Oleh :
Dosen Pengampu
Dr. Henny Yustisia, ST., M.T.
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yangtelah
melimpahkan rahmat-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Makalah K3 (Kesehatan
Keselamatan Kerja). Makalah ini berisikan tentang pengertian K3 menurut beberapa
ahli,macam-macam kecelakaan yang pernah dan bisa terjadi, penyebab terjadinya
kecelakaan, cara mengantisipasi apabila terjadinya kecelakaan tersebut.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yangsifatnya membangun demi
penyempurnaan makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan serta wawasan bagi
para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah yang
telah dibuat.Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak orangk
khususnya pembaca dan semoga Allah SWT. Senantiasa meridhai segala urusankami.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
A. Latar Belakang
Kecelakaan kerja yang terjadi pada proyek konstruksi akan menjadi salah satu
penyebab terganggunya atau terhentinya aktivitas pekerjaan proyek. Risiko kegagalan
(risk of failures) selalu ada pada setiap aktifitas pekerjaan dan saat kecelakaan kerja
(work accident) terjadi, seberapapun kecilnya, dapat mengakibatkan efek kerugian
(loss). Karena itu sebisa mungkin dan sedini mungkin, potensi kecelakaan kerja harus
dicegah atau setidak-tidaknya dikurangi dampaknya. Secara historis peraturan tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Indonesia telah ada sejak pemerintahan
Hindia Belanda. Setelah jaman kemerdekaan dan diberlakukannya Undang-undang
Dasar 1945, maka beberapa peraturan termasuk peraturan keselamatan kerja yang
pada saat itu berlaku yaitu Veiligheids Reglement telah dicabut dan diganti dengan
Undang-undang Keselamatan Kerja No.1 Tahun 1970. Setiap kecelakaan pasti selalu
ada penyebabnya, kelalaian perusahaan yang hanya memusatkan diri pada keuntungan
merupakan penyebab besar terjadinya kecelakaan kerja. Minimnya pengetahuan
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebagian besar disebabkan oleh masih
adanya anggapan bahwa program K3 hanya akan menjadi tambahan beban biaya
perusahaan, padahal jika diperhitungkan besarnya dana kompensasi/ santunan untuk
korban kecelakaan kerja lebih kecil dibandingkan keuntungan.
Tujuan manajemen risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah mengurangi
risiko K3 yang berpotensi mengakibatkan kerugian baik dalam prihal finansial
maupun citra dari perusahaan itu sendiri, mengetahui bagaimana kecelakaan terjadi
juga berguna dalam arti mengidentifikasi jenis kegagalan atau kesalahan apa saja
yang biasanya menyebabkan kecelakaan, sehingga tindakan dapat diambil untuk
mengatasi kegagalan tersebut sebelum ada kesempatan untuk terjadi, oleh karena itu
dengan berkurangnya risiko K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) diharapkan dapat
mengurangi dampak kecelakaan pada area kerja serta meningkatkan keuntungan
organisasi dari sisi kesehatan maupun sisi keselamatan karyawan/pekerja dalam
melakukan pekerjaan di tempat kerjanya sesuai ekspektasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja bentuk kecelakaan kerja yang dapat terjadi dalam kontruksi?
C. Tujuan penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bentuk kecelakaan kerja yang
dapat terjadi dalam kontruksi, menemukan penyebab terjadinya kecelakaan kerja dan
memberikan solusi dalam mengatasi kecelakaan kerja yang terjadi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian K3
Keselamatan kerja konstruksi mengacu pada upaya untuk menjaga keamanan dan
kesehatan pekerja yang terlibat dalam proyek konstruksi, serta untuk mengurangi
risiko kecelakaan, cedera, dan penyakit terkait pekerjaan di sektor konstruksi. Ini
adalah aspek yang sangat penting dalam industri konstruksi karena pekerjaan di
bidang ini sering melibatkan risiko yang tinggi, seperti penggunaan peralatan berat,
pekerjaan di ketinggian, paparan bahan kimia berbahaya, dan banyak faktor lainnya
yang dapat membahayakan keselamatan pekerja.
6. Komunikasi: Komunikasi yang efektif antara semua pihak yang terlibat dalam
proyek konstruksi, termasuk kontraktor, pekerja, pengawas, dan pemilik proyek,
sangat penting untuk menjaga keselamatan.
Dapat disimpulkan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah bidang yang
berfokus pada upaya untuk menjaga kesejahteraan dan keamanan para pekerja di
lingkungan kerja. Ini melibatkan berbagai kebijakan, prosedur, praktik, dan program-
program yang dirancang untuk mengidentifikasi, mencegah, dan mengurangi risiko
cedera, penyakit, dan gangguan yang dapat 3timbul akibat aktivitas pekerjaan. Tujuan
utama K3 adalah melindungi pekerja dan menciptakan lingkungan kerja yang aman
dan sehat.
B. Bentu-Bentuk Kecelakaan Kontruksi
Berikut adalah contoh kasus kecelakaan kerja yang pernah terjadi di Indonesia,
beserta tempat terjadinya kecelakaan, bentuk kecelakaannya, dan cara mengatasinya:
Cara Mengatasinya:
1. Pemeriksaan dan Pemeliharaan Rutin: Pabrik kimia harus melakukan pemeriksaan
rutin pada peralatan dan sistem yang berpotensi mengakibatkan kecelakaan seperti
ledakan.
2. Pelatihan Keselamatan Kimia: Semua pekerja yang bekerja dengan bahan kimia
berbahaya harus menerima pelatihan yang memadai tentang cara menghadapi bahan
kimia tersebut dan tindakan evakuasi yang benar.
3. Penggunaan Peralatan Pelindung Diri (APD): Pekerja harus selalu mengenakan
APD yang sesuai, termasuk pakaian pelindung dan alat pernapasan jika diperlukan.
Kecelakaan di Konstruksi Jembatan di Surabaya, Jawa Timur
Cara Mengatasinya:
1. Pelatihan Keselamatan di Ketinggian: Pekerja konstruksi harus menerima pelatihan
khusus tentang keselamatan di ketinggian, termasuk penggunaan tali pengaman dan
peralatan pengaman lainnya.
2. Pengawasan Ketat: Kontraktor proyek harus memastikan bahwa semua pekerja
mengikuti prosedur keselamatan dan menggunakan alat pengaman dengan benar.
Inspeksi Rutin:
3. Melakukan inspeksi rutin terhadap peralatan pengaman untuk memastikan bahwa
semuanya dalam kondisi baik.
Cara Mengatasinya:
1. Pelatihan Keselamatan Tambang: Semua pekerja di tambang batubara harus
menjalani pelatihan keselamatan tambang yang ketat, termasuk cara menghindari
bahaya dari alat berat.
2. Pengawasan dan Rekayasa Keselamatan: Menerapkan sistem pengawasan yang
ketat dan teknologi keselamatan seperti sensor dan alarm untuk menghindari
kecelakaan dengan alat berat.
3. Evakuasi Darurat: Mengembangkan rencana evakuasi darurat yang efektif dan
melatih pekerja dalam tindakan evakuasi yang benar.
Setiap kasus kecelakaan kerja harus ditinjau secara mendalam untuk mengidentifikasi
penyebabnya dan mencegah kejadian serupa di masa depan. Pencegahan kecelakaan
melibatkan pendidikan, pelatihan, pemeliharaan peralatan, dan pengawasan yang ketat
untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman.
Pada hari Selasa, tanggal 16 Juni 2009, sekitar pukul 10.00 WIB telah terjadi
kecelakaan di wilayah Kuasa Pertambangan (KP) Eksploitasi batubara PT Dasrat
Sarana Arang Sejati di Bukit Bual/Ngalau Cigak, Kecamatan Talawi, Kota
Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat. KP Eksploitasi PT Dasrat Sarana Arang Sejati
diterbitkan oleh Walikota Sawahlunto berdasarkan SK No.
05.39/PERINDAKOP/2006 berlaku mulai 2 Juni 2006 s.d 2 Juni 2011.
Pelaksana penambangan adalah kontraktor CV Cipta Perdana. Penambangan
dilakukan secara manual menggunakan alat gali belincong dengan membuat lubang-
lubang masuk di dalam lapisan batubara tanpa ada ventilasi memadai, hanya
mengandalkan ventilasi alami. Ketebalan lapisan batubara yang digali mencapai
sekitar 2,5 meter.
Kecelakaan yang terjadi diduga akibat ledakan gas metana (CH4), efek ledakan
mengakibatkan adanya lemparan material hingga sejauh 150 meter dari mulut
tambang, dan terlemparnya 14 orang yang berada pada jarak sekitar 50 meter dari
mulut tambang. Konsentrasi gas metana pada tambang batubara bawah tanah pada
kisaran 5 – 15% dapat menimbulkan ledakan (Handbook for Methane Control in
Mining, Dept of Health and Human Services, Pittsburgh – USA, 2006).
Korban meninggal 32 orang dan sudah dievakuasi (31 orang dievakuasi dari lubang
tambang dan 1 orang yang berada di luar tambang).Diperkirakan korban yang masih
di dalam lubang tambang dan belum diketahui kondisinya, 1 orang.Korban luka
parah/ringan dan dirawat 13 orang.
Cara Mengatasinya :
Kecelakaan tambang yang disebabkan oleh ledakan gas metana sangat serius dan
memerlukan tindakan yang cepat dan tepat. Berikut adalah langkah-langkah untuk
mengatasinya:
A. Kesimpulan
B. Saran
https://news.detik.com/berita/d-5955668/pabrik-kimia-di-cilegon-meledak-ini-fakta-
faktanya
https://radarbanjarmasin.jawapos.com/hukum-peristiwa/25/10/2022/kontraktor-
beberkan-kronologi-jatuhnya-girder-yang-timpa-pekerja-hingga-tewas/
http://nasional.news.viva.co.id/news/read/67586-
berikut_daftar_lengkap_seluruh_korban_ledakan
https://katigaku.top/2016/04/21/5-kecelakaan-kerja-besar-di-indonesia/
http://www.esdm.go.id/siaran-pers/55-siaran-pers/2603-penanggulangan-dan-
investigasi-kecelakaan-tambang-batubara-di-sawahlunto.html