Anda di halaman 1dari 31

Laporan Kasus

BAYI BERAT LAHIR RENDAH DENGAN SEPSIS KLINIS

Oleh:
Muhammad Nur Mahmudi, S. Ked

2130912310115

Pembimbing:
Prof. Dr. dr. Ari Yunanto, Sp.A(K), S.H

DEPARTEMEN/KSM ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN ULM/RSUD ULIN BANJARMASIN
Juli, 2022
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i


DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. iv
DAFTAR TABEL.................................................................................. v
DAFTAR SINGKATAN ....................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................... 4
1.4 Manfaat Penulisan ................................................................... 4
BAB II KASUS
2.1 Identitas Orang Tua ................................................................. 5
2.2 Anamnesis ............................................................................... 5
2.3 Data Bayi ................................................................................. 7
2.4 Pemeriksaan Fisik Bayi ........................................................... 7
2.5 Resume .................................................................................... 10
2.6 Diagnosis Banding ................................................................... 11
2.7 Diagnosis Sementara ............................................................... 11
2.8 Tatalaksana .............................................................................. 12
3.0 Prognosis ................................................................................. 12
3.1 Usulan Pemeriksaan Penunjang............................................... 12
BAB III DISKUSI KASUS ................................................................... 13
BAB IV PENUTUP ............................................................................... 17
4.1 Simpulan .................................................................................. 17

ii
4.2 Saran ........................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 18
LAMPIRAN ........................................................................................... 20

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 3.1 Kurva Pertumbuhan Lubchenco .......................................... 13


Gambar 3.2 Staging Neonatal necrotizing enterocolitis (NEC) ............. 15

iv
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1 Diagnosis Banding pada Kasus ............................................... 10

v
DAFTAR SINGKATAN

APGAR Appearance, Pulse, Grimace, Activity, Respiration


ASI Air Susu Ibu
BBLR Bayi Berat Lahir Rendah
BBLC Bayi Berat Lahir Cukup
BBLL Bayi Berat Lahir Lebih
BCB Bayi Cukup Bulan
BKB Bayi Kurang Bulan
BLB Bayi Lebih Bulan
BMK Besar Masa Kehamilan
Ec. et causa
FGFR2 Fibroblast Growth Factor Receptor 2
HPHT Hari Pertama Haid Terakhir
KMK Kecil Masa Kehamilan
SC Sectio Caesaria
SMK Sesuai Masa Kehamilan
NEC necrotizing enterocolitis

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1. Tabel Follow Up ................................................................. 20

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Menurut WHO, berat lahir adalah berat badan pertama janin atau bayi
baru lahir yang diperoleh setelah lahir. Untuk kelahiran hidup, berat lahir
sebaiknya diukur dalam satu jam pertama kehidupan, sebelum terjadi
penurunan berat badan yang signifikan pascakelahiran. Klasifikasi bayi berat
lahir rendah menurut WHO antara lain:1

1. Bayi Berat Lahir Amat Sangat Rendah (BBLASR) berat lahir


<1000gram
2. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) berat lahir <1500 gram
3. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) berat lahir <2.500 gram
Definisi bayi berat lahir 'rendah', 'sangat rendah', dan 'amat sangat
rendah' bukan merupakan kategori yang saling eksklusif. Di bawah batas
yang ditetapkan, semuanya termasuk dan karenanya tumpang tindih (yaitu,
'rendah' termasuk 'sangat rendah' dan 'amat sangat rendah', sementara 'sangat
rendah' mencakup 'amat sangat rendah').1

Berdasarkan studi bayi BBLR memiliki berbagai risiko komplikasi,


morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi daripada bayi dengan berat lahir
normal. Diantaranya. 2

• Hipoglikemi
• Hipotermia
• Hiperkoagulabilitas
• Hiperbilirubinemia
• Hipotensi
• Enterokolitis nekrotikans
• Sindrom gangguan pernapasan
• Skor APGAR rendah
• Asidosis arteri umbilikalis
• Intubasi dan komplikasi selama persalinan

1
2

• 20x meningkatkan risiko kematian neonatus

Sepsis neonatal atau sering disebut sepsis neonatorum atau septikemia


adalah sindrom klinik pada bulan pertama kehidupan bayi akibat respons
sistemik terhadap infeksi dengan ditemukannya bakteri penyebab pada biakan
darah.9

Sepsis masih merupakan penyebab utama kematian neonatus


khususnya di negara berkembang. Angka kematian akibat sepsis diperkirakan
sebesar 30 - 50 % dari seluruh kematian neonatus. Neonatus yang berhasil
melewati masa kritis, akan mengalami sekuele neurologis berat, yang
disebabkan oleh meningitis atau akibat hipoksemia karena syokseptik,
hipertensi pulmonal persisten, atau kegagalan respirasi hipoksik. Hipotensi
dan peningkatan sitokin inflamasi selama sepsis akan meningkatkan risiko
kerusakan susunan syaraf pusat yang sedang berkembang. 10,11

Necrotizing enterocolitis (NEC) atau enterokolitis nekrotikan adalah


suatu kondisi abdomen akut yang umum terlihat pada periode neonatal.
"Necrotizing" berarti kematian jaringan, "entero" mengacu pada usus kecil,
"colo" ke usus besar, dan "itis" berarti peradangan. Angka kejadian tinggi
pada bayi prematur dan resiko tinggi. Paling sering dijumpai pada bayi
prematur dengan BB <2000 gram.12
Neonatal Necrotizing Enterocolitis (NEC) merupakan suatu keadaan
yang terdapat ditraktus gastrointestinal pada periode bayi baru lahir. Penyakit
ini di gambarkan dengan nekrosis pada mukosa saluran cerna. Penyebab dari
NEC masih belum jelas, namun diduga penyebabnya multi faktorial. Angka
kejadian dan angka kematian meningkat pada bayi yang lahir dengan berat
badan rendah atau prematur. Penyakit ini jarang ditemukan pada bayi yang
cukup bulan. 12
3

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalahnya adalah masih

tingginya angka kejadian bayi berat lahir rendah dengan resiko terjadinya

sepsis klinis (neonatorum) dan Neonatal necrotizing enterocolitis (NEC).

1.3. Tujuan

Tujuan penulisan kasus ini yaitu untuk mempelajari penentuan

diagnosis serta penanganan dalam menangani BBLR, Sepsis Klinis

(Neonatorum), dan Neonatal necrotizing enterocollitis (NEC)

1.4. Manfaat Penulisan

a) Teori

Pada penulisan kasus ini, penulis berharap bisa memberikan informasi

dan pengetahuan bagi penulis, pembaca serta audience mengenai kasus

BBLR, Sepsis Klinis, dan Neonatal necrotizing enterocolitis (NEC)

b) Praktik
Dapat menambah data yang ada dan dapat dipakai untuk

pengembangan pengetahuan di bidang ilmu kesehatan sehingga dapat

mempelajari penentuan diagnosis serta menangani kasus BBLR, Sepsis

Klinis, dan Neonatal necrotizing enterocolitis (NEC).


BAB II
KASUS

Data kasus didapatkan berdasarkan anamnesis dengan orang tua bayi dan

pemeriksaan fisik pada tanggal 4 Juli 2022. Dilaporkan By. Ny. SK lahir pada

tanggal 22 Mei 2022 pukul 18.45 WITA di RSUD Ulin Banjarmasin dibantu oleh

spesialis obstetri ginekologi dengan cara lahir Sectio Caesaria (SC) atas indikasi

ibu memiliki terdiagnosa solusio plasenta dan terdapat fetal distress. Bayi lahir

dengan skor Downe’s 6 dan skor APGAR 3-6-7. Berat bayi saat lahir 1.720gram

dengan panjang badan 41 cm. Setelah lahir, By. Ny. SK dirawat inap untuk

diobservasi karena bayi mengalami BBLR, Sepsis Klinis, NEC grade I.

2.1. Identitas Orang Tua

Nama ayah : Tn. R Nama ibu : Ny. SK

Usia : 21 tahun Usia : 20 tahun

Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : Wiraswasta

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Gol. Darah :B Darah : B+

Alamat : Jl. Melati Desa Bincau Martapura

2.2. Anamnesis

Tanggal 22 Mei 2022 pukul 16:00 WITA, Ny. SK datang ke IGD

RSUD Ulin. Ibu mengaku hamil anak pertama dengan usia kehamilan 8 bulan.

Ibu datang dengan keluhan tali pusar terlilit dan terjadi perdarahan beserta

rasa kencang-kencang yang hilang timbul sejak pagi, belum ada rembes-

4
5

rembes dan riwayat pernah dipijat. Keluhan keputihan berbau selama hamil

disangkal. Riwayat antenatal care satu kali setiap bulan ke posyandu, dari

hasil antenatal care perkembangan dan pertumbuhan janin bagus. Ibu rutin

mengonsumsi kalsium laktat, tablet tambah darah dan vitamin D3 selama

hamil. Ibu dan ayah tidak pernah terdiagnosis covid-19 bulan.

Ny. SK menyatakan ini adalah kelahiran pertamanya, dan tidak ada

riwayat keguguran sebelumnya. Ny. SK mengaku ibunya saat melahirkan

tidak pernah mempunyai riwayat yang serupa, dan baru terjadi pada

kehamilan Ny. SK. Berdasarkan keterangan Ny. SK, beliau dilahirkan secara

normal, tidak ada kelainan. Tidak terdapat riwayat terlilit tali pusar ataupun

terjadinya perdarahan saat ibu mengandung Ny. SK.

Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) ibu tanggal 10 Agustus 2021 dan

taksiran partus tanggal 17 Juli 2022. Hasil pemeriksaan kandungan

didapatkan ibu G1P0A0 hamil 33 minggu tak inpartu, terdapat solusio

plasenta dan fetal distres janin tunggal hidup intrauterine, presentasi kepala

dan taksiran berat janin 1720 gram. Ny. SK direncanakan SC cito atas indikasi

ibu terdiagnosis solusio plasenta dan terdapat fetal distress. Tanggal 22 Mei

2022 pukul 18.45 WITA Ny. SK melahirkan seorang bayi laki-laki di RSUD

Ulin Banjarmasin.
6

2.3. Data Bayi

Nama : By. Ny. SK

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 1 bulan 13 hari

TL/JL/CL/JK : 22-5-2022 / 18.45 WITA / SC / Laki-laki

BBL/PBL : 1.720 gram / 41 cm

MRS : 21-5-2022 / 16.00 WITA (Ruang Bayi)

RPS : Bayi sekarang tidak ada keluhan seperti awal dilahirkan,

tidak ada tanda napas cepat, tidak ada demam, tidak ada kebiuran, suhu tubuh

dalam batas normal, dan bayi mengalami perbaikan.

2.4. Pemeriksaan Fisik Bayi (4 Juli 2022)

a) Tanggal : 4 Juli 2022

b) Umur : 1 bulan 14 hari

c) Berat badan : 2.050 gram

d) Panjang badan : 41 cm

e) Tanda Vital

Kesadaran : Menangis kuat, gerak aktif

Denyut jantung : 140 x/menit

Suhu tubuh : 37.3 oC

Frekuensi napas : 43x/menit

SpO2 : 98 % tanpa suplementasi O2

CRT : < 3 detik

Skor Downe’s :0
7

f) Pemeriksaan Fisik

Kulit : Lanugo (-), ikterik (-), sianosis (+)

perbaikan, petekie (-)

Rambut : Rambut berwarna hitam, tebal, distribusi

merata, alopesia (-)

Kepala : UUB tertutup dan UUK tertutup, caput

suksadeneum (-), sefal hematoma (-)

Mata : Hipertelorisme (-), edema palpebra (-),

konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-),

sekret mata berlebih (-)

Telinga : Simetris, pinna terbentuk sempurna, keras,

rekoil cepat kembali

Hidung : Napas cuping hidung (-), deviasi septum

nasi (-) nasal teeth (-)

Mulut : Mukosa bibir basah

Lidah : Bentuk simetris, anemis (-), warna merah

muda, tongue tie (-)

Leher : Kaku kuduk (-), tortikolis (-), pembesaran

kelenjar getah bening (-)

Toraks : Bentuk simetris, retraksi (-), petekie (-)

Jantung : Iktus cordis tidak terlihat, iktus cordis

teraba, S1 dan S2 tunggal, murmur (-), gallop

(-)
8

Paru : Suara napas bronkovesikuler, rhonki (-/-),

wheezing (-)

Abdomen : Lunak, simetris, petekie (-), hepar dan lien

tidak teraba

Genitalia : Laki-laki, rugae jelas, hipospadia (-),

hydrocele (-), hematocele (-), hernia (-)

Anus : Paten (+)

Ekstremitas : Akral hangat, parese (-/-), edema (-/-),

deformitas (-)

Tulang belakang : Skoliosis (-), spina bifida (-), meningokel (-)

Tanda fraktur : Tidak ada

Tanda kelainan bawaan : Tidak ada

Neurologi : Refleks Morro (+), refleks sucking (+),

refleks rooting (+), refleks grasping (+)

2.5 Resume

Anamnesis:

Bayi lahir tanggal 22 Mei 2022 jam 18.45 WITA dibantu oleh spesialis

obstetri ginekologi dengan SC atas indikasi bayi dalam kandungan terlilit tali

pusar, solusio plasenta, dan terdapat fetal distres. Bayi lahir langsung tidak

langsung menangis, frekuensi napas <60x/menit, udara masuk, terdapat

sianosis, terdapat retraksi dan merintih terdengar dengan stetoskop. Bayi lahir
9

dengan skor Downe’s 6 dan skor APGAR 3-6-7. Berat bayi saat lahir

1.720gram dengan panjang badan 41 cm. Setelah lahir, bayi telah diberikan

injeksi IM vitamin K1 1 mg. Didapatkan curiga gawat napas pada bayi.

Pemeriksaan Fisik (4 Juli 2022):

Berat badan : 2.050 gram

Kesadaran : Menangis kuat, gerak aktif

Denyut jantung : 140 x/menit

Frekuensi nafas : 43x/menit

Suhu tubuh : 37.3 oC

CRT : < 3 detik

Skor Downe’s :0

SpO2 : 98 % tanpa suplementasi O2

Kulit : Lanugo (-), petekie (-), Sianosis (- ) perbaikan

Rambut : Rambut berwarna hitam, tebal

Kepala : UUB nutup & UUK nutup

Mata : Tidak ada kelainan

Telinga : Tidak ada kelainan

Hidung : Tidak ada kelainan

Mulut : Tidak ada kelainan

Lidah : Tidak ada kelainan

Leher : Tidak ada kelainan

Toraks : Tidak ada kelainan

Jantung : Tidak ada kelainan


10

Paru : Tidak ada kelainan

Abdomen : Tidak ada kelainan

Genitalia : Tidak ada kelainan

Anus : Tidak ada kelainan

Ekstremitas : Tidak ada kelainan

Tulang belakang : Tidak ada kelainan

Tanda fraktur : Tidak ada fraktur

Tanda kelainan bawaan : Tidak ada kelainan

Neurologi : Tidak ada kelainan

2.6 Diagnosis Banding

Tabel 2.1 Diagnosis Banding pada Kasus

I II III
1.1 BBLR 2.1 SMK 3.1 BKB
1.2 BBLC 2.2 KMK 3.2 BCB
1.3 BBLL 2.3 LMK 3.3 BLB

2.7 Diagnosis Sementara

I. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

II. Bayi Kurang Bulan (BKB)

III. Sesuai Masa Kehamilan (SMK)

2.8 Tata laksana

a) Observasi TTV
11

3.0 Prognosis

Quo ad vitam : dubia ad bonam

Quo ad functionam : dubia ad bonam

Quo ad sanationam : dubia ad bonam

3.1 Usulan Pemeriksaan Penunjang

- Cek Lab
BAB III
DISKUSI KASUS

Dilaporkan seorang bayi berjenis kelamin laki-laki, anak pertama dari Ny. SK

yang dilahirkan dengan usia kehamilan 33 minggu pada tanggal 22 Mei 2022 di

RSUD Ulin Banjarmasin. Bayi lahir dengan SC atas indikasi bayi dalam kandungan

terlilit tali pusar, solusio plasenta, dan terdapat fetal distress. Bayi lahir dengan skor

Downe’s 6 dan skor APGAR 3-6-7, berat bayi lahir 1.720 gram, panjang badan 41

cm. Setelah lahir. By. Ny. SK dirawat inap untuk diobservasi karena bayi

mengalami BBLR, Sepsis klinis, NEC grade I. Fetal distress merupakan suatu

kondisi terjadinya hipoksia janin didalam kandungan, dikarenakan oleh banyak

etiologi, contohnya diakibatkan oleh terlilitnya tali pusar dan solusio plasenta.

Terlilitnya tali pusar mengakibatkan aliran darah menuju janin, tidak mampu

memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi terhadap janin. Solusio plasenta

menimbulkan terjadinya metabolisme anaerob dan akhirnya terjadi asidosis dengan

pH darah turun, yang berisiko terjadinya hipoksia janin dan bisa mengakibatkan

terjadinya kematian pada janin. 22

Anamnesis dengan ibu menyebutkan bahwa umur kehamilannya sekitar 33

minggu. Perhitungan dengan skor New Ballard yang mengakses tingkat maturitas

neuromuskular dan fisik didapatkan total skor 33 mengindikasikan usia gestasi ibu

adalah 33 minggu. Secara teori usia gestasi tersebut masuk ke dalam kelompok

kategori bayi kurang bulan. Klasifikasi bayi menurut masa gestasi yaitu Bayi

Kurang Bulan (BKB) yaitu bayi yang dilahirkan dengan masa gestasi < 37 minggu,

Bayi Cukup Bulan (BCB) yaitu bayi yang dilahirkan dengan masa gestasi 37 – 42

12
13

minggu dan Bayi Lebih Bulan (BLB) yaitu bayi yang dilahirkan dengan masa

gestasi > 42 minggu.5 Bayi dengan kelahiran prematur (<37 minggu), mempunyai

resiko gawat napas. Karena organ pernapasan pada bayi belum matang secara

sempurna, maka dari itu pemberian surfaktan pada bayi prematur membantu

pematangan dari organ pernapasan bayi. Sesuai dengan kasus diatas, By. Ny. SK

lahir dengan kondisi prematur dan memiliki organ pernapasan yang belum matang.

Sehingga ketika lahir, bayi mengalami resiko gawat napas, oleh karena organ

pernapasan yang belum matang.6,21

By. Ny. SK memiliki berat lahir 1.720gram, yang mana By. Ny. SK termasuk

dalam kategori BBLR. Klasifikasi menurut berat lahir adalah Bayi Berat Lahir

Rendah (BBLR) yaitu berat lahir < 2.500 gram, Bayi Berat Lahir Cukup (BBLC)

dengan berat lahir 2.500-4.000 gram dan Bayi Berat Lahir Lebih (BBLL) dengan

berat badan > 4.000 gram.6

Penilaian status pertumbuhan intrauterin dapat dinilai dengan menggunakan

kurva pertumbuhan intrauterin menurut Lubchenco. Pertumbuhan intrauterin dapat

diklasifikasikan dengan menilai usia gestasi dan menyesuaikan dengan berat lahir,

kemudian dipetakan dalam kurva yang telah distandarisasi. Bayi dapat dibedakan

menjadi Kecil untuk Masa Kehamilan (KMK) jika bayi memiliki berat lahir sama

dengan atau di bawah persentil ke-10 atau kurang dari 2 Standar Deviasi, Besar

untuk Masa Kehamilan (BMK) jika bayi memiliki berat lahir di atas persentil ke-

90 dan Sesuai untuk Masa Kehamilan (SMK) jika bayi berada di antara persentil

ke-10 hingga ke-90.7


14

Gambar 3.1 Kurva Pertumbuhan Lubchenco (Lubchenco, 1967)10

By. Ny. SK dilahirkan dengan berat badan lahir sebesar 1.720gram dengan

usia kehamilan 33 minggu. Berdasarkan grafik Lubchenco, dapat dikatakan bahwa

By. Ny. SK termasuk bayi SMK karena plotting berada di antara persentil ke-10

hingga ke-90. Grafik pertumbuhan terhadap usia kehamilan digunakan untuk

menentukan apakah berat lahir bayi sesuai untuk usia kehamilan atau tidak. 7

By. Ny. SK dirawat inap untuk diobservasi karena didapatkan BBLR, Sepsis Klinis

(neonatorum), necrotizing enterocolitis (NEC) grade I. Bayi lahir dengan

hipotermia, asfiksia dan usia kehamilan <37 minggu. Klinis tersebut

mengindikasikan pasien mengalami tanda tanda sepsis, yang mengarah kepada

sepsis neonatorum.4 Sepsis neonatorum sering terjadi pada bayi dengan lahir usia

prematur (<37 minggu), lahir dengan berat kurang dari normal (n=2500gr),

hipotermia, asfiksia, dan nilai APGAR rendah. Sepsis neonatorum memiliki

beberapa komplikasi, salah satunya yaitu neonatal necrotizing enterocolitis (NEC),


15

suatu keadaan yang terdapat ditraktus gastrointestinal pada periode bayi baru lahir.

Penyakit ini digambarkan adanya nekrosis pada mukosa saluran cerna, dengan

gambaran radiologi terdapat udara berlebih di intraperitoneal dan terdapat distensi

pada abdomen.12,17

Gambar 3.2 Staging of Neonatal necrotizing enterocolitis (Gordon et al, 2007) 18


Pemeriksaan fisik By. Ny. SK pada tanggal 22 Mei 2022 didapatkan bayi

menangis lemah, gerak tidak aktif, denyut jantung 140 x/menit, frekuensi napas 43

x/menit, suhu tubuh 37.3 oC, CRT < 3 detik, skor Downe’s 0 dan SpO2 98% tanpa

suplementasi O2. Skor Downe’s 0 mengindikasikan apakah pada pasien terdapat

kondisi gawat nafas atau tidak. Skor Downe’s <4 mengindikasikan bahwa tidak

terdapat gawat nafas, Skor Downe’s 4-7 mengindikasikan bahwa terdapat

ancaman/risiko terjadinya gawat nafas. Skor Downe’s >7 mengindikasikan bahwa

pada pasien terdapat gawat nafas. Pada kasus, pasien memiliki Skor Downe’s 0

yang berarti tidak terdapat gawat nafas pada pasien (perbaikan).13

Setelah lahir, bayi telah diberikan injeksi IM vitamin K 1 1 mg. Departemen

Kesehatan Republik Indonesia melalui kajian Health Technology Assessment


16

(HTA) merekomendasikan bahwa setiap bayi baru lahir harus mendapat 1 mg

vitamin K1 (phytomenadione) intramuskuler (IM) dosis tunggal.14 Berdasarkan

Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui kajian Health Technology

Assessment (HTA) merekomendasikan bahwa setiap bayi baru lahir juga harus

mendapat salep antibiotik yang diberikan pada OD/OS untuk profilaksis

konjungtivitis neonatorum.15

Nutrisi merupakan salah satu hal terpenting untuk mewujudkan pertumbuhan

dan perkembangan bayi yang optimal. Tidak dapat dipungkiri ASI adalah nutrisi

terbaik untuk bayi pada masa enam bulan pertama kehidupan dikarenakan banyak

kandungan yang sangat baik untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan

bayi.16

Umur bayi sekitar 1 bulan 14 hari, sudah banyak mengalami perbaikan. Berat

bayi lahir 1720gram sekarang sudah bertambah menjadi 2050 gram. Hal ini

diakibatkan karena pemberian ASI yang cukup oleh ibu bayi, untuk meningkatkan

berat badan pada bayi.23 Pada pemeriksaan terdapat sianosis yang ada pada bayi

baru lahir dikarenakan kurangnya suplai oksigen pada bayi saat intrauterine,

kemudian diberikan oksigen pada bayi saat lahir. Dengan harapan terjadinya

perbaikan saturasi oksigen pada bayi. Sesuai dengan teori yang ada, pemberian

oksigen bermanfaat untuk meningkatkan kadar jumlah oksigen di dalam darah dan

membantu meringankan kerja paru-paru untuk menyuplai oksigen keseluruh tubuh.

Sehingga sianosis menjadi hilang dikarenakan pemberian oksigen yang cukup

terhadap bayi. Pemberian antibiotik pada tatalaksana sepsis neonatorum sering

diberikan untuk mengobati infeksi yang terjadi. Banyak pilihan golongan antibiotik
17

yang diberikan, seperti penisilin, aminoglikosida, sefalosporin generasi ketiga atau

carbapenem. Pada pasien ini diberikan IV meropenem, yang mana merupakan salah

satu golongan obat carbapenem.10,11, 16 Pasien juga terdiagnosis pada awal kelahiran

yaitu neonatal necrotizing enterocolitis (NEC) grade I, dengan tanda adanya

distensi abdomen dan terkonfirmasi oleh pemeriksaan penunjang radiologi

abdomen. Sekarang pasien mengalami perbaikan, sudah tidak terdapat adanya

distensi abdomen yang mana merupakan tanda dari neonatal necrotizing

enterocolitis. Menurut teori, pemberian ASI pada bayi yang terdiagnosis neonatal

necrotizing enterocolitis (NEC) mampu menurunkan resiko terjadinya neonatal

necrotizing enterocolitis (NEC) dan mengalami perbaikan pada pasien yang

terdiagnosis neonatal necrotizing enterocolitis (NEC). Dikarenakan terdapat

lactoferrin di dalam ASI ibu yang berguna untuk memperbaiki mukosa usus,

mecegah terjadinya sepsis pada bayi, dan juga sebagai pencegahan terjadinya

neonatal necrotizing enterocolitis (NEC). 22,23

BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan

Dalam laporan ini terdapat kasus seorang bayi laki-laki dari Ny. SK

dengan diagnosis Sepsis klinis, NEC Grade I. BKB, BBLR, SMK, yang

dirawat diruang bayi 2A teratai di RSUD Ulin Banjarmasin. Usia kehamilan

ibu 33 minggu sehingga termasuk bayi kurang bulan. BBLR dapat dilihat dari
18

berat bayi saat dilahirkan yaitu 1.720 gram. Berdasarkan grafik Lubchenco,

dapat dikatakan bahwa By. Ny. SK termasuk bayi SMK karena plotting

berada di antara persentil ke-10 hingga ke-90.

Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada By. Ny. SK didapatkan sianosis

pada tubuh bayi pasien pada saat kelahiran dan seiring berjalannya waktu

mengalami perbaikan. Setelah lahir, bayi telah diberikan injeksi IM vitamin

K1 1 mg, dan salep mata gentamisin OD/OS. Kurang lebih sebulan setelah

kelahiran, dilakukan anamnesis terhadap ibu bayi, dan pemeriksaan fisik

terhadap bayi. Didapatkan perbaikan yang berarti pada bayi, dikarenakan

sudah tidak ada lagi gejala dan tanda dari sepsis maupun NEC. Meskipun

berat bayi sekitar 2.050 gram, setidaknya mengalami kenaikan dibandingkan

saat kelahiran sekitar 1.720 gram.

4.2 Saran

a) Meningkatkan penyuluhan kepada warga, terutama pada keluarga yang

memiliki riwayat BBLR tentang risiko memiliki anak dengan BBLR.

b) Melakukan pelatihan terutama kepada petugas medis mengenai cara

diagnosis serta penatalaksanaan yang tepat pada kasus Sepsis klinis,

NEC, BKB, BBLR, SMK


19

DAFTAR PUSTAKA

1. Wardlaw TM, World Health Organization., UNICEF. Low Birthweight :


Country, Regional and Global Estimates. WHO; 2004.
2. Ballard JL, Novak KK, Driver M. A simplified score for assessment of fetal
maturation of newly born infants. J Pediatr. 1979;95:769.
3. Sri P, Hadinegoro RS, Chairulfatah A, et al. KONSENSUS Diagnosis Dan Tata
Laksana Sepsis Pada Anak IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA 2016.
4. Prof. DR. Dr. H. Ari Yunanto SpAIS. Panduan Praktik Klinis Pediatri.
Oceania Press; 2017.
5. Simonsen KA, Anderson-Berry AL, Delair SF, Dele Davies H. Early-onset
neonatal sepsis. Clinical Microbiology Reviews. 2014;27(1):21-47.

6. Ballard JL, Novak KK, Driver M. A simplified score for assessment of fetal
maturation of newly born infants. J Pediatr. 1979;95:769.

7. Gill SV, May-Benson TA, Teasdale A, Munsell EG. Birth and developmental
correlates of birth weight in a sample of children with potential sensory
processing disorder. BMC Pediatr. 2013;13:1-8.

8. Lubchenco LO, Hansman C, Dressler M, Boyd E. Intrauterine growth as


estimated from live born birth-weight data at 24 to 42 weeks of gestation.
Pediatrics. 1963;33:793–800.

9. Carlos Antonio Negrat, Marilia Brito Gomes. LBW Consequence. Published


online 2013

10. Sri P, Hadinegoro RS, Chairulfatah A, et al. KONSENSUS Diagnosis Dan Tata
Laksana Sepsis Pada Anak IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA 2016.

11. Belachew A, Tewabe T. Neonatal sepsis and its association with birth weight
and gestational age among admitted neonates in Ethiopia: Systematic review
and meta-analysis. BMC Pediatrics. 2020;20(1).

12. R, Hudak ML. A Clinical Perspective of Necrotizing Enterocolitis. Clin


20

Perinatol.2013;40:27–51.

13. Oddie SJ, Young L, McGuire W. Slow advancement of enteral feed volumes
toprevent necrotising enterocolitis in very low birth weight infants.
CochraneDatabase Syst Rev. 2017 (30); 8:CD001241.

14. Kosim M, Yunanto A, Dewi R, Sarosa G, Usman A. Buku ajar neonatologi. 1st
ed. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2008.

15. Mihatsch WA, Braegger C, Bronsky J, Campoy C, et al. Prevention of Vitamin


K deficiency bleeding in newborn infants: A position paper by the ESPGHAN
committee on nutrition. J Pediatric Gastroenterol Nutrition. 2016; 63:123-9.

16. Kenny J. Pentingnya pemberian salep antibiotik profilaksis pada bayi baru
lahir. DAM J Med. 2012; 10:51-5.

17. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Konsensus asuhan nutrisi pada bayi
prematur. Jakarta; 2016.

18. Morgan J, Young L, McGuire W. Delayed introduction of progressive


enteralfeeds to prevent necrotising enterocolitis in very low birth weight
infants.Cochrane Database Syst Rev. 2014;(12):CD001970.

19. Gordon PV, Swanson JR, Attridge JT, Clark R. Emerging trends in
acquiredneonatal intestinal disease: is it time to abandon Bell’s criteria? J
Perinatol 2007;27:661-71.

20. Pammi M, Suresh G. Enteral lactoferrin supplementation for prevention of


sepsis and necrotizing enterocolitis in preterm infants. Cochrane Database Syst
Rev.2017; 28, (6):CD007137. ( sitasi NEC, Sepsis, manfaat ASI)

21. Saifuddin AB, Wiknjosastro GH, Affandi B, Waspodo D. Buku panduan


praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Buku Pandu Prakt
pelayanan Kesehat Matern dan neonatal.2002.

22. Ajah, L. O. et al. Evaluation of Clinical Diagnosis of Fetal Distress and


Perinatal Outcome in a Low Resource Nigerian Setting. Journal of Clinical and
21

DIagnostic research, 10(Obstetrics and Gynaecology). 2016; pp. 1-7.

23. Saure, C. Armeno, M. Barcala. Giudici, V. Mazza, C.S., 2017. Excessive weight
gain in exclusively breast-fed infants. Journal of Pediatric Endocrinology and
Metabolism.
22

LAMPIRAN
Lampiran 3. Tabel Follow Up
Follow Up 4 Juli 2022
Subjective Perawatan hari ke-42, menangis kuat (+), gerak aktif (+),
refleks hisap (+), BAB (+), BAK (+)
Objective HR : 125 x/menit
RR : 40 x/menit
SpO2 : 98% room air
CRT : < 3 detik
T : 36,6º C
SD :0
BB : 2.050 gram
Pucat (-), ikterik (-), sianosis (-), retraksi (-)
Assesment BBLR, BKB, SMK
Planing Termoregulasi
Diet on demand
Follow Up 5 Juli 2022
Subjective Perawatan hari ke-43, menangis kuat (+), gerak aktif (+),
refleks hisap (+), BAB (+), BAK (+), perut kembung(-),
muntah(-)
Objective HR : 113 x/menit
RR : 42 x/menit
SpO2 : 99% room air
CRT : < 3 detik
T : 36,9 ºC
SD :0
BB : 2.050 gram
Pucat (-), ikterik (-), Sianosis (-), retraksi (-), distensi
abdomen (-)
Assesment BBLR, BKB, SMK
Planing Termoregulasi
Diet on demand
Follow Up 6 Juli 2022
23

Subjective Perawatan hari ke-44, menangis kuat (+), gerak aktif (+),
refleks hisap (+), BAB (+), BAK (+), perut kembung(-),
muntah(-)
Objective HR : 135 x/menit
RR : 42 x/menit
SpO2 : 99% room air
CRT : < 3 detik
T : 37,3 ºC
SD :0
BB : 2.115 gram
Pucat (-), ikterik (-), sianosis (-), retraksi (-), distensi
abdomen (-)
Assesment BBLR, BKB, SMK
Planing Termoregulasi
Diet on demand
Follow Up 7 Juli 2022
Subjective Perawatan hari ke-45, menangis kuat (+), gerak aktif (+),
refleks hisap (+), BAB (+), BAK (+), perut kembung(-),
muntah(-)
Objective HR : 130 x/menit
RR : 42 x/menit
SpO2 : 99% room air
CRT : < 3 detik
T : 37,3 ºC
SD :0
BB : 2.120 gram
Pucat (-), ikterik (-), Sianosis (-), retraksi (-), distensi
abdomen (-)
Assesment BBLR, BKB, SMK
Planing Termoregulasi
Diet on demand
24

Anda mungkin juga menyukai