (SIRS) dan infeksi. SIRS ditandai oleh beberapa hal antara
lain laju nafas >60x/menit dengan/tanpa retraksi dan desaturasi O2, suhu tubuh
tidak stabil (<36ºC atau >37.5ºC), waktu pengisian kapiler > 3 detik, hitung
>70pg/ml, dan 16 S rRNA gene PCR ditemukan positif. 25 Definisi sepsis neonatal
13
14
dini dan awitan lambat. Pada sepsis awitan dini, kelainan ditemukan pada hari-
hari pertama kehidupan (di bawah usia 3 hari). Infeksi terjadi secara vertikal
karena penyakit ibu atau infeksi yang diderita ibu selama persalinan atau
berasal dari lingkungan sekitar bayi setelah hari ketiga kelahiran, dapat disebut
klasifikasi sepsis ini ditentukan berdasarkan waktu paparan kuman dan macam
berbeda.6
akibat infeksi yang terjadi selama satu bulan kehidupan, yang dapat terjadi
pada masa antenatal, intranatal, dan pascanatal. Infeksi yang terjadi pada
bayi baru lahir dibagi dua yaitu early infection (diperoleh dari ibu saat
intrapartum saat melalui jalan lahir selama proses persalinan, atau pascapartum
akibat sumber infeksi dari luar setelah lahir. Infeksi intrapartum dapat terjadi
pada saat melalui jalan lahir atau infeksi asendens bila terjadi partus lama dan
ketuban pecah dini yang paling sering menjadi penyebabnya adalah kelompok
enterik Gram negatif (terutama Escheria coli), gonokokus, dan klamidia. Infeksi
pasca persalinan terjadi karena kontak dengan ibu yang terinfeksi secara
intrauterin), melalui ASI (HIV, CMV), kontak dengan petugas kesehatan lain,
kepada kelainan dan gangguan fungsi organ tubuh. Gangguan fungsi organ tubuh
meliputi kelainan susunan saraf pusat yaitu letargis, refleks hisap buruk, menangis
lemah, kadang-kadang high pitch cry, dan rewel, bahkan disertai kejang. Kelainan
kardiovaskular seperti hipotensi, pucat, sianosis, dingin, dan clummy skin. Bayi
klinis yang mengarah kepada sepsis neonatal. Pada perjalan awal penyakit,
kategori sepsi awitan dini. Instabilitas suhu yang terjadi pada By.Ny.NA dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain kehilangan panas yang berlebihan,
luas permukaan tubuh pada bayi baru lahir relative besar sehingga penguapannya
bayi masih lemah. Berdasarkan pengakuan ibu pemberian ASI cukup, dan tidak
16
ada Riwayat trauma lahir pada otak, malformasi ataupun obat-obatan. Sehingga
Faktor risiko dari neonatal antara lain prematuritas, berat lahir rendah,
parenteral, dan rawat inap yang cukup lama di neonatal intensive care unit
berkulit hitam, dan berasal dari tingkat sosial ekonomi menengah ke bawah.10
c. Korioamnionitis
e. Ketuban berbau
f. Kehamilan ganda
h. Ibu dengan infeksi saluran kemih (ISK)/dicurigai ISK yang tidak diobati.
Ibu dari By. NA memiliki faktor risiko mayor yaitu ketuban pecah dini.
Infeksi dapat terjadi pada pertolongan persalinan yang tidak mengidahkan syarat-
syarat asepsis-antisepsis, karena partus lama, ketuban pecah dini, dan sebagainya.
Ketuban pecah dini merupakan salah satu penyebab terjadinya infeksi. Pada
Sebagian besar kasus ketuban pecah dini berhubungan dengan infeksi intra
partum.12 Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalinan
membran disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan
servik. Penangan ketuban pecah dini meliputi penanganan konservatif serta aktif
serta komplikasi pada ibu dan janin. Penyebab ketuban pecah dini belum
ketuban yang abnormal, serviks inkompetensia, kelainan letak janin, usia wanita
riwayat abortus dan persalinan preterm sebelumnya, riwayat ketuban pecah dini
dalam bekerja, serta trauma yang didapat misal pemeriksaan dalam dan
amniosintesis. Insiden KPD berkisar antara 8-10% dari semua kehamilan. 13 Hal
yang menguntungkan dari angka kejadian KPD yang dilaporkan, bahwa pada
didapatkan ikterus Kramer III-IV. Sebanyak 50% bayi baru lahir menderita
ikterus yang dapat dideteksi secara klinis dalam minggu pertama kehidupannya.
Sebagian besar tidak memiliki penyebab dasar atau disebut ikterus fisiologis yang
akan menghilang pada akhir minggu pertama kehidupan pada bayi cukup bulan. 15
dapat membersihkan bilirubin yang cukup cepat di dalam darah.16 Faktor risiko
terjadinya hiperbilirubinemia pada bayi berat lahir cukup yang secara bermakna
adalah keterlambatan pemberian ASI atau pemberian ASI yang tidak adekuat.17
selanjutnya, apakah ada indikasi bayi dapat dilakukan fototerapi atau tidak.
Fototerapi dapat menjadi tatalaksana dari ikterus pada bayi. Fototerapi merupakan
tindakan yang efektif untuk mencegah kadar total bilirubin serum semakin
meningkat. Bayi yang dilakukan fototerapi diletakkan di bawah lampu terapi sinar
sinar.16,18
klinis sangat sulit dilakukan karena tidak spesifik. Gejala dan tanda sepsis
neonatal tidak berbeda dengan gejala penyakit non infeksi berat lainnya pada
pemeriksaan biakan darah. Hasil biakan sampai saat ini masih menjadi baku emas
19
Antibiotik pilihan yang diberikan kepada By. Ny. NA yakni antibiotik lini
pertama, yakni ampicilin dan gentamisin. Pada tahun 2013, World Health
sebagai terapi empiris ialah kombinasi ampisilin atau penisilin dengan gentamisin.
neonatus dengan sepsis dan dapat meningkatkan aktivitas antibakteri. 20 Jika ada
generasi ketiga (cefotaxime atau ceftazidime). Saat ini, ampisilin tidak dapat
digunakan secara tunggal lagi karena telah 100% resisten terhadapan semua
patogen penyebab sepsis. Terapi ini dapat dihentikan sedini 24-36 jam jika kultur
Ny. NA tidak didapatkan lagi ikterus kramer 3-4 . karena bayi baru lahir yang
kehidupannya. Sebagian besar tidak memiliki penyebab dasar atau disebut ikterus
20
fisiologis yang akan menghilang pada akhir minggu pertama kehidupan pada bayi
cukup bulan
Berdasarkan berat badan lahir pasien 3795 gr, By. Ny.NA digolongkan
BBLL (berat bayi lahir lebih) adalah bayi yang dilahirkan dengan berat lahir
BBLC (berat bayi lahir cukup) adalah bayi yang dilahirkan dengan berat
BBLR (berat bayi lahir rendah) adalah bayi yang dilahirkan dengan berat
By.Ny.NA lahir dalam usia kehamilan 39-40 minggu dan termasuk bayi
cukup bulan (BCB) karena masuk dalam usia kehamilan antara 37 minggu sampai
42 minggu (259-293 hari). Usia kehamilan bayi dibagi menjadi bayi kurang bulan
(BKB), bayi cukup bulan (BCB) dan bayi lebih bulan (BLB).6
BLB Bayi Lebih Bulan > 42 minggu (294 hari atau lebih).
Sumber: Sepsis pada bayi baru lahir. Dalam: Buku ajar neonatologi. IDAI 2009, 170-187
neuromuskular dan fisik adalah 37, yang mengindikasikan masa umur gestasi ibu
Perbandingan antara berat badan lahir bayi dan masa gestasi dapat menilai
maturitas dari bayi. Berdasarkan hal tersebut, bayi dapat dibedakan menjadi Kecil
untuk Masa Kehamilan (KMK), Sesuai untuk Masa Kehamilan (SMK) atau Besar
riwayat berat lahir bayi yang dilahirkan pada minggu kelahiran tertentu. Bayi
dengan berat lahir sama dengan atau di bawah persentil ke-10 digolongkan kecil
masa kehamilan (KMK), sedangkan bayi yang memiliki berat lahir pada atau di
atas persentil ke-90 digolongkan besar masa kehamilan (BMK), Jika berat lahir
bayi berada di antara persentil ke-10 hingga ke-90 digolongkan sesuai masa
kehamilan (SMK).6
Pada kasus, By.Ny.NA dilahirkan dengan berat badan lahir sebesar 3795
Lubchenco, maka dapat disimpulkan bahwa bayi termasuk bayi SMK (Sesuai
untuk Masa Kehamilan) karena berat badan bayi dan masa gestasinya berada di
Tindakan awal yang dilakukan pada By. Ny. NA dalam kasus ini ialah
menilai skor APGAR dan skor Downe. Ditemukan skor APGAR 7-8-9 dan skor
Downe 0. Hal tersebut menandakan bahwa bayi tidak mengalami asfiksia ataupun
gangguan pernapasan. Hal terpenting dalam perawatan dini bayi baru lahir normal
di mana sebelum bayi lahir bayi cukup bulan, air ketuban jernih tidak bercampur
mekonium. Pada saat setelah lahir bayi segera menangis dan bayi bergerak aktif
dirincikan pada bagan “Manajemen Bayi Baru Lahir Normal” sesuai Buku Saku
menerima ASI eksklusif selama 6 bulan setelah lahir, sehingga pemberian ASI
eksklusif juga diprogramkan terhadap pasien pada kasus ini. ASI mulai diberikan
dalam waktu satu jam setelah lahir dan jangan diberikan dalam waktu satu jam
setelah lahir dan jangan diberikan cairan atau makan lain selama enam bulan
pertama.7
Ny. NA tidak didapatkan lagi ikterus kramer 3-4 . karena bayi baru lahir yang
24
kehidupannya. Sebagian besar tidak memiliki penyebab dasar atau disebut ikterus
fisiologis yang akan menghilang pada akhir minggu pertama kehidupan pada bayi
cukup bulan.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Simpulan
Dalam laporan ini terdapat kasus seorang bayi perempuan dari Ny.NA
dengan diagnosis sepsis neonatal dengan riwayat hipotermi yang dirawat diruang
berdasarkan hasil anamnesis faktor risiko mayor ketuban pecah dini di atas 24
jam. Berat bayi lahir cukup dapat dilihat berat bayi saat dilahirkan yaitu 3795
gram. Usia kehamilan ibu 39-40 minggu sehingga termasuk bayi cukup bulan.
Sesuai masa kehamilan pada kasus ini diketahui dengan memasukkan data umur
kehamilan ibu dan berat lahir bayi ke dalam grafik Lubchenco. Didapatkan bahwa
berat lahir didalam persentil yang tergolong sesuai masa kehamilan. Bayi dirawat
sejak tanggal 21 November 2020 dan dipulangkan pada tanggal 24 November 2020.
4.2. Saran
penatalaksanaan yang tepat terhadap bayi baru lahir dengan risiko sepsis
menurun.
25
DAFTAR PUSTAKA
4. Kosim MS. Infeksi Neonatal Akibat Air Ketuban Keruh. Sari Pediatri.
2009;11:212-213.
6. Kosim MS, Yunanto A, Dewi R, et al. Buku Ajar Neonatologi Edisi 1. Jakarta: Ikatan
Dokter Anak Indonesia; 2010.
8. Haque KN. Definitions of bloodstream infection in the newborn. Pediatrics Crit Care
Med. 2005; 6: 45-9.
9. Rodrigo I. Changing patterns of neonatal sepsis. Sri Lanka. J Child Health. 2002;
31: 3-8.
10. Utomo MT. Risk factors of neonatal sepsis: a preliminary study in dr. soetomo
hospital Indonesian. Journal of Tropical and Infectious Disease. 2010;1:23-6.
13. Idaman M, The Relationships Between Risk Factors With Premature Rupture
of Membrane RSU Aura Syifa Kediri. Jurnal Kesehatan Medika Saintika.
2019;11:111-124.
26
Infectious. 2009;28:21-26.
18. Bunyaniah D. Pengaruh Fototerapi terhadap Derajat Ikterik pada bayi Baru
Lahir di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. 2013.
19. Kumar Y, Qunibi M, Neal TJ, Yoxall CW. Time to positivity of neonatal blood
cultures. Arch Dis Child Fetal Neonatal. 2001; 85: 182-6.
20. Kereh T, Wilar R, Tatura SNN. Analisis Penggunaan Antibiotik pada Pasien
Sepsis Neonatorum di Neonatal Intensive Care Unit RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandous Manado. 2020;8:21-26
22. Putra PJ. Insiden dan Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Sepsis
Neonatus di RSUP Sanglah Denpasar. Sari Pediatri. 2012;14:205-210.
27
LAMPIRAN
28
1. Dokumentasi
29