Analisa Kuantitatif
Secara Klasik
(Titrasi)
Oleh:
Dr. Ir. Cut Meurah Rosnelly, MT
Teknik Kimia
Fakultas Teknik – Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh
2021
Analisis kimia pada dasarnya terbagi menjadi dua:
1. analisis kualitatif
2. analisis kuantitatif.
Metoda analisis:
i. Klasik:
- Titrasi: metoda volumetri
dan gravimetri.
ii.Instrumen:
No. Alat Analisis
1. HPLC / Senyawa organik yang
Spektrofotometer UV- memiliki gugus kromofor
Vis
2. AAS Masih menjadi pilihan
utama untuk logam, dan
instrumen lain
tergantung dari sifat
senyawa yang akan
ditentukan.
Alat Instrumentasi FTIR
UV-VIS HPLC
GCMS
KIMIA ANALISA KUANTITATIF
Secara Klasik
Volumetrik yaitu, merupakan metode analisis kuantitatif
yang didasarkan pada prinsip pengukuran volume.
Klem
Titik ekuivalen
Titik dimana jumlah titran
buret yang ditambahkan ekuivalen
dengan jumlah analit secara
stoikhiometri
Stopcock
erlenmeyer
Larutan
analit Pengaduk
magnet
Penentuan titik akhir titrasi
Perhatikan
perubahan
warna
Titik akhir titrasi adalah keadaan waktu
menghentikan titrasi, jika menggunakan
indikator yaitu pada saat indikator berubah
warna.
d. Pembentukkan kompleks.
Kompleksometri digunakan untuk menetapkan
kadar ion-ion alkali dan alkali tanah/ ion-ion
logam.
Larutan baku EDTA (asam etilen diamin tetra
asetat)
2. Berdasarkan cara titrasi
a. Titrasi langsung
b. Titrasi kembali/titrasi balik (residual titration)
Digunakan bila suatu reaksi berlangsung
lambat dan tidak dapat diperoleh titik akhir
yang tegas (menggunakan 2 larutan standar)
STANDARISASI LARUTAN
Harus diingat: Titik ekivalen dari suatu titrasi, jumlah
ekivalen (ek) atau miliekivalen (mek) analit sama dengan
jumlah ekivalen (ek) atau miliekivalen (Mek) titran.
Mek (analit) = Mek (titran) Normalitas
Mol (analit) = mol (titran) Molaritas
DIT: N KMnO4
Reaksi:
5C2O42- + 2MnO4 + 16H+ 2Mn2++10CO2+8H2O + 2e-
Diketahui:
mek titran = mek analit
mek permanganat – mek H2C2O4 = mek oksalat
Atau : mek KMnO = mek Na2C2O4 + mek H2C2O4
VKMnO4 x NKMnO4 = mg N2C2O4/BE Na2C2O4 +VH2C2O4 x NH2C2O4
Karena ion oksalat kehilangan dua elektron dalam reaksi di
atas, maka BE N2C2O4 = ½ x BM = 134 / 2 = 67 mg/mek
Jadi:
(45,12) mL x (NKMnO4) mek/mL = (285,6) mg/(67 ) mg/mek +
(1,74) mL x (0,1032) mek/mL
NKMnO4 = 0,0985 mek/mL
Contoh:
Sebuah contoh natrium klorida murni (BM = BE = 58,44)
seberat 0,2286 g dilarutkan dalam air dan tepat 50 ml
larutan perak nitrat ditambahkan untuk mengendapkan
AgCl. Kelebihan Ag + dititrasi dengan 12,56 ml larutan
KSCN dari 0,0986 N. Hitung normalitas larutan AgNO3
Catatan:
Pada contoh soal diatas, terdapat 2 larutan standar, yaitu
perak nitrat berlebih 50 mL dan KSCN 12, 56 mL
(0,0986). Sehingga mek titran yang dipakai sebenarnya
adalah:
mek AgNO3 – mek KSCN =
50,00 mL x NAgNO3 mek/mL - 12,56 mL x 0,0986 mek/mL
Maka penyelesaian akhir:
mek titran = mek analit
mek AgNO3 – mek KSCN = mek NaCl
mek AgNO3 - mek KSCN = mek NaCl
(50,00 ml x NAgNO3 mek/mL) – (12,56 mL x 0,0986 mek/mL)
= 228,6 mg / 58,44 (mg/mek)
NAgNO3 = 0,1030 mek/mL
Dalam tehnik ini sejumlah pereaksi (titran)
ditambahkan ke dalam sampel dalam jumlah yang
berlebih. Setelah pereaksi dan analit bereaksi
sempurna, kelebihan pereaksi (pereaksi yang tidak
bereaksi) ditentukan dengan cara titrasi dengan
larutan baku lain.
Dengan mengetahui jumlah mmol sisa, kita dapat
menghitung mmol analit dalam sampel yang telah
bereaksi dengan pereaksi, sehingga jumlah analit
dapat dihitung dengan cara:
mg Na2CO3
=(4,44 mmol HCl) x (1 mmol Na2CO3 / 2 mmol
HCl) x (106 mg/mmol Na2CO3)
=235,32 mg
Persen Na2CO3 = 235,32 mg / 500 mg x 100% =47,064%
atau:
mmol analit = mmol titran
mmol Na2 CO 3 = mmol titran HCl – mmol titran NaOH
= 5 - 0,56
= 4.4 mmol x 106 mg / mmol Na2CO3
= 235,23 mg
Contoh:
H2C2O4, Na2C2O4, KBrO3, KIO3, NaCl, boraks, dan Na2CO3.
g = M x V x BM
= (0,100 mol/L) x (1 L) x (36,5g/mol)
= 3,65 gram
SOAL :
Jelaskan pembuatan 5,0 L larutan 0,1 M Na2CO3 (105,99
g/mol) dari padatan standar primer
Jawab:
mol Na2CO3
= volume larutan (L) x Konsentrasi Na2CO3 (mol/L)
mol Na2CO3 = 5 L x = 0,5 mol Na2CO3