BAB I PENDAHULUAN
1.1 Tujuan percobaan
1. Menyintesis metil jingga sebagai pewarna azo dari asam sulfanilat, natrium nitrit, N,N-
dimetilanilin dan natrium karbonat melalui reaksi diazotasi dan reaksi kopling
2. Menyintesis fluoresens dari ftalat anhidrat dan resorsinol dengan reaksi Friedel craft
3. Menghitung rendemen produk (metil jingga dan fluoresens)
4. Mengidentifikasi produk berdasarkan spectra Uv/Vis, IR, MS, 1H- dan 13C-NMR
1.2 Prinsip percobaan
1. Reaksi diazotasi
Reaksi pembentukan garam diazonium melalui reaksi substitusi elektrofilik antara
asam sulfonilat, natrium nitrit, dan asam klorida pekat
2. Reaksi kopling
Reaksi substitusi nukelofilik senyawa aromatic dengan ion diazonium terhadap cincin
aktif benzene menghasilkan pewarna azo.
3. Reaksi Friedel-craft
Reaksi substitusi gugus asil ke dalam cincin aromatic melalui halide asam
4. Spektroskopi Uv-Vis
5. Spektroskopi IR
Transisi elektronik dari keadaan dasar ke keadaan vibrasi tereksitasi
6. Spektroskopi NMR
Garis spektrum inti atom berbeda yang tereksitasi karena dikenai suatu medan magnet
yang kuat dari suatu gelombang radio hingga inti atom mengalami efek spin lattice.
7. Pergeseran kimia suatu inti
Perbedaan frekuensi resonansi suatu inti dan standar relative terhadap standar dengan
satuan ppm.
8. Spektrokopi massa
Proses ionisasi suatu molekul netral di dalam suatu medan magnet sehingga terjadi
pembelokkan atau pemisahan fragmen ion positif berdasarkan rasio massa terhadap
muatan (m/z).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Mekanisme reaksi
1. Mekanisme reaksi diazotasi
Berdasarkan reaksi tersebut, natrium karbonat anhidrat mendeprotonasi gugus amino dari
asam sulfanilat, dimana proton yang didapat berasal dari disosiasi natrium karbonat (CO3-).
Larutan yang dihasilkan berwarna kuning bening. Selanjutnya, filtrat larutan natrium sulfanilat
ditambahkan 0,45gram NaNO3 yang sudah dilarutkan dalam 3ml akuades. NaNO3 berfungsi
sebagai sumber ion nitrosonium (NO+) sedangkan akuades berfungsi agar NaNO2 dapat terurai
menjadi NO2+ dengan deprotonasi H+ pada H2O oleh O pada NaNO2. Reaksi pembentukan ison
nitrosonium dapat dilihat pada Gambar 4.4.2.
Gelas kimia ditutup dengan alumunium foil karena reaksi ini sangat sensitive terhadap cahaya dan
diletakkan dalam penangas es hingga suhu mencapai 3-5℃ untuk menjaga suhu reaksi. Suhu reaksi
diazotasi dilakukan pada suhu rendah untuk menjaga kestabilan garam diazonium yang mudah
terurai menjadi fenol dan gas N2. Larutan tersebut diaduk sehingga reaksi ini dikontrol secara
kinetik (tidak melibatkan suhu tinggi). Pada suhu tinggi, asam nitrit yang terbentuk dari reaksi
natrium nitrit dengan asam menjadi tidak stabil dan mudah terurai. HCl pekat 1 ml ditambahkan
tetes demi tetes sebagai katalis yang memberikan suasana asam kuat dan mempercepat reaksi.
HNO2 yang telah terbentuk akan dihidrolisis oleh H+ dari HCl sehingga ion nitrosonium cepat
terbentuk. Ion NO+ yang terbentuk bereaksi dengan natrium sulfanilat membentuk garam
diazonium yang berwarna kuning. Larutan garam diazonium disimpan dalam lemari yang minim
cahaya. Pada tahap ini diterapkan prinsip reaksi diazotasi. Mekanisme reaksi diazotasi dapat dilihat
pada Gambar 4.4.3
Tahap selanjutnya yaitu reaksi kopling yang bertujuan untuk membentuk senyawa azo.
Reaksi kopling merupakan reaksi nukelofilik senyawa aromatic dengan ion diazonium terhadap
cincin aktif benzene yang menghasilkan pewarna azo. Pertama, dilakukan pembuatan larutan
dimetilanilin asetat dengan cara mencampurkan 0,8ml N,N-dimetilanilin dan 0,4ml asam asetat
glasial lalu diaduk hingga homogen. Senyawa N,N-dimetilanilin berfungsi sebagai katalis atau
sumber cincin teraktivasi yang membantu reaksi garam diazonium berlangsung, sedangkan asam
asetat glasial digunakan sebagai pelarut yang melarutkan senyawa-senyawa nonpolar serta
menjaga pH larutan agar tetap pada pH netral. Jika pH larutan terlalu asam, gugus amina bebas
pada N,N-dimetilanilin akan terkonversi menjadi amina yang tidak reaktif, sedangkan jika pH
larutan basa ion diazonium akan terkonversi menjadi anion diazol yang sifatnya tidak reaktif
seperti yang terlihat pada Gambar 4.4.4. Hal ini akan berpengaruh terhadap keberlangsungan
reaksi kopling.
Hasil pengukuran menggunakan spektroskopi massa dapat dilihat pada Gambar 4.4.9 memberi
petunjuk terhadap fragmen-fragmen yang terjadi dari ion molekulnya sehingga dapat ditentukan
struktur dan berat molekul dari senyawa hasil sintesis. Hasil fragmentasi spektrum massa
memberikan ion molekul M+ pada m/z 355, dengan puncak dasar pada m/z 333 yang
mengindikasikan berat molekul hasil sintesis sedikit berbeda dengan berat molekul senyawa metil
jingga (327,33g/mol). Pada tahap ini diterapkan prinsip spektroskopi massa.
Selanjutnya adalah sintesis fluoresens dari ftalat anhidrat dan resorsinol menggunakan
katalis ZnCl2 melalui reaksi Friedel craft. padatan ftalat anhidrat 1,5 gram dimasukkan ke lumpang
dan ditambahkan 2,2 gram resorsinol lalu ditumbuk hingga halus. Proses penggerusan dilakukan
di ruang minim cahaya karena resorsinol mudah terdegradasi/teroksidasi oleh cahaya. Penggerusan
betujuan untuk meningkatkan luas permukaan agar reaksi cepat berlangsung. Ftalat anhidrat
berfungsi sebagai sumber anion aromatic dan resorsinol sebagai gugus yang akan disubstitusi
melalui reaksi Friedel craft. reaksi ini merupakan reaksi subtitusi gugus alkil/asil ke dalam cincin
aromatic melalui halide asam.
BAB V KESIMPULAN
5.1 Metil jingga (senyawa azo) dapat disintesis dari asam sulfanilat, NaNO2, N,N-
dimetilanilin dan natrium karbonat melalui reaksi diazotasi dan reaksi kopling.
5.2 Senyawa fluoresens dapat disintesis dari ftalat anhidrat dan resorsinol menggunakan reaksi
Friedel craft
5.3 Rendemen produk metil jingga dan fluoresens dapat dihitung secara berturut-turut yakni
69,92% dan 20,4%.
5.4 Produk hasil sintesis dapat diidentifikasi berdasarkan spectra MS, H-NMR, dan C-NMR
Questions
1) Write the formula for resonance contributors the structure of methyl orange that show that
positive charge may be delocalized to the aromatic ring, the “central” carbon, and both
nitrogen’s!
2) Write the equations that show how congo red might be synthesized from Benzedrine!
3) What is the structural difference between methyl violet and malachite green? What is such
a group called?
4) With the help of an equation, explain why the reduced form of indigo is soluble in base
5) Write an equation for the synthesis of phenolphthalein. What general type of reaction is
this?
6) Congo red and para red belong to a family of dyes called azo dyes. Explain!
7) 7 Malachitegreen, crystalviolet, and phenolphthalein all belong to a class of dyes called
thiphenylmethane dyes. Explain!