Anda di halaman 1dari 23

VOLUMETRI

DINI ARISTA PUTRI,S.Si.,M.PH


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Metode analisis

Klasik/ konvensional Modern

Penggunaan instrumen
canggih
Gravimetri Volumetri

Kepekaan tinggi, jumlah


sampel sedikit, waktu
Mendasarkan pada Pengukuran vol. Larutan pengerjaan cepat. Selain
penimbangan berat baku yg brx dgn senyawa yg melakukan analisis kuanti,
akan dianalisis & rxnya dapat juga melakukan
kostan suatu senyawa b`lngsung scr kuantitatif pemisahan (kromatografi)
yang dianalisis
pengukuran sejumlah reagent yang diketahui
konsentrasinya yang dikonsumsi oleh analat/sample.

Ada 3 bentuk analisa titrimetri :


• Volumetri : didasarkan pengukuran volume
larutan yg diketahui konsentrasinya yg
diperlukan untuk bereaksi dengan analat.
• Gravimetri : seperti volumetric hanya berbeda
dalam pengukuran massa reagent disamping
volume.
• Coulometri : didasarkan pengukuran arus listrik.
• Macam-macam reaksi volumetri:
1. Reaksi asam-basa (penetralan):
H+Cl- + NaOH  Na+Cl- + H2O
H+ + OH-  H2O
2. Reaksi oksidasi –reduksi (redoks):
Fe2+ + Ce4+  Fe3+ + Ce3+
5C2O42- + 2MnO4- +16H+  2Mn2+ + 10CO2 + 8H2O
I2 + 2S2O32-  2I- + S4O62-
3. Reaksi pengendapan:
Ag+ + Cl-  AgCl(s)
Pb2+ + CrO42-  PbCrO4(s)
4. Reaksi pembentukan kompleks:
Ag+ + 2CN-  Ag(CN)2-
Mg2+ + (EDTA)4- --) Mg(EDTA)2-
Reaksi dalam Analisa Volumetri

Reaksi asam basa/penetralan didasarkan pada


perpindahan proton antar senyawa yg mempunyai sifat
asam-basa, contoh:
a. alkalimetri: titrasi asam dan garam yg berasal dr basa
lemah-asam kuat dengan larutan standar basa.
b. Asidimetri: titrasi basa dan garam yg berasal dari
basa kuat-asam lemah dengan larutan standar asam.
ISTILAH ISTILAH DALAM TITRIMETRI
• Larutan Standar / Titrant Standar :
larutan yang diketahui konsentrasinya.
ada 2 macam larutan standar standar primer & standar
sekunder.
• Larutan standar primer:
larutan yang konsentrasinya dapat ditentukan hanya dengan
menimbang dan melarutkannya dengan tepat.
• Larutan standar sekunder:
larutan yang konsentrasinya ditentukan dengan cara titrasi
dengan larutan standar primer. prosesnya disebut
standarisasi / pembakuan
Titrasi :
Proses penambahan larutan standart dari buret/ alat lain
secara perlahan lahan ke dalam larutan analat sampai
terjadi reaksi antara keduanya dengan sempurna.
• Volume reagent yg diperlukan untuk kesempurnaan titrasi
ditentukan dari selisih pembacaan awal dan akhir di buret
(volume titrasi).
• Indikator :
Zat yang ditambahkan kedalam larutan analat untuk
mengamati perubahan fisik yang terjadi saat mendekati TE
atau TA titrasi
Indikator Asam Basa Perubahan warna Trayek pH

Metil Jingga (MO) Merah ke Kuning 3,1 – 4,4

Metil merah (MM) Merah ke kuning 4,4 – 6,2

Lakmus Merah ke biru 4,5 – 8,3

Bromtimol biru (BTB) Kuning ke biru 6,0 – 7,6

Tak berwarna ke merah


Fenolftalein (PP) 8,3 – 10,0
ungu
Peralatan yang dipergunakan dalam volumetri
Syarat Reaksi Volumetri:
• Reaksi sederhana, sempurna, cepat, stoikiometri
• Terdapat perubahan sifat fisika/kimia pada TE
• Indikator mampu menunjukkan titik akhir (TA) yg jelas
• Titik Ekivalent (TE) dalam titrasi:
dicapai jika jumlah titrant yang ditambahkan
ekivalent secara kimia dengan sejumlah analat dalam
sample. Secara teoritis titik ekivalent tidak dapat
ditentukan dari percobaan.

• Titik Akhir (TA) dalam titrasi :


kondisi dimana proses titrasi harus dihentikan,
karena sudah tercapai kondisi ekivalent antara titrant
dan analat. Titik akhir dapat ditentukan dari
percobaan karena adanya perubahan sifat fisik
larutan dekat TE.
• Sifat –sifat fisik tersebut antara lain:
1. Warna pereaksi atau indikator.
2. Kekeruhan disebabkan oleh terbentuknya atau melarutnya
endapan.
3. Daya hantar listrik dari larutan
4. Potensial antara dua elektroda yang dicelupkan dalam
larutan
5. Indek bias larutan
6. Suhu larutan
7. Arus listrik dalam larutan
• Titrasi kembali:
jika zat A ditentukan dengan cara penambahan zat B
(berlebih), lalu kelebihan B ditentukan dengan titrasi kembali
(backtitration) dengan zat C ( standar):
A + B (berlebih)  hasil reaksi + B sisa
B sisa + C  hasil reaksi

Titrasi kembali digunakan jika reaksi A + B  hasil reaksi,


berjalan sangat lambat.
Perhitungannya:
{(mLB.NB) –(mLC.NC)}. BEA = mg A
Larutan Standar

Larutan yg sudah diketahui konsentrasinya pada suatu proses


titrasi.

• Larutan standar dibedakan atas : Larutan standar primer dan


larutan standar sekunder

• Standar Primer: dibuat dengan menimbang sejumlah zat murni


dan melarutkan dengan aquades secara teliti dan
konsentrasinya diketahui.
• Ex: K2Cr2O7, KBrO3, Na2CO3, KI
• Persyaratan standar primer
1. Kemurnian tinggi (Murni atau < 0,02% pengotoran)
2. Stabil terhadap udara
3. Bukan kelompok hidrat
4. Tersedia dengan mudah
5. Cukup mudah larut
6. Berat molekul cukup besar

Contoh: Kalium hidrogen ftalat (KHP) KHC8H4O4


• lebih sering digunakan
• berat ekuivalen tinggi (204,2 gram/ek)
• kemurnian tinggi
• stabilitas termal tinggi
• reaksi dengan NaOH / KOH cepat
- Larutan Standar sekunder memiliki sifat yang berkebalikan
dengan larutan standar primer.
- Konsentrasi ditentukan melalui standarisasi menggunakan
larutan standar primer

Contoh: NaOH, KOH, Ba(OH)2

• Standarisasi:
Suatu usaha untuk menentukan konsentrasi calon larutan
standar yg tepat sehingga dapat digunakan untuk
menentukan konsentrasi larutan contoh.
Normalitas

BE ini sebenernya ialah Mr yang telah di pengaruhi oleh reaksi berdasarkan


lepas / diterimanya atom H.

Rumus BE :
BE = Mr / Banyaknya atom H yang di lepas atau di terima

N1 XV1 =N2XV2
Berat Ekuivalen untuk reaksi:
1. Asam-basa: berat (dalam gram) suatu zat yang diperlukan untuk
bereaksi dengan 1 mol(1,008 gram) H+
2. Redoks: berat (dalam gram) suatu zat yang diperlukan untuk
memberikan atau bereaksi dengan 1 mol elektron.
Contoh soal
• 98 gr H2SO4 dilarutkan dalam 500 ml larutan, berat jenis
larutan 1,1 gr/ml. Hitung normalitas
Jawab:
H2SO4 → 2H+ + SO42-
Contoh soal:

40,8 mL sample asam setara dengan 50 mL larutan Na2CO3. 25 mL larutan


Na2CO3 setara dengan 23,8 mL 0,102 N HCl. Berapa normalitas sample
asam?
Jawab:
Langkah 1.
Normalitas HCl . Vol HCl = Normalitas Na2CO3 . Vol Na2CO3
0,102 . 23,8 = N1 . 25
N1 = 0,0971

Langkah 2.
Normalitas asam.Vol asam = Normalitas Na2CO3 . Vol Na2CO3
N asam * 40,8 = 0,0971 * 50
N asam = 0,119
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai