Anda di halaman 1dari 7

PEMBUATAN NATRIUM TIOSULFAT

Rendi Apriansyah

[NIM: F1C121061; Kelas: R-01; Kelompok: 3]


Mhdrendi927@gmail.com

Abstrak

Pada percobaan ini dilakukan percobaan mengenai pembuatan natrium tiosulfat. Natrium
tiosulfat (Na2S2O3) merupakan padatan tak berwarna, larut dalam air tapi tidak larut dalam etanol
dengan senyawa non polar lain. Senyawa ini dibuat melalui reaksi antara sulfur dioksida dengan
suspensi sulfur dalam larutan natrium hidroksida mendidih ion tiosulfat dapat terbentuk apabila
ion sulfit direaksikan dengan belerang. Dalam percobaan ini akan dipelajari cara pembuatan
garam natrium tiosulfat dari reaksi antara sulfat dengan natrium sulfit. Struktur molekul sulfur
ada dua jenis, yaitu bentuk rombik dan monoklin. Pada temperatur di bawah 96°C stabil pada
bentuk rombik dan di atas temperatur stabil dalam bentuk monoklin. Dalam dua struktur tersebut
molekul sulfur membentuk cincin yang mengandung 8 atom. Agar dapat bereaksi, maka harus
dilakukan pemutusan cincin yang ada terlebih dahulu. Pada percobaan ini dilakukan dengan
percobaan pembuatan natrium tiosulfat-5-hidrat dan mempelajari sifat-sifat kimia natrium
tiosulfat (pengaruh pemanasan, reaksi dengan iod, reaksi dengan klor dan pengaruh asam encer).

Kata kunci: natrium tiosulfat (Na2C2O3), sifat-sifat kimia natrium tiosulfat

PENDAHULUAN Natrium tiosulfat (Na2S2O3) banyak


Natrium merupakan unsur ke-6 yang digunakan di dalam reaksi transfer belerang
paling banyak didapati di dalam kerak bumi dalam sintesis organik sulfur (organosulfur).
titik natrium ditemukan sebagai bagian di Natrium merupakan termasuk ke dalam
dalam kebanyakan mineral termasuk boraks salah satu logam alkali pembentukan garam
atau natrium boraks dan natrium nitrat. yang bersifat basa. Natrium ini merupakan
Mineral natrium yang paling lazim ditemui konduktor listrik yang baik dan biasanya
ialah garam batu atau natrium klorida. disimpan dalam minyak untuk mencegah
Larutan mengandung kandungan natrium agar natrium tidak dapat bereaksi dengan air
klorida yang sangat tinggi yaitu sebagian yang dapat berasal dari udara. Dalam larutan
utama yang menyebabkan laut menjadi asin. netral atau sedikit alkalin, oksidasi menjadi
Kegunaan utama natrium digunakan di sulfat tidak muncul terutama jika iodin
steren tenaga nuklir dan juga untuk dipergunakan sebagai titran titik banyak
mengekstrak logam titanium. Natrium agen pengoksidasi kuat seperti garam
klorida juga digunakan sebagai garam biasa permanganat, garam dikromat dan garam
dan juga untuk bahan kaca, gelas, plastik, serium mengoksidasi tiosulfat menjadi
dan bahan pencuci seperti detergen pada sulfat, namun reaksinya tidak kuantitatif
sebagian lainnya (Saunders, 2010). (Ma et al., 2019).
Pada metode ini prinsipnya adalah 2. Reaksi dengan iod
pemanasan dalam labu yang didalamnya Larutkan 2 gr kristal natrium tiosulfat
terdapat campuran suatu bahan refluks dalam 20 ml air, dan reaksikan 2-3 ml
dilakukan dengan memanaskan larutan dan larutan iod dengan larutan natrium tiosulfat
pengembunan uapnya. Pemilihan pelarut secara berlebihan.
sangat penting untuk metode ekstraksi 3. Reaksi dengan klor
pelarut. Temperatur yang tinggi Reaksikan 2-3 larutan natrium tiosulfat
meningkatkan kelarutan dan difusi. Selain dengan air klor berlebihan. Amati reaksi
itu, efisiensi ekstraksi dapat ditingkatkan yang terjadi. Kemudian tambahkan asam
dengan ukuran partikel hasil karena klorida encer dan tambahkan lagi larutan
peningkatan penetrasi pelarut dan difusi saat barium klorida.
terlarut. Sodium tiosulfat (Na2S2O3) 4. Pengaruh asam encer
digunakan sebagai penetralisir pemutih yang Reaksikan 3 ml larutan natrium tiosulfat
ampuh untuk pengolahan air minum untuk dengan asam klorida encer dengan volume
menghancurkan kelebihan bromin kadar yang sama. Setelah beberapa menit, amati isi
tambang dan klorin (Hidayat dan Wulandari, tabung reaksi dan bau yang ditimbulkan.
2021).
HASIL DAN PEMBAHASAN
METODE PERCOBAAN Natrium tiosulfat memiliki rumus
A. Pembuatan natrium tiosulfat-5-hidrat molekul yaitu Na2S2O3. Natrium tiosulfat
Siapkan alat refluks dan kemudian merupakan kelompok garam dari jenis
masukkan seberat 100 gr natrium sulfit ke garam terhidrat. Garam terhidrat merupakan
dalam labu refluks. Tambahkan 50 ml jenis garam yang mana garam ini terbentuk
akuades dan 1,5 gr serbuk belerang, dari senyawa-senyawa yang dapat mengikat
kemudian refluks selama 1 - 2 jam. Setelah atau berikatan dengan molekul air pada
itu larutan didinginkan dan larutan disaring. temperatur kamar. Natrium tiosulfat adalah
Pindahkan filtrat ke dalam cawan penguapan garam yang tersusun dari reaksi senyawa
dan uapkan sampai volume larutan menjadi tiosulfat dengan natrium. Berdasarkan
10 ml. Biarkan larutan menjadi dingin dan percobaan yang telah dilakukan didapatkan
keringkan kristal yang terbentuk dengan hasil adalah sebagai berikut.
menekan kristal di antara dua kertas saring, A. Pembuatan natrium tiosulfat-5-hidrat
dan kemudian kristal ditimbang. Tabel 1. Hasil pembuatan natrium
B. Mempelajari sifat-sifat kimia natrium tiosulfat-5-hidrat
tiosulfat Perlakuan Hasil pengamatan
1. Pengaruh pemanasan Disiapkan alat Alat refluks
Pemanasan beberapa kristal natrium refluks terangkai dengan
tiosulfat-5-hidrat dalam tabung reaksi. sempurna
Dimasukkan 35 gr Kristal Na-Sulfit
Lakukan juga terhadap kristal natrium
Na-Sulfit ke dalam berwarna putih (tak
sulfat-10-hidrat. Bandingkan stabilitas labu refluks berwarna)
termal dari kedua kristal tersebut. Ditambahkan 140 Larutan tak berwarna
mL aquades dan kristal larut yang apabila dipanaskan sampai suhu tinggi
Ditambahkan 1,5 gr Serbuk belerang pada proses refluks ini akan melemahkan
serbuk belerang tidak larut ikatan antara 5-5 pada S8 (sulfur) hingga
Direfluks selama 2 Larutan berwarna akhirnya putus dan membentuk S (sulfur)
jam keruh dan terdapat
tunggal. Setelah satu S terbentuk, reaksi
serbuk belerang yang
tidak larut (sedikit) cepat terjadi antara atom S dan larutan
Didinginkan larutan Diperoleh larutan natrium sulfit. Belerang dalam bentuk
berwarna keruh unsurnya banyak terdapat dalam bentuk S8,
tanpa adanya oktasiklon belerang ini membentuk cincin
endapan belerang dengan atom 8 S dalam struktur
Disaring Larutan berwarna belah ketupat. Jadi, untuk mendapatkan
keruh dan volume
elemen S, diperlukan reaksi pemanasan suhu
larutan 100 mL
Dipindahkan filtrat Terbentuk endapan tinggi agar terjadi pemutusan cincin S8 yang
ke cawan penguap kristal putih tepat. Polimorf pada belerang stabil pada
dan diuapkan hingga suhu 96-115 °C pada tekanan 100 kPa.
volume larutan Konversi belerang awalnya rombik
menjadi 100 mL menjadi monoklin membutuhkan sejumlah
Dibiarkan larutan - besar energi, yang dihasilkan oleh
menjadi dingin
pemanasan refluks suhu tinggi selama 2 jam.
Ditimbang kertas Berat kertas saring =
saring 0,4 gr Sehingga terjadi reaksi dengan Na2SO3
Dikeringkan kristal Kristal berwarna membentuk produk berupa Na2SO3.5H2O.
dengan menekan putih Fungsi magnet stirrer adalah untuk
kristal diantara dua mempercepat laju reaksi yang terjadi dalam
kertas saring larutan, dimana proses pengadukan yang
Ditimbang kristal Berat kristal = konstan menyebabkan peningkatan
25,857 gr tumbukan antar partikel dan mempercepat
Pada percobaan ini pembuatan laju reaksi. Peran penangas minyak (wadah
natrium tiosulfat, 35 g Na2SO3, 1,5 g berisi minyak) adalah memanaskan bahan
belerang dan 140 ml air suling ditempatkan dengan pengatur suhu tetap. Penggunaan
dalam labu alas bulat. Ketika Na2SO3 penangas minyak juga diharapkan dapat
ditambahkan ke labu, bubuk belerang juga menghasilkan panas selama proses refluks,
ditambahkan. Keduanya terlebih dahulu memanfaatkan titik didih minyak yang
dicampur kemudian dilarutkan menjadi sangat tinggi sehingga minyak selalu
suspensi dengan menambahkan 140 ml air. menghasilkan panas yang merata pada
Hal ini dilakukan agar serbuk belerang tidak proses refluks. Pada proses refluks, air di
mengalir dipermukaan larutan ketika dalam kondensor dididihkan dari atas ke
dimasukkan ke dalam labu alas bulat bawah agar air dapat mengisi seluruh bagian
kemudian direfluks menggunakan hot plate, kondensor dan proses pendinginan menjadi
agitasi magnet dan penangas minyak selama optimal. Berikut adalah rangkain alat dari
± 2 jam. (tangki penuh minyak). Proses alat refluks :
refluks dilakukan untuk mempercepat reaksi
mengetahui sifat-sifat kimia pada
Na2SO3.5H2O yang terbentuk. Adapun
beberapa uji yang dilakukan diantaranya
sebagai berikut
1. Pengaruh pemanasan
Tabel 2. Hasil pengaruh pemanasan
Perlakuan Hasil pengamatan
Dimasukkan ±1 Kristal larut dengan
sudip kristal natrium waktu 3.40 menit
Gambar 1. Alat refluks tiosulfat-5-hidrat
kedalam tabung
Filtrasi ini bertujuan untuk reaksi I
memisahkan filtrat dengan residu belerang Dimasukkan ±1 Kristal larut dalam
sudip kristal natrium 19 detik
(sulfur) yang tidak dapat lagi bereaksi dalam
tiosulfat-10-hidrat
larutan sehingga menghasilkan residu kedalam tabung
berwarna kuning. Filtrat yang telah disaring reaksi II
kemudian dipanaskan di atas hot plate dan Dipanaskan hingga Kristal meleleh
pengadukan magnet. Dipanaskan untuk meleleh
mendapatkan hasil endapan kristal yang Dibandingkan Kristal Na-tiosulfat-
terbentuk. Pada percobaan ini, proses 5-hidrat lebih lama
larut daripada Na-
pembentukan kristal atau kristalisasi
tiosulfat-10-hidrat
dilakukan dengan cara penguapan. Berikut sangat cepat larut
persmaan reaksi yang terjadi :
Pada percobaan ini bertujuan untuk melihat
Na2SO3(s) + S(s) + 5H2O → NaS2O3.5H2O(s) pengaruh respon pemanasan pada
Na2SO3.5H2O dibandingkan dengan
Endapan yang dihasilkan pada percobaan ini Na2SO3.5H2O. Berdasarkan data
adalah sebesar 25,857 g dengan persentase pengamatan, pemanasan dengan
rendemen 352,6025%. Nilai rendeman yang Na2SO3.5H2O selama 5 menit menimbulkan
didapatkan melebihi 100%, di mana hasil bau menyengat yang menandakan bau khas
rendeman yang didapatkan masih belerang, sedangkan pemanasan dengan
mengandung air atau belum murni sehingga Na2SO3.10H2O selama 10 menit
hasil endapan yang didapatkan sangat besar. menghasilkan bau menyengat. Terlihat
Endapan yang terbentuk pada percobaan ini bahwa Na2SO3.5H2O bereaksi lebih cepat
diasumsikan sebagai kristal Na2SO3.5H2O dengan pemanasan, dimana Na2SO3.5H2O
yang telah terbentuk. memiliki 5 molekul air sedangkan
Na2SO3.10H2O memiliki 10 molekul air,
B. Mempelajari sifat-sifat kimia natrium
sehingga pada Na2SO3.5H2O pemanasannya
tiosulfat
lebih cepat karena memiliki reaksi air.
Endapan Na2SO3.5H2O yang didapatkan
molekul. Sementara Na2SO3.5H2O
pada percobaan sebelumnya akan dilakukan
mengandung 10 molekul air, pemanasan
serangkaian reaksi kembali untuk dapat
membutuhkan waktu lebih lama dari 5H2O. Ketika larutan natrium tiosulfat direaksikan
Menurut literatur Na2SO3.5H2O, kristal juga dengan iodin berwarna cokelat gelap yang
lebih cepat meleleh karena titik didihnya mana karakteristik dengan iodin akan hilang.
lebih rendah dari Na2SO3.10H2O yang Ketika seluruh Na2S4O6 telah terisolasi
mengandung 10 molekul air. Adapun reaksi sempurna, maka kelebihan larutan iod akan
yang terjadi sebagai berikut. mengalirkan cairan tersebut berwarna
kuning pucat.
Na2SO3.5H2O(s) → Na2S2O3(aq) + 5H2O(l)
Atom S mengalami oksidasi dari biloks +2
Na2SO3.10H2O(s) → Na2S2O3(aq) + 10H2O(l) menjadi +2,5 sehingga atom S berperan
Dengan demikian cepat lambatnya proses sebagai reduktor, sedangkan atom I
pelelehan ini disebabkan oleh banyaknya mengalami reduksi dari biloks 0 menjadi -1.
kandungan air pada garam hidrat tersebut. Sehingga berperan sebagai oksidator dan
Semakin banyak air pada molekul atau natrium tiosulfat sebagai pereduksi iod.
senyawa tersebut maka diperlukan Namun hasil yang didapatkan belum sesuai
pemanasan yang lebih lama dibandingkan dengan teori. Di mana tidak terjadi
molekul atau senyawa yang memiliki perubahan warna selama reaksi. Hal ini
kandungan air yang sedikit. Na2SO3.10H2O dapat disebabkan oleh endapan yang
memiliki energi termal lebih stabil digunakan terlalu sedikit atau terlalu banyak
dibandingkan Na2SO3.5H2O. air sehingga tidak dapat memberikan reaksi
yang jelas.
2. Reaksi dengan iod
3. Reaksi dengan klor
Tabel 3. Hasil reaksi dengan iod
Tabel 4. Hasil reaksi dengan klor
Perlakuan Hasil pengamatan
Perlakuan Hasil pengamatan
Diambil 2 mL Larutan tak berwarna
2 mL larutan Na- Larut sempurna dan
larutan Na-tiosulfat
tiosulfat-5-hidrat tak berwarna
kedalam tabung
ditambahkan 1 mL
reaksi
HCl encer
Direaksikan dengan Pada penambahan 5
Ditambahkan BaCl 1 Timbul kekeruhan
larutan iod hingga mL larutan iod tidak
mL dan diamati dan terbentuk
terbentuk warna muncul larutan
kekeruhan endapan putih
merah muda berwarna merah
muda (negatif) Na2S2O3 direaksikan dengan klor berlebih
Menurut teori, iodin bebas dengan larutan dimana reaksinya dapat larut dan berwarna
natrium tiosulfat sebagai berikut: bening. Kelarutan ini dikarenakan sifat
Na2S2O3 yang dapat menginduksi senyawa
I2(aq) + 2NaS2O3(aq) → Na2S4O6(aq) + 2NaI(aq) lain sehingga menjadi larutan bening.
Pada reaksi, terbentuk produk berupa Kemudian ditambahkan NaCl, terbentuk
senyawa natrium tetrationat (Na2S4O6) yaitu garam NaCl dan produk senyawa asam
garam dari asam tetrationat. Reaksi ini dapat tiosulfit. Yang mana larutan larut homogen
dituliskan dalam bentuk ion yaitu: tak berwarna. Hal ini dapat dilihat dari
persamaan reaksi berikut:
I2-(aq) + 2S2O32-(aq) → S2O32-(aq) + 3I-(aq)
Na2S2O3(aq) + 2HCl(aq) → 2NaCl(aq) + Menurut teori, natrium tiosulfat akan
N2S2O3(aq) mengalami reaksi penguraian ketika
direaksikan dengan asam encer contohnya
Kemudian ditambahkan dengan BaCl2, yang
HCl. Reaksi yang terjadi antara asam klorida
mana melihatkan reaksi yang ditandai
encer (HCl) dengan natrium tiosulfat akan
perubahan warna larutan akan terbentuk
menghasilkan natrium klorida dan asam
endapan. Hal ini disebabkan terbentuknya
tiosulfat. Kemudian terjadi penguraian
suatu produk berupa barium tiosulfat yang
sehingga membentuk unsur belerang. Gas
kelarutannya kurang dalam air (sukar larut)
belerang dioksida dan air sebagai produk
dan terbentuk kembali senyawa asam
dari reaksinya. Elemen elemen yang terurai
klorida. Barium adalah unsur golongan II A
inilah yang menyebabkan adanya reaksi
yang oksidasinya bersifat sebagai basa serta
kekeruhan pada warna larutan yang lama
mempunyai kelarutan yang rendah atau kecil
kelamaan akan terjadi proses pengendapan
pelarut air atau asam encer. Sifat logam
karena tidak larut dalam air. Kekeruhan ini
golongan II A salah satunya barium adalah
juga dapat disebabkan oleh beberapa
jenis logam yang kuat, lebih rapat, dan akan
dispersi koloid dari partikel-partikel
melebur jika pada temperatur yang sangat
belerang dalam media pelarut yang
tinggi. Sehingga ketika asam tioulfat
bersuasana asam. Sulfur dalam tiosulfat
direaksikan dengan Ba(OH)2 akan
mengalami reaksi reduksi menjadi sulfur
membentuk larutan keruh dan munculnya
yang mengendap dari larutan sebagai
endapan. Hal ini dapat dilihat berdasarkan
padatan putih. Bau yang terkait dengan
persamaan reaksi yang terjadi yaitu :
larutan natrium tiosulfat dan asam klorida
N2S2O3(aq) + BaCl2(aq) → BaS2O3(s) + adalah bau belerang dioksida. Bau yang
2HCl(aq) sangat menyengat dan busuk. Persamaan
Endapan yang terbentuk inilah yang reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.
menyebabkan terjadinya perubahan warna Na2S2O3(aq) + 2HCl(aq) → 2NaCl(aq) +
larutan menjadi keruh yang diindikasikan H2S2O3(aq)
adanya senyawa BaS2O3 yang sukar larut
dalam air. KESIMPULAN
Natrium tiosulfat dapat dibuat dengan cara
4. Pengaruh asam encer
mereaksikan natrium sulfit dan serbuk
Tabel 5. Hasil pengaruh asam encer
belerang dengan cara merefluks atau
Perlakuan Hasil pengamatan
Diambil 2 mL Larutan berwarna mendidihkannya selama ± 2 jam. Filtrat
larutan Na-tiosulfat putih dan larut hasil refluks ini nantinya diuapkan dan
direaksikan dengan didinginkan hingga kristalnya terbentuk.
HCl encer Adapun sifat kimia dari natrium tiosulfat
Diamati isi tabung Timbul bau seperti adalah merupakan garam terhidrat, dapat
dan bau sulfur pada larut dalam akuades, tidak berwarna dan
penambahan 3 mL
merupakan suatu zat pereduksi.
HCl
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, R. dan P. Wulandari.
2021.”Methods of Extraction:
Maceration, Percolation and
Decoction”. Eureka Herba
Indonesia. Vol. 2(1): 68-74.
Ma, X., J. Yu, R. Yan dan Q. Xu. 2019.
“Promoting Effect Of Crystal Water
Promoting Effect of Crystal Water
Leading to Catalyst-Free Synthesis
of Heteroaryl Thioether from
Heteroaryl Chloride, Sodium
Thiosulfate Pentahydrate, and
Alcohol”. The Journal Of Organic
Chemistry. Vol. 84 (2019): 11290-
11300.
Saunders, N. 2010. Natrium dan Logam
Alkali. Kuala Lumpur: Insitut
Terjemahan Negara Malaysia
Berhad.

Anda mungkin juga menyukai