SAFER DESIGN
Dosen pembimbing
T. Mukhriza, ST, M.Sc. 1980100320006041003
Aspek keselamatan dan kesehatan kerja menjadi hal yang yang paling perlu
untuk diperhatikan bagi suatu instansi atau badan usaha yang menjalankan usaha
terutama proses produksi atau jasa. Aspek ini menjadi amat esensial karena akan
menentukan produktivitas dari suatu pabrik.
Aspek keselamatan kerja yang perlu diamati meliputi kesehatan dan keamanan
kerja para pekerja dan dampak lingkungan yang ditimbulkan. Dengan mengetahui
persis bagaimana proses operasi kimia yang terjadi dalam suatu pabrik, seorang
sarjana teknik kimia bertanggung jawab dengan segala risiko bagi para pekerja,
konsumen, dan masyarakat sekitar. Dampak terhadap lingkungan juga patut untuk
diperhatikan karena limbah dan proses dalam pabrik secara langsung maupun tidak
langsung sangat berbahaya bagi kelangsungan lingkungan.
2.1 Aspek Keamanan dari Floating LNG: Penerapan Inherently Safer Design
Proses Likuefaksi
Kinerja keselamatan instalasi minyak dan gas lepas pantai berasal dari
keputusan yang diambil dalam berbagai tahapan siklus hidup proyek (yaitu desain
konseptual, rekayasa front-end dan desain FEED, desain detail, konstruksi,
komisioning, operasi, manajemen perubahan, penonaktifan). Di antara kemungkinan
strategi manajemen risiko, penerapan pendekatan keselamatan inheren dalam desain
konseptual dan FEED, di mana tingkat kebebasan yang tersedia untuk modifikasi
sistem lebih tinggi, dapat mengurangi biaya desain dan manajemen, dan dapat
menyederhanakan persyaratan untuk perangkat keselamatan yang direkayasa dan
yang terkait. prosedur (Khan dan Amyotte, 2002).
2.1.2 Substitusi
Selama proses konstruksi dan instalasi fasilitas, digunakan crane angkat berat
untuk mengangkat struktur-struktur besar. Dibandingkan dengan crane angkat berat,
penggunaan tongkang marupakan opsi instalasi yang lebih aman. Muatan diletakkan
secara perlahan di atas jacket dengan menyesuaikan pemberat pada tongkang. Model
konstruksi ini memungkinkan prosedur yang lebih stabil ketimbang dengan
penggunaan crane angkat berat.
2.1.3 Simplifikasi
Ledakan gas merupakan risiko besar pada platform offshore. Parah atau
tidaknya ledakan gas bergantung pada densitas dan penyusunan dari peralatan dan
perpipaan. Pada area dengan densitas dan penyusunan peralatan serta perpipaan yang
ruwet, risiko ledakan dan kebakaran juga semakin tinggi. Penurunan densitas
peralatan serta perpipaan akan menurunkan tingkat severitas dari ledakan gas.
Penurunan risiko bahaya pada plant LNG offshore juga dapat dicapai melalui
layout plant tersebut. Inventori dan operasi LNG yang melibatkan tekanan tinggi
ditempatkan di kedua ujung fasilitas, masing-masing di ujung lokasi ruang kontrol
tempat para personil plant berada. Pemisahan antara ruang operasi dan ruang kontrol
mengurangi risiko hazard yang dapat terjadi pada pada karyawan di atas kapal.
Menggunakan desain ini, keselamatan personil dalam ruang akomodasi dan ruang
kontrol dapat dicapai, melalui insiden besar sekalipun
2.1.4 Intensifikasi
Contoh aplikasi prinsip intensifikasi pada plant LNG merupakan penggunaan
heat exchanger printed circuit alih-alih penggunaan heat exchanger jenis shell dan
tube. DIbandingkan dengan HE shell and tube, HE printed circuit memakan lebih
sedikit tempat dan memuat inventori yang lebih kecil, otomatis memotong biaya
produksi.
Pada plant LNG, terdapat adanya hidrokarbon dalam volume besar yang
mengalir melalui perlengkapan proses pada platform. Perpipaan dan perlengkapan
dihubungkan dengan flens, yang acap kali merupakan sumber kebocoran
hidrokarbon. Jumlah sambungan flens meningkatkan risiko terjadinya kebakaran
dan/atau ledakan; dibutuhkan sedikit saja jumlah hidrokarbon untuk memicu
terjadinya suatu insiden. Jumlah sambungan flens dapat dikurangi secara drastis
dengan penggunaan sambungan welded, yang membutuhkan adanya desain dan
perencanaan konstruksi yang memadai
Qatar I, Arabian
1956 Tenggelam Human error 20 korban jiwa
Gulf
Gagalnya
C.P. Baker Kebakaran dan 21 korban jiwa
1964 Blowout
Drilling Barge ledakan dan 22 luka-luka
preventer (BOP)
Ubit Platform,
1966 Kebakaran Ledakan 18 korban jiwa
Nigeria
50,000–70,000
Santa Barbara Tumpahnya
1969 Gagalnya BOP barel minyak
Oil Spill minyak
tumpah
4 korban jiwa
1970 Bay Marchdan Kebakaran Human error
dan 37 luka-luka
South Timbalier,
1970 Tenggelam Gagalnya BOP 4 korban jiwa
GOM
Chevron's
20,000 barel
1970 Platform MP- Kebakaran Gagalnya BOP
minyak tumpah
41C
Gemini JU,
1974 Tenggelam Fatigue failure 18 korban jiwa
Afrika Barat
Ocean Express
1976 Tenggelam Cuaca buruk 13 korban jiwa
JU, GOM
20,000m3 minyak
1977 Ekofisk Bravo Kebakaran Gagalnya BOP
tumpah
Nama dan Jenis Penyebab
Tahun Konsekuensi
Lokasi Fasilitas Kecelakaan Kecelakaan
Ranger I JU,
1979 Tenggelam Fatigue failure 8 korban jiwa
GOM
Bohai 2 Jack-Up
1979 Accident, Bohai Tenggelam Human error 72 korban jiwa
Bay, China
Kebakaran dan
IXTOC I, Gulf of minyak 3 juta barel
1979 Gagalnya BOP
Mexico Tumpahnya minyak tumpah
minyak
Alexdaner L.
1980 Kielldan Tenggelam Fatigue failure 123 korban jiwa
Accident
Funiwa-5
Tumpahnya 400,000 barel
1980 (Texaco) minyak Gagalnya BOP
minyak minyak tumpah
well blowout
Bohai 3 Jack-Up
1980 Kebakaran Gagalnya BOP 70 korban jiwa
Accident, China
Ron Tappmeyer,
1980 Toxic gas release Gagalnya BOP 19 korban jiwa
JU, Saudi Arabia
Hibernia Field,
North Atlantic
Nowruz
1983 Platform, Persian Kebakaran Kolisi 20 korban jiwa
Gulf
Byford Dolphin
5 korban jiwa, 1
1983 diving accident, Ledakan Human error
luka-luka
Norwegian CS
60 years of
1983 Tenggelam Fatigue failure 5 korban jiwa
Azerbaijan
Ocean Odyssey
1 korban jiwa,
1988 Burning Kebakaran Gagalnya BOP
vessel rusak berat
Blowout, UK
Piper Alpha,
Ledakan dan
1988 Block 15, UK Human error 167 korban jiwa
Kebakaran
Continental Shelf
Seacrest Drillship
1989 accident, South Tenggelam Cuaca buruk 91 korban jiwa
China Sea
DB29 Barge,
1991 Tenggelam Cuaca buruk 22 korban jiwa
South China Sea
Ocean energy C,
1998 Falling object Human error 2 korban jiwa
GOM
Sundowner
1 korban jiwa, 3
1998 XV/D, South Falling object Human error
luka-luka
Marsh Isldan
GOM
Al Mariyah,
2000 Tenggelam Fatigue failure 4 korban jiwa
Persian Gulf
Petrobas' P-36
minyak platform,
2001 Ledakan Fatigue failure 11 korban jiwa
Rio de Janeiro,
Brazil
Arabdrill 19,
2002 Tenggelam Gagalnya BOP 3 korban jiwa
Persian Gulf
BHN Platform—
Ledakan dan
2005 Mumbai High Kolisi 22 korban jiwa
Kebakaran
North disaster
Usumacinta Jack-
2007 up accident, Kebakaran Kolisi 22 korban jiwa
GOM
Montara Oil
Tumpahnya Minyak tumpah
2009 Spill, Seadrill's Gagalnya BOP
minyak selama 75 hari
West Atlas rig
Kebakaran dan
horizon
Tumpahnya 16 luka-luka
explosion
minyak
K.S. Endeavor
2012 Kebakaran Gagalnya BOP 2 korban jiwa
(Panama) Rig
Fatigue failure
Elgin G4 Well, Tumpahnya Kebocoran fluida
2012 karena korosi
North Sea minyak besar-besaran
casing
Cidade de São
9 korban jiwa, 21
2015 Mateus (FPSO Ledakan Human error
luka-luka
CDSM), Brazil
Dari informasi yang tersaji pada Tabel tersebut, dapat dilihat bahwa mayoritas
insiden pada plant proses offshore terjadi karena kegagalan blowout preventer, yang
kemudian menyebabkan terjadinya ledakan, kebakaran, keluarnya minyak dan
tenggelamnya fasilitas (Baalisampang, Abbassi, dan Khan 2018).
BAB III
KESIMPULAN
Baalisampang, Til, Rouzbeh Abbassi, and Faisal Khan. 2018. Offshore Process
Safety Overview of Marine and Offshore Safety. 1st ed. Elsevier Inc.
http://dx.doi.org/10.1016/bs.mcps.2018.04.001.